loading...

Petualangan Birahi Joni 4 - Pantai Birahi

Sejak punya mobil hadiah dari Mirna, Joni semakin jarang berada di tempat kos. Dahulu, biasanya kalau tidak ada acara dengan Mirna, Joni lebih sering tampak duduk2 di beranda tempat kosnya sambil membaca buku. Kini waktu Joni lebih sering dihabiskan di luar dan baru pulang larut malam atau bahkan pagi dini hari. Joni baru senang2nya menikmati mobil hadiah dari Mirna.

Sore itu ketika Joni hendak pulang dari kampus. Joni melihat Susi keluar dari halaman kampus.

"Susi!" panggil Joni. Susi menoleh.

''Mau kemana loe?" tanya Joni lagi.

"Mau pulang" jawab Susi

“Kok enggak bawa mobil? Kemana mobil loe?” tanya Joni kemudian.

“Mobil gue lagi di bengkel” jawab Susi, “Mobil baru ya?” lanjutnya

“Baru belinya cuma mobilnya bekas...” jawab Joni, "Ayo Sus, ikut mobil gue aja ntar gue anterin, tapi temenin gue jalan dulu ya?" ajak Joni. Tanpa bicara Susi langsung masuk kedalam mobil Joni. Karena sebenarnya kalau Joni tidak menawari dirinya untuk ikut, justru dia yang akan mengajak Joni.

"Kemana kita?" tanya Susi

“Loe maunya kemana?” Joni balik bertanya sambil menjalankan mobilnya.

"Terserah loe aja dibawa kemana aja gue mau asal dapat jatah ini lagi," jawab Susi sambil tangannya meremas kon tol Joni dari luar celana panjangnya.

"Hei... hei... hei..." tegur Joni. "Emangnya ininya sudah gatal ya?" goda Joni sambil tangannya menepuk bagian selangkangan Susi.

"Emang...” jawab Susi, “Sejak loe colok gue minggu kemarin rasanya kon tol loe masih ngeganjal di no nok gue. No nok gue jadi gatal pingin dicolok lagi sama kon tol loe” lanjutnya, “Ayo dong colok gue lagi?!" pinta Susi tanpa malu2 lagi.

"Kalau gitu kita ke Ancol saja. Gue pingin merasakn sensasi ngen tot dipinggir pantai. Gue pingin ngen toti loe disana. Gimana Sus?" ajak Joni, “Tapi kita cari makan dulu, laper nih gue?” lanjutnya.

"Terserah loe aja deh. Yang penting no nok gue dapat merasakan enjotan kon tol besar loe." jawab Susi.

Joni memacu mobilnya kearah Ancol. Setiba di Ancol terlebih dahulu mereka mencari restoran. Sehabis makan, barulah mereka mencari tempat bersantai.

Karena malam itu bukan malam minggu, pantai sangat sepi. Tidak banyak mobil yang parkir di pantai Ancol. Joni sengaja memilih tempat parkir yang strategis. Mobilnya diparkir menghadap ke semak2 sehingga dari depan orang tidak dapat mengintip ke dalam mobil. Dan karena kaca film mobilnya yang sangat gelap, maka dari luar orang akan sulit mengintip ke dalam mobilnya. Dengan demikian dia dapat ngen toti Susi di dalam mobilnya sambil mendengarkan suara deburan ombak yang terdengar samapi kedalam mobilnya. 

Susi melendot manja pada Joni. Matanya sayu. Sejak bertemu dengan Joni sore tadi, dia sudah dalam kondisi birahi tinggi. Begitu bernafsunya sehingga tanpa malu2 dia memulai percumbuan dengan Joni. Belum sempat Joni bicara sepatah katapun, dengan penuh nafsu Susi langsung menyumbat mulut Joni dengan mulutnya. 

Mendapat serangan tersebut, Jonipun meladeni ciuman Susi. Dengan bernafsu pula Joni membalas ciuman Susi. Didekapnya Susi erat2. Dicumbuinya dengan mesra. Malam ini Joni ingin memperoleh kenikmatan seksual yang tidak mungkin dia dapatkan dari Mirna, karena Mirna lagi datang bulan. Joni ingin memperoleh kenikmatan tersebut dengan Susi. 

"Aaahhh..." Susi merintih. 

Rambut Susi yang panjang itu kusut masai akibat gerakan liarnya karena cumbuan Joni. Joni terus memberinya rangsangan. Diciumnya dengan lembut leher Susi sambil tangannya me-remas2 dengan gemas susu Susi dari balik kaos yang masih dipakai oleh Susi.

"Loe enggak pakai BH?" tanya Joni ketika tangannya dapat merasakan langsung kelembuatan susu Susi tersebut. 

"Udah gue lepas di toilet restoran saat kita makan tadi. Biar loe mudah meremasnya” jawab Susi.

Joni lalu membuka kaos yang dikenakan Susi. Begitu kaos itu lepas, maka susu Susi yang besar itu langsung menyembul. Kembali Joni me-remas2 kedua susu tersebut dan me-milin2 pentilnya. Susi menjadi terangsang karena ulah Joni tersebut. 

“Aouuh Joooon... terus remas2 susu gue” kata Susi manja.

Dari kedua susu Susi, tangan Joni beralih menuju paha Susi. Dielusnya paha mulus tersebut. Elusan tangan Joni terus merambat menuju pangkal paha Susi menerobos span yang dikenakan Susi. Begitu tangan Joni sampai selangkangannya, Susi merenggangkan kedua kakinya, sehingga tangan Joni semakin mudah menerobos ke sela2 paha Susi. Karena CD Susi berbentuk G-String yang bagian depannya sangat minim yang hanya menutupi sebagian kecil bukit no noknya, maka tangan Joni langsung dapat merasakan bulu2 Jembut Susi yang lebat yang berhamburan di kanan kiri dan atas CDnya. Dengan penuh nafsu Joni meng-gosok2 belahan no nok Susicdari luar CDnya. Kemudian Jonipun mulai memasukkan jari tengahnya kedalam liang no nok Susi yang sudah sangat basah tersebut.

“No nok loe udah basah banget. Kamu udah nafsu ya Sus?” kata Joni sambil mengocok jarinya diliang no nok Susi, “Kita ngen tot dimobil aja ya?” ajak Joni.

“Ssssshhhhh... oooooohhh...” rintih Susi, “Gimana loe aja Jon. Buruan en toti gue... sssshhhhh... aaaaahhhh...” kembali Susi merintih merasakan kocokan jari Joni diliang no noknya. 

Dengan penuh nafsu, Susi kembali melumat bibir Joni. Sambil tetap berciuman, Susi berusaha membuka celana Joni. Jonipun membantu dengan menaikkan pantatnya sehingga Susi dengan mudah dapat menarik celana Joni hingga turun sampai sebatas lututnya. Kemudian Susi merogoh masuk kedalam CD Joni dan langsung meng-urut2 batang kon tolnya. Joni membiarkan Susi mengurut batang kon tolnya sehingga kon tolnya yang besar dan panjang itu makin tegang dan keras.

"Nih kon tol besar banget..." kata Susi, “Bikin gue ketagihan...“ lanjutnya

"Pastinya. Baru disodok minggu kemarin dah gatal minta disodok lagi” jawab Joni.

"Bagaimana dengan Sinta?" tanya Susi sambil terus mengurut batang kon tol Joni, “Pasti dia puas sekali menikmati kon tol besar loe” kata Susi.

"Mana gue tahu? Sampai saat ini gue belum pernah ngen toti dia” jawab Joni, “Ah sudahlah, mendingan kita nikmati aja suasana indah ini" kata Joni sambil merebahkan sandaran bangku mobilnya sehingga posisi Susi menjadi berbaring.

Kemudian Joni berusaha membuka span Susi. Begitu resleting span tersebut terbuka, Jonipun menarik turun span tersebut sekaligus CD Susi. Direngkuhnya tubuh Susi yang sudah dalam keadaan telanjang tersebut. Susipun kemudian membuka baju Joni dan kemudian CD Joni pun dilepaskannya. Dalam sekejap kini keduanya¬ sudah sama2 telanjang.

Joni mencium kening Susi dengan kedua tangannya berada dikedua susu Susi. Susi terpejam menikmati ciuman dan remasan Joni disusunya. Perlahan ciuman Joni turun ke pipi dan akhirnya mendarat di bibir Susi.
Nafas Susi memburu. Kini mereka berdua tenggelam dalam aksi saling cium. Kemudian Joni mengarahkan mulutnya ke leher Susi, ke pundak, lalu turun kembali ke susu Susi yang pentilnya sudah semakin mencuat. Joni memainkan lidahnya dipentil susu kanan Susi yang juga sudah mengeras, kemudian pindah ke pentil susu kiri Susi.

“Aaaaah Jon, enaaaaak... sssshhh... aaaaahhhh...” kata Susi ter-engah2 karena nafsunya yang sudah ber-kobar2. Joni terus menjilati pentil susu Susi, kemudian turun ke perut dan menjilati puser Susi. Susi selalu kegelian kalo pusernya dicium apalagi kini puser itu Joni jilati. Sambil menjilati puser Susi, tangan Joni mulai meng-gosok2 bukit no nok Susi. 

“Hhhmmm... Sus, jembut loe bikin gue tambah nafsu” kata Joni sambil mengelus2 jembut Susi. Jemari Joni menyentuh lendir dibelahan no nok Susi. Kemudian jari tengah Joni kembali dimasukkan keliang no nok Susi. Joni meng-korek2 dengan penuh perasaan liang no nok tersebut sambil jempolnya meng-gesek2 1t1l Susi. Paha Susi semakin mengangkang supaya Joni mudah mengakses no noknya. Joni mencabut jemarinya kemudian dibauinya. Tercium bau khas no nok perempuan, bikin nafsunya meninggi. Terlihat no nok Susi kini semakin basah karena lendir no noknya yang terus keluar seiring dengan meningkatnya nafsu birahinya.

“Sus makin basah aja no nok loe. Dah pingin banget dien tot ya” goda Joni. 

Susi tidak menjawab perkataan Joni. Dia hanya mengerang keenakan seiring dengan semakin cepatnya gesekan jari2 Joni di 1t1lnya. Mulut Joni kemudian menuju belahan no nok Susi. Dia meng-ulas2 bulu2 jembut yang menutupi bukit no nok Susi lalu lidah Joni menggantikan fungsi jarinya mengerjai 1t1l Susi. Susi semakin tidak dapat menahan nafsunya. Erangan Susi semakin keras saat mulut Joni mengerjai belahan no nok dan 1t1lnya, sementara tangan Joni me-remas2 kedua susunya dan me-milin2 pentilnya. 

“Oh Jooooon... gue udah gak tahan pingin segera dien tot. Masukin kon tol loe sekarang Jon...” Susi meminta agar Joni segera memasukkan kon tolnya kedalam liang no noknya. 

Joni masih belum mau memasukkan kon tolnya kedalam liang no nok Susi. Justru dia masih terus merangsang nafsu birahi Susi agar lebih tinggi lagi. Lidahnya terus menjilati 1t1l Susi sehingga kembali Susi mendesah keenakan. 

“Sssssstttt... oooohhh... Enak banget Jooooon... Pakai mulut aja nikmatnya udah kayak begini, apalagi kalo disodok pake kon tol gede loe, pasti lebih enak lagi. Ayo dong Jon, gue udah gak tahan nih.” Susi terus me-rengek2 minta segera dien tot. 

Joni bukannya segera mengen tot Susi tapi dia malah menyodorkan kon tolnya didepan mulut Susi. Joni ingin kon tolnya diBJ oleh Susi.

“Sus, sepongin kon tol gue dong?” kata Joni sambil mendekatkan kon tolnya ke mulut Susi. 

Susi segera menggemgam batang kon to Joni yang sudah ngaceng tersebut dan kemudian dia masukan kon tol besar tersebut kedalam mulutnya. Dia kulum batang kon tol Joni sambil lidahnya mengulas kepala kon tol didalam mulutnya. Joni mendorong kon tolnya keluar masuk secara perlahan di mulut Susi. Tidak hanya kon tol Joni yang Susi isep, namun kedua biji peler Jonipun tidak luput dari isepan mulutnya. Susi terus mengemut kepala kon tol Joni dengan mulutnya sambil mengocok lembut batang kon tol Joni dengan tangannya. Joni mengerang keenakan. 

“Sssssstttt... aduuuuuuhhhh... diemut bibir loe aja nikmat, apalagi kalo diemut no nok loe” kata Joni. 

Susi melepas emutan kon tol Joni dari mulutnya.

"Burun Jon en toti gue. Gue udah nggak tahan Joooon" bisik Susi lirih, ”Gue udah pingin ngerasain kon tol loe keluar masuk no nok gue. Sekarang Jooon... aaaaahhh... sekarang Joooon" pinta Susi merengek. Matanya menatap sayu, badannya meng-geliat2 menahan gejolak birahinya yang kian mem¬bara. Joni tersenyum, kemudian dia memposisikan tubuh bawahnya diantara kedua paha Susi, lalu mengarahkan kon tol gede itu ke belahan no nok Susi. 

Susi membantu membimbing kon tol Joni agar lurus dengan liang no noknya. Ketika dirasakan sudah pas, lalu Joni menekan kon tolnya perlahan. 

Sleeep...

“Aow Joooonnn... sssssstttt... ooooohhhhh...” Susi merintih merasakan ke¬nikmatan ketika kepala kon tol Joni mulai menelusup masuk membelah bibir no noknya Susi. Perlahan ditekannya lagi kon tolnya.

Bleeeeesssss...

Kon tol Joni mulai menyeruak sedikit2 ke dalam liang no nok Susi. Joni sengaja memberikan gerakan yang lembut agar Susi bisa lebih menikmati kon tolnya yang sedang mengisi liang no noknya. 

Nyata¬nya memang demikian. Susi terus merintih dan mendesis sambil me-remas2 susunya sendiri. Nikmat banget rasanya dinding no noknya kegesek kon tol Joni yang besar dan keras itu. Joni semakin menekan kon tolnya. 1/2 kon tol Joni sudah terbenam diliang no nok Susi. Susi merasakan kepala kon tol Joni yang terbenam diliang nonoknya menggelitik lembut dinding2nya. Susi kembali merintih lirih disertai desisan panjang.

"Oooh... Joooon... nikmaaaaat... ssssstttt... aaaaaaahhh..." Susi mendesah. Selang berapa saat, "Ayo Jon... Tekan lebih dalam lagi!!!!” perintah Susi.

Dengan tenang Joni menekan kon tolnya lebih dalam lagi seperti yang dikehendaki Susi. Perlahan tapi pasti kon tol Joni menancap semakin dalam diliang no nok Susi. Kemudian Joni menekan kon tolnya dengan kuat dan tiba2 sehingga kon tolnya nancap semuanya di no nok Susi. Kon tol Joni mentok sampai ke dasar no nok Susi. Hal itu membuat no nok Susi menegang dan me-ngejut2 menjepit kon tol Joni.

“Jon... sssssttttt... aaaaaahhhh” erang Susi 

“Aduuuuh... sssstttt... Suuuus... empotan no nok loe nikmat banget” kata Joni sambil mendiamkan sebentar kon tolnya diliang no nok Susi menikmati empotan no nok Susi. Kemudian Joni mulai mengenjotkan kon tolnya. Makin lama no nok Susi makin basah dan makin licin. Sehingga memudahkan bagi Joni untuk memompa kon tolnya diliang no nok Susi.

Joni mulai mengeluarmasukkan kon tolnya diliang no nok Susi, seiring dengan gerakan maju mundur pantatnya. 

"Gimana Sus?" tanya Joni

"Sssssstttt... Enak sekali, Jon. Aduuuuuhh... enaaaaaaak!!!!" erang Susi

"Ada yang lebih enak lagi. Nih..." kata Joni sambil memutar kon tolnya di dalam no nok Susi lalu menggoyang kekiri dan kekanan.

"Aduuuuuuh... Oh Joooon... lebih enak... sssttt... aaaaahhh..." jawab Susi. Tanpa sadar Susi pun mengimbangi gerakan Joni dengan me-mutar2 sambil menggoyangkan patatnya, mengiringi enjotan kon tol Joni di no noknya. Akibat gerakan tersebut kon tol Joni bagai di-remas2 dan di-pijiit didalam liang no nok Susi.

Joni terus menarik dan menekan kon tolnya ber-¬kali2. Makin lama semakin cepat. Susi kem¬bali ter-engah2. Beberapa butir keringat nampak meleleh dikeningnya. Dalam kondisi seperti itu wajah Susi masih terlihat cantik. Gerak¬an keluar masuk kon tol Joni makin cepat. Mulut Susi menganga.

"Enak Jon... ooooohhhhh... enak sekali... ssssstttt... aaaaaahhhh......" rintih Susi, “Aku... aku sudah hampir keluaaarr... oh Jooooonnn... ssssssstttt... aduuuuuuh..." erang Susi

"Loe mo keluar?" tanya Joni

"Hampir!!! Enjot yang kuat. Goyang terus Jon... ssssssttttt... oooouuuh...” jawab Susi dengan terus merintih.

Joni memompa kon tolnya semakin cepat. Susi mengimbangi gerakan naik turun pantas Joni dengan mengangkat pantatnya menyambut enjotan kon tol Joni.

"Apa loe juga sudah mau... aaakh!!!" Susi tak sempat melanjutkan kata2nya karena Joni menekan kon tolnya lebih dalam lagi kemudian kon tol Joni menggelitik didalam no noknya.

Kembali keduanya saling merengkuh kenikmatan.

"Loe ganas amat sih Jon!" celetuk Susi.

"Gue nafsu banget, Sus. Empotan no nok loe nikmat sekali. Hmmm... ssssssttttt... Oooohhhh..." Joni yang kini mendesis merasakan enaknya empotan no nok Susi sambil terus mene¬kan kon tolnya.

“Jon... aaaaaaaaahhhh... gue keluaaarrr...!!!” teriak Susi. Matanya melotot. Tubuhnya gemetar. No noknya menegang, me-ngejut2 dan menjepit dengan kuat batang kon tol Joni.

Seerrr..... Seerrr..... Seerrr..... cairan hangat menyembur dari dalam no noknya membasahi kon tol Joni.

Dalam waktu yang hampir bersamaan Joni pun merasakan bahwa dia juga akan mencapai puncak kenikmatannya. 

“Nikmat sekali Sus..... Aaaaaahhhhh.....!!!“ Joni menjerit dan menancapkan kon tolnya dalam2 didalam liang no nok Susi.

Crootttt... croootttt... croootttt... crooootttt.... Peju Joni muncrat beberapa kali dalam no nok Susi, pejunya muncrat banyak sekali.

Tubuh keduanya menggelosoh lemah bermandikan keringat. Susi terkulai lemas, sambil memeluk Joni.

“Sus, enak banget ngen tot sama kamu... puas banget gue ngen toti loe...” kata Joni

“Gue juga nikmat Jon, abis kon tol loe gede banget. Gue enggak akan nolak kalau tiap hari loe en toti gue” jawab Susi.

Setelah badai birahi keduanya mereda, Joni mencabut kon tolnya. Kon tol Joni berlumuran peju dan cairan no nok Susi. Kemudian Joni mengambil tisu dan diberikannya kepada Susi untuk mengelap no nok dan keringatnya. Jonipun menyeka keringat dan melap kon tolnya dengan tisu. Kemudian mereka berdua memakai pakaian kembali. Sekarang Jonipun telah siap mengantarkan Susi pulang.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Petualangan Birahi Joni 4 - Pantai Birahi"

Posting Komentar