loading...

Petualangan Birahi Joni 3 - Hadiah Dari Mirna

Hari ini genap 3 bulan sudah Mirna dan Joni menjalin hubungan. Selama itu pula hampir setiap hari Joni selalu menemui Mirna, entah itu di rumah Mirna atau ditempat lain sesuai keinginan Mirna.

Namun sudah 3 hari ini Mirna belum bertemu lagi dengan Joni. Bagi Mirna 3 hari tidak bertemu Joni, membuat dirinya sangat tersiksa. Selama 3 hari ia menahan perasaan rindu yang teramat sangat. Rindu akan kepuasan biologis yang hampir setiap hari selalu dia peroleh dari Joni. Hingga sore itu Joni datang ke rumahnya.

"Hai Jon...... kemana aja sih lama gak nengokin Mirna?" sambut Mirna gembira begitu melihat Joni muncul.

Sementara Joni hanya cengar-cengir menyambut pelukan Mirna.

Bersambung.....

“3 hari enggak digaruk sama kon tolmu, rasanya no nokku gatal banget pingin digaruk sama kon tol. Kenapa kamu malam Minggu kemarin gak kerumah?" tanya Mirna me¬lendot mesra, "Kamu sakit?" lanjutnya

"Aku masuk angin, kemarin kehujanan.” jawab Joni. Sebenarnya Joni se-mata2 sakit bukan karena kehujanan tapi karena kondisi tubuhnya yang kelelahan akibat habis menggilir 3 cewek di rumah Susi sehingga kondisi tubuhnya lemah. Mendengar jawaban Joni, Mirnapun jatuh rasa kasihannya.

"Oh Jon, kasihan kamu. Jon kamu tahu kan kalau mega proyekku sudah selesai. Besok aku akan menerima pembayarannya. Begitu aku terima pembayarannya, aku akan memberi hadiah mobil buat kamu....” kata Mirna.

“Ah yang bener Mir, bercandanya jangan kelewatan dong...” potong Joni



“Mirna serius Jon. Mirna enggak bercanda kok. Hitung2 itu bonus buat kamu, karena secara tidak langsung kamu ikut andil dalam penyelesaian proyek tersebut. Kamu telah membuat semangat hidupku bangkit lagi, hingga akhirnya aku dapat menyelesaikan mega proyek tersebut tepat waktu dan hasilnya memuaskan bagi klienku...” jelas Mirna, “Maka sudah sepantasnya kalau kamu juga menikmati hasil yang Mirna peroleh...” lanjutnya.

Joni sangat gembira mendengar apa yang barusan Mirna omongin kedirinya. Namun kedatangannya kali ini sebenarnya ingin minta tambahan uang untuk biaya Ibunya yang sedang sakit dikampung dan harus dioperasi. Uang tabungannya masih kurang 10juta-an untuk membiayai semuanya. Mengingat hal itu, wajah Joni kembali murung.

Mirna memeluk Joni lebih erat untuk sesaat mereka berdua saling bermesraan.

“Ayolah sayang...... Kenapa kamu sepertinya gak bergairah malam ini??? Kamu masih sakit ya???” ajak Mirna yang menyadari kalau malam ini gairah Joni gak seperti biasanya. “Ayo dong sayang... Puaskan aku malam ini...... Jangan kamu biarkan aku tersiksa begini.” Mirna tanpa malu2 terus me-rengek2 minta untuk segera dipuasi oleh Joni. Tanpa malu2 dia minta dan memaksa Joni agar segera mengen toti dirinya. Karena itulah yang selalu mereka lakukan setiap bertemu.

Namun kali ini pelukan dan cumbuan Joni tidak sehangat biasanya, Joni agak ogah2han dan membiarkan Mirna jelalatan diamuk birahi. Pikirannya masih dibayangi oleh Ibunya yang sedang sakit.

"Ibuku sedang sakit," kata Joni, "Aku perlu uang 10juta-an untuk tambahan biaya Ibuku."

"O itu to masalahnya. Tenang saja sayang, aku pasti akan bantu kamu sayang... oh sayang... ayolah... puasi aku dengan kon tolmu” Mirna terus merengek sambil berusaha mencium bibir Joni. Sementara tangannya tidak berhenti meng-elus2 kon tol Joni yang masih terbungkus celana jean.

Setelah mendengar jawaban dari Mirna, hati Joni jadi tenang. Karena dia dapat membiayai operasi Ibunya. Sebagai ekpresi kegembiraannya, dia dekap tubuh Mirna dengan mesra. Dengan lembut diciumnya bibir Mirna. Digelitiknya lidah Mirna dengan lidahnya.

Mendapat perlakukan tersebut, Mirna yang sudah dalam kondisi birahi tinggi, segera menarik Joni masuk kedalam kamarnya. Begitu tiba di kamar, dia langsung melepaskan pakaiannya dan hanya dengan menarik tali yang ada diujung bahunya tersebut, maka tubuhnya kini sudah dalam keadaan telanjang bulat.

Mirna lang¬sung merabahkan dirinya diranjang dan mengangkangkan kedua kakinya, membuka selangkangannya lebar2. No noknya tampak merekah dan mengkilat serta bulu2 jembutnya yang sudah basah kuyup akibat lendir yang keluar dari dalam no noknya. Ditariknya wajah Joni kemudian didekatkan pada bukit no noknya.

Joni mengerti, Mirna ingin no noknya segera dijilati olehnya. Maka Jonipun menjulurkan lidahnya menyusup diantara belahan bibir no nok Mirna sambil dibantu oleh jari-jari Mirna menguakkan belahan itu agar semakin lebar.

"Oouuhh... ssttt..... yah begitu sayanggg... terus masukkan lidahnya lebih dalam!!! Yaahhh... teruusss sayang... terus... ssssstttt... ooughhh..." erangan Mirna menikmati sentuhan lidah Joni di no noknya.

Saat lidah Joni mulai menyentuh 1t1l Mirna yang sudah semakin mengeras dan mencuat keluar, membuat Mirna merintih keras.

"Ooooohhhh Jooon... ssssttttt... teruss sayang... yang lembut sayanggg... Oouugghhh... ssssttttt... gila enak banget... Aduuuuuuuhhh... sssssstttttt... uuufff..." desah Mirna tidak berhenti.

Terasa dilidah Joni lendir yang keluar dari liang no nok Mirna semakin banyak. Aroma khas bau no nok milik Mirnapun semakin tercium hidungnya seiring semakin banyaknya lendir yang keluar. Semua itu membuat Joni semakin bernafsu menjilati setiap jengkal no nok Mirna, terutama 1t1lnya. 1t1l Mirna yang berwarna merah muda itu memang sangat membangkitkan nafsu Joni untuk menjilatinya. Joni sentil 1t1l itu dengan lidahnya dengan irama yang teratur ke atas dan ke bawah.

"Adduuuhhh Jooooon... eesshhhttt... pintar sekali kamu... Yahhhh begitu... teruusss... aduuuuuuuhh... nikmat sekali... Adduuuuuhh..." rintihan Mirna terdengar semakin keras, dan malah sekarang seperti menjerit kecil, apalagi sekarang Joni mulai memagut 1t1l itu dan langsung mengulum layaknya mengulum sebuah permen. Joni bertekad akan memberikan pelayanan ter¬baik kali ini, biar Mirna semakin sayang padanya.

Dalam kenyataannya, Mirna memang sema¬kin sayang pada Joni. Mirna sangat ter-gila2 oleh kon tol Joni yang besar dan panjang itu. Ditambah lagi dengan kepintaran Joni dalam berhubungan sek yang makin hari sema¬kin meningkat. Karena alasan itulah Mirna tidak merasa rugi mem-berikan sebagian dari hartanya kepada Joni. Sebab Joni selalu memberinya kenikmatan dalam setiap kali persetubuhan mereka. Mirna selalu mendapatkan kenikmatan lebih dari satu kali. Hal itulah yang membuat semangat hidupnya berkobar. Semua itu berdampak terhadap semangat kerjanya sehingga bisnisnya semakin maju dan berkembang. Dan itulah salah satu alasan buat dia untuk berbagi dengan Joni, karena secara tidak langsung Joni ikut andil dalam semua yang telah dicapai olehnya.


Joni terus mengerjai no nok Mirna. Bulu2 jembut Mirna yang lebat yang tumbuh diseputar no noknya me-nusuk2 wajahnya membuat dia merasakan geli2 enak ditambah lagi dengan aroma khas bau no nok Mirna yang tercium hidungnya membuat birahinya semakin menjadi. Dia mengulum dan mengemut 1t1l Mirna dengan gemas bercampur nafsu.

Kontan tubuh Mirna kelojotan, menggelinjang hebat merasakan nikmat yang amat sangat di pusat kenikmatan yang terletak pada 1t1lnya. Mirna bangkit dari tidurnya dan kemudian jongkok di atas kepala Joni sehingga belahan no noknya kini berada tepat di atas mulut Joni.

"Jooooon.. enngg... ooouukkhhh... essstthhh... Adduuuhh...! uughhh... emut terus...! Adduuhhh... enak saying... lebih keras lagi... Yaahhh... terus isep 1t1lku... teruusss... emut yang kuat saying... yaahhh begitu... eeesssssshhhhh... ooooohhhh... Aduh nikmat sayang........" jeritan dan rintihan kenikmatan Mirna terus terdengar sambil meng-gesek2an belahan no noknya ke mulut Joni. Sementara Joni tak bosan2nya terus mengisep dan me-narik2 kuat 1t1l Mirna tersebut masuk ke dalam mulutnya dan menjilati kema¬luannya. Joni terus memberikan rangsa-ngan yang makin meningkat.

"Ooooouuuuuhhhhh... terus Jooooon... teruuuus... lebih dalam lagi... isep 1t1lnya Joooon... kenyot yang kuat..." rengek Mirna. Merasa nafsunya yang makin memuncak, ia minta Joni untuk segera memasukkan kon tolnya kedalam no noknya.

"Sekarang sayang..... Ayo sekarang..... masukkan kon tolmu... oooohhhh... aku sudah gak tahan sayang..." pinta Mirna.

Namun Joni belum memenuhi permintaan tersebut. Ia masih ingin mengeksplorasi setiap jengkal tubuh Mirna. Setelah puas bermain di no nok Mirna, ia kemudian mencium bibir Mirna. Disumbatnya dengan ketat bibir Mirna tersebut dengan bibirnya lalu ciumannya menjalar menyusuri leher dan belakang telinga Mirna membuat Mirna menggelinjang kegelian.

"Aaaahhhh... Geli Jon..." kata Mirna manja.

Mirna semakin menggeliat ketika lidah Joni mulai menyelusuri belahan susunya. Kemudian secara bergantian Joni memainkan lidahnya di kedua susu Mirna tersebut namun Joni lidah belum menyentuh pentilnya.

"Hhhhmmmm... isep pentilnya dong Jon... ntar gantian Mirna isepin kon tol kamu..." Mirna men-desah2.

Joni masih terus saja menjilati daerah sekitar pentil Mirna, tapi pentilnya sama sekali belum disentuh. Kemudian ciumannya turun ke arah perut Mirna sambil tangannya meng-usap2 no nok Mirna kembali. Mirna gak tahan lagi, kepala Joni ditarik dan ia mendekatkan pentil susunya ke mulut Joni.

"Isep dong Jon!!!" rengek Mirna. Karena desakan Mirna yang terus menerus agar pentilnya diisepin oleh Joni, Jonipun segera mengisap pentil susu Mirna sambil kedua tangannya me-remas2 kedua susu Mirna.

"Ooooohhh Joooon... isep yang keras Jon... enak Jon... sssstttt... aaaakh..." Mirna mengerang saat Joni secara bergantian mengemut pentil susu kiri dan kanannya. Saat Joni mengisep dan menjilati pentil susu kirinya, maka tangan kanan Joni me-remas2 lembut susu kanannya dan me-milin2 pentinya. Kemudian ganti pentil susu kanannya dijilati oleh Joni dan susu kanannya di-remas2 oleh Joni. Begitu seterusnya Joni melakukannya secara bergantian. Bahkan disaat satu tangannya me-remas2 susu Mirna, tangan Joni yang lain meng-elus2 1t1l Mirna.

Mirna sadar, sedari tadi hanya Joni yang aktif mencumbu dirinya. Setiap jengkal tubuhnya dari atas hingga bawah tidak ada yang luput dari cumbuan Joni membuat dirinya me-rintih2 merasakan kenikmatan. Sementara dia belum sedikitpun melakukan cumbuan yang berarti bagi Joni. Kemudian dia bangkit, dilepaskannya semua pakaian yang menempel dibadan Joni. Begitu semua lepas, kon tolnya yang besar dan panjang itu sudah ngaceng dan keras.

"Wow Jon. Kon tol kesukaanku ternyata udah ngaceng dan keras. Jadi tambah besar tuh kalau dah ngaceng” kata Mirna sambil mengocok lembut kon tol Joni.

“Kamu masih suka kan Mir dengan kon tol aku???” tanya Joni

“Sampai kapanpun aku gak mungkin bosan dengan kon tol super seperti ini. Aku suka banget Jon, kon tol kamu tu kalau sudah masuk semua diliang no nokku rasanya liang no nokku penuh sesak terisi kon tolmu dan saat kamu enjot kon tolmu, terasa banget gesekan kon tolmu di dinding no nokku. Slrppp... slrpppp... ooooohhh... Joooonnn... slrppp... slrppp... Aku udah gak sabar pingin segera ngerasain kon tolmu ngegesek dinding liang no nokku” jawab Mirna penuh napsu sambil mengulum batang kon tol Joni dan mengenyot bagian kepalanya. Biji peler Jonipun tak luput dari jilatan Mirna. Mirna dengan telaten menjilati setiap jengkal bagian kon tol Joni. Terkadang Mirna mengenyoti biji peler Joni sambil tangannya mengurut lembut batang kon tol Joni. Jilatan Mirna naik menyusuri batang kon tol dan begitu sampai di kepala kon tolnya, Mirna memasukkan batang kon tol Joni kedalam mulutnya. Dengan rakus Mirna mengulum batang kon tol Joni tersebut dan meng-isep2 kepala kon tolnya.

"Sssssttttt... oooooohhhhh... Enak Mir... terus Mir... terus emut kon tolku... ooooohhhhhh" desah Joni merasakan nikmatnya emutan dan isepan mulut Mirna pada kon tolnya.

Kon tol Joni Mirna emut dengan penuh nafsu, kepala Mirna meng-angguk2 mengeluarmasukkan kon tol Joni dimulutnya. Kepala kon tol Joni Mirna emut lagi dan dia kenyot lagi dengan keras sambil tangannya mengocok dengan lembut batang kon tol Joni.

"Oooouuuuuhhhh Mir..... nikmat banget emutanmu..... aaaaahhh!!!” teriak Joni ter-engah2 menahan nikmatnya emutan Mirna pada kon tolnya.

Tiba2 Mirna mengeluarkan kon tol Joni dari mulutnya dan menghentikan kulumannya. Dia lalu merebahkan tubuhnya disisi Joni.

“Ayo Jon, letakkan kon tolmu disini...!!!” perintah Mirna sambil menunjuk belahan susunya. Lalu Joni meletakkan batang kon tolnya yang sudah sangat keras tersebut dibelahan kedua susu Mirna. Kemudian Mirna menjepit kon tol Joni dengan kedua susunya.

“Sekarang gerakin kon tolmu maju mundur... pasti kamu akan merasakan sensasi yang lain yang tak kalah nikmatnya...” perintah Mirna. Sesuai perintah Mirna, Joni menggerakkan batang kon tolnya maju mundur dibelahan susu Mirna. Mirna menjepit erat batang kon tol Joni yang sedang menggesek kedua susunya tersebut.

Joni merasakan sensasi kenikmatan yang baru saat batang kon tolnya maju mundur dibelahan susu Mirna. Batang kon tolnya serasa di-urut2 kedua susu Mirna. Dan kenikmatan itu terasa semakin bertambah manakala kepala kon tolnya diemut oleh Mirna saat dia memajukan batang kon tolnya dan terlepas dari mulut Mirna saat dia menarik mundur batang kon tolnya. Hal tersebut berlangsung terus ber-ulang2 selama batang kon tolnya maju mundur diantara jepitan susu Mirna.

"Aaaaaaakh Miiiiir... Enak sekali Mir... sssssttttt... ooooohhhh... nikmatnya..." erang Joni mendapatkan sensasi kenikmatan yang baru tersebut.

Setelah merasa puas batang kon tolnya digesek oleh susu Mirna, Jonipun pingin segera merasakan kenikmatan yang sesungguhnya pada batang kon tolnya. Diapun yakin kalau no nok Mirna pasti juga sudah pingin segera disodok sama kon tol besarnya. Teraba oleh tangannya no nok Mirna sudah sangat basah akibat rangsangan birahinya yang semakin tinggi.

"Kamu di atas ya Mir.” perintah Joni, “Sekarang masukin kon tolku dalam no nokmu” kata Joni sambil berbaring.

Mirna segera menaiki tubuh Joni dan menempatkan no noknya di atas kon tol Joni yang sudah ngaceng dan tegak tersebut. Perlahan Mirna menurunkan pantatnya sehinga pelan2 kepala kon tol Joni membelah bibir no noknya.

Sleeeeep...... Bleeeeeeeeeeess......

Kon tol besar Joni mulai ambles di no nok Mirna.

"Aaaakh... sssttttt... oooohhhh... enak banget Joooon" lenguh Mirna saat dinding2 no noknya mulai digesek oleh batang kon tol Joni yang besar. Liang no noknya terasa penuh terisi oleh kon tol Joni. Mirna menaik turunkan pantatnya dengan cepat sehingga kon tol Jonipun makin cepat mengocok liang no noknya.

“Oooohhh Jooooon... nikmat banget rasanya... sssssttttt... aaaahhhh...” erang Mirna.

"Aku juga Mir... Nikmaaaaat... terus yang cepet... oooohhhh Miiiiir..." Jonipun melenguh.

Mirna merunduk dan mencium bibir Joni sambil memutar pantatnya sehingga kon tol Joni mengocek liang no noknya. Joni memeluk punggung Mirna sambil membalas ciuman bibir Mirna. Joni bangkit dari posisi tidurnya. Kini posisinya duduk ber-hadap2an dengan Mirna. Sambil tetap memagut bibir Mirna, Joni me-remes2 susu Mirna yang ber-guncang2 seiring dengan gerakan maju mundur pantat Mirna mengocok kon tolnya. Pentil Mirna di-plintir2 oleh Joni. Mirna semakin bernafsu mengocok kon tol Joni dengan no noknya. Joni memegang pinggul Mirna sementara Mirna terus mengocok kon tolnya. Kocokan Mirna makin kencang,

"Jon... aku mau nyampe nih....." kata Mirna ter-engah2.

Joni meraba 1t1l Mirna dan di-kilik2nya. Hal itu semakin mempercepat proses puncak kenimatan bagi Mirna,

"Aaaaaaakh... Joooooooon... aku keluaaaaar... ooooouuuuuhhh sssstttttt... nikmaaaaat..." lenguh Mirna dan ambruk menelungkup dibadan Joni.

Seeeerrr... Seeeerrr... Seeeerrr... Seeeerrr...

No nok Mirna mengeluarkan cairan orgasmenya membasahi kon tol Joni.

Setelah badai kenikmatan yang dialami Mirna mereda, Mirna mengeluarkan kon tol Joni dari no noknya. Tampak kon tol Joni masih tegak perkasa. Kemudian batang kon tol Joni Mirna jilati dan kepala kon tolnya dia emut2, kepala Mirna kembali meng-angguk2 mengeluar masukkan kon tol Joni dalam mulutnya. Kemudian batang kon tol Joni dikocok dengan cepat sama tangan Mirna dan kepala kon tolnya Mirna kulum2.

"Ssssttttt... Aaaaakh... enak banget Mir..." erang Joni.

Cukup lama Mirna mengemut kon tol Joni, namun pertahanan Joni masih terlalu tangguh. Puncak kenikmatan Joni masih sangat jauh. Joni bisa bertahan lama sekali. Mirna mengeluarkan kon tol Joni dari mulutnya.

"Ayo sayang sekarang masukkan kembali kon tol besarmu ke no nok Mirna... ayo sayang..." rengek Mirna yang birahinya kembali memuncak. Mirna terlentang pasrah menanti tusukan batang kon tol Joni kedalam liang no noknya.

Batang kon tol Joni yang besar, tegak dan keras tersebut, mengacung menantang Mirna. Dengan cekatan Mirna langsung menggemgam batang kon tol Joni yang siap menusuk no noknya tersebut dan diarahkannya kon tol Joni tersebut kedalam liang no nok miliknya yang telah siap menunggu.

Bleeeeeeeeesssss......

"Aaaggghhh... Tekan Jon... yah... tekan ssssttttt... aaaggghhh!!!" Mirna me-rintih2 ketika Joni menekankan kon tolnya hingga amblas tertelan liang no noknya.

Joni kemudian me-mu¬tar2 kon tolnya, menggelitik dinding ba¬gian dalam liang no nok Mirna. Mirna men¬jerit kenikmatan. Dalam beberapa saat saja Joni merasakan hangat dan becek pada liang no nok Mirna. Pertanda Mirna sudah dalam keadaan sangat terangsang. Joni memutar kon tolnya lebih giat lagi diliang no nok Mirna. Mirna terperangah.

"Aduuuuuuh... enak sekali Joooon... enak... sssssstt... aduuuh..." Mirna men-desis2 merasakan nikmat pada no noknya.

Nikmat karena Joni menekan kon tolnya dengan sepenuh tenaganya diliang no nok Mirna. Ujung kon tolnya yang keras menyentuh bagian terdalam no nok Mirna. Dan itulah yang membuat rasa nikmat pada diri Mirna.

Mirna mencoba menambah kenikmatan de¬ngan menggoyangkan pantatnya. Otot2 dinding liang no noknya menciut dan mengembang ketika pantatnya ber-putar2. Hal itu membuat batang kon tol Joni bagai merasakan pijitan yang me-mijit2 dan me-remas2 kon tolnya. Sungguh nikmat yang luar biasa yang dirasakan oleh Joni.

"auh... sssttttt... auh..." Joni melenguh.

Joni berusaha meredam gejolak nafsunya supaya kon tolnya tidak segera menyemburkan pejunya. Dia masih ingin lebih lama lagi menikmati persetubuhannya dengan Mirna saat ini. Sambil menghela nafas panjang Joni tidak terlalu banyak menggerakkan kon tolnya. Kon tolnya hanya berusaha mengikuti gerakan2 yang diberikan Mirna. Dengan cara itu, Joni dapat mengurangi tekanan2 gejolak birahinya.

Sementara itu justru birahi Mirna yang semakin memuncak. Matanya mem-beliak2. Dia semakin histeris, lebih2 ketika mendengar suara, PLOK... PLOK... PLOK... Suara yang ditimbulkan dari sentuhan kon tol Joni di no noknya. Mirna semakin bernafsu.

Dengan keras Mirna menggoyang pantatnya. Ia me-mutar2 pantatnya, mengulek kon tol Joni yang terbenam didalam liang no noknya. Tidak sia2 dia berlatih senam kegel seminggu tiga kali untuk melatih mengendalikan cengkraman otot2 no noknya. Inilah hasilnya. Goyangan pantatnya ringan dan lincah. Sesekali saat Joni menaikkan pantatnya, ditariknya kon tol Joni kebawah dengan jepitan kuatliang no noknya. Saat itulah kon tol Joni serasa dibetot oleh no nok Mirna. Kali ini Joni yang meringis. Batang kon tolnya serasa di-sedot2 didalam no nok Mirna. Nikmatnya luar biasa.

Bagian dalam no nok Mirna terasa sema¬kin panas. Joni menekan lebih dalam lagi kon tolnya. Bibir no nok Mirna makin membeng¬kak. Basahnya bagaikan banjir. Joni tahu Mirna sebentar lagi akan mencapai puncak orgasmenya kembali. Maka Jonipun mengocek kon tolnya lebih kuat lagi didalam liang no nok Mirna, ke¬mudian Joni menekan batang kon tolnya se-dalam2nya.

Mirna merintih panjang. Seluruh tubuhnya mengejang merasakan sesuatu yang luar biasa. Dari ujung kaki hingga ubun2¬nya dijalari nikmat yang tak terhingga. Bersamaan dengan itu,

Seeeerrr..... Seeeerrr..... Seeeeeeeeeeeerrr.....

Mirna memuncratkan lagi lahar panas orgasmenya.

“Oh Jooooon... aku keluuuaaaaar lagi... Aku kalah lagi... Ssssssstttt... nikmat sekali... Aaaakh...!!!!" jerit Mirna merasakan puncak orgasmenya untuk yang ke2 kalinya malam itu. Sebaliknya Joni masih belum apa2. Mungkin dirinya masih tahan dua atau tiga kali per¬mainan lagi. Dia merasakan pejunya masih jauh dari ujung kon tolnya.

Merasakan no nok Mirna sangat becek, Joni meraih ujung sprei yang ada didekatnya. Joni mencabut kon tolnya dari no nok Mirna, lalu dilapnya no nok Mirna hingga kering. Tak lupa Joni juga mengelap batang kon tolnya yang basah akibat siraman cairan orgasme no nok Mirna.

Setelah selesai membersihkan no nok Mirna dan kon tolnya, Joni langsung memasukkan kem¬bali kon tol miliknya.

Mirna meringis. Agak ngilu dan perih rasanya gesekan batang kon tol Joni pada dinding no noknya yang kering. Dikarena kon tol Joni yang sangat besar, maka liang no noknya serasa semakin menyempit saja.

Joni terus menggenjot kon tolnya keluar masuk no nok Mirna agar dia dapat cepat mencapai puncak orgasmenya. Namun semua itu sia2, dia masih belum merasakan tanda2 puncak orgasmenya bakal sampai, dia masih tetap bertahan. Sedangkan Mirna yang semula lunglai kini mulai bersemangat lagi. Rangsangan yang diberikan Joni menyerang dirinya kembali.

Mirna meminta Joni untuk mencabut dulu kon tolnya dari no noknya. Kemudian ia nungging sehingga pantatnya yang besar itu mendongak ke atas. 1t1lnya mengintip diantara selangkangannya. Joni menyentuh usil 1t1l Mirna dengan ujung telunjukya.

"Apaan nih?" goda Joni.

"Ada ajah... ini kacangku..." canda Mirna sambil tangannya meng-gerak2kan telunjuk Joni untuk meng-gesek2 1t1lnya

"Ih Bau..." goda Joni kembali saat ia mencoba mencium ujung jari telunjuknya setelah lepas dari pegangan tangan Mirna.

"Biar bau tapi nikmat!" balas Mirna.

"Dan disukai banyak orang" sambung Joni sambil menusukkan kon tolnya ke no nok Mirna dari be¬lakang. Batang kon tol Joni yang besar menyeruak selangkangan ¬Mina sehingga memaksa Mirna agak mereng-gangkan posisi nunggingnya.

Agak sulit bagi Joni untuk memasukkan batang kon tolnya kedalam liang no nok Mirna. Karena dalam posisi nungging no nok Mirna jadi semakin sempit. Namun berkat usaha yang ulet akhirnya,

Sleeeeeep...... Bleeeeeeessss......

Joni berhasil memasukkan dengan sempurna batang kon tolnya kedalam liang no nok Mirna sambil berusaha mencari posisi yang paling enak agar kon tolnya dapat keluar masuk no nok Mirna dengan enak. Setelah diperoleh posisi yang paling enak, Joni mulai melakukan menggerakkan pantatnta maju mundur sehingga batang kon tolnya keluar masuk liang no nok Mirna. Sambil menekan kon tolnya kuat2 kedalam liang no nok Mirna, Joni me-mutar2 batang kon tolnya didalam liang no nok Mirna. Gerakan itu ber-ulang2 dilakukan oleh Joni.

Kemudian Joni menarik patat Mirna agak mundur sehingga ia dapat bersandar pada dinding kamar. Joni yang berdiri pada kedua dengkulnya, me¬ngukur ketinggian pantat Mirna yang masih dalam posisi seperti orang merangkak. Setelah posisi Joni mapun Mirna dirasakan enak bagi keduanya, Mir¬na kini mulai memaju mundurkan pantatnya sehingga kon tol Joni me-nusuk2 liang no noknya seirama deng¬an gerakan maju mundur pantatnya. Hal tersebut memberikan kesempatan Joni untuk bersantai sejenak.

"Enak Mir... Uuuuuhhhh..." kata Joni ketika Mirna mulai menggoyang dan memutar pantatnya.

"Aku juga... Joooon... Ssssssstt.... enaaaak..." desis Mirna

“Ooh... Mir... oooh... enak sekali Mir... Aaaaaakh...” Joni melenguh. Tangannya menggenggam susu Mirna. Diremasnya dengan mesra kedua susu Mirna. Sementara Mirna terus meng-gerak2¬kan tubuhnya ke depan dan ke belakang. Ia pun me-rintih2.

Batang kon tol Joni menancap dengan ketat didalam liang no nok Mirna. No nok Mirna mulai becek kembali oleh cairan pelumas yang keluar dari no noknya. Sehingga ketika kon tol Joni dan no noknya bersentuhan terdengar bunyi men¬decik. Crop... crop... crop... crop... Bunyi itu menambah gairah bagi kedua¬nya.

"Gila Jon!!! Aku dah mau nyampe lagi... sssstttt... oh Joooon..." kata Mirna, "Kamu gimana Jon?" tanya Mirna

"Belum Mir, rasanya belum ada tanda2" jawab Joni

"Edan kamu Jon. Kamu kuat banget sih." maki Mirna

"Tapi kamu suka kan kalau aku bisa tahan lama?" kata Joni balik bertanya

"Ya iyalah, Semua cewek pasti suka cowok yang tahan lama” jawab Mirna, “Aduuuuuuh... sssssttttt... aaaah... akkuu oooooooh... Joooooon... aku keluaaaaaarr... aaaaahhhhh!!!” teriak Mirna.

Mirna kembali meregang. Pantatnya mendesak kuat kebelakang sehingga kon tol Joni masuk sampai ke pangkalnya. Pangkal kon tol Joni menempel ketat di pantat Mirna. Sambil melengking panjang Mirna kembali merasakan nikmat yang luar biasa.

Seeerr...... Seeerr...... Seeerr...... Seeerr......

Untuk ke 3x-nya no nok Mirna menyemburkan cairan orgasmenya. Itu berart untuk ke 3x-nya pula Mirna kembali kalah oleh keperkasaan Joni. Badan Mirna terasa lemas. Tenaganya ber-kali2 terkuras dalam pertempurannya kali ini dengan Joni.

"Jon, aku capek banget. Kita istirahat dulu ya?" ajak Mirna. Joni tak menolak karena dia menyadari kondisi pasangannya tersebut membutuhkan waktu istirahat untuk memulihkan tenaganya kembali.

Kesempatan istirahat itu dimanfaatkan Joni untuk mengemukakan keinginan awalnya. Dia meminta kekurangan uang buat biaya operasi Ibunya secepatnya ditransfer oleh Mirna.

"Maaf Mir, aku sangat membutuhkan uang tersebut. Tanpa uang itu, Ibuku mungkin tidak akan tertolong. Dan kalau hal itu terjadi, maka akulah orang yang paling bertanggung jawab..." kata Joni sambil tangannya terus mem-belai2 bulu2 jembut Mirna yang lebat itu. Sesekali ditekannya jari tengahnya tepat di 1t1l Mirna sehingga membuat Mirna monggelinjang.

"Aow Nakkkkal kamu Jon!!!" teriak Mirna kaget mendapat serangan yang tiba2 pada 1t1lnya tersebut.

"Tenang Jon, soal uang itu gampang. Kalau perlu aku bisa transfer sekarang” lanjut Mirna.

Mirna turun dari tempat tidur dan kemudian mengambil HPnya yang ada di meja rias. Dia menghampiri Joni yang masih di tempat tidur. Ketika Mirna hendak mengetikan sesuatu, buru2 Joni mencegahnya. Joni tahu kalau Mirna akan mentransfer uangnya melalui SMS Banking.

“Sebaiknya uangnya jangan kamu transfer ke rekeningku. Transfer aja langsung ke rekening adikku. Biar langsung diterima adikku.” Jonipun turun dari tempat tidur dan mengambik Hpnya men-cari2 catatan nomor rekening adiknya.

“Transfer saja uangnya ke nomor rekening ini saja” kata Joni lalu menunjukkan layar Hpnya ke Mirna. Kemudian Mirna mengetikkan sesuatu di HPnya dan tak lama kemudian dengan senyum manis, melalui layar HPnya dia menunjukkan bahwa transfernya telah berhasil.

“Beres kan Jon, Mirna telah transfer uang itu ke rekening yang kamu berikan” kata Mirna setelah menyelesaiakn transaksi SMS Bankingnya.

“Terimaksih ya Mir atas bantuannya” kata Joni melihat uang tersebut telah terkirim ke adiknya di kampung. Kemudian Joni langsung memeluk Mirna. Diserbunya bibir Mirna yang mungil itu.

Sementara itu sambil terus berciuman tangan Mirna me-ngocok2 dengan lembut kon tol Joni. Namun Mirna kemudian melepaskan bibirnya dari serbuan bibir Joni, Mirna jongkok sehingga kon tol Joni kini tepat berada di depan mulutnya. Dengan penuh nafsu Mirna mulai menyelomoti batang kon tol Joni tersebut.

Joni terdiam menikmati kuluman mulut Mirna pada kon tolnya dan remasan lembut tangan Mirna dikedua biji pelernya, sehingga batang kon tolnyapun semakin tegak dan keras.

“Aaah Miiiiir... mulut dan tanganmu membuat kon tolku enaaak... sssssttt... oooooohhhhhh...” erang Joni.

Tidak tahan dengan erangan2 Joni. Mirna bangkit dan menarik tubuh Joni hingga rebah di atas tempat tidur. Kemudian Mirna berjongkok dengan kakinya berada di kanan kiri pinggul Joni. Liang no noknya yang masih menganga akibat bekas disodok kon tol besar milik Joni, kini tepat di atas kepala kon tol Joni. Rupanya Mirna sedang berusaha memasukkan kembali batang kon tol Joni ke dalam no noknya.

Blesss... Bleeeeeeessss.....

Batang kon tol Joni terbenam lagi ke dalam liang no nok Mirna. Sambil merebahkan tubuhnya di atas tubuh Joni, Mirna meng-gerak2kan pantatnya naik turun, sehingga batang kon tol Joni keluar masuk di dalam liang no noknya yang terasa hangat itu.

Dinginnya udara malam tak terasa lagi. Kehangatan dan kenikmatan justru membuat mereka berdua berkeringat. Setelah beristirahat sejenak terasa tubuh Mirna segar kembali. Bagaikan mendapatkan tenaga baru, dengan liar Mirna menggerakkan pantatnya naik turun, maju mundur dan memutar.

“Aduh Joooon... enak banget dien tot sama kamu... Sssssssssttt... oooohhhh...” desis Mirna sambil mempergila ayunan pinggulnya. Sehingga batang kon tol Joni serasa di-tarik2 didalam liang no nok Mirna.
.
“Iya Mir, nikmati saja...,” sahut Joni, “No nok kamu juga enak...” sambungnya

“Aduuuuuhhhhh... Kon tol kamu enak banget sayang... aaaaahhhhh... enak sekali sayang... ssssssttttttt... aaaaaaaaah...” kata Mirna sambil terus mengulek kon tol Joni didalam liang no noknya

“I... iii... iya Mir... hhhmmm... aaaaaah... enak Mir... aaaaaahhhh...” lenguh Joni.

Tiba2 Mirna menghentikan ayunan pinggulnya,

“Kalau posisi gini terus, aku bisa nyampe lagi... aku mau kita keluar bareng” kata Mirna, “ganti posisi Jon!!! Aku di bawah kamu di atas!!!” perintah Mirna sambil merebahkan tubuhnya ke samping Joni, sehingga otomatis batang kon tol Joni terlepas dari liang no noknya.

Kali ini Mirna terlentang sambil mengganjal pinggulnya dengan bantal. Lalu kedua kakinya direntangkan lebar2. Sehingga no noknya tampak merekah. Bagian dalam no noknya tampak ke-merah2an.

“Biar kon tol kamu masuk lebih dalam” kata Mirna tersenyum sambil meng-elus2 no noknya sendiri, “Ayo Masukin lagi Jon? Kamu pasti akan merasakan bedanya” pintanya.

Joni mengikuti petunjuk Mirna, memasukkan kembali batang kon tolnya ke dalam no nok Mirna yang merekah tersebut. Kemudian Joni menahan tubuhnya dengan kedua tangannya yang bertumpu di kanan kiri tubuh Mirna, seperti tukang becak yang sedang memegang stang becaknya.

Bleeeeeeeeeeeessss......

“Gila, Mirna benar. Rasanya batang kon tolku amblas sepenuhnya ke dalam liang no nok Mirna yang mencuat ke atas” kata Joni dalam hati.

“Aow Miiir... lebih mantap rasanya... aaaaahhhh...” cetus Joni sambil mengayunkan pantatnya naik turun.

Mirna pun mengangkat kakinya sampai melewati bahu Joni dan menggantungkannya di bahu Joni. Dengan posisi tersebut, Joni makin leluasa mebenamkan batang kon tolnya se-dalam2nya.

Joni terus meng-enjot batang kon tolnya. Keringat pun mulai bercucuran, berjatuhan ke perut dan dada Mirna. Walau bermadikan keringat, namun
Joni bangga karena dalam persenggamaan hari itu dia berhasil membuat Mirna 3x orgasme.

“Ooooohhhh... Jooon... enggak kuat Jon... aaaggghhh... aku keluuuuuaaaaaar...!!!” teriak Mirna sambil memeluk erat tubuh Joni.

Seeeerrr...... Seeeerrr...... Seeeerrr...... Seeeerrr......

Kembali no nok Mirna menyemburkan cairan orgasmenya. Cairan hangat itu menyirami kon tol Joni yang tenggelam didalam liang no noknya. Mulutnya megap2 menahan kenikmatan orgasmenya.

Setelah gelombang orgasmenya mereda, Mirna melepaskan pelukan pada tubuh Joni. Joni jadi kasihan melihat Mirna yang sudah kepayahan disetubuhi olehnya. Dia berkonsentrasi agar cepat mendapatkan ejakulasinya. Dengan membenamkan batang kon tolnya sedalam mungkin, sampai menyentuh ujung liang no nok Mirna, akhirnya Joni merasakan pejunya mulai terkumpul di kepala kon tolnya. Sebentar lagi peju itu akan menyembur dari kon tolnya.

“Ooohhh... aaaku... keluaaaaaaarr... aaaggghhh...!!!” Joni mengerang menyambut puncak kenikmatannya. Tubuhnya mengejang. Mirnapun menyambut ejakulasi Joni tersebut dengan memagut bibir Joni penuh nafsu.

Crooottt...... Crooottt...... Crooottt...... Crooooooottt......

Akhinya, menyemburlah peju Joni dari kon tolnya, me-nyemprot2 di dalam liang no nok Mirna. Joni pun lalu ambruk ke dalam dekapan Mirna.

“Ouw... ssssssttt... aaaaah...” erang Mirna saat merasakan kon tol Joni ber-kedut2 di dalam no noknya saat kon tol Joni tersebut menyemprotkan pejunya, “Akhirnya no nokku merasakan juga hangatnya semburan pejumu” kata Mirna sambil mencium pipi Joni.

“Habisnya aku kasihan lihat kamu sudah ngos2san gitu, seperti orang habis berlari puluhan kilometer” kata Joni sambil mempermainkan susu Mirna yang masih dibasahi keringat.

Karena sudah terlalu larut malam ditambah kondisi tubuhnya yang sangat capek akibat persetubuhannya dengan Mirna, Joni memutuskan untuk bermalam saja dirumah Mirna malam ini. Setelah mereguk kepuasan ber-sama2, dengan kepenatan yang masih Joni dan Mirna rasakan, akhirnya mereka berdua tertidur sambil berpelukan mesra.

Pagi harinya setelah keduanya mandi dan berpakaian rapi, Mirna mengajak Joni ke Bank untuk mengecek pembayaran proyek yang semalam diceritakannya pada Joni. Begitu tiba di Bank Mirna langsung menemui CS Bank tersebut. Setelah mengutarakan maksudnya kemudian Mirna mendapat jawaban bahwa ada penambahan saldo pada rekeningnya yang berasal dari transfer sebuah perusahaan. Mirna tersenyum pada Joni dan setelah urusannya di Bank tersebut selesai merekapun meninggalkan Bank.

“Jon sesuai janjiku semalam, hari ini aku akan membelikan mobil buat kamu...” kata Mirna didalam mobilnya yang masih terparkir di halaman Bank.

“Terima kasih banyak ya Mir. Aku jadi malu. Selama ini aku sudah terlalu banyak menerima pemberian darimu. Terutama uang. Jujur saja itu sangat2 membantu tidak hanya bagiku namun juga keluargaku di kampung. Kalau sekarang ditambah lagi dengan sebuah mobil, rasanya sampai kapanpun aku gak akan dapat membalas kebaikkanmu. Aku tidak ingin memberatkan dirimu. Selama ini aku sudah merasa cukup dengan semua pemberianmu.” jelas Joni. Dirinya merasa kasihan pada Mirna. Joni merasa dirinya gak punya cukup andil dalam kesuksesan Mirna. Kesuksesan Mirna karena hasil kerja kerasnya selama ini.

Mirna terdiam sejenak mendengar apa yang barusan diucapkan Joni kepadanya. Dia gak menyangka, disaat hadiah mobil itu akan dibelinya, justru Joni menolak menerimanya.

“Sungguh mulia hatimu Jon... Ternyata kamu sama sekali tidak memanfaatkan diriku semata untuk menguras hartaku guna memenuhi keinginanmu... Ternyata masih ada orang mulia seperti Joni diera yang serba kepalsuan ini” batin Mirna. Namun penolakan Joni barusan justru membuat Mirna merasa pantas untuk memberikan hadiah mobil bagi Joni.

“Jon... Kenapa kamu berubah pikiran? Bukannya tadi malam kamu semangat sekali ketika aku bilang akan memberikan hadiah mobil buatmu? Aku mohon Jon, kamu mau menerima hadiah mobil itu. Sungguh!!! Selama ini aku tidak merasa terbebani sedikitpun dengan apa yang telah aku berikan padamu. Please Jon, jangan tolak hadiah mobil yang akan kuberikan padamu ya???” Mirna berusaha menjelaskan dan menyakinkan Joni agar mau menerima hadiah mobil yang akan diberikannya. Mereka saling terdiam didalam mobil. Kemudian Joni mulai memecah keheningan tersebut.

“Baiklah Mir, aku akan menerima hadiah mobil itu tapi dengan satu syarat.” Kata Joni

“Apa syaratnya Jon?” tanya Mirna.

“Aku minta mobilnya jangan yang baru. Mobil second saja yang masih bagus kondisinya, agar tidak terlalu banyak pertanyaan dari temen2 dan juga keluargaku. Dan karena anggota keluargaku banyak, aku minta mobil jenis minibus saja” jelas Joni, “Sori ya Mir, sudah dibelikan banyak permintaan lagi...” lanjutnya.

Mirna tersenyum manis sekali mendengar syarat yang diajukan oleh Joni.

“Hebat kamu Jon! Kamu masih menjaga perasaan orang lain dan keluargamu. Terutama diriku. Padahal bagi orang lain mungkin mereka sudah memilih mobil dengan model dan keluaran terbaru” puji Mirna dalam hatinya. Tak terasa matanya ber-kaca2 menahan perasaan haru mendengar jawaban dan syarat yang diajukan Joni. “Ah rasanya aku semakin jatuh cinta padamu Jon...” batinnya. Diambilnya tissue dan diusapnya air matanya.

“Enggak apa2 sayang... Aku sangat menghargai permintaan kamu” jawab Mirna.

“Terima kasih ya Mir...” kata Joni lalu diciumnya dengan lembut pipi Mirna.

Lalu mereka berdua meluncur kesebuah show room mobil dan setelah Joni mendapatkan mobil sesuai pilihannya. Mirnapun menyelesaikan pembayarannya. Setelah semuanya beres, pihak show room berjanji akan mengantarkan mobil tersebut 2 hari kedepan.

“Akhirnya aku dapat mempunyai mobil sendiri... Hal yang tak pernah aku bayangkan selama ini. Sekali lagi terima kasih ya Mir” kata Joni lalu dikecupnya kening Mirna.

“Sama2 sayang... Aku bahagia melihat kamu gembira...” jawab Mirna.

Selesai dari show room, Mirna mengantarkan Joni ke tempat kosnya dan diapun menuju kantornya karena masih ada urusan yang harus diselaikannya di kantor.

“Sampai ketemu lagi ya Jon...” kata Mirna ketika mobilnya berhenti tepat dimulut gang tempat kos Joni. Sebelum turun, Joni mengecup bibir Mirna dengan lembut. Kemudian bibir merekapun berpagutan dengan mesra hingga akhirnya Joni keluar dari mobil tersebut.

“Gila loe Jon...!!! Kemana aja loe semalam? Tengah hari gini baru nongol” tanya Dodi temen kosnya saat berpapasan dengannya diteras rumah kosnya.

“Ah kamu, mau tahu aja urusan orang” jawab Joni.

“Tadi ada Sinta,” kata Dodi, “Dia ingin bertemu...” lanjutnya

“Mana dia?” tanya Joni

“Pergi lagi. Kelamaan nunggu loe enggak datang2” jawab Dodi.

“Kenapa kamu enggak tahan dia?” tanya Joni

“Gue dah berusaha tapi Sinta bilang masih ada kepentingan yang lain, dia kesini hanya mampir” jawab Dodi menjelaskan.

Ada perasaan kecewa dan bersalah tergambar dari raut wajah Joni. Joni merasakan sejak dia bertemu dengan Mirna dan merasakan kenikmatan tubuh perempuan, dia jarang menemui Sinta. Padahal Sintalah orang pertama yang memberikan dorongan semangat padanya disaat keadaannya belum seperti sekarang ini.

Kini rasa sayang Joni terbagi antara Sinta dan Mirna. Karena Mirna telah memberikan segalanya. Termasuk memberikan sesuatu yang selama ini belum dia peroleh dari Sinta, yaitu kenikmatan biologis dari persetubuhan antara dirinya dengan Mirna. Kenikmatan itu hampir setiap hari Joni dapatkan dari Mirna. Sehingga dia lebih sering bertemu dengan Mirna dibandingkan dengan Sinta.

Namun dalam hatinya Joni masih menyayangi Sinta. Dia masih mencintai Sinta. Kini dia dihadapkan dengan dua pilihan antara Sinta dan Mirna, dua wanita yang hadir dalam hatinya.

“Ah..., biarlah semuanya berjalan seiring berjalannya waktu. Sekarang biarlah aku nikmati semuanya dulu selagi bisa...” batin Joni lalu melangkah masuk ke kamarnya.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Petualangan Birahi Joni 3 - Hadiah Dari Mirna"

Posting Komentar