5 Tokoh Inspiratif Terbaik Sepanjang Masa
Halo Serupedians
Kesuksesan bisa menjadi milik banyak orang, namun yang menginspirasi hanya segelintir saja. Bisa dikatakan juga orang yang sukses belum tentu menginspirasi, tapi orang yang menginspirasi pasti orang sukses.
Dari sekian banyak Tokoh Inspiratif, berikut serupedia akan mengulas 5 Tokoh Inspiratif Terbaik Sepanjang Masa versi Serupedia. Selamat menyimak.
1. Oprah Winfrey : Bidang Media
Kisah hidup Oprah Winfrey adalah salah satu kisah “gelandangan menjadi kaya raya” yang paling terkenal. Ia tumbuh dalam kemiskinan dengan ibunya dan mengalami penganiayaan seksual dari kerabatnya, sebelum akhirnya kabur dari rumah ketika masih berumur 13 tahun.
Namun, ia mampu bangkit dari keterpurukan itu dan akhirnya tinggal bersama ayahnya, yang sangat disiplin. Ia menjadi siswa teladan di sekolahnya dan berhasil mendapatkan beasiswa ke Tennessee State University. Setelah lulus, ia bekerja sebagai pembawa berita di televisi lokal sebelum pindah ke Chicago dan menjadi pemandu acara bincang-bincang bernama AM Chicago, yang akhirnya berubah menjadi The Oprah Winfrey Show. Melalui acara populernya inilah, Oprah memikat hati jutaan penonton tidak hanya di Amerika, tapi juga di seluruh dunia.
The Oprah Winfrey Show membuat debut nasional pertamanya pada tahun 1986, dan meraih sukses dengan cepat dengan menjadi pertunjukan yang paling populer di televisi, menjadikannya wanita kulit hitam yang bangkit dari kemiskinan dan menjadi bintang dengan bayaran tertinggi.
The Oprah Winfrey Show menjadi talk show nomor satu saat itu. Acara ini ditonton oleh 48 juta pemirsa setiap minggunya di Amerika dan disiarkan secara internasional di 126 negara.
Seorang anak miskin yang pada mulanya seperti tidak punya harapn lagi akhirnya mampu bangkit dan membuktikan dirinya. Masa lalunya yang cukup kelam menumbuhkan sikap peduli yang sangat tinggi dalam hati Oprah bagi orang-orang di sekitarnya, terutama yang kurang beruntung. Kedermawannannya patut diacungi jempol, layaknya seorang malaikat yang tidak pernah lelah untuk berbagi dengan sesamanya dan berjuang untuk dunia yang penuh dengan cinta kasih.
Tidak hanya sampai di situ, pada bulan April tahun 2000, Oprah dan Majalah Hearts memperkenalkan O, The Oprah Magazine. Majalah tersebut menjadi majalah yang sukses dalam sejarah penerbitan dengan sirkulasi 2,3 juta pembaca setiap bulannya.
Pada bulan April 2002, Oprah meluncurkan edisi pertama internasional dari O, The Oprah Magazine di Afrika Selatan.
Ternyata, pada masa kanak-kanaknya, Oprah kecil mempunyai mimpi untuk dapat menjadi seorang bintang film. Hal ini pun telah terwujud sekarang dengan berakting dalam drama milik beberapa penulis brilian, melalui perusahaan filmnya, Harpo Productions, antara lain The Color Purple (1985), Native Son, The Women of Brewster Place (1989), Before Women Had Wings(1997), dan Beloved (1998).
2. Steve Jobs : Bidang Teknologi
Dunia dikejutkan ketika ahli teknologi Steve Jobs, mantan CEO Apple, meninggal pada tahun lalu. Tidaklah sulit untuk memahami kenapa kematiannya itu membuat hampir kita semua merasa kehilangan. Steve bisa dikatakan telah berjasa besar bagi dunia teknologi. Ia benar-benar mengubah peta industri komputer, ponsel, dan alat-alat elektronik. Beberapa penampilan publiknya menunjukkan betapa besarnya passion yang dimiliki Steve terhadap produk-produknya. Rasa antusiasmenya itu bersifat menular.
Steve adalah contoh nyata inspiratif yang membuktikan bahwa sebuah tekad seseorang untuk mengejar mimpi-mimpi itu berdampak besar. Awalnya ia dipecat oleh Apple pada tahun ’80-an lalu kembali lagi ke Apple dan merevolusi perusahaan itu dan industri PC.
Dalam pidatonya yang terkenal pada acara wisuda di Stanford, Steve berkata, “Mengingat saya akan meninggal nantinya menjadi alat terpenting yang membantu saya membuat keputusan-keputusan besar dalam hidup. Karena hampir segala hal-semua harapan, kebanggaan, kekhawatiran akan kegagalan dan perasaan malu-akan hilang begitu kematian datang menghampiri, dengan menyisakan hanya hal yang benar-benar penting. Mengingat bahwa kita akan mati suatu hari nanti adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari dari perangkap pemikiran bahwa kita telah gagal. Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati.”
Kisah sukses Steve Jobs dimulai ketika berumur 20 tahun, ia memulai usahanya bersama Steve Wozniak. Mereka mulai mengembangkan Apple dari garasi. Dalam waktu 10 tahun, Apple berkembang menjadi perusahaan dengan aset 2 milyar dollar dan 4000 karyawan. Saat itu Apple mengeluarkan komputer Macintosh. Mac merupakan komputer pertama yang menggunakan tipografi yang beraneka ragam. Dan saat itulah ia baru menyadari manfaat belajar tipografi 10 tahun yang lalu.
Pada usia 30 tahun, ia dipecat. Memang sangat menyakitkan dipecat dari perusaan yang ia bangun selama bertahun-tahun. Saat itu terjadi perbedaan pendapat di Apple dan komisaris pun tidak berpihak padanya, sehingga ia dipecat dari perusahaannya sendiri.
Awalnya ia sempat merasa gagal, namun lima tahun kemudian ia berhasil mendirikan dua perusahaan besar, yaitu Next dan Pixar. Pixar merupakan perusahaan yang pertama meluncurkan film animasi komputer yaitu Toys Story. Dan saat itulah ia merasa dipecat dari Apple adalah takdir yang baik.
Kemudian Apple membeli Next dan Steve Jobs pun kembali ke Apple. Setelah Steve Jobs kembali ke Apple, perusahaan itu pun menunjukkan peningkatan yang luar biasa dengan inovasi yang terus muncul. Hingga saat ini, Apple menjadi perusahaan yang terus berinovasi mulai dari I pod, I phone, hingga I pad yang merupakan komputer tablet pertama. Kisah sukses yang telah dicapai Steve Jobs bersama Apple adalah karena ia mencintai pekerjaannya.
3. Louis Braille : Bidang Sosial
Louis Braille mengalami kerusakan pada salah satu matanya ketika berusia 3 tahun. Waktu itu secara tidak sengaja dia menikam matanya sendiri dengan alat pembuat lubang dari perkakas kerja ayahnya. Kemudian mata yang satunya terkena sympathetic ophthalmia, sejenis infeksi yang terjadi karena kerusakan mata yang lainnya. Kebutaan tidak membuatnya putus asa, ia menciptakan abjad Braille yang membantu supaya orang buta juga bisa membaca. Sekarang siapa yang tidak tahu Abjad Braille?
Louis Braille dilahirkan pada 4 Januari 1809 di Coupvray, sebuah kota kecil di dekat Paris, Prancis. Ia tinggal bersama ayahnya, Simon Rene Braille dan ibunya, Monique, di sebuah rumah sederhana. Ayahnya seorang pembuat sepatu dan perlengkapan berbahan kulit yang bekerja di bengkel miliknya sendiri. Louis kecil senang sekali bermain di bengkel ayahnya. Pada usia 4 tahun, ketika asyik memainkan alat-alat kerja ayahnya, ia mengalami kecelakaan. Jara, alat tajam untuk melubangi kulit, secara tak sengaja melukai sebelah matanya.
Infeksi di sebelah matanya yang terluka segera menjalar ke sebelah mata lainnya dan mengakibatkan kebutaan total pada kedua matanya.
Meskipun tidak bisa melihat, Louis kecil berhasil menunjukkan kemauan yang kuat untuk belajar. Orang tua Louis bersama guru sekolah setempat melihat potensi yang besar pada dirinya. Oleh karena itu, ketika memasuki usia sekolah, ia diizinkan mengikuti pelajaran di kelas – bersama teman-temannya yang berpenglihatan normal – dengan mengandalkan indra pendengaran. Ternyata, ia dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Satu-satunya kendala, ia tidak dapat membaca dan menulis pelajaran kecuali sebatas mendengarkan apa yang disampaikan gurunya secara lisan.
Pada usia 10 tahun, ia memperoleh beasiswa untuk belajar pada Royal Institution for Blind Youth di Paris, sebuah lembaga pendidikan khusus untuk anak-anak tunanetra. Di sana, ia belajar membaca huruf-huruf yang dicetak timbul pada kertas dengan cara merabanya. Pada sekolah ini juga terdapat beberapa buku dengan sistem cetak timbul yang disediakan oleh pendiri sekolah, Valentin Hauy. Buku-buku ini memuat huruf-huruf berukuran besar yang dicetak timbul pada setiap halamannya. Karena ukuran huruf-hurufnya yang besar, ukuran bukunya pun terbilang besar sehingga harganya sangat mahal. Sekolahnya hanya memiliki 14 buku seperti ini.
Louis muda dengan penuh kesabaran berhasil ”melahap” semua buku itu di perpustakaan sekolahnya. Louis Braille dapat merasakan setiap huruf yang dicetak timbul pada buku-buku itu, tetapi cukup menyita waktu untuk dapat membaca dan memahami setiap kalimatnya. Dibutuhkan waktu beberapa detik untuk mengidentifikasi satu kata dan ketika telah sampai pada akhir kalimat, ia sering lupa tentang apa yang telah dibacanya pada awal kalimat. Louis yakin pasti ada cara yang lebih mudah sehingga kaum tunanetra dapat membaca secepat dan semudah orang yang dapat melihat.
Suatu hari pada 1821, seorang kapten angkatan bersenjata Prancis, Charles Barbier, berkunjung ke sekolah Louis. Barbier mempresentasikan penemuannya yang dinamakan night writing (tulisan malam), sebuah kode yang memungkinkan pasukannya berbagi informasi rahasia di medan perang tanpa perlu berbicara atau menyalakan cahaya senter untuk membacanya. Kode ini terdiri atas 12 titik timbul yang dapat dikombinasikan untuk mewakili huruf-huruf dan dapat dirasakan oleh ujung-ujung jari.
Sayangnya, kode ini terlalu rumit bagi sebagian besar pasukannya sehingga ditolak untuk digunakan secara resmi di kesatuannya, tetapi tidak bagi pelajar tunanetra berusia 12 tahun, Louis Braille. Louis muda
segera menyadari betapa sistem titik timbul ini akan sangat berguna jika ia berhasil menyederhanakannya. Setelah kunjungan Barbier, ia serius bereksperimen dengan menghasilkan sistem-sistem titik timbul yang berbeda. Dalam tiga tahun, pada usia 15 tahun, akhirnya ia berhasil membangun satu sistem ideal yang sekarang dinamakan huruf braille, menggunakan satu sel 6 titik dan didasarkan ejaan normal.
Setiap karakter atau sel braille tediri atas enam posisi titik yang disusun dalam dua kolom yang masing-masing mengandung tiga posisi titik sehingga membentuk persegi panjang. Satu titik atau lebih mungkin ditimbulkan pada salah satu atau beberapa dari keenam posisi titik itu untuk mewakili huruf alfabet, tanda baca, atau bilangan tertentu. Louis Braille menemukan 63 kombinasi susunan titik timbul yang mungkin. Apakah ia berhenti sampai di sini?
Tidak. Ia bahkan terus mengembangkan sistem ini pada tahun-tahun berikutnya dan berhasil menambahkan simbol-simbol untuk matematika dan musik. Pada 1829, Louis Braille menerbitkan Method of Writing Words, Music and Plain Song by Means of Dots, for Use by the Blind and Arranged by Them, buku braille pertama yang pernah terbit di dunia. Kaum tunanetra membaca tulisan braille dengan menggerakkan ujung-ujung jari mereka di atas titik-titik yang timbul itu. Mereka dapat menulis huruf braille pada suatu kertas di atas mesin 6 kunci yang dinamakan braillewriter (penulis braille) dengan menggunakan stytus, alat semacam bolpoin tanpa tinta yang ujungnya runcing.
Akhirnya, Louis Braille menjadi guru pada sekolah tempat ia pernah menjadi murid, Royal Institusion for Blind Youth. la menjadi guru yang disukai dan dihormati murid-muridnya. Tetapi sayang, ia tidak sempat melihat sistem baca-tulis temuannya digunakan secara luas di seluruh dunia. Pada 6 Januari 1852, di usia yang ke-43, ia meninggal karena serangan TBC.
Pada mulanya, orang tidak berpikir bahwa kode braille merupakan sesuatu yang berguna untuk kaum tunanetra. Banyak orang yang menduga sistem braille akan mati sebagaimana penemunya. Bersyukur ada sedikit orang yang menyadari pentingnya penemuan Louis Braille. Pada 1868, Dr. Thomas Armitage memimpin sekelompok orang tunanetra – yang terdiri atas empat orang – mendirikan lembaga untuk mengembangkan dan menyebarkan sistem temuan Louis Braille. Kelompok kecil ini terus tumbuh dan berkembang menjadi Royal National Institute of the Blind (RNIB), yang sekarang dikenal sebagai penerbit terbesar buku-buku braille di Eropa. Penemuan brilian Louis Braille telah mengubah dunia membaca dan menulis kaum tunanetra untuk selamanya. Sekarang, kode braille telah diadaptasi hampir ke dalam semua bahasa tulis terkenal di dunia. Louis telah membuktikan bahwa dengan motivasi yang kuat, kita dapat melakukan hal yang sebelumnya tidak masuk akal.
4. Thomas Alva Edison : Bidang Sains
Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya pun membaca kertas tersebut yang berisi, "Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah." Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, "anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia."
Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.
Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya.
Pada usia 15 tahun, Edison, sambil tetap berjualan, membeli sebuah mesin cetak kecil bekas yang selanjutnya dipasang pada sebuah bagasi mobil. Kemudian dia mencetak korannya sendiri, WEEKLY HERALD, yang di cetak, diedit dan dijualnya di tempat dia berjualan.
Pada musim panas 1862, Edison menyelamatkan seorang anak berusia tiga tahun yang hampir di tabrak oleh mobil. Ayah dari anak yang diselamatkan adalah kepala stasiun kereta api di tempatnya berjualan. Dan sebagai rasa terima kasih, kepala stasiun tersebut mengajari Edison cara menggunakan telegraph. Setelah 5 bulan mempelajari telegraph, Edison bekerja sebagai ahli telegraph selama 4 tahun. Hampir semua gaji yang didapatnya dihabiskan dengan membangun berbagai macam laboratorium dan peralatan listrik.
Edison sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya. Edison tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan makan dari makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya. Edison melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya menjadi sempurna. Sebelum edison bisa menyalakan lampu pertamanya, ia melakukan 5.000 eksperimen yang selalu berakhir dengan kegagalan. Walaupun gagal ribuan kali, namun cara berpikir yang dimiliki oleh Thomas Alfa Edison sangatlah positif dan tahan banting, ini membawanya kepada kreativitas tingkat tinggi. Thomas alfa edison merupakan seorang yang pantang menyerah, bahkan jika dia ditanya berapa kali dia gagal sebelum memperoleh keberhasilannya dalam menghidupakan lampu, mungkin dia akan menjawab “saya tidak pernah gagal tetapi saya belajar tentang benda yang dapat digunakan untuk membuat lampu dan benda yang tidak dapat digunakan untuk membuat lampu”.
Positif thinking, pantang menyerah, kreatif dan terus berusaha, itulah hal yang wajib kita contoh dari sifat Thomas Alva Edison untuk meraih kesuksesan.
5. Michael Jordan : Bidang Olahraga
Dikenal sebagai pemain basket terbaik sepanjang masa, Michael Jordan tidak begitu saja mendapatkan keberhasilannya itu. Ia bahkan harus berjuang keras meraihnya. Meskipun kemampuannya tak diragukan lagi, tinggi badannya tidak memenuhi syarat untuk menjadi salah satu anggota tim basket kampusnya. Mahasiswa lain yang setingkat dengannya, Leroy Smith, malah berhasil diterima dalam tim kampus.
Michael merasa marah sekaligus dipermalukan, tapi energi emosionalnya itu ia curahkan dan gunakan untuk menjadikan dirinya seorang pemain yang jauh lebih baik. “Setiap kali berlatih dan merasa lelah juga mulai timbul niatan untuk menyerah, saya akan menutup mata dan membayangkan daftar nama pemain di kamar ganti tanpa nama saya tertera di sana,” kata Jordan. “Dan biasanya hal itu akan membuat saya bangkit kembali.”
Michael akhirnya berhasil menjadi anggota tim kampus dua tahun kemudian, memperoleh beasiswa ke University of North Carolina. Meski pada akhirnya ia masuk ke tim Junior, ia tetap menyimpan kekecewaan yang besar karena pada awalnya ia cukup yakin bisa masuk ke tim utama tim. Namun justru dari kekecewaan itulah kita dapat melihat permainan brilian dari Jordan. Sejak penolakannya itu, ia semakin gila menerpa dirinya dalam berlatih. Berjam-jam ia menghabiskan seluruh waktunya untuk berlatih, ia bahkan seringkali menyimpan tenaganya dalam bermain di pertandingan junior karena ingin lebih fokus dan memiliki tenanga saat berlatih, karena memang tujuan utamanya adalah bermain bagi tim senior. Sifat kompetetifnya itulah yang pada akhirnya membuahkan hasil.
“Saya tidak mau lagi merasakan itu. Mulut pahit dan perut terasa mulas,” kenang Jordan mengenang kegagalannya saat masih sekolah dulu. Dalam salah satu iklan dari produk Nike, Jordan pernah mengatakan kisah karirnya yang tidak melulu berjalan mulus.
“Sepanjang karier saya, lebih dari 9.000 tembakan saya meleset. Saya pernah kalah dalam 300 pertandingan. Setidaknya, 26 kali saya dipercaya untuk melakukan tembakan penentu kemenangan dan gagal. Saya telah berkali-kali menemui kegagalan dalam hidup saya, dan itulah sebabnya saya bisa berhasil.”
Etos kerjanya untuk berlatih bola basket terus ia bawa hingga ia masuk ke Universitas North Carolina, walau sudah menjadi pemain yang besar sekalipun, ia selalu menjalankan latihan yang lebih berat dibanding rekan-rekannya. Ia bahkan selalu berlatih jump shoot diwaktu luangnya sendiri. Sadar karena tinggi badannya yang standar saja bagi pemain basket, ia sadar bahwa dirinya harus mempunyai tembakan yang akurat. Jordan selalu menjadi orang pertama yang datang ke tempat latihan dan menjadi orang terakhir yang meninggalkan latihan.
“Biasanya saya tiba di sekolah antara jam 07.00 dan 07.30 pagi. Michael ada di sana sebelum aku. Setiap kali saya datang dan membuka pintu, aku mendengar suara bouncing bola, di musim gugur, di musim dingin, di musim panas. Hampir setiap pagi saya harus meminta dia untuk meninggalkan lapangan.” Tutur Rubby Staton, salah seorang instruktur olah raga di universitas-nya.
Dengan tinggi 183 cm saat di bangku universitas, Jordan tetap saja hanya memiliki tinggi yang tidak istimewa, maka ia harus meningkatkan keterampilan lainnya seperti mencetak angka maupun assist. Pada akhirnya ia menjadi pemain yang jauh diatas rata-rata rekannya di tim. Hingga pada akhirnya timnya di universitas dibangun dengan berpusat pada sosok Jordan. Ia bisa mencetak 25 sampai 40 poin dalam pertandingan.
Berkat kehebatannya selama di universitas, jalan Jordan menuju NBA berjalan sangat mulus, sejak masuk ke Chicago Bulls kariernya bergitu cemerlang, and the rest is history, Anda pasti sudah mengenal kisahnya bukan?
NBA Championship 6 kali, trofi MPV 5 kali, selusin All-Star game, gelar NCAA dan dua medali emas Olimpiade. Ialah Michael Jeffrey Jordan, salah satu pria paling sukses dalam olah raga bola basket. Dibalik kegagalannya di masa lalu, ia sukses menyulapnya menjadi kunci kesuksesannya hingga akhir kariernya.
“Saya siap untuk menerima kegagalan. Semua orang mungkin gagal. Tapi aku tidak ingin melihat bahwa saya tidak mencoba. ” – Michael Jordan.
Referensi :
1. http://fanoubaybi.blogspot.co.id/2014/07/9-kisah-tokoh-dunia-yang-inspiratif-dan.html
2. https://ootingmangoo6.wordpress.com/2012/12/15/oprah-winfrey-dan-kisah-hidupnya/
3. http://kisahsukses818.blogspot.co.id/2013/02/louis-braille.html
4. http://peterbimbel.com/dibalik-kisah-sukses-thomas-alva-edison
5. https://trustmeblog.wordpress.com/2015/03/23/kisah-diblik-sang-legenda-michael-jordan/
loading...
0 Response to "5 Tokoh Inspiratif Terbaik Sepanjang Masa"
Posting Komentar