loading...

Petualangan Birahi Joni 6 - 2 Vs 1

Selama 1 minggu ini Desi masih merasakan didalam no noknya ada sesuatu yang mengganjal. Rasanya kon tol Joni masih mengisi no noknya. Masih terbayang dalam ingatan Desi bagaimana dirinya merasa puas dengan terjangan2 batang kon tol Joni, kakak tingkat dikampusnya itu, masih terbayang dalam benaknya bagaimana enaknya dien toti kon tol Joni yang besar dan panjang itu.

Lagi enak2nya berkayal tentang Joni tiba2 nada panggil HP Desi berbunyi, dilihatnya layar HPnya dan ternyata telepon dari Lina teman sejurusan di kampusnya.

Desi: “Hallo”
Lina: “Hai Des, aku mau ajakin kamu main ke Vila Omku di Puncak?
Desi tidak segera menjawab, pikirannya justru membayangkan alangkah nikmatnya jika dia dapat dien tot Joni di Vila itu.
Lina: “Gimana Des, kamu mau enggak?”
Tiba2 Desi punya ide.
Desi: “Aku boleh bawa temen enggak?”
Lina: “Cewek pa cowok?”
Desi: “Cowok dong. Biar enggak kedinginan di Puncak.”
Lina: “Huh dasar. Baru juga ditinggal beberapa Minggu ma Edwin ke LN. Kamu dah cari gebetan baru. Payah kamu Des.”
Desi: “Eh yang ini sih bukan gebetan tapi pejantan. Hahaha...”
Lina: “Maksud kamu?”
Desi: “Ah ntar kamu juga tahu. Gimana? Boleh enggak?”
Lina: “Oke oke, gimana kamu aja. Entar hari Sabtu aku jemput kamu ya?”
Desi: “Nah gitu dong. Oke aku tunggu.”

Desi tersenyum mendengar jawaban Lina, “Siap2 aja kamu Lin, entar kamu akan kelojotan kalau no nok kamu ditusuk kon tol gedenya Mas Joni...” batin Desi.

Siangnya Desi menemui Joni di kampus.

“Mas hari Sabtu dan Minggu ada acara enggak?” tanya Desi.



“Emang kenapa?” Joni balik bertanya

“Gini Mas, Lina temen aku, ngajakin ke Vila punya Omnya di Pucak. Kalau Mas enggak ada acara, mau enggak ikut Desi ke Puncak?” jawab Desi.

Joni tidak langsung menjawab. Tiba2 dia jadi teringat pada Sinta pacarnya. Kalau dia pergi berarti sudah dua malam minggu ini dia tidak mengunjungi Sinta. Emang sih Sinta tipe cewek yang tidak pernah menuntut tiap malam minggu mesti ketemuan. Tapi sebagai pacar Joni kasihan juga padanya. Rencananya malam minggu ini dia akan mengajak Sinta jalan. Namun Joni juga membayangkan kenikmatan yang akan didapat kalau dia memenuhi ajakan Desi. Dia masih merasakan kenikmatan saat mengen toti Desi seminggu yang lalu. Kini kenikmatan itu terbayang lagi. Apalagi Desi bilang ada Lina temannya. Pasti akan lebih nikmat apabila dia dapat mengen toti mereka berdua.

“Gimana Mas? Mau ikut enggak?” tanya Desi, “Siapa tahu ntar Mas dapat juga mencoba alat pemanasnya Lina. Milik Lina baru sekali dipakai lho Mas...” bisik Desi.

Mendengar cerita Desi, Joni terpengaruh juga. Dalam benaknya dia pun ingin merasakan no nok Lina.

“Oke Des, aku ikut. Kebetulan aku gak ada acara” jawab Joni

“Nah gitu dong Mas” kata Desi, “No nok Desi juga udah gatal nih Mas, pingin disodok lagi...” bisik Desi di dekat telinga Joni.

Akhirnya hari Sabtu pukul 10an sesuai rencana Lina, Desi dan Joni, bertiga mereka menuju ke Puncak. Siang itu jalan menuju Puncak sudah agak sedikit padat. Setelah menempuh perjalan selama 2,5 jam akhirnya mereka tiba di Vila milik Paman Lina. Vila itu tempatnya masih masuk jauh dari jalan raya sehingga tempatnya tenang. Cocok sekali untuk istirahat melepas penat dan bisingnya kota Jakarta. Bangunan Vila itu cukup besar dikelilingi oleh pagar tinggi. Sehingga aktifitas yang mereka lakukan di dalam Vila itu tidak akan terlihat orang sekalipun mereka berada di halaman Vila itu.

Setelah tiba di Vila. Mereka bertiga masuk kamar masing2. Lina menempati kamar paling depan, Desi di kamar tengah dan Joni di kamar paling belakang dekat kolam renang.
Setelah menikmati makan siang, mereka bertiga beristirahat di kamar masing2 untuk menghilangkan penat akibat perjalanan.

Jendela kamar Joni tepat menghadap kolam renang dan karena letak tempat tidurnya berada persis disamping jendela, maka dari tempat tidurnya Joni dapat melihat kearah kolam renang.

Sejak habis makan siang tadi, Joni hanya tidur2an di atas tempat tidurnya sambil melihat acar olah raga di saluran ESPN dari TV yang ada di kamarnya. Tiba2 Joni mendengar jejak langkah orang melewati jendela kamarnya menuju ke arah kolam renang. Begitu Joni melihat ke arah kolam renang pandangan Joni langsung tertuju pada Lina yang sudah berdiri ditepi kolam renang. Pandangan Joni tidak berkedip mengamati tubuh montok Lina yang terbungkus bikini yang sangat seksi.

Joni makin terpana ketika melihat bagian bawah tubuh Lina. Tepat ditengah selangkangannya bukit no nok Lina tampak mengembung dan bayangan hitam jembutnya sangat jelas terlihat. Karena jarak kolam renang dengan jendela kamar Joni sangat dekat, maka dari atas tempat tidurnya Joni dapat melihat jembut Lina yang nongol ke samping dan ke atas CD bikininya yang sangat minim itu. Semetara susu Lina sangat montok sehingga BHnya gak muat menampung semuanya. Pantat Lina bulat dan padat. Karena Lina memakai bikini model G-string, maka Joni dapat melihat bokong telanjang Lina. Joni beberapa kali menelan ludahnya memandangi bodi Lina. Jakunnya naik turun.

Sedang asyik2nya memandangi tubuh Lina, Joni dikagetkan oleh suara Desi.

“Hayo lagi ngintipin Lina, ya?” goda Desi sambil matanya melihat keluar jendela kamar Joni, “Sampai melongo gitu sih Mas. Mas Joni kayaknya nafsu banget lihat bodinya Lina sampai jakunnya naik turun gitu” sambung Desi yang sudah berdiri disamping tempat tidur Joni.

Kini pandangan Joni berlaih ke Desi. Desi memakai gaun tidur yang sangat tipis sekali sehingga terlihat jelas lekuk2 tubuhnya dan Jonipun dapat melihat kalau Desi tidak memakai apa2 lagi dibalik baju tidurnya tersebut.

“Segar Mas habis mandi" kata Desi berusaha mengalihkan perhatian Joni.

Tiba2 Joni menarik tangan Desi sehingga Desi jatuh ke atas tempat tidurnya. Desi tahu Joni pasti ingin mengen totnya maka Desi langsung membuka satu persatu pakaian Joni sampai telanjang bulat. Kemudian Desipun membuka gaun tidurya sampai telanjang bulat.

Tangan Desi langsung me-ngocok2 kon tol Joni. Kon tol Joni mulai ngaceng dan keras. Kon tol Joni yang besar dan panjang itu langsung ngacung keatas.

“Aaaaahhhh... Aku udah gak sabar pingin merasakan kon tol besar ini keluar masuk no nokku lagi” kata Desi dalam hati.

Desi duduk dan memeluk Joni serta mencium bibirnya. Joni langsung memeluk Desi kembali, bibirnya pun mengisep2 bibir Desi sedang tangannya mulai me-remas2 susu Desi yang sudah mengeras lalu memlintir pentil Desi yang juga sudah mengeras.

"Des sudah nafsu ya, pentil kamu sudah mancung dan keras. Pasti no nok kamu juga udah basah, ya kan Des", kata Joni. Dengan semakin banyaknya cewek yang berhasil dien totnya, kini Joni semakin berpengalaman juga dalam urusan perngen totan, sehingga dia mulai hafal tanda2 cewek yang mulai naik nafsu birahinya.

Desi mulai menyentuh dan mengelus kon tol Joni.

"Oooohhh... ya Des kocokin kon tolku" desis Joni.

Joni sekarang berbaring sedang Desi menelungkup diatasnya. Kon tol Joni mulai Desi jilat dan kocok sambil meremas biji pelernya.

"Desi isep ya Mas kon tolnya, Iiiihhh gede banget bikin orang ketagihan" kata Desi gemas sambil menurunkan kepalanya dan memasukkan kon tol Joni ke mulutnya.

"Oooohh... sssssssssshh... nikmat banget Des" erang Joni.

Desi menjilati kepala kon tol Joni, dia isep sambil terus dia kocok2. Sesekali dia masukan semua kedalam mulutnya sambil dia kenyot.

"Ooooohh, enaaaaaaak...... banget Deeeees...!!!!" teriak Joni keenakan.

Desi berhenti mengisep kon tol Joni tapi terus dia kocok2.

"Isep lagi Des!!!, isep lagi!!!, enak banget!!!" pinta Joni. Kembali kon tol Joni Desi kocok sambil dia pelintir pelan.

"Esssssssshh... oooooohh... eennaakk bbannggett Des... enak banget, terus Des" desis Joni. Desi terus melakukan aktivitas tangannya.

"Jangan pakai tangan Des... pakai mulut kamu... isep lagi Deeess... ayo donk Des" pinta Joni memohon agar Desi kembali mengisep kon tolnya. Desi hanya tersenyum dan mulai menghisep lagi. Kali ini benar2 hot isapan Desi pada kon tol Joni, kepala Desi bergoyang kekiri kanan dan naik turun berkali kali sementara tangannya terus mengocok dan memutar batang kon tol Joni.

Desi terus mengisep kon tol Joni sambil terus memutar dan mengocok batang kon tol Joni yang makin menegang keras.

"Terus Des, isep terus...!!!" jerit Joni. Desi terus mengisep kon tol Joni. Hampir saja Joni bobol pertahanannya kalau saja dia tidak segera menghentikan aksi mulut Desi pada kon tolnya.

Joni lalu menarik kepala Desi. Joni duduk disebelah Desi dan mencium pipinya.

"Makasih ya Des, enak banget......" puji Joni sambil mencium pipi Desi lagi. Joni memeluk pinggang Desi serta mencium lehernya.

"Essssssshh......" Desi mendesis. Tangan Joni meraba susu Desi, diremasnya pelan. Desi terangsang, nafsu birahinya sudah mulai berkobar sejak dia ngisep kon tol Joni.

"Ayo dong Mas di-remas2 susu Desi, masa diraba doang sih" Desi mulai mengerang.

Kemudian Joni menelentangkan Desi, bibirnya melumat bibir Desi. Desi balas mencium dengan penuh nafsu. Kon tol Joni Desi elus dan dia kocok lagi membuat kon tol itu semakin besar dan panjang. Kon tol Joni sudah sangat ngaceng.

Joni terus me-remas2 susu Desi dan Joni mulai menjilati leher Desi lalu turun dan terus turun mencium belahan dada Desi.

"Teruuss, maaaas teerruusss kebawah lagi!" kata Desi setengah berteriak. Desi mendorong kepala Joni terus turun sehingga tepat di bukit no noknya. Joni menciumi no nok Desi yang tertutup jembut yang lebat. Hidung Joni dapat merasakan kelembaban pada daerah no nok Desi, no nok Desi sudah basah karena lendir yang keluar dari no noknya.

"aayyoo mas jilati no nokku!" teriak Desi. Joni bukannya segera menjilati no nok Desi, tapi dia menjilati kaki kiri dan pindah ke kaki kanan Desi. Kemudian Joni kembali mencium bibir Desi. Desi membalas ciuman Joni dengan penuh nafsu.

Joni menjilati telinga Desi. Pintar juga Joni merangsang nafsu Desi. Susu Desi kembali Joni remas2 dan tangan satunya terus meng-gosok2 bagian luar no nok Desi tepat di atas 1t1lnya.

"Masukin tanganmu Mas, essssssssshh...... Desi udah ngga tahan nih" Desi terus memohon agar Joni memasukkan jari2nya merojok no noknya dan menggelitik 1t1lnya.

Joni terus saja meraba no nok Desi, menjilat serta mencium susu Desi.

"Mas jahat...!!!" teriak Desi. Kemudian dia mencium bibir Joni dengan hot. Kon tol Joni mulai dia remas2 dan dia kocok2 lagi.

"Isep Des. Aku pengen diisep lagi" kata Joni sambil sedikit menarik kepala Desi mendekati kon tolnya. Desi terus mengocok sementara mulut dan lidahnya terus mengisep dan menjilat kon tol Joni. Joni tidak tahan lagi, segera Joni menelentangkan Desi, sambil mencium leher dan pundak Desi. Susu Desi diremasnya dan tangan satunya meraba no nok Desi.

"Mas... Buruan en toti Desi. Desi udah nggak tahan lagi..." desis Desi.

Joni langsung mengisepi susu Desi.

"Aaaaahhhhh...... iisseepp pentilnya, Maas..." desah Desi.

Kemudian tangan Desi mendorong kepala Joni kebawah.

"Jilati no nok Desi, Mas" pinta Desi sambil jari2 tangannya membuka belahan bibir no noknya.

“Ooooohh... Maaasss, nikmat sekali. Terus Mas, isep 1t1l Desi, yach begitu, Ooooohhhh......” lenguh Desi, merasakan nikmat yang luar biasa, karena Joni sudah menjilati 1t1lnya dan menumpangkan kaki kirinya kepundaknya. Joni terus menjilati no nok Desi dan memasukan lidahnya dalam2.

"Auw Maaaaaaasss... tteerruuss... yang dalem. Oooooohh nikmat baaaaangeeeett...!!!" jerit Desi sambil terus menekan kepala Joni. Joni terus mengisep dan menjilati no nok Desi.

“Oughhh... Maaass... sssshh... aagchhhh... mmaasuukkiin....... kon tolmu ke no nokku... Maasss... ooughhh... aakuuu... tidak taahan lagi... ceepaat... Maass... akuu.. ingin merasakan kon tolmuuu... yang besaaarr itu...” Desi mengerang menyuruh Joni untuk segera memasukkan kon tolnya kedalam no noknya.

Joni merangkak dan mengatur posisi di antara selangkangan Desi yang sudah slap menerima sodokan. Begitu melihat no nok Desi yang ke-merah2 Joni lantas menempelkan kepala kon tolnya di bibir no nok Desi kemudian kon tolnya yang besar dan panjang itu ditekannya sampai amblas sampai ke pangkal2nya.

“Ouughh... Maass...... kon tolmuuu... besaaarr sekaaliii..... penuh no nok Desi..... terisi kon tolmuuuuuuu... Oooouuuuughh...” Desi melenguh dan matanya ter-pejam2 akibat gesekan dan benturan kepala kon tol Joni di dalam no noknya.

“Hmmhhh... sssllluuurpppp... hhmmmmhh... aaaagghhhhh........” Joni mendesah sambil menjilati susu Desi dan menggelitik pentil susu Desi. Desi berusaha memberi perlawanan. Setiap hujaman kon tol Joni, cepat disambutnya dengan goyangan pinggul dan pantat Desi. Terasa sekali oleh Joni betapa kepala dan batang kon tolnya seperti di-lumat2 oleh benda
lembut, bahkan dapat mengenyot kepala kon tol Joni sehingga Joni semakin bersemangat mengeluar masukkan kon tolnya ke dalam liang no nok Desi yang masih kecil dan sempit itu.

Lewat satu jam kemudian Desi sudah tak dapat bertahan, matanya ter-pejam2, mulutnya men-desah2 dengan nafas ter-sendat2.

" Ouughhh... Maaaasss...... akkuuuu...mauuuuu...... keellluuaaarrr...... oooohhhhh..... aaaagghhh enaaaakkkkk sssekkaaaaallliiii.....!!!!” rintih Desi.

Sambil terus me-nusuk2 liang no nok Desi dengan kon tolnya yang besar dan panjang itu Joni terus meng-isep2 susu Desi sehingga tubuh Desi mengejang kaku dan akhimya ia sampai jugs pada puncak klimaksnya. Desi menjerit lirih.

“Ouuugghhhh.... aaagghhhh..... nniikkmaat... aakuuu... keeelluuaaarr... sssssshhhh... aagghhhhh” Desi mengerang menikmati puncak kenikmatannya yang berhasil ia raih.

Seerr... seeerrr... seeeerrrr...

Dinding no nok Desi ber-denyut2 kencang saat liang no noknya memuntahkan cairan orgasmennya, Joni merasakan hangatnya cairan orgasme Desi yang menyembur membasahi batang kon tolnya, dan Joni merasakan denyutan2 yang sangat kuat me-remas2 batang kon tolnya.

"Aduuuuhh... aaaahhhh....... Sssshhhhhhhhhh enaaaaaaaaakk..." Jonipun mengerang kenikmatan merasakan empotan no nok Desi di kon tolnya. Didiamkannya sebentar kon tol Joni di dalam no nok Desi sambil merasakan pijitan pada kon tolnya akibat empotan no nok Desi.

Kemudian Joni melanjutkan enjotan kon tolnya keluar masuk me-ngocok2 dalam liang no nok Desi yang sudah basah oleh air mani Desi. Karena kon tol Joni yang terus menerus mengocok liang no noknya birahi Desi bangkit kembali.

“Hhhmmm...Maaaasss, puaskan aku lagi, en tot aku lagi dengan kon tol besarmu itu, Ooouuuhhhh... bawa aku kepuncak kenikmatan lagi, Mas” Desi mengerang.

Joni semakin mempercepat kocokan kon tolnya di liang no nok Desi, gerakan keluar masuk kon tolnya sekarang lebih leluasa karena liang no nok Desi sudah basah oleh cairan orgasme Desi, bunyi kecipak kon tol Joni saat memasuki liang no nok Desi semakin menambah sensasi kenikmatan mereka.

“Puaskan.. aku Mas, oohh... yaahh... terus pompa terus kon tolmu Mas, Ooouuuhhhh Maaaasss..... tekan yang dalam Mas... yang kuat... yah... lagi yang kuat... yang dalam... oohhh... kon tolmu... enak sekali... oohh... terus Mas en tot aku...Mas, Maaassss... oohh nikmatnya enjotanmu..” Desi me-rintih2 menikmati enjotan2 kon tol Joni di no noknya, ia tidak memperdulikan lagi kalau suaranya dapat didengar oleh orang lain, yang ia pedulikan adalah menikmati sensasi nikmat dari persetubuhan mereka.

Desi merintih dengan hebatnya dan tubuhnya kembali menjadi tegang dan kaku. Joni tahu bahwa Desi hampir mencapai puncak klimaksnya tapi rupanya Joni juga sudah tak mampu lagi bertahan. Tubuh Joni bergetar menahan suatu desakan yang sudah terasa di ujung kon tolnya.

“Uughhh... hhmmm... aku keluaaaaaaarrrr.... aaagghh... enaaakk.. ooouughh...!!!” Joni mengerang dan menekan dalam2 kon tolnya kedalam liang No nok Desi dan cccrroooott.... croooottt... ccrooooott.... Kon tol Joni memuntahkan pejunya didalam liang no nok Desi.

“Oooogghhhh... aku juga keluaaaaaaaar... enak sekali... ooohhh... aahhh... ssshhh... aaahhh...” lenguh Desi. Seeerrr...... seeeerrrr...... seeeeerrrrr..... cairan orgasmenya menyembur dengan kuat membasahi kon tol Joni, pelukannya ditubuh Joni semakin erat, dan matanya terpejam menikmati puncak kenikmatannya.

Kon tol Joni menyemprotkan pejunya didalam liang no nok Desi, berbarengan dengan no nok Desi menyemprotkan cairan orgasmenya, Desi merasakan hangatnya peju Joni didinding liang no noknya, sementara Joni merasakan hangat dibatang kon tolnya karena disiram oleh cairan orgasme Desi.

Keduanya berpelukan dengan erat menikmati saat2 terakhir puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka, kedua bibir mereka berpagutan dengan mesra, Desi sendiri dengan per-lahan2 menggoyangkan pinggulnya menikmati sisa2 kenikmatan dari kon tol Joni.

Tak lama berselang Joni melepaskan pelukannya pad Desi dan mencabut kon tolnya yang mulai mengkerut dari dalam no nok Desi. Kon tol Joni tampak mengkilat karena cairan orgasme Desi dan cairan pejunya yang tercampur di dalam no nok Desi. Sementara dari no nok Desi terlihat cairan putih, perpaduan antara cairan orgasmenya dan peju Joni, mulai mengalir perlahan keluar dari dalam no nok Desi. Keduanya kemudian beranjak menuju kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah membersihkan diri keduanya mulai mengenakan pakaian mereka, lalu Desi berpamitan untuk kembali kekamarnya, ditimpali oleh Joni dengan kecupan mesra dibibirnya, dan bisikan mesra ditelinganya, “Terimakasih yach, atas sore yang indah ini”

Sedari tadi sebenarnya Lina menyaksikan adegan persetubuhan antara Desi dan Joni melalui celah pintu yang sengaja dia buka saat mendengar suara2 rintihan dari dalam kamar Joni saat dia melewati kamar Joni sehabis berenang dan hendak menuju kamarnya sendiri. Begitu melihat kedalam, didalam kamar ternyata Joni dan Desi sedang berpacu meraih puncak kenikmatan persetubuhannya. Melihat adegan itu Lina tak dapat berbuat apa2 selain melakukan masturbasi untuk menyalurkan gejolak birahi akibat melihat adegan persetubuhan Desi dan Joni tersebut dengan meng-gosok2 1t1l dan no noknya serta me-remas2 susunya sendir. Dan 2 kali pula Lina sempat merasakan puncak kenikmatannya dari masturbasinya sambil membayangkan bahwa cewek yang sedang dien tot oleh Joni adalah dirinya.

“Gila... kon tol Mas Joni gede banget... Iiihh apa muat kalau kon tol itu masuk dalam no nokku...” batin Lina, “Ntar malam saya akan buktikan omongan Desi waktu di telepon kemarin... Aaaaahhh... jadi pingin juga no nokku merasakan kon tol yang gede itu” lanjutnya dalam hati sambil membetulkan posisi bagian depan G-strinya yang tadi menyamping akibat jari2nya yang merojok no noknya sendiri sehingga bagian depan G-stringnya itu kini menutupi bagian depan no noknya kembali. No nok Lina pun sudah basah kuyup akibat cairan orgasme yang keluar dari no noknya. Begitu adegan persetubuhan Joni dan Desi berakhir, Lina pun bergegas menjauh dari kamar Joni dan masuk kedalam kamarnya sendiri untuk segera membersihkan dirinya guna menyambut malam yang penuh gairah.

**********

Sehabis makan malam, Joni duduk santai di Gazebo yang ada di taman belakang menikmati indahnya sinar bulan. Udara Puncak yang masih bersih terasa segar terhirup paru2nya. Tidak berapa lama kemudian Lina datang menghampirinya.

“Kok sendiri Mas, mana Desi?” tanya Lina

“Gak tahu tadi habis makan malam dia langsung masuk ke kamarnya. Mungkin dia ketiduran” jawab Joni.

“Kayaknya Desi kecapekan habis dien tot sama Mas. Tadi sore hot banget pertempuran” kata Lina dengan senyuman manis di bibirnya.

“Hayo tadi ngintip ya?” goda Joni.

“Tadinya sih gak ada niatan untuk mengintip. Tapi saat melewati kamar Mas Joni, terdengar suara erangan dan rintihan Desi. Jadi ya aku pingin tahu juga. Lagian Mas Joni dan Desi mainnya hot banget sampai gak kedengaran pintu kamarnya aku buka... Makanya lain kali kalau mau main kunci dulu pintunya. Soalnya kalau sudah merasakan nikmatnya biasanya suka lupa tuh sama keadaan sekitar” kata Lina membela diri.

“Emang sengaja kok pintunya gak dikunci, biar kamu dapat melihat saat aku ngen toti Desi” kata Joni memancing reaksi Lina, “Kamu pasti kepingin dien tot juga kan lihat Desi aku en tot?” pancing Joni.

“Ih Mas ngomongnya jorok...” kata Lina pura2 malu. Padahal omongan Joni yang vulgar tersebut membuat nafsunya jadi terangsang. Lalu tanpa malu2 diapun menjawab pertanyaan Joni tersebut.

“Ya iya lah Mas... Aku kan masih normal. Sebab kalau sampai gak kepingin wah gawat harus ke psikolog, karena itu berarti ada kelainan alias sudah gak normal” jawab Lina.

“Kalau sekarang kita ngen tot, mau enggak?” tanya Joni langsung to the point.

“Kalau aku mau, memangnya Mas masih kuat? Bukannya tadi sore Mas barusan ngen oti Desi?” tanya Lina

“Mau enggak?” tanya Joni menyakinkan.

“Mau sih Mas... Tapi...” kata Lina ragu2 sambil menundukkan wajahnya.

“Tapi apa Lin...?” tanya Joni penasaran.

“Tapi ntar mainnya pelan2 ya?” kata Lina lirih, “Mainnya jangan seperti saat ngen toti Desi. Soalnya no nok Lina baru sekali dien tot sama cowok dan lagi kon tolnya tidak segede kon tol Mas Joni” lanjut Lina. Wajahnya memerah pertanda mulai terangsang. Nafsu birahi Lina sudah meng-gebu2 sejak sore tadi saat dia menyaksikan persetubuhan antara Desi dan Joni.

Mendengar jawaban Lina, Joni jadi semakain bernafsu untuk ngen toti Lina. Dengan penuh nafsu Joni langsung memeluk Lina kuat2, diciuminya kening dan pipi Lina kemudian melumat bibir Lina dengan nafsu birahi yang sudah menggelegak. Bibir mereka saling melumat, lidah mereka berbelit dan berkait.

Sambil berciuman kini tangan Joni mulai meng-usap2 susu Lina yang menyembul montok, masih kenyal dan padat yang masih tertutup oleh baju dan BH. Joni berulang kali mengusap dengan usapan lembut dan menggairahkan.

"Buka aja Mas, lakukan apa yang Mas mau, malam ini Lina serahkan diri Lina untuk Mas“ kata Lina pasrah.

Lalu Joni melucuti pakaian Lina hingga yang tersisa tinggal BH dan CDnya saja. Kemudian Joni membuka kaitan BH Lina sehingga BH itupun terlepas. Bagian tubuh atas Lina sudah dalam keadaan polos tanpa penghalang. Terlihat jelas betapa indahnya bentuk bukit susu Lina yang montok dan padat, kulitnya mulus dan bersih. Dengan tangan gemetar Joni mulai beraksi me-remas2 susu Lina silih berganti, Nafas Joni memburu

"Akh Mas, terus remas susuku Mas... ahhhhh" rintih Lina.

Lalu mulut Joni menyosor pentil susu Lina, dikemotnya silih berganti. Hal yang baru kedua kali dirasakan Lina setelah ia diperawani oleh mantan cowoknya yang brengsek itu, membuat Lina meng-geliat2 dan me-rintih2. Tak terhingga begitu nikmatnya rasa sentuhan2 yang dirasakan Lina. Getaran jiwa Lina me-iayang2 menuju alam kenikmatan.

"Aduuuuh... ssssshhhh... aaaahhhhhh... bawa aku ke kamar Mas, kita lanjutkan dikamar saja. Ntar di kamar Mas boleh lakukan apa saja sepuasnya... aaaahhhhhhhhhh... Aku sudah enggak tahan... Maaaaaasss...” ucap Lina dengan tubuh gemetar.

Segera Joni merangkul tubuh Lina dan mengangkat tubuh Lina ke dalam kamar Lina. Lina ditidurkan di kasur, CDnya dilepas sehingga kini tubuh Lina sudah benar2 telanjang bulat. Jantung Lina berdenyut kencang menanti apa yang akan terjadi. Joni lalu menyerbu bibir dan susu Lina secara ganas. Nafsu Joni sangat besar sekali karena baru peretama kali melihat ssosok tubuh gadis cantik yang baru sekali dien tot cowok tergolek indah di depan matanya siap untuk dinikmati.

Kemudian Lina mulai mengangkangkan kakinya, sehingga bibir bagian dalam no nok Lina yang berwarna merah muda terlihat oleh Joni dengan jelas, no nok Lina sudah basah oleh cairan pelumasnya.

Joni berlutut didepan no nok Lina, tangan kirinya mulai meng-elus2 paha Lina sementara tangan kanannya meng-elus2 belahan no nok Lina, kemudian jempolnya me-ngelus2 1t1l Lina.

“Oooohhh... ssshhh... aaahhh... sshhh... ooohhh...” Lina mendesah.

“Hhhmmm... sslluurrppp... sslluurrppp... enaak Lin, sssluurrppp... sslluurrrppp” tanya Joni sambil mengisep 1t1l Lina dan menjilati no nok Lina.

“Ooohh... eeeeeenaaaakk...ssssshhhhh... aaaahhhh... Maaaasss nikmaatt...” Jawab Lina, “Ouh Maaaas... 1t1lku... ya 1t1lku isep Maaaasss... Ooooouuuhhh...” erang Lina

“Ssshhh... uuughhh... no nokmu... liangnya seempiittt Lin, jariku aja susah apalagi kon tolkuuu... hhhmmm... sslluurrppp... sslluurrppp...,” Joni memasukkan jari tengahnya kedalam liang no nok Lina sambil terus menjilati 1t1lnya. Liang no nok Lina yang masih sempit itu menjepit ketat jari tengah Joni. Joni merasakan dinding liang no nok Lina ber-kedut meremas jarinya.

"Ooohhh!!!" Lina merintih. "Oohh Maaaasss... en tot aku Maaaas... sekarang... cepat masukkan kon tolmu yang besar itu kedalam no nokku!! Aku tidak sabar lagi, dan aku ingin kamu genjot aku dengan keras dan cepat, sssshhhh... Maaaas!!!" teriak Lina menahan nafsu birahinya yang semakin meninggi.

Joni merasakan jari2 tangannya basah oleh cairan pelumas yang keluar dari no nok Lina, no nok Lina nampaknya sudah siap untuk diterobos oleh kon tolnya.

"Ayo cepat lakukan, Mas. Tapi pelan2” ucap Lina tak sabar menunggu. Lina memejamkan matanya rapat2, ketika tubuhnya mulai ditindih Joni. Dengan sangat hati2 Joni menusukkan kon tolnya.

Sleeeeeeeb.....

"Sssssshhhhhh... aaaaahhhhh...” erang Joni saat ujung kon tolnya mulai membelah bibir no nok Lina. Perlu perjuangan ekstra agar kon tolnya dapat menerobos liang no nok Lina yang sangat sempi itu, jauh lebih sempit dari liang no nok Desi. Kalau dengan no nok Desi saja Joni sudah merasakan nikmat yang luar biasa, terbayang baginya kenikmatan yang bakal diterimanya dari liang no nok Lina.

“Hheegg... aduh... saakiiittt Mas... pelaaaannn... Mas... pelaaann...,” Lina terlonjak kaget, matanya terbelalak dan merintih kesakitan saat celah no noknya dibelah kepala kon tol Joni yang besar tersebut.

Bleeessss.....

“Pelaaannn... Mas... pelaaaann... Jangan terlalu dalam Mas... aow... saakiittt...” kembali Lina merintih kesakitan dan me-ronta2 saat Joni mendorong dalam2 kon tolnya itu. Tangan Lina menahan pantat Joni agar batang kon tolnya tidak masuk lebih dalam lagi diliang no noknya.

Dengan pelan dan hati2 Joni menekan kembali kon tolnya. Pelan2 kon tolnya menerobos liang no nok Lina. Lina terus me-ronta2 karena liang no noknya ditembus kon tol Joni yang besar itu.

Bleeeessss..... Bleesssss.....

“Aaghhhh...... Pelaaan... Maaasss... peellaannn... aagggghh... tahan dulu jangan ditekan... aaaggghhh... kon tolmu besar sekali Mas... ooougghh... rasanya robeeekk no nokkuuu...” Lina menjerit saat kon tol Joni semakin dalam meneroboskan kedalam liang no noknya. Namun belum ada 1/4 dari panjang batang kon tolnya yang masuk liang no nok Lina, tiba2 kon tol Joni serasa membentur sesuatu didalam liang no nok Lina. Dengan perlahan dan hati2 Joni menekan kon tolnya kembali sehingga menembus halangan tersebut.

Bleesssssssss.....

“Aduuuuuuhh... Ahhhhh... Ssaaakkittt... Aaahhh... Hmmmm... aaaaghhh... Maaaaass... Perihhhhhhhh...” Lina mengerang kesakitan merasakan kon tol Joni merobek sisa2 selaput perawannya. Ternyata selaput perawannya tidak robek sempurna saat dirinya diperawani oleh mantan cowoknya. Kini dia yakin selaput perawannya telah benar2 robek tak bersisa akibat enjotan batang kon tol Joni yang besar tersebut. Batang kon tol Joni yang besar tersebut kini memenuhi rongga no noknya. Lina memang sudah tidak perawan, namun no noknya baru se-kali2nya kemasukkan kon tol, yaitu saat cowoknya memerawaninya. Karena kon tol Joni yang sangat besar, jauh lebih besar dari pada kon tol mantan cowoknya, Lina merasakan sakit yang sama seperti saat selaput perawannya pertama kali robek.
Lina bergelinjangan ke kiri dan ke kanan saat kon tol Joni telah amblas seluruhnya dalam liang no noknya.

“Santai Lin... ntar juga gak sakit... itu karena liang no nokmu belum terbiasa kemasukan batang kon tol lelaki. Rilek dan tenang ntar rasa sakit itu hilang” Joni menenangkan.

Ternyata benar. Setelah Lina mulai tenang dan rilek rasa sakit itu mulai berkurang. Dia mulai dapat menikmati enaknya liang no noknya yang terisi penuh batang kon tol Joni. Namun betapa kagetnya Joni saat menarik kon tolnya keluar dari liang no nok Lina, ada darah segar yang menempel di batang kon tolnya.

“Lin, no nok kamu berdarah...?” kata Joni dengan muka kebingungan. Lina tersenyum melihat kebingungan Joni tersebut.

“Bukankah kata Desi, kamu sudah...” lanjut Joni, namun belum selesai dia bicara Lina sudah memotongnya.

“Aku memang sudah tidak perawan lagi Mas. Itu mungkin sisa2 selaput perawan Lina yang dulu tidak robek sempurna saat cowok brengsek itu memerawani Lina dan kini selaput itu robek oleh kon tol Mas yang besar tersebut” jelas Lina.

Mendengar jawaban Lina tersebut, Joni dengan sangat hati2 lalu memasukkan kembali batang kon tolnya kedalam liang no nok Lina.

"Masih sakit, Lin?" tanya Joni.

"Aow... sedikit Mas... ssssshhhh... ooooohhhhh... Maaaaaasss... sakiiit tapi enaaaaaak..." sahut Lina yang merasakan antara sakit dan enak diliang no noknya.

Jonipun menghentikan sodokan2 kon tolnya di no nok Lina, dan mulai memagut mulut Lina yang sedang mengerang dan merintih kesakitan itu. Linapun gelagapan dengan serbuan mulut Joni di mulutnya, saat ia sedang menahan sakit di no noknya yang sedang di terobos kon tol Joni yang besar. Joni merubah gerakan maju-mundur kon tolnya menjadi gerakan memutar, sambil mulutnya asyik memagut bibir Lina, gerakan Joni ini tidak terlalu membuat sakit no nok Lina, malahan memberikan sensasi nikmat untuk Lina, rintihan kesakitan Lina mulai berganti dengan desahan keenakan. Apalagi kemudian mulut Joni mengenyoti kedua susunya bergantian sambil kon tol Joni terus mengocek liang no noknya.

“Ooouughhh... Maaaaas... sssshhhh... terus... Mas... terus... putar... ssshhh... eenaakkk... tidak sakit lagi... oooohhh Maaaas... sssshhh... aaaaaaahhh... enaaaaak... putar terus Maaaas!!!” desah Lina yang sudah tidak merasakan sakit lagi di no noknya. Kini rasa sakit itu telah berganti dengan rasa nikmat.

Joni mulai kembali menarik dan menekan kon tolnya sehingga batang kon tolnya keluar masuk ber-ulang2 di dalam liang no nok Lina. Kini Lina mulai dapat tersenyum karena bukannya rasa nyeri dan sakit yang dia rasakan namun rasa geli2 nikmat dan enaklah yang kini dia rasakan. Lina merenggangkan kedua pahanya agar batang kon tol Joni lebih leluasa bergerak diliang no noknya. Sementara itu Joni masih me-ngenyot2 pentil susunya.

"Ssssshhhhh... Enaaaaak...... ooooohhhhhhh... terussssss Maaaaaasss... aduuuuuhhhh.... oooohhhh..." rintih Lina.

“Hhhmmmppp... ssshhh... no nokmu enak banget Lin, semppiiiittt... sssshhhh... oooooohhh...” Jonipun mengerang keenakan sambil terus mengenjot kon tolnya didalam liang no nok Lina.

“Aaaahhhh... Maaaaaas... enaaaaakk... kon tolmu enaaaakk Maaaas... gede banget... rasanya liang no nokku penuh... Maaaaasss... terus Maaaaas... sodok no nokku dengan kon tolmu itu...” erang Lina yang semakin merasakan enaknya aksi Joni.

Kaki Lina kini menjepit pinggang Joni. Saat Joni melesakkan kon tolnya, Lina menekan pinggang Joni ke bawah sehingga kon tol Joni melesak dalam2 di liang no noknya. Pelukan tangan Lina semakin erat memeluk Joni, nafasnya semakin memburu, rupanya Lina hampir mendekati ujung kenikmatannya, puncak kenikmatannya telah di ambang pintu, klimaks dari persetubuhannya dengan Joni akan ia rengkuh. Tiba2 kakinya menekan kuat2 pinggang Joni dan pelukannya bertambah kencang, bibirnya mengatup di bahu Joni, nafasnya ter-sengal2, tubuhnya mengejang.

Ssssssrrrrrr... Sssssrrrrrrr... sssssrrrrrrr... sssrrrrrrr...

Dengan sangat kuat no nok Lina menyemburkan cairan orgasmenya, Joni merasakan kon tolnya menjadi hangat dengan semburan tersebut, Joni juga merasakan dinding no nok Lina berkedut dengan kuat, seolah me-remas2 batang kon tolnya.

“Aaaaahhhh... aku keluar Maaaaasss... aku keluaaaaaar... sssshhhh... enaaak Maaaaaaas... kon tolmu betul2 enaaaaaaakk... sssshhhhh... aaaaaaaahhhh...!!!” Lina menjerit se-jadi2nya merasakan letupan2 puncak birahinya. Orgasmenya yang pertama dalam persetubuhan dengan Joni telah dia raih. Melihat keperkasaan Joni saat mengen toti Desi sore tadi, Lina yakin dia masih akan merasakan orgasmenya yang berikutnya.

Joni menghentikan enjotan kon tolnya dan membiarkan kon tolnya di dalam liang no nok Lina untuk memberikan kesempatan Lina menikmati orgasmenya. Setelah kedutan di dalam no nok Lina melemah Joni mulai mengenjot kembali kon tolnya keluar masuk liang no nok Lina. Makin lama enjotan kon tol Joni semakin cepat. Kon tol Joni me-nyodok2 liang no nok Lina. Joni merasakan desakan pejunya sudah sampai di ujung kepala kon tolnya dan,

Crooootttt... crooootttt... croooooootttt... kon tol Joni menyemburkan pejunya di liang no nok Lina.

“Aaaaaaahhhhhh...!!! Aku keluuuuuaaaaa...!!!” teriak Joni. Tubuhnya mengejang, pantatnya ditekan kuat2 sehingga kon tolnya melesak dalam2 diliang no nok Lina saat kon tolnya menyemburkan pejunya. Batang kon tol Joni berkedut dengan kuatnya saat menyemburkan pejunya. Kemudian tubuh Joni lemas dan ambruk di atas tubuh Lina.

Lina memeluk erat tubuh Joni. Dinding rahimnya diterjang dengan derasnya oleh peju Joni. Lina merasakan hangat di dinding rahimnya. Liang no noknya penuh oleh cairan campuran antara cairan orgasmenya dan peju Joni. Liang no noknya tidak dapat menampung banyaknya cairan yang mengisi liang no noknya, sehingga cairan itu mulai merembes keluar dari no noknya. Makin lama kedutan kon tol Joni makin melemah dan akhirnya berhenti. Lina masih merasakan kon tol Joni yang berada di liang no noknya itu masih besar dan keras.

Joni mencabut kon tolnya dari dalam liang no nok Lina. Lalu merebahkan tubuhnya disamping tubuh Lina.

"Makasih Mas, aku puas sekali..." kata Lina. Dari wajahnya terpancar wajah penuh kepuasan.

"Aku juga puas Lin.” Balas Joni, “No nokmu sempit banget. Kon tolku seperti ngen toti no nok perawan" puji Joni.

Di-sela2 kelemasan tubuh mereka berdua, pandangan mereka bertemu. Lina melemparkan senyum manisnya yang mempesona. Lalu mereka berdua sama2 tersenyuman. Mereka langsung berpelukan erat. Bibir mereka beradu mesra, kecupan2 lembut dan cumbu rayu yang mereka lakukan membakar gairah birahi mereka.

Kini Lina semakin berani, kon tol Joni yang kembali berdiri kencang itu ia remas2 dan pijit2 dengan kedua tangannya. Ia mulai mengocok dengan lembut batang kon tol Joni sehingga batang kon tol itu makin besar dan keras.

Joni sangat menikmati kocokan dan remasan tangan Lina yang halus dan lembut itu pada kon tolnya. Jonipun tidak tinggal diam, kemudian ia mengenyot susu Lina yang mengagumkan itu kiri dan kanan bergantian dan menjilati pentilnya, membuat Lina me-rintih2 hebat.

“Ooooohhh... essssssshhhh... aaaaahhhh... terussss... Maaaaaasss, hisaaappp susuku... jilat pentilnya... sssshhhhh... oooooohhhh... Maaaaaasss...” erang Lina.

“Hhmmmm... sssllrruuuppp... hhmmmhhmm... ssssllrruuuppp...” Joni terus mengulum susu Lina dan menjilati pentilnya.

“Ooooohh... Maaaaasss... puaskan aku lagi, en tot aku lagi dengan kon tol besarmu itu, sssshhhh... ooooohhhhh... Maaaaasss... bawa aku kepuncak kenikmatan lagi...” Lina mengerang.

Joni mengambil ancang2 dengan posisi tengkurap di atas tubuh Lina, kon tolnya yang sudah tegak berdiri itu diarahkan pada no nok Lina dan ditekan pelan2. Centi demi centi batang kon tolnya menerobos masuk liang no nok Lina hingga akhirnya seluruh batang kon tolnya amblas diliang no nok Lina. Kemudian perlahan Joni menarik keluar batang kon tolnya dari dalam liang no nok Lina hingga yang tersisa tinggal kepala kon tolnya yang masih terjepit bibir no nok Lina. Begitu seterusnya dengan perlahan dan penuh hati2, Joni menaik turunkan pantatnya sehingga batang kon tolnya keluar masuk liang no nok Lina.

Sleeep... Bleees... Sleeep... Bleees... Sleeep... Bleees...

Kon tol Joni naik turun keluar masuk liang no nok Lina. Kon tol Joni yang sangat besar dan panjang itu dengan gencar me-nyodok2 liang no nok Lina yang makin licin sehingga semakin memudahkan gerakan batang kon tol Joni diliang no nok Lina.

"Ooooooohhhhhhh... heeeeemmm... ssssssshhhhh... teruuuuusssssss... enjot yang kuat... ssssshhhhh... ooooooohhhhhhh... Maaaaaaaaassss...” Lina me-ngerang2 merasakan kenikmatan enjotan kon tol besar Joni diliang no noknya.

Lina meng-hentak2kan pinggulnya dan menyembulkan pinggulnya ke atas menyambut tusukan kon tol Joni. Tidak hanya itu, Lina juga me-mutar2 pinggulnya. Akibat gerakan tersebut otot2 dinding liang no nok Lina ber-kedut2 me-remas2 batang kon tol Joni.

“Liiinn... aaaghhh... no nok... no nokmu empotannya... aaachh... eenaakkk... no nokmu jepit sekaalliii... sshhh... aaachh... eenaakkk” erang Joni keenakan menikmati jepitan dan empotan no nok Lina dibatang kon tolnya.

Keduanya menikmati persetubuhan yang semakin lama semakin enak. Setelah beberapa lama kemudian,

“Ooohhhh... Maaaaaass... nikmaaaat... sekaaalii... ooughhh... aakkkuuu... mmauuu... keluuaaaaar lagi... ssssshhhhh... aaaaaaahhh...!!!!” Lina mengerang, tubuhnya mengejang menyambut orgasmenya.

“Sssssshhhh... aaaahhh... Liiiiin... akkuuu... jugaaaa... kellluaaaaaar...!!!” Jonipun mengerang bersamaan dengan erangan Lina.

Croootttt... seeerrrrr... croooot... seeeerrrr... croooottt... seeeerrrr...

Lina dan Joni berbarengan menggapai puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka. Untuk kedua kalinya Joni dan Lina menikmati puncak akhir persetubuhan dengan memuntahkan cairan dari kelamin masing2. Kedua kelamin merekapun berbalasan memuntahkan cairan orgasmenya, mereka berdua merasakan kedutan2 kemaluan masing2 dan semburan2 hangat dari cairan orgasme mereka.

Setelah tetes terakhir cairan orgasme mereka keluar, Joni per-lahan2 mulai menarik kon tolnya yang sudah mulai mengecil dari liang no nok Lina, nampak mengalir cairan putih bercampur dengan lendir bening, menetes mengenai paha Lina.

“Terimakasih Mas, Mas telah membuat Lina benar2 puas malam ini” Lina berkata kepada Joni dengan nafas yang masih memburu.

“Sama-sama Lin... Aku juga puas sekali ngen toti kamu. Boleh enggak aku ngen toti kamu lagi” jawab Joni sambil mengharap dapat mengen toti Lina lagi.

“Dengan senang hati Mas. Tapi jangan sekarang yah beri no nok Lina kesempatan beristirahat... Habis nih kon tol gede banget rasanya masih ngeganjal di dalam no nok Lina” jawab Lina kemudian tersenyum manis sekali.

Keduanya lalu menuju kamar mandi yang ada dikamar Lina. Mereka berdua membersihkan tubuh masing2 dari keringat yang telah membasahi tubuh mereka dan kemaluan mereka masing2 dari sisa2 cairan orgasme berdua. Keluar dari kamar mandi, tubuh Joni hanya berbalut handuk sedangkan Lina mengenakan kimono. Dalam kondisi tubuh yang hanya berbalut handuk tersebut, Joni meninggalkan kamar Lina untuk kembali ke kamarnya. Namun sebelum meninggalkan kamar, Lina memberikan kecupan mesra dipipi Joni dan mengantarnya sampai dipintu kamar.

Begitu Joni meninggalkan kamarnya, Lina langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dan sebentar kemudian diapun sudah tertidur lelap dengan membawa sejuta kenikmatan dan kepuasan. Begitu pula dengan Joni. Sesampainya dia dikamar langsung menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur. Badannya terasa capek sekali setelah tadi sore ngen tot dengan Desi, malamnya gantian ngen tot dengan Lina. Namun dibalik kecapekan tubuhnya tersebut dia merasakan kepuasan batin yang luar biasa dari persetubuhannya dengan 2 orang cewek yang sama2 cantik dan dua2nya sama2 memiliki no nok yang masih sempit dibandingkan dengan cewek2 yang pernah dia en tot. Akhirnya Joni terlelap dalam tidurnya.

Menjelang pagi hari, Joni terbangun ketika merasakan ada yang mengerjai tubuhnya. Ternyata Desi dan Lina yang sudah telanjang bulat sedang mengerjai bagian2 tubuhnya.

Desi dan Lina menciumi dada Joni dan menjilati pentil Joni. Lina disebelah kiri dan Desi disebelah kanan. Kemudian Desi yang sudah mulai naik nafsunya mulai membuka balutan handuk yang menutupi tubuh Joni bagian bawah dan menariknya hingga lepas. Karena Joni tidak memakai CD maka kon tolnya langsung menyembul.

Lina tiba2 menghentikan jilatannya pada susu Joni.

"Kita kerjai kon tolnya sama2 yuk Des" kata Lina.

Mereka berdua berjongkok. Lina melihat kon tolku dengan berbinar,

"Ah gila nih kon tol besar banget bisa kelojotan lagi nih no nokku. Des, Lina isep batangnya kamu isep bijinya" kata Lina

"Oke Lin tapi gantian ya?" pinta Desi.

Kemudian Lina mulai menjilati kepala kon tol Joni. Joni merasakan jilatan Lina tidak semantap Desi, Desi lebih terampil menjilat. Namun Lina lebih telaten dan lembut saat menjilati kon tolnya. Dua sensasi yang berbeda dirasakan oleh Joni dan dua2nya sama2 nikmat. Lina lalu memasukan kon tol Joni dalam mulutnya sambil lidahnya menjilati ujung kepala kon tol Joni. Sementara dibawah Desipun tidak kalah ganasnya menjilati dan mengenyot biji peler Joni. Dengan telaten Desi terus menjilati pangkal kon tol Joni sampai ke anusnya juga. Lina mengeluarmasukkan kon tol Joni ke mulutnya, dia mulai mengocok kon tol Joni dengan mulutnya. Joni merasakan nikmat sekali. Dengkulnya mau copot. Ternyata dalam hal mengisep kon tol desi dan Lina sama2 piawai.

"Ssssssshhhh... ooooooohhhh... Liiiin... Deees... enak bangeeeeet... sssssshhhhh... aaaaaaaahhh..." erang Joni merasakan nikmat saat kon tolnya disepongi oleh Lina sementara biji peler dan anusnya dikenyot dan dijilati oleh Desi.

"Mmmhhhh... kon tol kamu juga enak Mas... mmmhh...” balas Lina. Lalu dia memutar tubuhnya sehingga sekarang no noknya tepat diatas mulut Joni.

“Mas jilatin no nokku dong?" Lina minta Joni untuk menjilati no noknya. Jonipun menjilati no nok Lina. Lina sangat menikmati jilatan Joni pada no noknya.

"Aaaaahh enak Maaaaaas..." erang Lina, “Hmmmmhhh... sslluurrppp... aaaahhh.... teruuusss... ssssshhhh... ooohhh... teruuusss... Maaaaassss... Hhmmmhhh... sslluurrppp... sslluurrppp... sssshhh... aaahhh... kocok no nokkkkuuu.... iseeep 1t1lkkuuu... ssssshhhhh... ooohhh... Hhmmmhhh... sslluurrppp... sslluurrppp...” Lina melenguh keenakan menikmati permainan jari Joni dan isepan2 Joni di 1t1lnya sambil terus mengisep kon tol Joni.

15 menitan kon tol Joni dikerjai kedua cewek tersebut, namun belum ada tanda2 pejunya mau keluar. Mulut Lina mulai capek nyepongi kon tol Joni, kemudian dia mengeluarkan kon tol Joni dari mulutnya dan melepaskan no noknya dari jilatan lidah Joni dan rojokan jari2 Joni.

“Des, Lina duluan ya. Lina sudah gak sabar pingin merasakan kembali kon tol besar ini merojok no nok Lina...” pinta Lina. Desi terpaksa mengalah pada Lina sebagai tuan rumah. Lagian sebelum ini Desi juga telah merasakan kehebatan kon tol Joni.

“Ok Lin..., sisain buat Desi yah???” jawab Desi.

Lina langsung mengangkangi tubuh Joni. Desi membantu dengan memeganginya kon tol besar Joni tersebut lalu kepala kon tol Joni tersebut diarahkan tepat dibibir no nok Lina. Lalu Lina memulai menurunkan pantatnya sehingga kon tol besar Joni masuk kedalam no noknya.

Slleeepppp... Blleeeeesssss...

Perlahan kon tol Joni masuk kedalam liang no nok Lina seiring dengan turunnya pantat Lina. Kali ini liang no nok Lina sudah mulai dapat beradaptasi dengan besarnya batang kon tol Joni sehingga liang no noknya cepat menyesuaikan seiring masuknya batang kon tol Joni yang besar tersebut. Lina makin menurunkan pantatnya lalu dengan sekali tekan blesssss... kon tol Joni masuk sepenuhnya diliang no noknya yang tembem dan rimbun serta masih sangat sempit dan seret karena memang jarang kemasukkan kon tol. Kemudian Lina mulai menaikturunkan pantatnya sehingga kon tol Joni keluar masuk no noknya. Lalu Lina pun mulai menggoyang dan memutar pinggulnya mengulek kon tol Joni yang berada di liang no noknya.

“Aaaaahhh... sssshhhh... oouughhh... kooontolllmmuu enak sekaliiii... aaaaahhhh... ssssshhhh... oooohhh... ssssshhh... Maaaaas... kon tolmu enaaak... ssssshhh... aaaahhh... no nokku terasa penuh banget... sssshhh... ooooohhhh... Maaaaass...” Lina men-desah2 sambil terus memutar pantatnya.

“Oooooohhh... no nokmuuu... ssshhhh... aaaahhhh... empootannya... sssshhhh... aaaaahhh... enaaaaaak...” Joni merintih keenakan menikmati jepitan dan empotan no nok Lina pada kon tolnya.

Gerakan naik turun pantat Lina semakin lama semakin cepat.

“Ouugghhh... Maaaasss... akuuu... tidakk... tahhaan lagi... akku... keluuaaaaarr... aaaaahhhhhh...!!!!” Lina berteriak kencang tubuhnya mengejang, otot2 di dalam liang no noknya mencengkram kuat kon tol Joni. Joni merasakan kon tolnya diremas sangat kuat diliang no nok Lina. Akhirnya Lina mendapatkan orgasme pertamanya.

Ssseeerrrr... ssseeerrrr... sseeerrrr... cairan orgasme Lina menyemprot membasahi kon tol Joni.

Setelah kedutan di no nok Lina berhenti dan nafas Lina mulai teratur, Lina mengeluarkan kon tol Joni dari no noknya. Kon tol Joni tampak masih tegak menantang. Lalu pandangan Lina beralih ke Desi yang sedari tadi asyik mainin no nok dan susunya sendiri sambil memperhatikan aksi dirinya dan Joni.

“Sekarang giliran kamu Des!!!” kata Lina.

Desi tersenyum, lalu dia menggantikan posisi Lina sehingga kini no noknya telah tepat berada di atas kon tol Joni. Desi pun langsung menunggangi kon tol Joni,

Bleeeessssss... kon tol Joni masuk perlahan dalam liang no nok Desi lalu dia mulai menggoyang pinggulnya. Tangan Joni meremasi susu besar Desi yang kenyal dan kencang itu. Susu Desi yang lebih besar dari susu Lina itu membuat gemas Joni. Sementara Lina yang baru saja meraih orgasmenya, nafsunya sudah kembali on, dia pun masih ingin meraih orgasmenya yang berikutnya. Linapun lalu mengangkangkan no noknya kemuka Joni. Joni langsung menjilati no nok Lina yang tembem itu sambil merasakan nikmatnya kon tolnya yang keluar masuk no nok Desi.

“Maaaaaass... ssssshhhh... aaaahhhh... masuk semua kon tolmu dino nokku... sssshhhh... aaaahh... besar banget kon tolmu sampai sesak rasanya no nokku kemasukan kon tolmu... oooohhh... Maaaaasss...” Desi melenguh merasakan kon tol Joni terbenam diliang no noknya.

“Aduuuuuhhhh... Deeeess... no nokmu juga sempit... ssssshhhh... aaaahhh... enak.. Deeeees” Jonipun mengerang keenakan merasakan sempitnya liang no nok Desi walau tidak sesempit liang no nok Lina.

Lina semakin liar menaik-turukan pantatnya sehingga kon tol Jonipun semakin cepat keluar masuk liang no noknya. Akibat dinding liang no noknya yang terus digesek oleh batang kon tol Joni yang besar dan pengaruh dari rangsangan yang barusan dilakukannya sendiri, membuat dirinya sebentar lagi meraih orgasmenya.

Tak lama kemudian,

"Aaaaaaahhhh... Maaaaassss... aku keluaaaaar!!! Sssssshhhhhh... aaaaaahh... nikmaaaaat...!!!" teriak Desi tubuhnya menggelosoh memeluk erat tubuh Joni, tubuhnya mengejang gemetar merasakan nikmat yang menjalar disekujur tubunya.

Ssseeerrrr... ssseeerrrr... sseeerrrr... cairan orgasme Desi keluar dari dalam liang no noknya. Desi pun kemudian berbaring kelelahan.

"Lin nungging dong" pinta Joni ke Lina sambil tangannya menarik pantat Lina.

Lina langsung menungging. Kedua kakinya mengangkang sehingga dari belakang bibir no noknya terlihat terbuka indah sekali. Tidak hanya itu Lina meng-goyang2kan pantatnya se-akan2 memamerkan keindahan pantatnya yang bulat dan besar itu ke Joni.

"Lin, bokong kamu bagus juga" puji Joni. Tak banyak basa basi Joni langsung menghujamkan kon tolnya ke no nok Lina yang sudah merekah basah akibat siraman cairan orgasmenya sendiri sambil me-nepuk2 bokong Lina.

Sleeepppp... bleessss... kon tol besar Joni yang panjang itu menerobos masuk kedalam liang no nok Lina.

“Uuggghhhh... peelaaannn... Maaaaaaasss... ssssshhhh... ooooohhh...” Lina melenguh saat kon tol Joni melesak masuk kedalam liang no noknya.

Namun setelah menghentikan gerakannya beberapa saat lamanya, dengan sekali sentak Joni menekan kon tolnya dalam2 diliang no nok Lina. Gerakan Joni tersebut membuat Lina menjerit.

"Auw... ganas banget sih Mas, pelan dong???" protes Lina.

"Habis gemes lihat bokongmu" kata Joni. Joni memang gemes banget ngeliat bokong Lina, sambil terus menyodok kon tolnya keluar masuk liang no nok Lina, Joni pun meremas dan menepuk bokong Lina yang besar itu.

Kemudian tangan Joni pindah ke susu Lina. Dia me-remas2 susu Lina yang bergoyang kedepan dan kebelakang seirama dengan sodokan pantat Joni yang mengeluar masukkan kon tolnya diliang no nok Lina.

“Sssssshhhh... oooohhh... Maaaaasss... teruussss... sssshhh... aaaahhh... enaaakkkk sekaalliii... aduuuuuhhh... sodok yang keras... tekaaaann yang dalam... sssshhhh... ooooohhhhh... Maaaaaaaaasss...” lenguhan Lina semakin menjadi.

Joni menekan lebih dalam kon tolnya diliang no nok Lina, ia merasakan ujung kepala kon tolnya menyentuh diding rahim Lina.

“Aaaaahhh... akuuu gak tahan laaagiiii... ssssshhhhh... oooooohhhh Maaaaaasss... aku mau keluar... aduuuuhhh... enaaaaakkkk sekali kon tollmuuuu... aaaagghhhhhh Maaaaaaasss... sssssshhhhh... aaaahhhhhhh... akuuu keluaaarrrrr...!!!” Lina mengerang.

Ssseeerrr... sssseeerr... sssseeeerrrrr... akhirnya Lina mencapai orgasmenya untuk yang ke2x-nya dipagi itu. Tubuhnya mengejang saat ia mencapai orgasmenya. No noknya ber-kedut2 saat mengeluarkan cairan orgasmenya. Joni sendiri merasakan liang no nok Lina me-remas2 kon tolnya. Jonipun lalu membiarkan kon tolnya terbenam sebentar didalam liang no nok Lina. Tubuh Lina bergetar dengan hebat, terlihat pantatnya me-ngejut2 seirama dengan keluarnya cairan orgasmenya, kepalanya mendongak matanya terpejam, tangannya mencengkram paha Joni dengan kuat.

Setelah gelombang kenikmatan Lina mereda, Joni lalu memompa kon tolnya dengan cepat, makin lama makin cepat. Lina merasakan kepala kon tol Joni mulai ber-denyut2 menandakan sebentar lagi Joni akan menyemprotkan pejunya.

“Ayo Mas, tembakkan pejumu didalam no noku” Lina memberi semangat Joni yang sebentar lagi akan mencapai puncak sambil mengimbangi gerakan Joni tersebut dengan menyodokkan pantatnya menyambut masuknya kon tol Joni.

“Sekarang Liiiinnnn...ssssshhhh... ooooohhhh....” Joni menggeram, “Aku keluaaaaaaaaar... aaaahhhhh...!!!!” Joni mengerang. Tubuh Joni melenting, kon tolnya ia tekan dalam2 di liang no nok Lina,

Crrooottt... ccroooottt... ccroooottt... ccrooooooott... peju Joni nyemprot diliang no nok Lina bercampur dengan cairan orgasme Lina yang telah lebih dulu keluar.

Setelah semburan pejunya berhenti dan nafasnya mulai teratur, Joni mencabut kon tolnya dari liang no nok Lina. Joni merasa badannya sungguh sangat capek karena dalam waktu yang hampir beruntun dirinya mengen toti 2 cewek yang birahinya tinggi. Namun Joni puas karena Joni dapat merasakan sempitnya no nok Lina yang baru sekali ditembus kon tol lelaki. No nok Lina sungguh masih sangat sempit. No nok Desipun juga tidak kalah sempit namun jika dibandingkan dengan no nok Lina, memang no nok Lina yang paling sempit. Bagi Joni kemarin dan hari ini benar2 persetubuhan yang sangat menguras tenaganya namun Joni mendapatkan kepuasan yang teramat sangat.

"Gila kamu kuat banget Mas. Sore hari Mas buat Desi KO, lalu malamnya gantian Lina yang KO dan pagi ini Desi dan Lina dua2nya KO. Mas emang benar2 pejantan tangguh gak nyesel dien tot sama kon tol Mas yang gede ini" kata Lina sambil me-ngelus2 batang kon tol Joni yang sudah lemas.

“Aku juga, aku puas banget dapat ngen toti kalian berdua. Makasih ya...” balas Joni lalu diciumnya kening Lina dengan lembut. Sementar itu Desi sudah terlelap karena kelelahan.
Akhirnya pagi itu mereka bertiga pun sudah sangat kelelahan dan tertidur. Lina memeluk erat Joni. Baru sore harinya mereka bertiga kembali ke Jakarta dengan membawa kenikmatan dan kepuasan masing2.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Petualangan Birahi Joni 6 - 2 Vs 1"

Posting Komentar