loading...

Petualangan Birahi Joni 5 - Desi Mahasiswi Binal

Semenjak penampilan Joni berubah dan ditambah lagi kini dia punya mobil, maka banyak cewek2 dikampusnya yang mulai mendekati dirinya. Dan Joni pun kini semakin pede dan tidak malu2 lagi berani menggoda cewek2 yang ada dikampusnya. Apalagi setelah Joni merasakan nikmatnya ngen toti perempuan, kini Joni jadi kepingin merasakan no nok2 yang lain.

Siang itu Joni lagi bersantai di kantin kampusnya sambil menunggu hujan reda. Siang itu memang hujan sangat lebat. Tiba2 pandangannya tertuju pada sosok seorang cewek yang baru saja masuk kedalam kantin dan duduk dipojok ruangan. Cewek tersebut wajahnya sangat cantik. Bodynya semok alias seksi dan mon tok. Satu lagi kelebihan cewek tersebut yaitu ToGe PaSar, Toket Gede Pantat beSar. Siapapun kalau melihatnya pasti akan bilang Wooow......

Joni tertarik dengan cewek tersebut, maka dihampirinya cewek tersebut.

“Boleh duduk disini? tanya Joni basa basi.

“Silakan... kosong kok” jawab cewek tersebut.

Sebelum duduk Joni menyodorkan tangannya ke cewek tersebut, “Saya Joni. Boleh kenalan?” tanya Joni sambil menarik kursi yang akan didudukinya.

“Desi...” jawab cewek tersebut sambil menjabat tangan Joni.

“Rasanya saya baru lihat Desi di kampus ini?” tanya Joni kemudian.



“Iya Mas, aku anak baru. Aku baru masuk tahun ini. Tadi aku habis kuliah mau pulang hujan deras banget” jawab Desi. Dari logat bicaranya Joni dapat menebak kalau cewek tersebut berasal dari Jawa Tengah.

“Asalnya dari Jawa ya” tebak Joni

“Hahaha...... Kok Mas tahu sih” Desi tertawa mendengar tebakan jitu Joni tentang daerah asalnnya.

“Logat Jawanya medok banget. Lagian panggilnya pakai Mas lagi” jawab Joni, “Tinggal dimana?” tanya Joni kemudian.

“Deket sini kok Mas. Tuh di apartemen yang gedungnya kelihatan dari sini” jawab Desi sambil terus memperhatikan tubuh Joni. Badannya yang kekar dan wajahnya yang tampan sangat menarik perhatiannya. Dia jadi teringat sama pacarnya yang sedang melanjutkan studinya ke LN. Postur tubuhnya sama dengan Joni. Sehingga Desi jadi membayangkan kon tol Joni pasti juga besar dan Joni pasti perkasa di atas ranjang. Hal itu membuat nafsu birahinya bangkit.

“Ah..... ganteng juga nih cowok. Badannya kekar jadi kelihatan maco, pasti nikmat kalau dien tot sama dia” pikir Desi.

Sudah hampir sebulan ini pacar Desi pergi. Berarti sudah sebulan juga dia tidak merasakan kenikmatan kon tol lelaki pada no noknya. Selama ini dia masih mampu bertahan terhadap godaan lelaki lain selain pacarnya. Namun ketika melihat ketampanan dan keramahan Joni, perasaannya jadi lain. Begitu melihat Joni, dia tidak dapat menahan gejolak nafsu birahinya. Nafsunya seakan bangkit kembali. No noknya jadi gatal pingin digaruk oleh kon tol lelaki dan lelaki itu adalah Joni yang kini sedang ngobrol dengannya.

Sementara itu sejak melihat Desi pertama kalinya tadi, Joni sudah mengagumi tubuh indah Desi. T-shirt yang dipakai Desi tidak cukup untuk menyembunyikan bongkahan kedua susu Desi yang besar. Paha Desi tampak putih dan mulus karena Desi hanya memakai Rok span mini. Dengan pakaian Desi seperti itu, maka semua daya tarik tubuhnya dapat terlihat. Walaupun Desi baru tingkat 1 namun semua yang ada ditubuhnya membuat birahi Joni jadi naik.

“Gila kenapa gue jadi nafsu gini melihat Desi?” batin Joni.

Hujan mulai berhenti. Belum hilang kekaguman Joni pada Desi, dia dikejutkan dengan pertanyaan Desi.

"Habis hujan gini apa Mas Joni nggak kedinginan?" tanya Desi sambil mengerlingkan matanya. Suaranya terdengar manja menggoda. Dari pengalamannya selama ini dekat dengan beberapa cewek yang pernah ngen tot dengannya, Joni tahu kalau pandangan mata Desi menunjukkan bahwa Desi sedang terangsang oleh nafsu birahinya.

"Emang kalau kedinginan kenapa?" pancing Joni balik bertanya.

"Desi punya kok alat pemanasnya" jawabnya.

"Alat pemanas apaan?" tanya Joni penasaran.

“Nih alat pemanasnya ada di dalam sini” jawab Desi sambil tersenyum nakal menunjuk ke selangkangannya.

Joni terkejut mendengar jawaban Desi. Namun belum hilang rasa keterkejutannya itu, Desi sudah menarik tangannya.

"Ayo Mas, ke apatemen Desi aja. Ntar disana alat pemanasnya boleh dicoba kok." ujar Desi dengan nada manja.

"Ayolah. Tapi sekarang dilihat aja dulu ya alat pemanasnya. Nyobanya ntar. Soalnya aku sudah ada janji dengan dosen pembimbingku siang ini" kata Joni sambil bangkit dari duduknya menuju kasir. Setelah menyelesaikan pembayaran, dengan melendot manja pada lengan Joni, Desi mengajak Joni ke apartemennya.

"Sekarang kita ke apartemen Desi.” sahut Desi.

“Saya ambil mobil dulu ya” kata Joni sambil hendak menuju ketempat parkir.

“Gak usah Mas. Kita jalan kaki saja. Lebih cepat jalan kaki, gak muter2 lagian dekat kok" jelas Desi sambil menggandeng Joni berjalan menuju apartemennya melalui jalan pintas. Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit, mereka telah sampai di apartemen Desi. Ternyata memang lebih cepat jalan kaki dari pada naik mobil. Butuh waktu paling cepat 30 menit untuk sampai ke apartemen Desi. Karena harus jalan memutar yang cukup jauh, ditambah lagi melewati jalur padat dan macet.

“Ayo masuk Mas...” ajak Desi begitu pintu apartemennya terbuka. Sesampainya di dalam, Joni memandang takjub seisi ruang apartemen Desi. Tempat ini sangat jauh berbeda dengan tempat kosnya. Di ruangan tersebut semuanya serba ada.

Sementara Joni masih mengagumi seisi ruangan apartemen Desi tersebut, didalam kamar ternyata Desi sudah telanjang bulat terbaring di atas tempat tidurnya.

“Mas Joni... sini dong Mas?” panggil Desi dari dalam kamar yang tidak tertutup pintunya.

Joni melangkah kearah asal suara Desi. Jantung Joni berdegub kencang begitu melihat kedalam kamar. Dia melihat tubuh bugil Desi tergolek di atas tempat tidur. Dihampirinya tubuh Desi tersebut. Desi tersenyum manis sekali.

"Ini alat pemanasnya Mas...” ujar Desi sambil mengelus bukit no noknya yang tembem dan belum banyak ditumbuhi bulu2 jembut. Lalu sambil kedua tangannya menguakkan bibir no noknya, Desi merenggangkan kedua kakinya lebar2 sehingga belahan no noknya makin merekah indah.

Joni berusaha menenangkan perasaan hatinya, biarpun rangsangan birahinya sudah bergejolak di dalam tubuhnya. Joni mengakui bahwa Desi memiliki tubuh yang sangat indah. Kulit tubuhnya mulus, susunya yang besar tampak masih kencang dan bukit no noknya sangat tembem hingga terlihat seperti menonjol. Karena bibir no noknya yang merakah tersebut, Joni dapat melihat bagian dalam no nok Desi yang merah segar. Sementara disudut atas bibir no noknya tampak 1t1lnya menyembul keluar. Namun walaupun bibir no nok tersebut telah merekah lebar, Joni tidak melihat adanya lubang disana. Liang senggama Desi masih rapat tertutup. Sungguh semua yang ada ditubuh Desi meruapan sesuatu yang sangat indah sekali.

Joni menghampiri Desi dan duduk ditepi ranjang didekat tubuh Desi yang sudah tergolek pasrah menunggu jamahan dari Joni.

"Bagus banget alat pemanasnya” ujar Joni sambil me-ngelus2 bibir no nok Desi. Joni menghela nafas dalam2 menahan gejolak birahinya.

"Boleh dicoba kok Mas... Sekali coba, Desi jamin Mas pasti akan ketagihan” ujar Desi. Tangannya meng-elus2 tonjolan yang ada di selangkangan Joni yang makin menggembung, “Atau jangan2 Desi yang akan ketagihan dengan ini" sahut Desi dengan senyum manisnya sambil tangannya terus me-ngelus tonjolan diselangkangan Joni. Nampak lesung pipit Desi terlihat saat dia tersenyum. Menambah manis wajah Desi.

"Sayang banget Des, saya sudah terlanjur janji dengan beberapa orang termasuk dengan dosen pembimbingku, jadi gak mungkin nyoba alat pemanasnya sekarang. Gimana kalu coba alat pemanasnya ntar malam saja???" tawar Joni.

Mendengar tawaran Joni barusan, Desi sangat senang. Walaupun masih harus menunggu sampai ntar malam, namun akhirnya dia akan dapat merasakan kembali sodokan kon tol diliang no noknya. Desi langsung memeluk Joni serta memagut bibirnya. Mendapat serangan tiba2 Joni gelagapan juga. Namun kemudian dibalasnya juga pagutan bibir Desi tersebut.

"Oke Mas, enggak apa2. Coba alat pemanasnya ntar malam. Sekarang Desi akan memberikan bonus kepada Mas" ujar Desi sambil membuka resleting celana panjang Joni dan kemudian memasukkan tangannya ke dalam CD Joni. Lantas jari2 tangan Desi yang lentik dan halus tersebut menggenggam batang kon tol Joni. Desi terkejut namun hatinya bukan main senangnya.

"Wow, kon tol Mas besar, panjang dan keras sekali. Aahh Maaas... Pasti nikmat sekali rasanya kalau masuk ke no nok Desi" ujar Desi penuh nafsu ketika tangannya merasakan besarnya kon tol Joni yang panjang dan keras tersebut.

"Please... Aaaaahhhh... Jangan sekarang Deees. Ntar malam saja, yaaaa. Ooohhh... Biar banyak waktu buat kita untuk mereguk kenikmatan bersama. Sekarang aku mau balik lagi ke kampus.” ujar Joni dengan nada suara yang ter-putus2 akibat birahi yang mulai meninggi merasakan lembutnya tangan Desi yang meng-elus2 batang kon tolnya. Mendengar penjelasan Joni, Desipun lantas melepaskan kon tol Joni dari elusan tangannya dan lantas tersenyum.

"Baiklah Mas, saya tunggu ntar malam, yaaaa???” kata Desi.

Joni kembali ke kampus dengan perasaan yang tak menentu meninggalkan Desi yang masih tergolek di tempat tidur. Bayangan kenikmatan ngen toti tubuh Desi ntar malam membayang jelas dipikirannya.

Joni tetap berusaha fokus menyelesaikan satu persatu urusannya hari ini. Setelah semua urusannya selesai waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 malam. Karena sudah malam, Joni jadi ragu untuk datang ke apartemen Desi. Namun karena sudah terlanjur janji dengan Desi dan juga tuntutan nafsu birahinya yang minta dituntaskan, maka Joni memutuskan untuk menemui Desi di apartemennya.

"Saya kira Mas tidak jadi datang. Habis, datangnya malam banget, sih. Masuk Mas" sambut Desi begitu Joni muncul di depan pintu apartemennya.

"Sori Des, aku harus selesaikan semua urusan saya terlebih dahulu” kata Joni menjelaskan, “Tadinya aku juga ragu untuk datang kesini karena sudah terlalu malam. Tapi aku kan udah janji sama Desi. Dan yang terpenting aku mau coba alat pemanas yang tadi siang" lanjutnya.

Segera setelah mengunci pintu, Desi langsung menarik tangan Joni masuk ke kamar. Tanpa dikomando, keduanya langsung melucuti pakaian masing2 dan begitu keduanya sudah dalam keadaan telanjang bulat, mereka langsung bergumul di atas kasur. Mulut mereka saling melumat disertai nafsu birahi yang sudah menggelegak di dalam tubuh mereka masing2.

Desi melepaskan bibirnya dari lumatan bibir Joni. Kemudian dai menyodorkan susu besarnya yang bulat dan masih kencang ke mulut Joni. Joni tidak me-nyia2kan tawaran tersebut, langsung ujung lidah Joni men-jilat2 sekeliling susu Desi, meng-isep2 dan menggelitik pentil susu Desi dengan lincah. Tubuh Desi meng-geliat2 dan bergetar disertai desahan nafas yang ter-sendat2. Desi sudah tak kuasa menahan gelombang rangsangan birahinya yang berkecamuk di dalam tubuhnya.

“Aaaakhhhh... ssssshhhhh... Mas... Cepat masukkan kon tolnya ke dalam no nokku. Ayo Mas cepaaaattt!!!” pinta Desi me-rengek2 meminta Joni untuk segera memasukkan kon tolnya dalam no noknya. Desi ingin gejolak birahinya yang tertunda dari siang tadi untuk segera dituntaskan.

Jonipun rupanya juga sudah sangat kepingin merasakan jepitan no nok Desi pada kon tolnya. Lalu Joni melepaskan isepan mulutnya pada susu Desi, kemudian merangkak mengatur posisi sedangkan Desi sudah mengangkat kedua kakinya ke atas lalu membuka kedua pahanya lebar2 sehingga tampak belahan bibir no noknya yang ke-merah2an dan dikelilingi bulu2 jembut keriting yang belum begitu lebat itu merekah lebar.

Dada Joni ber-degub2, darahnya men-desir2 melihat no nok Desi yang sudah siap menerima sodokan kon tolnya. Kemudian Joni membimbing kon tolnya dan menempelkan kepala kon tolnya dicelah bibir no nok Desi. Dan setelah itu perlahan barulah ditekannya kon tolnya. Karena besarnya batang kon tolnya dan liang no nok Desi yang masih sempit, Joni agak kesulitan memasukkan kon tolnya kedalam liang no nok Desi. Namun karena liang no nok Desi sudah cukup basah oleh lendir pelumas yang keluar dari dalam no noknya tersebut, menambah licin liang no nok Desi. Sehingga pela2 batang kon tolnya masuk kedalam liang no nok Desi hingga akhirnya semua batang kon tolnya terbenam didalam liang no nok Desi.

"Aduuuuuuhhh... ssssshhhhh... aaaahhhhh...” erang Desi merasakan batang kon tol Joni menggesek dinding liang no noknya dan membentur bagian terdalam no noknya.

“Ayo Mas, sambil diisep pentilnya... ssssshhhh... aaahhh..." Desi kembali me-rengek2 sambil memegangi susunya untuk diisep oleh mulut Joni.

Sambil menggenjot kon tolnya keluar masuk liang no nok Desi, Joni meng-isep2 Susu Desi. Akibat no nok Desi yang sudah sangat basah oleh lendir yang terus menerus keluar dari no noknya akibat rangsangan birahinya, kon tol Joni yang besar itu dengan mudah me-nyodok2 liang no nok Desi.

Bleeeeees... Sleeeeeb... bleeeeeeees... batang kon tol Joni keluar masuk diliang no nok Desi. Mata Desi merem melek merasakan kenikmatan tersebut. Mulutnya mendesah serta merintih.

"Ooohhh... ssshhh... aaaakhhh... enak sekali Maaasss... ssssshhhh... aduuuuuuuhhh...” bunyi erangan dan rintihan Desi.

Joni semakin gencar mengeluar-masukkan kon tolnya diliang no nok Desi dan Desipun tidak tinggal diam dalam permainan itu. Setiap hujaman kon tol Joni disambut Desi dengan goyangan pinggul dan pantatnya. Hal itu membuat Joni tak tahan merasakan kon tolnya bagaikan di-remas2 serta di-pijit2 didalam liang no nok Desi. Kali ini Joni harus mengaku kalah pada Desi. Liang no nok Desi yang sempit dan empotan no noknya yang kuat ditambah dengan goyangan pantat Desi yang erotis, membuat pertahanan Joni menjadi goyah

"Aaaakhhh... Ssssshhhhh... Aaaahhh... kamu hebat Des. Aku sudah tak tahan, hampir keluar..." sambil menghentakkan kon tolnya yang besar itu ke dalam liang no nok Desi, seketika tubuh Joni menjadi tegang dan kaku. Kedua tangan Joni memeluk tubuh Desi dengan sangat erat. Mengetahui Joni akan mencapai puncak orgasmenya, Desi semakin gencar menggoyang dan memutar pantatnya. Joni terus mengerang merasakan nikmat yang luar biasa pada kon tolnya yang berada didalam liang no nok Desi.

"Aaaakkhhhh... Aduuuuuuhhh... Enak sekkaaliiiii... empotan no nok kamu kenceng banget Des..." erang Joni merasakan empotan no nok Desi yang makin kuat pada kon tolnya, “Aku enggak kuat Deeesss... Aaaaahhh!!!!!” teriak Joni.

Croooottt... croooott... croooott... croooott... Kon tol Joni ber-kedut2 memuncratkan cairan pejunya yang kental dan hangat banyak sekali. Sehingga liang no nok Desi menjadi penuh terisi oleh peju Joni tersebut. Kedua tangan Desi memegang erat pantat Joni agar kon tol Joni menekan se-dalam2nya ke dalam no noknya. Desi merasakan enaknya batang kon tol Joni yang besar itu ber-kedut2 diliang no noknya. Saat kedutan kon tol Joni mulai melemah, tubuh Desi kejang2 dan kaku. Cengkeraman tangan Desi pada pantat Joni semakin kuat, sehingga pantat Joni menekan kuat membuat pangkal kon tol Joni menempel erat dibukit no noknya. Akhirnya Desipun mendapatkan orgasmenya.

“Aduuuuuuhhhh... Maaaaaaasss... aku keluaaaaaarrr...!!!” Desi menjerit lirih ketika cairan orgasmenya keluar dari dalam liang no noknya.

Seeerrr... seeeerrrrr... seeeeeeeerrrrr... Terasa sekali oleh Joni cairan hangat itu mengguyur dan semakin membasahi batang kon tolnya. Liang no nok Desi tidak dapat menampung campuran antara peju Joni dan cairan orgasmenya sehingga cairan tersebut luber keluar membasahi seprei tempat tidur.

Betapa nikmat yang dirasakan oleh kedua insan tersebut, sukma mereka bagai melayang ke awan dan tubuhnya menjadi lemah tak berdaya. Tubuh Joni bergulir ke samping tubuh Desi. Saat batang kon tolnya terlepas dari liang no nok Desi, sisa2 campuran cairan pejunya dan cairan orgasme Desi yang membasahi batang kon tolnya jatuh berceceran di paha Desi.

Setelah mereka berdua menikmati puncak kenikmatan yang barusan dirasakan, perlahan Joni bangkit dari posisi tidurnya. Joni terpana sejenak ketika melihat Desi, seorang mahasiswi berwajah cantik. Sekujur tubuhnya begitu mulus tiada cacat sedikitpun. Kulitnya putih bersih. Dibagian dadanya menggantung sepasang susu yang besar, bulat dan masih kencang, pentilnya yang berwarna merah muda mencuat ke atas. Sementara tepat ditengah selangkangannya, bukit no noknya yang tembem terlihat menonjol, dihiasi bulu2 jembut yang masih jarang. Pada bagian tengah bukit no noknya tersebut tampak seperti ada garis memanjang dari atas ke bawah yang membelah bukit tersebut. Belahan tersebut tampak masih rapat. Birahi Joni bergolak melihat semua itu, memacu peredaran darahnya semakin kencang terutama. Batang kon tolnya yang besar dan panjang itu mulai berdiri tegak kembali.

Desi tersenyum,

“Mengapa Mas memandangi tubuh Desi seperti itu? Ah Desi jadi malu" kata Desi, wajahnya memerah menahan rasa malu.

"Aku kagum akan keindahan tubuhmu, Des" jawab Joni.

"Malam ini semuanya ini milikmu, Mas" kata Desi sambil merentangkan tangannya. Joni mendekat erat tubuh Desi.

Joni kemudian melumat bibir Desi. Lalu perlahan ciumannya turun ke bawah. Susu besar Desi itu dijilati dengan lidahnya, sehingga pentil susunya yang mencuat ke atas itu menjadi semakin keras. Desi mendesah dan meringis karena merasa geli dan nikmat. Birahi Desi semakin menggelegak manakala mulut Joni meng-isep2 susunya dan ujung lidahnya menggelitik pentilnya.

"Aduuuuhh... Maaaaas... geliii... aaahhhh..." Desi men-desah2 dan tubuhnya meng-gelinjang2.

Puas bermain dikedua susu Desi, ciuman Joni merambat turun. Sampai diperut Desi, dijilatinya sebentar pusar Desi dengan lidahnya. Lalu jilatan lidah Joni berhenti tepat diatas bukit no nok Desi. Ketika Joni hendak menjilati daerah bukit no nok Desi tersebut, Desi mengangkat kedua kakinya ke atas lalu membentangkan kedua pahanya dengan lebar2. Sehingga kini bukit no noknya merekah.

Dengan penuh nafsu, Joni langsung menjilati celah diantar bibir no nok Desi yang terbelah tersebut. Setiap jengkal bagian yang ada di no nok Desi tidak luput dari jilatan lidahnya. Sampai akhirnya jilatan lidahnya sampai di 1t1l Desi. Joni tidak hanya menjilati 1t1l tersebut, namun dia terkadang mengulum 1t1l tersebut dengan mulutnya sambil diisep dan di-kenyot.

"Sssssshhhh... Aaaaaaaaahhhhh... Enak sekali Maaas... yang kuat Maaaaass... isep 1t1lnya... sssssshhhhhhh... oooouuuh...” Desi merintih dengan hebat saat 1t1lnya diisep dan dikenyot mulut Joni.

Sambil terus menjilat, mengulum, mengisep dan mengenyot 1t1l Desi, Joni memasukkan jari tengahnya kedalam liang no nok Desi kemudian jari tersebut di-putar2 didalam liang no nok Desi tepat dibelakang 1t1lnya berada. Begitu bagian itu tersentuh, pantat Desi terangkat. Insting Joni yang sudah mulai peka dalam mencari titik G-Spot ternyata berhasil. Dia menemukan titik G-Spot Desi. Perpaduan aksi yang dilakukan Joni pada no nok Desi tersebut, membuat Desi merasa akan segera mencapai orgasmenya.

"Oooooohhhhhhh... Ssssssshhhhh... aaaahhhhhh... terus Maaaas... ssssshhhh... aduuuuuuhhhh... enak sekali...” erang Desi, “Aku enggak kuat... Maaaassss... Aaahhhhh...” rintih Desi sambil mengangkat pantatnya dan meng-gesek2an belahan no noknya di mulut Joni. Joni memegangi pantat Desi agar gerakan pantanya tidak liar sehingga mulutnya dapat terus menempel dibelahan no nok Desi. Sementara tangan satunya mengerjai no nok Desi, maka tangan Joni yang lain me-remas2 kedua susu Desi secara bergantian.

“Ooouuhhh.... Maaaaaasss... aduuuuuuhhh... ennnnaaaak... ssshhhh... sayaaa... aaaaaahhh... haaaammmmpiiirrr keluaaaaaar...” erangan Desi semakin kencang merasakan nikmatnya rangsangan yang sedang diberikan oleh Joni pada semua titik sensitifnya. Hingga akhinya Desi harus mengakui kepiawaian Joni dalam melakukan foreplay.

“Aaaaahhhhh... aku keluuuuaaaarrrrr... Maaaaasssss... ssssssshhhh... aaaaahhhhhh...!!!” Desi berteriak histeris.

Seerr... seeerrr... seeeerrrr... No nok Desi menyemburkan cairan orgasmenya. Dengan penuh semangat Joni me-nyedot2 cairan yang keluar dari no nok Desi tersebut hingga tidak ada lagi cairan yang keluar. Saat no nok Desi menyemburkan cairan orgasmenya tersebut, saat itu pula liang no nok Desi ber-kedut2 dan menjepit erat jari tangan Joni. Begitu kuatnya empotan liang no nok Desi tersebut sehingga Joni merasakan jarinya serasa di-sedot2 dan di-pijit didalam liang no nok Desi.

“Oh Mas, nikmat banget rasanya” kata Desi. Tubuhnya lunglai dan lemas.

Joni mencabut jarinya dari liang no nok Desi. Untuk sementara dibiarkannya Desi menikmati sisa2 orgasmenya. Dengan lembut dikecupnya kening Desi sambil dibelai rambutnya dengan penuh perasaan. Setelah cukup beristirahat kemudian Desi bangkit dari posisi tidurnya.

"Sekarang gantian Desi yang menservice Mas. Setelah tadi no nok Desi merasakan kon tol Mas, sekarang Desi pingin merasakan batang kon tol Mas yang besar itu dimulut Desi. Desi pingin menjilati kon tol Mas” Kata Desi sambil perlahan mendorong tubuh Joni. Joni berbaring, kemudian mulut Desi mulai menjilati bagian dada Joni termasuk pentilnya, kemudian jilatannya turun ke perut Joni, terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal paha Joni. Dengan lincah mulut Desi menjilati bagian2 tersebut.

"Sekarang aku isep kon tolnya ya Mas" kata Desi sambil menurunkan kepalanya dan memasukkan kon tol Joni ke mulutnya. Kon tolku mulai dijilat, dikocok sambil di-remas2 biji pelernya.

"Ohh... sshh... nikmat banget Des" erang Joni.

Desi menjilati kepala kon tol Joni, diisep sambil terus di-kocok2. Sesekali dimasukan sedalam mungkin kedalam mulutnya sambil dikenyot.

"Sssshhh... aaaaaahhhh... enak banget Des" teriak Joni keenakan.

"Isep lagi dong Des, isep lagi, enak banget" pinta Joni saat Desi berhenti menghisap kon tolnya tapi tetap di-kocok2. Kon tol Joni terus di-kocok2 sambil di-pelintir2 pelan.

"Ssssshhh.. ooooohhh... eennaakk bbannggett Des. Eenak banget, terus kocok Deeess" desi Joni. Desi terus melakukan aktivitas tangannya pada kon tol Joni

"Des isep lagi donngg... jangan pake tangan aja... ayo dong Des isep lagi kon tolku" pinta Joni.

Desi tersenyum dan mulai menghisap lagi kon tol Joni. Kali ini isepan Desi pada kon tol Joni benar2 hot. Kepala Desi bergoyang kekiri kanan dan naik turun berkali kali sementara tangannya terus mengocok dan memutar batang kon tol Joni. Joni semakain tidak tahan dengan isepan dan kocokan Desi di kon tolnya. Nikmatnya isepan dan kocokan Desi membuat Joni akan mencapai orgasmenya.

"Des... aku mau keluarr nih" kata Joni. Badannya mulai menegang. Desi terus menghisap kon tol Joni sambil terus memutar dan mengocok batang kon tol Joni yang makin menegang keras.

"Terus Des... sssshhhh... oooohhhh... isep terus" erang Joni. Desi terus menghisap kon tol Joni dan mengocoknya dengan semakain cepat, dan akhirnya,

“Aaaaahhhhh... aku keluaaaaaaar!!!" jerit Joni.

Crreett... crreett... crreett... peju Joni muncrat didalam mulut Desi yang terus mengisep kon tolnya. Joni ngecret banyak sekali didalam mulut Desi, peju Joni ditelannya hingga tidak ada lagi peju yang keluar dari kon tol Joni. Lalu Desi membersihkan mulutnya yang belepotan sisa peju Joni.

Joni duduk disebelah Desi dan mencium pipinya, "Makasih ya Des, enak banget deh. Sepongan kamu sama enaknya dengan empotan no nokmu" kata Joni sambil mencium pipi Desi lagi.

"Ya udah, Mas istirahat dulu. Desi mau ambil minum dulu, mas mau minum apa?" Tanya Desi sambil berjalan menuju lemari es.

"Air mineral aja deh” jawab Joni.

Desi mengambil dua botol air mineral dari lemari es, dibukanya tutupnya satu botol diberikannya pada Joni. Kemudian Joni dan Desi sama2 meminum air mineral tersebut.

"Habis ngecrotin peju banyak banget gitu, Cape ya Mas?" tanya Desi. Tangannya mengelus kon tol Joni.

"Ah gak juga Des. Kenapa masih pingin dien tot lagi... siapa takut” tantang Joni. Karena kon tolnya terus di-elus2 tangan Desi yang lembut membuat kon tol Joni mulai ngaceng.

"Dah ngaeceng lagi tuh... Dah pengen maen ama Desi ya?" Tanya Desi menggoda. Desi menyimpan botol air mineralnya dan Joni di meja rias dekat tempat tidurnya. Kemudian duduk dipinggir tempat tidur, disamping Joni.

Joni memeluk pinggang Desi serta mencium lehernya.

"Ssssshhhhh... aahh..." Desi mendesis. Joni meraba susu Desi dan meremasnya pelan.

Joni menelentangkan Desi diranjang dan melumat bibirnya. Desi balas mencium dengan penuh napsu. Kon tol Joni dielus dan dikocok lagi, sampe keras sekali. Joni terus meremas susu Desi dan mulai menjilati lehernya lalu turun dan terus turun mencium belahan dadanya sambil meng-gosok2 belahan no noknya. Joni menjilati belakang telinga Desi. Susu Desi kembali Joni remas2 sementara tangan satunya terus menggosok selangkangan Desi.

"Masukin kon tolnya dong Mas. Ssssshhhhh... Desi udah ngga tahan nih" desah Desi. Namun Joni belum memenuhi permintaan Desi tersebut. Joni masih terus saja melakukan aktivitasnya.

"Mas jahil ah" kata Desi sambil mencium bibir Joni dengan hot. Kon tol Joni mulai diremas dan dikocok. Joni ingin merasakan kembali nikmatnya isepan mulut Desi di kon tolnya.

"Isep Des. Aku pingin kon tolku diisep lagi" kata Joni sambil sedikit menarik kepala Desi didekatkan kekon tolnya. Desi terus mengocok sementara mulut dan lidahnya terus menghisap dan menjilat kon tol Joni.

Sambil terus menjilati kon tol Joni, Desi memutar posisinya sehingga kini belahan no noknya tepat di depan mulut Joni. Kemudian dia mendorong pantatnya kebawah sehingga belahan no noknya menempel di mulut Joni.

"Jilat no nok Desi, Mas. Ssssshhhh... Aduuuuuhhh... oooohhhh..." Desi mendesah keenakkan ketika Joni sudah menjilati 1t1lnya. Joni terus menjilati no nok Desi dan memasukan lidahnya dalam2.

"Teerruuss Mas, yang dalem. Ssssshhh... Ooooohhhh... nikmat banget" jerit Desi sambil terus menggesekkan belahan no nok dimulut Joni. Joni terus menghisap dan menjilati no nok Desi.

"Sssssshhhh... oooohhhh... isep teerruuss no nok Desi" kembali Desi mengerang. Tubuhnya bergetar dan menggelinjang menikmati jilatan2 lidah Joni di no noknya.

Joni tidak tahan lagi, segera dia menelentangkan Desi. Joni pandangi tubuh telanjang Desi. Kedua susunya yang besar menyembul kencang dihiasi dengan sepasang pentil berwarna pink. Jembutnya yang tidak terlalu lebat itu mengitari no noknya yang juga berwarna pink, tembem, siap menjepit koktol Joni kalo dia mencoblosnya. Tubuh Desi yang sudah telentang langsung Joni naiki. Joni meng-gesek2an kon tolnya di no nok Desi. Nafsu Desi makin bergelora.

"Masukin Mas, ooooohhhh... buruan mmaasuukiin..." desah Desi berulang kali.

Joni membalikkan tubuh Desi sehingga dia tengkurap. Kakinya Joni renggangkan dan dia langsung menusukkan kon tolnya ke no nok Desi dari belakang. Dalam posisi tersebut, terasa sekali ketatnya no nok Desi menjepit kepala kon tol Joni, maklum saja kata Desi baru sekali ini no noknya kemasukan kon tol segede kon tolku.

"Aaaahhhh... Mas, eennaakk baannggeett" desahnya, "Kon tolnya terasa banget ngeganjel di no nok Desi, kon tolnya gede banget sih".

Joni mulai menggenjot no nok Desi. Enjotannya semakin cepat. Karena napsunya yang sudah begitu tinggi akibat foreplay yang dilakukan Joni disemua titik sensitifnya, Desi merasakan sudah akan mendapatkan orgasmenya kembali. Joni terus memompa kon tolnya keluar masuk no nok Desi dengan cepat dan keras.

"Terus Mas, enjot no nok Desi yang keras Mas! Ssshhh... aaahhh...” desis Desi, "Nikmat banget dienjot kon tol gede Mas". Akhirnya Desi nggak tahan lagi dan, "Maaaas... Desi keluuuaaaar aaaaahhhhh!!!" jerit Desi, badannya bergetar saking nikmatnya. Seerr... seeerrr... seeeerrrr... No nok Desi kembali menyemburkan cairan orgasmenya membasahi kon tol Joni. Joni mendiamkan sejenak kon tolnya diliang no nok Desi untuk memberi kesempatan bagi Desi merasakan orgasmenya.

Setelah dirasa cukup, Joni mulai menggenjot no nok Desi. Irama enjotannya makin lama makin cepat. Beberapa lama kemudian dengan kon tol yang masih nancep di liang no nok Desi, Joni mengangkat pantat Desi agak ke atas sehingga kini posisi Desi menjadi nungging. Setelah mengatur posisi yang enak, Joni kembali menyodokkan kon tolnya ke dalam liang no nok Desi dengan keras dan batang kon tolnya langsung ambles semuanya diliang no nok Desi.

“Oh Deeeees... Nikmat sekali rasanya” erang Joni sambil kembali mengenjotkan kon tolnya keluar masuk no nok Desi dari belakang pantat Desi dengan keras. Berulang kali Joni mengenjot kon tolnya sehingga kadang sampai mentok di no nok Desi.

"Deeees. Ssssshhhh... oooohhhh... aku mau keluuaaar...!!!" jerit Joni.

"Aduuuuh... bareng Mas, Desi juga mau keluar...!!!" Desi menjerit. Pantatnya me-nyodok2 pangkap kon tol Joni sambil di-putar2. Pada saat itu kon tol Joni serasa di-sedot2 dan di-pijit didalam liang no nok Desi. Merasakan nikmat yang luar biasa, dengan sekali enjotan yang keras, seluruh batang kon tol Joni masuk diliang no nok Desi. Sambil menekan pantatnya kuat2 kedepan, Joni mengocek batang kon tolnya didalam liang no nok Desi. Kontan saja Desi menjerit panjang.

“Aaaaaaahhhhh... Desi keluuuaaaaar...!!!” jerit Desi. Seerr... seeerrr... seeeerrrr... cairan orgasme Desi kembali menyembur didalam liang no noknya. Merasa aliran pejunya sudah mendekati kepala kon tolnya, tanpa memberikan waktu bagi Desi untuk menikmati orgasmenya, Joni mempercepat enjotan kon tolnya sambil merasakn empotan no nok Desi yang semakin kuat. Dan akhirnya,

"Ssssssshhhhh... Deeeeesss... aku keluuuaaaaar...!!!" jerit Joni dan pejunya kembali muncrat membanjiri no nok Desi. Terasa sekali beberapa kali semburan peju Joni dino nok Desi. Desi telungkup dan Joni menindihnya. Beberapa saat kemudian Joni menggulingkan tubuhnya kesamping tubuh Desi dan telentang. Desipun membalikkan tubuhnya sehingga posisinya juga telentang. Joni baru sekali ini ngen totin cewek yang liar kayak gini. Namun Joni merasakan kenikmatan yang luar biasa ngen tot dengan Desi. Tak lama kemudian Joni dan Desipun tertidur.

Dengan masih setengah ngantuk, Desi berusaha mambuka matanya setelah merasakan ada yang me-ngelus2 bukit no noknya. Melihat Joni yang me-ngelus2 no noknya, Desi tersenyum.

No nok Desi yang masih sempit dan kecil itu, ditambah dengan empotan no noknya yang luar biasa membuat Joni gak puas2nya untuk ngen toti Desi. Sebenarnya dia sudah kepingin ngen toti Desi dari tadi, namun melihat Desi yang masih nyenyak tidur, Joni tidak tega membangunkannya sehingga dia hanya me-ngelus2 bukit no nok Desi hingga akhirnya Desi terbangun.

“Kita ngen tot lagi yuk Des?” ajak Joni begitu melihat Desi telah bangun dari tidurnya. Joni memeluk Desi dan mencium bibirnya. Desipun membalas memeluk Joni. Kon tol Joni mulai Desi remas2 sehingga terasa kembali mengeras, kon tol itu terus saja di-remas2 sampai menjadi keras sekali siap untuk nyodok no noknya kembali. Kemudian Joni meminta Desi untuk mengemut kon tolnya.

Per-lahan2 Desi yang sudah haus sex itu langsung merunduk berjongkok menghadapi kon tol Joni. Saat telapak tangan Desi menggenggam batang kon tol Joni, Joni menyeringai merasakan batang kon tolnya di-remas2 Desi. Kemudian tangan Desi mulai mengocok dengan lembut batang kon tol Joni ke atas dan ke bawah. Mata Joni merem melek ter-pejam2. Tiba2 lidah Desi menyentuh bagian kepala kon tol Joni sehingga tak ayal membuat Joni blingsatan tak karuan. Sentuhan lembut lidah Desi yang menyentuh di bagian kepala kon tol Joni sungguh membuat Joni meng-geliat2 menahan rangsangan yang begitu hebat.

"Kon tol Mas besar sekali, lebih besar dan lebih panjang dari kon tol cowok Desi” katanya lirih sambil terus menjilati kepala kon tol Joni.

“Aaaaaah... terus Des... enak Dessss... ssssshhhhh... ooooohhh...” erang Joni penuh nafsu.

“Iiih... keras sekali Mas” bisik Desi gemas lalu menggelomoh kon tol Joni didalam mulutnya.

"Des oooohhhh... Deeeees... sssshhhh... aaaahhh... enaaaak" Joni menggelinjang menahan nikmat.

Desi memandang Joni sambil tersenyum. Kobaran birahi Desi untuk menjilati kon tol Joni sangat merasuki jiwanya. Dengan penuh nafsu dan perasaan kepala kon tol Joni terus menerus dijilatinya sehingga kepala kon tol Joni yang tadinya kering menjadi basah berkilat. Melihat kon tol Joni ber-denyut2 tegak berdiri semakin keras di dalam genggamannya, nafsu Desipun semakin beranjak tinggi, lalu lidah Desi mulai turun meng-ulas2 seluruh batang kon tol Joni.

“Aaauuuuhhh... sssssshhhhh... aaaahhhh... terussss Deeeesss... enaaaaaak... ssssshhhh... ooooohhhh...” Joni men-desah2 merasakan kenikmatan pada kon tolnya.

Sluuurrpp... sluuuurrpp... sluuuurrpp... terdengar bunyi saat kon tol Joni dikulum mulut Desi.

Sesekali Desi memasukkan batang kon tol Joni dalam sekali didalam mulutnya. Tidak hanya itu Desi dengan telaten juga menjilati dan mengulum biji peler Joni serta bagian antara anus dan pangkal kon tol Joni. Bahkan Desipun tidak merasa jijik ketika ia mulai menjilati liang anus Joni.

“ooouuhhh... Deeeessss... Gila ennnaaaaaaaakkk bangeeeettt... oooohhhhh... sshhhhh... ooouuuuhhhhhh Deeeesss...” rintih Joni menikmati permainan lidah Desi pada kon tol dan anusnya. Baru pertama kali ini Joni merasakan sensasi enaknya anus kalau dijilati. Dan baru dengan Desilah Joni merasakan sensasi tersebut.

Kemudian Joni menarik Desi untuk bangkit. Lalu Joni mulai menggesekkan jemarinya mulai dari bawah susu di atas perut Desi terus menuju gumpalan kedua susu Desi yang kenyal dan montok. Desi merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat.

“Aaaaaaaaaggghhhhh... Maaaaaasss... geliiii... sssshhhh... ooohhhh..." rintih Desi lirih.

Beberapa saat kemudian Joni mempermainkan kedua pentil susu Desi dengan ujung jemarinya. Desi menggelinjang lagi, Joni memlintir sedikit pentil susu Desi dengan lembut.

”Oooouuhhh... Maaaaasss...” Desi kembali mendesah. Secara bersamaan akhirnya Joni me-remas2 gemas kedua susu Desi dengan penuh nafsu.

“Aawww... sssshhhh... aaaaaah... Mas nafsu banget sih, sssssssstttt... aaaaahhhh...” Desi mengerang dan kedua tangannya memegangi kain sprei dengan kuat.

Joni semakin menggila tak puas meremas lalu Joni mulai menjilati kedua susu Desi secara bergantian. Joni menjilati seluruh permukaan susu Desi sampai basah, mulai dari susu yang kiri lalu berpindah ke susu yang kanan, ia kenyot2 pentil Desi secara bergantian sambil ia remas2 dengan gemas. Kemudian Joni mengisep kedua pentil Desi se-kuat2nya. Joni tak peduli Desi menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali Desi memegang dan meremasi rambut Joni, sementara Joni tetap mencengkeram dan meremasi kedua susu Desi bergantian sambil meng-isep2 pentilnya. Pentil Desi Joni pilin dengan lidahnya sambil terus ia isep.

"Maaaaaasss... essssssssssss... Aoowww...!!!" Desi hanya bisa mendesis, mengerang dan no nokik saat gigi Joni menggigit pentilnya dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan susu Desi nampak berwarna kemerahan bekas isepan dan garis2 kecil bekas gigitan Joni.

Cukup lama Joni mengemut susu Desi, setelah itu Joni merayap turun ke bawah. Ketika lidah Joni bermain di atas pusar Desi, Desi mulai meng-erang2 kecil keenakan, Joni mengecup dan membasahi seluruh perut Desi. Ketika bergeser ke bawah lagi, Joni membetulkan posisinya di atas selangkangan Desi.

Joni membuka ke dua belah paha Desi lebar2, Desi sudah sangat terangsang sekali. Kedua tangan Desi masih tetap memegangi kain sprei. Joni memandangi no nok Desi yang ditumbuhi jembut yang masih jarang. Bibir no nok Desi kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit tepat berada diantara kedua bibir no nok Desi. Selanjutnya Joni langsung menyosor menekan no nok Desi, hidung Joni menyelip di antara kedua bibir no nok Desi. Bibir Joni mengecup bagian bawah bibir no nok Desi dengan bernafsu, sementara tangannya merayap ke balik paha Desi dan meremas pantat Desi yang bundar dengan gemas.

“Aaaahhhhh...!!!!” Desi mengerang. Joni mulai mencumbui bibir no nok Desi yang tebal itu secara bergantian. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, Joni mengecup dan mengulum bibir no nok Desi bagian bawah.

“Aaaooooouuuwww... Aaaooooouuuwww!!!! ” Desi kembali men-jerit karena kenikmatan, tubuhnya menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahanya sampai menjepit kepala Joni yang lagi asyik mencumbu bibir no nok Desi.

Joni memegangi kedua belah pantat Desi yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak. Desi meremasi rambut Joni. Kadang pantat Desi dinaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang digoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidah Joni pada seluruh permukaan no nok Desi. Desi berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat hebat, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan.

Joni semakin bersemangat melihat tingkah Desi. Dia sibakkan bibir no nok Desi, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendir no nok Desi. Joni mengusap dengan lembut bibir no nok Desi, lalu dengan cepat lidah Joni me-nyentil2 1t1l Desi. Desi no nokik sangat keras sambil me-nyentak2kan kedua kakinya kebawah. Desi mengejang hebat, pinggulnya bergerak liar dan kaku, sehingga jilatan Joni pada 1t1lnya jadi luput.

Dengan gemas Joni memegang kuat2 kedua belah paha Desi lalu kembali menempelkannya bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir no nok Desi. Joni menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu dia telusupkan menembus jepitan bibir no nok Desi dan kembali menyentil 1t1l Desi. Desi no nokik tertahan dan tubuhnya kembali mengejan sambil meng-hentak2kan kedua kakinya. Pantat nya terangkat ke atas sehingga lidah Joni memasuki celah bibir no nok Desi lebih dalam dan me-nyentil2 1t1lnya.

Mendapat perlakuan yang terus menerus pada no nok dan 1t1lnya membuat Desi mengejan.

“ooohhh...... Maaaaaassssss...... Desiii keeeeelllluuuaaaaaarrrr Maaaassss......” Desi mengerang panjang.

Sseeeeeerr... Sseeeeeeeerr... Sseeeeerr... kembali ada semburan dari dalam liang no nok Desi berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Joni masih menyentil 1t1l Desi beberapa saat sampai tubuh Desi terkulai lemah dan akhirnya pantatnya pun jatuh kembali ke kasur. Desi melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru dirasakan, sementara Joni masih menyedot sisa2 lendir yang keluar ketika Desi nyampe.

“Ooooohhh...... Maaaaasss...... Ayo tusuk no nok Desi dengan kon tolmu sekarrrraaanggggg!!!!” pinta Desi lirih akibat puncak birahinya yang baru saja dia dapatkan.

Joni masih terus menjilati seluruh selangkangan Desi hingga selangkangan Desi tampak basah penuh air liur Joni bercampur lendir dari no nok Desi yang kental. Joni menjilati seluruh permukaan no nok Desi sampai agak kering,

“Des...puas kan...” bisik Joni.

“Ammpuuunnnn...... Maaaassss...... Desi pingin sekarang Mas...... ooohhh...... Masukin kon tolnya Maaaaasss...” Desi memohon agar Joni segera memasukkan kon tolnya untuk ngen toti dirinya lagi. Desi bangkit dan mendorong pelan tubuh Joni hingga telentang.

Desi menjajari tubuh Joni yang berbaring telentang. Desi langsung mengangkangi paha Joni, liang nonoknya yang sudah becek itu menganga tepat diatas kon tol Joni yang meng-acung2 seperti tak sabar ingin segera masuk. Sambil menggenggam kon tol Joni Desi mengarahkan kon tol tersebut tepat di permukaan liang no noknya. Desi memejamkan matanya. Begitu kon tol Joni tepat di atas liang no noknya kemudian Desi per-lahan2 dengan posisi duduk berjongkok menduduki kon tol Joni yang sudah tegak berdiri itu.

Sleeeeeppp...... Bleeeeeeesssss.......... Kon tol yang besar dan panjang itu menjalar masuk membelah bibir no nok Desi dengan perlahan-lahan. Kon tol Joni masuk ke liang no nok Desi yang sempit banget. Dinding2 kon tol Joni bergesekan dengan dinding2 bagian dalam no nok Desi. Desi menyeringai menahan nikmat yang tiada tara.

"Duh Mas kon tol kamu gede banget sih, no nok Desi sesak jadinya"

Bleeeeeeeeesss... Kon tol Joni mentok di rahim Desi. Perlahan Desi dan Joni mulai menggoyang seirama, plok...... plok...... plok...... bunyi kelamin mereka yang beradu.

"Aaaaaaaoooooooouuuuucccccchhhhhh... Maaaaasss... kon toool kamu enak bangeeeeet aaaaaaaaouhhh no nok Desi aaaaaaaoouuhhh......!!!!" Desi berteriak sejadi jadinya menerima sodokan sodokan kon tol Joni.

Pergesekan batang kon tol Joni yang besar di dinding no noknya membuat Desi betul2 merasa merasakan kenikmatan. Ketika kon tol Joni sudah amblas masuk sefuruhnya di liang no nok Desi, kemudian secara perfahan-lahan Desi mengangkat pantatnya sampai sebatas kepala kon tol Joni masih terjepit bibir no noknya. Kemudian Desi kembali menurunkan pantatnya sampai kon tol Joni amblas seluruhnya ke dalam no noknya, kemudian pantatnya diangkat lagi, demikian seterusnya dilakukan Desi dengan penuh perasaan.

Crroooopppp....... Creeeeeeeppppp...... crooooooopppp......

Pergesekan antara kon tol Joni dan no nok Desi yang berlangsung lambat dan penuh perasaan itu memperdengarkan suara membecek. Akibat cairan no nok Desi yang terus keluar mengakibatkan liang no nok Desi menjadi licin sehingga kon tol Joni semakin mudah keluar masuk di liang no nok Desi.

Lama Desi meng-goyang2 pinggulnya, menaikturunkan pantatnya yang disambut Joni dengan meng-goyang2 pantatnya ke kiri dan ke kanan sehingga tak ayal kon tol yang keluar masuk di liang no nok Desi semakin basah kuyup oleh cairan pelumas yang keluar dari liang no nok Desi dan membuat kon tol Joni tampak mengkilat. Ketika kon tol Joni masuk ke dalam liang no nok Desi, bibir no nok Desi tampak melejit ke dalam, dan ketika kon tol Joni bergerak keluar maka bibir no nok Desipun tampak merekah dan berkeriput di bagian tepi bibir no nok Desi.

Desi yang masih duduk berjongkok dengan menaikturunkan pantatnya sudah basah kuyup oleh keringat. Gerakan pantat Desi semakin kuat dan cepat, sedangkan tangan Joni me-remas2 susu Desi sehingga Desi semakin meng-geliat2 bagai penari striptease. Desahan suara Desi yang men-desis2 serta erangan yang serak2 parau tak henti2nya terdengar dari mulut Desi. Gerakan keduanya semakin kuat,

“Aaaaauuufgghhhh... Eeeesssstt........." rintih Desi dengan mata men-delik2 dan merem melek, mukanya merah padam dan tampak semakin menegang. Tidak hanya me-remas2 susu Desi, Joni juga meng-isep2 kedua pentil susu tersebut secara bergantian kiri dan kanan membuat Desi semakin tak berdaya.

“... ooooohhh... Desiii sudaaahhhhhhh ngggaaakkkhh tahaaan...... oooooooohhh... kon tol kaaaamuuu mennnntthooookk...... aaauuuhhhh Desiii ngggaaaaaaaaaaakkk tahaaannnnn ooohhh...... ooohh...... Maaaaaassssss...... Desiii keeeeelllluuuaaaaaarrrr Maaaassss......” Desi mengerang panjang.

Sseeeeeerr... Sseeeeeeeerr... Sseeeeerr... cairan orgasme yang kental dan hangat keluar dari dalam no nok Desi. Entah sudah yang keberapa Desi mendapatkan puncak birahinya. Hal itu membuat tubuh Desi lemas tak berdaya.

Joni segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuh Desi yang basah oleh berkeringat. Joni menarik kaki Desi ke atas dan ditumpangkan kedua paha Desi pada pangkal paha Joni sehingga kini selangkangan Desi menjadi terbuka lebar. Joni menarik pantat Desi ke arah Joni sehingga kon tol Joni langsung menempel di atas no nok Desi yang masih basah. Joni meng-usap2kan kepala kon tol Joni pada kedua belah bibir no nok
Desi dan lalu beberapa saat kemudian kon tol Joni ditepuk2kan dengan gemas ke no nok Desi.

“Maaass... gelii... aah...” kata Desi sambil menggeliat manja

"Des, kon tol Mas mau masuk nih...” bisik Joni penuh nafsu.

“Mas, masukin buruan. Desi sudah gak tahan lagi nih......" sahut Desi.

Sedikit Joni sibakkan bibir no nok Desi, lalu diarahkannya kepala kon tolnya yang besar ke liang no nok Desi yang sempit. Joni mulai menekan dan menekan lagi... akhirnya per-lahan2, mili demi mili liang no nok Desi membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kon tol Joni. Desi menggigit bibir saking nikmatnya. Joni melepaskan jemarinya dari bibir no nok Desi dan plekk... bibir no nok Desi langsung menjepit nikmat kepala kon tolnya. Desi memejamkan matanya rapat2 dan kedua tangannya kembali memegangi kain sprei.

Joni agak membungkukkan badan ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Joni memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kon tol Joni mulai tenggelam di dalam no nok Desi. Joni kembali menekan, sedikit demi sedikit kon tol Joni secara pasti terus melesak ke dalam no nok Desi. Joni terus menekan kon tolnya, terus memaksa memasuki no nok Desi yang luar biasa sempit itu.

Joni memegang pinggul Desi, dan menarik kearah kon tolnya sehingga kon tol Joni masuk makin ke dalam. Joni menghentak keras ke bawah, dengan cepat kon tol Joni mendesak masuk no nok Desi.

"Aaaaaaaaohhh... Maaaaaaassss... acccccchhh... ampuuunnn... eeeenaaaaaaaak..." Desi mengerang nikmat.

Joni hentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kon tol Joni secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir no nok Desi.

"Deeeesssss...... ahhhhhhhhh no nokmu nikmat banget...!!!!" Joni berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat no nok Desi yang luar biasa.
Joni merebahkan badannya di atas tubuh Desi. Desi memeluk Joni, susunya kembali menekan dada Joni. No nok Desi menjepit meremas kuat kon tol Joni yang sudah amblas semuanya.

“Des... bagaimana rasanya???” bisik Joni menggoda.

"Eeemhhh... aaaaaaahhh... gila kon tol kamu... gila banget, sesak banget no nokku Maaaasss... Nikmaaaat Maaaaaasss...!!!" jawab Desi.

Joni mencium bibir Desi dengan bernafsu, dan Desipun membalas dengan tak kalah bernafsu. Mereka saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap berciuman Joni mulai menggoyang pinggulnya naik turun. Kon tol Joni mulai menggesek no nok Desi. Pinggul Joni meng-hunjam2 dengan cepat mengeluar masukkan kon tolnya yang tegang di dalam no nok Desi. Desi memeluk punggung Joni dengan kuat, kukunya terasa menembus kulit Joni.

"Aaaaaouuchhhhcc aaaaaaaahhhh terus Maaaaassss..." Desi merintih dan no nokik keenakan.

Beberapa kali Desi sempat menggigit bibir Joni saking nafsunya. Joni hanya merasakan betapa no nok Desi yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kon tolnya. Ketika dia tarik keluar terasa daging no nok Desi seolah mencengkeram kuat kon tol Joni, sehingga terasa ikut keluar.

"aaaaaaaaaachhhhhh nikmat......" bisik Joni, " Deessss... pejuku mau keluaaaarh...!!!" teriak Joni.

"Desi juga mo nyampe Mas, aaaahh terus Mas..., aaaaaahh... lebih cepat Mas... sodok yang kuat..." erang Desi.

"aaaaaaaaaaahhhhhhhhhuhhhhhh... Maaaaaaaaaaaaaaasss..." Desi mengejang hebat. Desi keluar.

Ssssrrrr....sssssrrrrr.....sssssrrrr...... liang no nok Desi menyemburkan cairan orgasme yang menyirami batang kon tol Joni.
Joni merasakan pijatan2 kuat dibatang kon tolnya, saat liang no nok Desi memuntahkan cairan orgasmenya,

“Aaaaacchh... Deeeeeeeeeeeessss...” Joni melenguh dan,

Croootttt... croootttt... cccroootttt... kon tol Joni menembakkan pejunya di dalam rahim Desi.

“Aaagghhhhh... Deeeeesss... aaaku kelluaaar... no nook kamu enaaakk sekaliii... aaaagghhh...” Joni mengerang keenakan saat kon tolnya memuntahkan pejunya.

Sambil menikmati sisa2 kenikmatannya, Desi menciumi Joni dengan mesra, keduanya berpagutan dengan mesra, beberapa saat kemudian setelah gairah nafsu mereka mereda, Joni mengangkat pantatnya, kon tolnya yang mulai mengecilpun terlepas dari jepitan no nok Desi. Nampak ko ntol Joni mengkilat oleh peju dan cairan orgasme dari no nok Desi. Jonipun merebahkan tubuhnya disamping Desi.

“Makasih yah Mas, Desi puas banget...” Desi berkata sambil mengecup pipi Joni, "hhhhhuuhh gila... Mas kuat banget. Enggak nyesel aku dien tot sama kon tol Mas yang gede ini... baru kali ini aku dien tot cowok sekuat Mas..." sambungnya.

"Ah masa sih Des?" tanya Joni.

"Sumpah Mas, cowokku ga ada apa apanya, paling hanya satu ronde dah loyo... tapi Mas dan kon tol Mas bisa ngen toti Desi ber-kali2. Desi benar2 puas banget dien tot Mas. Rasanya Desi jadi ingin tiap hari dien tot sama Mas..." kata Desi.

“Aku juga Des, Makasih juga aku diberi kesempatan mencoba pemanas yang super nikmat ini... “ kata Joni sambil menepuk no nok Desi. Lalu Joni memeluk Desi dan memberikan kecupan ringan dibibir Desi.

Beberapa saat keduanya berpelukan lalu kemudian Joni melepaskan pelukkannya. Joni ber-kemas2 dan memakai pakaiannya kembali. Setelah semuanya beres Joni meninggalkan Desi yang masih tergolek lemas di tempat tidurnya dan dari bibir Desi tersungging senyum kepuasan.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Petualangan Birahi Joni 5 - Desi Mahasiswi Binal"

Posting Komentar