Kisah celana wanita pemijat plus digembok di Malang
DUNIA SPA Udara malam di Malang, Jawa Timur terasa menusuk tulang. Sopir taksi berhenti di depan sebuah rumah besar. Ada tulisan 'Massage Family, Tradisional & Shiatsu'.
"Ini memang tulisannya untuk keluarga. Tapi saya belum pernah lihat ada laki-laki bawa keluarga ke sini," kata Budi, sopir taksi tersebut sambil tertawa.
"Panti pijat ini terkenal di Malang. Belum pernah lihat kan pemijat digembok?" kata Budi
Resepsionis di lobi tersenyum ramah begitu melihat tamu-tamu datang. Dia memperlihatkan foto-foto wanita muda dalam album.
"Yang nomor 2, 4, dan 5 penuh. Sisanya bisa," katanya.
Setelah memilih gadis pemijat atau terapis, pembayaran dilakukan di muka.
"Pijat saja satu jam Rp 120.000," kata dia.
Pemandangan di panti pijat itu nyaris serupa dengan panti di Jakarta. Ada sofa besar untuk menunggu. Beberapa wanita sedang asyik nonton Sinetron Mahabarata.
10 menit kemudian, seorang wanita berambut pendek menyapa. Namanya Lina, usianya kira-kira 20 tahunan.
Lina mengajak masuk ke ruang pijat. Ukurannya, 2 meter kali 3 meter. Ada sebuah ranjang, dan meja kecil.
Setelah berbasa-basi sebentar, Lina mulai memijat. Dia kemudian menunjukkan gembok di pinggang sebelah kanannya. "Kalau di sini nggak bisa macam-macam Mas. Digembok celananya," kata Lina.
Gembok itu menjadi semacam pengganti kancing celana. Selama bertugas, gembok wajib dikenakan. Kuncinya disimpan oleh manajer panti pijat itu. "Udah lama seperti ini. Saya sudah kerja di sini, tiga tahun lalu juga sudah pakai gembok," kata Lina.
Menurut Lina, di panti pijat ini, gembok tak bisa dibuka oleh pelanggan. Dia menepis kabar gembok bisa dilepas dengan sejumlah uang.
"Nggak bisa bener. Kalau di tempat lain, mungkin bisa. Tapi di sini nggak bisa," jelasnya.
Tapi tetap saja Lina menawarkan servis lebih, walau celana digembok. Walau tak sampai berhubungan intim memang.
Untuk servis plus itu tarifnya Rp 150.000 sampai Rp 300.000. Di luar biaya pijat yang dibayar ke resepsionis tadi.
Topik pilihan: Andi Tiduri Ibu Teman | Sex Toy Dewi, wanita pemijat di tempat lain mengaku gembok hanya bisa dibuka jika terapis izin ke toilet. Dia pernah memanfaatkan kesempatan itu.
"Saya izin ke manajer mau ke toilet. Tapi setelah gembok dibuka, kemudian masuk lagi ke tempat pijat untuk melayani pelanggan," kata Dewi.
Dunia Spa
Tindakan itu beresiko. Jika ketahuan bisa dipecat. Dia pun mengaku tak sering-sering melakukannya.
"Kalau orangnya ganteng, terus baik, saya mau. Kalau jelek sama menyebalkan, dibayar berapa pun saya nggak mau. Sekalian aja saya gembok mulutnya," kata Dewi sambil tertawa.
Sementara itu staf Satpol PP Kota Malang Budi Santoso mengaku tak ada peraturan jika pemijat harus digembok. Dia menjelaskan hal itu sekadar inisiatif pengelola panti pijat.
"Enggak sampai seperti itu. Itu tempat usahanya saja. Aturannya tidak seperti itu. Yang ada di Perda itu hanya mengatur setiap usaha di Malang harus punya izin," katanya saat dikonfirmasi.
Kisah celana wanita pemijat plus digembok di Malang, pijat plus malang 2018, pijat plus plus malang, pijat malang, pijat plus batu malang, spa plus malang terbaru, tempat pijat di malang, Spa Samarinda, Spa Purwokerto, Karaoke Purwokerto, Spa Plus Bali
Spa Samarinda
Spa Purwokerto
Spa Plus Bali
Karaoke Purwokerto
loading...
0 Response to "Kisah celana wanita pemijat plus digembok di Malang"
Posting Komentar