Anak Lurah - 4
Kini kekuatan sirep Harun sudah dapat dikendalikan sepenuhnya. Sehingga tak perlu rasa takut lagi yang memicu keluarnya kekuatan ini. Ki Asmoro Dewo telah mengajarkannya bagaimana untuk selalu menjaga agar kekuatan itu selalu siap. Sekarang, setiap saat dirasakan Harun ada perasaan ringan di kepalanya. Oleh karena itu, Harun harus selalu menjaga perkataannya agar tidak sering memberikan kata-kata perintah agar tidak mencurigakan orang. Kata-kata seperti ke laut aja loh tidak bisa dikatakan oleh Harun, karena kemungkinan besar orang yang dibecandai olehnya akan benar-benar pergi ke laut.
Melatih kekuatan pikiran dengan suatu kesadaran bahwa mulutnya harus dijaga adalah sesuatu yang sangat sulit. Dengan susah payah, akhirnya Harun dapat menguasai kecenderungan ngomong asal njeplak. Kemampuan Harun menjaga omongannya ini berimbas ke hal lain. Guru-guru sekolah memuji Harun bahwa Harun sudah tampak lebih dewasa dan bertanggung jawab, orangtuanya memuji Harun sebagai anak penurut dan teman-temannya, bahkan yang lebih tua, merasakan ada wibawa tersendiri dari Harun yang seakan memancar dari dalam dirinya.
Harun sampai di rumah jam 7 malam. Hari itu hari Minggu. Tadi baru saja ia pulang dari rumah Ki Asmoro Dewo dan ijin untuk menggunakan ilmu sirep sudah diberikan. Dengan senyum nakal dan sedikit jahil, ia masuk ke rumah dan mulai menebarkan ilmunya.
Harun makan malam bersama kedua orang tuanya dilayani oleh pembantu mereka yang bernama Ijah, seorang perempuan berusia 40 tahun. Ketika makanan sudah habis, Harun mulai menggunakan kekuatan pikirannya untuk mensugesti seisi rumah agar mengantuk. Tiba-tiba saja bapak dan ibu Harun menguap yang disusul oleh Ijah. Harun tertawa dalam hati dan mengundurkan diri ke kamar.
Lima menit kemudian Harun mengirimkan sugesti ke seisi rumah agar tertidur sampai pagi tanpa peduli dengan apa yang terjadi di sekelilingnya. Perlahan Harun pergi ke kamar orangtuanya. Dengan hati dag dig dug, Harun membuka pintu kamar orangtuanya lalu masuk kedalam kamar. Harun menyalakan lampu kamar. Dilihatnya ayahnya dan ibunya tertidur bersebelahan dalam selimut. Suara dengkur ayahnya terdengar mengisi ruangan.
Harun membuka selimut sehingga seluruh tubuh ibunya terlihat. Ibunya sedang memakai daster bunga-bunga. Harun berkutat dalam pilihan antara ngentot ibunya saat itu atau tidak. Dipandangnya wajah putih dan cantik milik ibunya itu. Hidung yang mancung dengan rahang yang tinggi seperti yang dimiliki peragawati Ratih Sanggarwati, namun bibirnya begitu sensual seperti miliknya Soimah sementara mata lentiknya bila terbuka suka terkejap-kejap bagaikan mata gadis genit.
Dibelainya pipi ibunya. Begitu halus wajah ibunya. Bahkan lebih halus daripada wajahnya Atik. Memang ibunya lebih banyak merawat tubuh, sehingga mana ada gadis desa yang dapat mengalahkan keindahan tubuh ibunya itu. Dikecupnya bibir ibunya. Bibir ibunya basah dan hangat. Bau nafas ibunya yang bersih dan hangat terasa di hidung Harun. Disedotinya bibir ibunya itu sambil dikecupnya sesekali. Bunyi bibir Harun yang mencipoki bibir ibunya terdengar jelas dibarengi suara dengkur ayahnya yang berada di sebelah mereka berdua.
Tak terasa, Harun telah beringsut sehingga kini menindih ibunya. Harun menikmati cumbuan sepihak ini. Kedua tangannya memegang pinggir kepala ibunya, sementara bibir ibunya dengan rakus ia jilati, sedoti dan kecupi. Kadang-kadang ia menjepit bibir bawah ibunya dengan kedua bibirnya sambil mengenyoti bibir bawah itu.
Harun menjadi makin bernafsu. Ia mulai menjilati seluruh wajah cantik ibu kandungnya itu. Bagaikan anjing haus, kedua pipi ibunya asyik digesek-gesek lidahnya, begitu juga dengan mata, jidat, dagu bahkan rambut hitam ibunya yang memancarkan bau shampoo.
Setelah wajah ibunya basah oleh air liur Harun, Harun mulai menarik tali kanan daster ibunya hingga melewati pundak. Tetek kanan ibunya yang tidak memakai BH terlihat separuh, dengan puting payudara yang tiba-tiba tegak telanjang. Harun semakin buas dan segera memasukkan pentil itu ke dalam mulutnya. Disedotinya pentil itu sambil tangan kanannya meremasi tetek kiri ibunya yang masih tertutup daster. Sungguh kenyal dan empuk ditangan. Kulit ibunya begitu harum. Wangi melati sedikit tercium.
Harun sudah tidak tahan lagi. Ia berdiri di samping tempat tidur, kemudian menarik daster ibunya ke atas. Agak susah karena ibunya sedang tidur. Dengan agak kasar ia memiringkan ibunya sehingga bagian belakang daster dapat tertarik ke atas. Setelah beberapa menit yang melelahkan, kini daster ibunya sudah menggerombol di atas dada, sehingga bagian payudara ke bawah terbuka. Tubuh putih dan seksi ibunya itu kini tampak jelas diterangi lampu kamar. Selangkangan ibunya ditutupi oleh celana dalam putih. Bibir memeknya terlihat. Harun menarik CD itu cepat-cepat hingga sampai pergelangan kaki. Lalu kaki kanan ibunya ia angkat sehingga celana dalam ibunya tergantung hanya di pergelangan kaki yang kiri.
Harun mendorong kedua paha ibunya lebar-lebar sehingga ibunya ngangkang. Kaki kiri ibunya menindih kaki kanan ayahnya yang sedang asyik tertidur. Kini Harun dapat melihat Jembut ibunya tampak rapi dalam bentuk segitiga kecil yang tak terlihat bila pakai celana dalam, karena dipotong sehingga bulu kemaluan itu tidak akan menyembul di pinggiran celana dalam. Harun lalu terjun ke selangkangan ibunya untuk mulai menciumi daerah intim ibunya itu.
Vagina ibunya begitu harum. Tampaknya ibunya meraw at bagian intim itu. Entah ibunya pakai parfum untuk memek ataukah rajin minum jamu khusus wanita. Dengan nikmatnya Harun mulai menjilati kemaluan ibu kandungnya itu. Lidahnya membelah bibir luar memek ibunya sehingga menyelip ke dalam merasakan hangatnya memek perempuan. Harun mengorek-ngorek bagian dalam vagina ibunya dengan lidahnya. Dirasakannya vagina ibunya lembab dan hangat. Lidah Harun menemukan klitoris ibunya. Disapukannya lidahnya ke itil ibunya itu berkali-kali. Lama kelamaan liang surgawi ibunya mulai lembab dan semakin hangat.
Suatu saat Harun merasakan memek ibunya itu kini sudah basah oleh cairan yang bening dan membawa bau yang berbeda. Harun sudah berpengalaman, ia tahu bahwa bau badan perempuan akan tercium lebih jelas dari memek yang basah oleh cairan intim. Tahulah Harun kini bau badan ibunya yang sesungguhnya. Selama ini, ibunya selalu memakai parfum mahal sehingga tak pernah ia tahu bau tubuh ibunya itu. Apalagi ibunya hanya berolahraga ketika latihan aerobic, yang mana dilakukan di dalam kamar sendiri, sehingga Harun tak pernah tahu.
Bau tubuh ibunya berbeda dari bau tubuh Atik atau Jannah. Atik dan Jannah sendiri memilik bau badan yang berbeda. Hanya saja, ada sedikit kesamaan dalam aroma mereka yang tak dapat Harun beberkan dengan kata-kata. Nah, bau itulah yang tidak ada dalam bau tubuh ibunya. Bila ingin digambarkan, bau tubuh ibunya itu lembut namun keras, tidak menyerang tiba-tiba, namun perlahan tapi setelah itu menguasai tiap relung indera penciumannya. Sungguh bau yang sangat enak dan anggun.
Harun menggeleng-geleng karena kontolnya sudah berdenyut tidak karuan. Ia segera merapatkan selangkangannya ke selangkangan ibunya, ditaruhnya kontolnya di lubang memek ibunya, lalu dengan satu gerakan cepat ia menindih tubuh ibu kandungnya sambil mendorong pantatnya maju ke depan.
sleeeeeb
Sensasi kontolnya yang perlahan memasuki vagina ibunya dan sepanjang jalan menggeseki dinding memek ibunya sungguh tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Lubang itu begitu hangat dan licin karena basah oleh cairan kewanitaan ibu apalagi sempit rasanya, hampir seperti peretnya dinding Jannah waktu pertama kali ia setubuhi. Harun ingat ketika ia melihat ibu dan ayahnya bersenggama, ayahnya memiliki kontol yang berukuran kecil. Mungkin ini sebabnya liang senggama ibunya begitu sempit.
Harun menarik kontolnya lalu menusukkan lagi di dalam memek ibunya. Kembali dirasakannya vagina ibunya mencengkram erat kontolnya. Sebelum setengah kontolnya masuk, Harun mencabut kontolnya. Harun jadi penasaran, Harun mencari senter dan ternyata ada di meja rias. Diambilnya senter itu lalu disorotnya lubang vagina ibunya dengan satu tangan dan tangan lain membuka bibir memek ibunya. Dengan susah payah, harun melihat di pertengahan liang senggama ibunya, liang surgawi ibunya memang tampak kecil, berbeda dengan liang senggama Jannah maupun Atik, yang setelah berkali-kali disetubuhi Harun, menjadi lebar.
Harun pernah dengar bahwa tiap wanita punya memek yang berbeda ukuran maupun bentuknya, ternyata ukuran lubang pun berbeda, terutama karena benda apakah yang pernah melewati lubang itu. Dilihatnya perut ibunya dan ada luka memanjang disana yang sudah lama sembuh. Rupanya ibunya dioperasi Caesar ketika melahirkan Harun. Masuk akallah bila ibunya masih memiliki liang yang sempit.
Harun menjadi bersemangat. Aku harus merasakan liang surgawi ini! Namun apakah sekarang, ataukah nanti ketika Harun berhasil membuat ibunya takluk? Bila ia menyetubuhi ibunya ketika ibunya sedang disirep, maka lama kelamaan lubang itupun akan longgar, Harun merasa bahwa bila ingin menaklukkan ibunya, seperti si Arjuna menaklukan ibunya, salah satu point penting adalah menunjukkan kelebihan dirinya dibanding ayahnya. Ya, saat pertama kali menghujam memek ibunya, harus pada saat ibunya sadar, agar ibunya dapat merasakan besarnya kontol Harun.
Akhirnya Harun memutuskan untuk nanti saja. Maka kini ia mencolokkan lagi kontolnya di dalam lubang kencing ibunya yang masih basah, namun kontolnya ditaruhnya melintang di belahan bibir kemaluan ibunya lalu mulai menggeseki bibir memek itu tanpa penetrasi. Walaupun hanya menggesek saja, Harun merasakan nikmat juga. Apalagi fakta bahwa ibunya masih memiliki liang yang begitu sempit menambah nafsu Harun.
Ditindihnya tubuh ibunya yang sedang tertidur lelap itu. Berhubung ia lebih pendek dari ibunya, maka dengan mudah mulutnya menemukan pentil tetek ibunya hanya dengan menekuk kepalanya ke bawah. Sambil menyedoti tetek ibunya itu, Harun mulai menggowesi memek ibunya dengan batang kontolnya. Mulutnya bergantian mencucupi dada kiri dan kanan ibunya. Diselomotinya kedua payudara ibunya yang mancung itu dengan lahap. Dengan hati-hati, Harun menahan diri untuk tidak mencupangi kedua buah dada yang indah itu melainkan hanya menjilat, mencium saja, sementara sedotan khusus ia lakukan dipucuk puting ibunya saja.
Perlahan ibunya mulai mendesah dalam tidurnya. Kemaluan ibunya kini sudah basah karena lendir pelumas dari dalam memeknya sendiri dan membasahi batang kontol Harun yang keras dan penuh vitalitas lelaki muda. Walaupun ibunya tertidur lelap akibat sirep, namun bukan berarti ibunya tidak bereaksi terhadap serangan Harun, ibu Harun memeluk kepala anaknya itu dengan kedua tangannya sementara kedua kakinya melingkari kedua kaki anaknya dari luar sementara dalam desahannya, perempuan itu menggumamkan sesuatu yang tak jelas terdengar, namun dari nada yang dikeluarkan, harun berpikiran bahwa tentu ibunya sedang mimpi basah.
Libido Harun sudah semakin meninggi, pantatnya bergoyang cepat sekali dan tekanannya menjadi lebih kuat, membuat kontolnya menggeseki memek ibunya dengan keras. Tubuh ibunya dan tubuhnya berkeringat karena aktivitas ini. Pelukan ibunya pun makin erat, sementara dapat Harun rasakan pinggul dan pantat ibunya kini bergerak-gerak seirama dengan pinggul dan pantat Harun. Harun kini mabuk birahi sehingga mulutnya kini terpaku dalam menyedoti puting ibunya yang sebelah kanan saja.
Akhirnya Harun sudah sampai puncaknya. Ia segera berdiri mencabut kontolnya lalu memuntahkan sperma di atas perut ibunya.
Setelah itu, Harun mengusapi perut ibunya dengan tissue yang diambil dari meja rias sehingga perut itu bersih. Dengan perasaan sumringah, Harun meninggalkan kamar itu.
Melatih kekuatan pikiran dengan suatu kesadaran bahwa mulutnya harus dijaga adalah sesuatu yang sangat sulit. Dengan susah payah, akhirnya Harun dapat menguasai kecenderungan ngomong asal njeplak. Kemampuan Harun menjaga omongannya ini berimbas ke hal lain. Guru-guru sekolah memuji Harun bahwa Harun sudah tampak lebih dewasa dan bertanggung jawab, orangtuanya memuji Harun sebagai anak penurut dan teman-temannya, bahkan yang lebih tua, merasakan ada wibawa tersendiri dari Harun yang seakan memancar dari dalam dirinya.
Harun sampai di rumah jam 7 malam. Hari itu hari Minggu. Tadi baru saja ia pulang dari rumah Ki Asmoro Dewo dan ijin untuk menggunakan ilmu sirep sudah diberikan. Dengan senyum nakal dan sedikit jahil, ia masuk ke rumah dan mulai menebarkan ilmunya.
Harun makan malam bersama kedua orang tuanya dilayani oleh pembantu mereka yang bernama Ijah, seorang perempuan berusia 40 tahun. Ketika makanan sudah habis, Harun mulai menggunakan kekuatan pikirannya untuk mensugesti seisi rumah agar mengantuk. Tiba-tiba saja bapak dan ibu Harun menguap yang disusul oleh Ijah. Harun tertawa dalam hati dan mengundurkan diri ke kamar.
Lima menit kemudian Harun mengirimkan sugesti ke seisi rumah agar tertidur sampai pagi tanpa peduli dengan apa yang terjadi di sekelilingnya. Perlahan Harun pergi ke kamar orangtuanya. Dengan hati dag dig dug, Harun membuka pintu kamar orangtuanya lalu masuk kedalam kamar. Harun menyalakan lampu kamar. Dilihatnya ayahnya dan ibunya tertidur bersebelahan dalam selimut. Suara dengkur ayahnya terdengar mengisi ruangan.
Harun membuka selimut sehingga seluruh tubuh ibunya terlihat. Ibunya sedang memakai daster bunga-bunga. Harun berkutat dalam pilihan antara ngentot ibunya saat itu atau tidak. Dipandangnya wajah putih dan cantik milik ibunya itu. Hidung yang mancung dengan rahang yang tinggi seperti yang dimiliki peragawati Ratih Sanggarwati, namun bibirnya begitu sensual seperti miliknya Soimah sementara mata lentiknya bila terbuka suka terkejap-kejap bagaikan mata gadis genit.
Dibelainya pipi ibunya. Begitu halus wajah ibunya. Bahkan lebih halus daripada wajahnya Atik. Memang ibunya lebih banyak merawat tubuh, sehingga mana ada gadis desa yang dapat mengalahkan keindahan tubuh ibunya itu. Dikecupnya bibir ibunya. Bibir ibunya basah dan hangat. Bau nafas ibunya yang bersih dan hangat terasa di hidung Harun. Disedotinya bibir ibunya itu sambil dikecupnya sesekali. Bunyi bibir Harun yang mencipoki bibir ibunya terdengar jelas dibarengi suara dengkur ayahnya yang berada di sebelah mereka berdua.
Tak terasa, Harun telah beringsut sehingga kini menindih ibunya. Harun menikmati cumbuan sepihak ini. Kedua tangannya memegang pinggir kepala ibunya, sementara bibir ibunya dengan rakus ia jilati, sedoti dan kecupi. Kadang-kadang ia menjepit bibir bawah ibunya dengan kedua bibirnya sambil mengenyoti bibir bawah itu.
Harun menjadi makin bernafsu. Ia mulai menjilati seluruh wajah cantik ibu kandungnya itu. Bagaikan anjing haus, kedua pipi ibunya asyik digesek-gesek lidahnya, begitu juga dengan mata, jidat, dagu bahkan rambut hitam ibunya yang memancarkan bau shampoo.
Setelah wajah ibunya basah oleh air liur Harun, Harun mulai menarik tali kanan daster ibunya hingga melewati pundak. Tetek kanan ibunya yang tidak memakai BH terlihat separuh, dengan puting payudara yang tiba-tiba tegak telanjang. Harun semakin buas dan segera memasukkan pentil itu ke dalam mulutnya. Disedotinya pentil itu sambil tangan kanannya meremasi tetek kiri ibunya yang masih tertutup daster. Sungguh kenyal dan empuk ditangan. Kulit ibunya begitu harum. Wangi melati sedikit tercium.
Harun sudah tidak tahan lagi. Ia berdiri di samping tempat tidur, kemudian menarik daster ibunya ke atas. Agak susah karena ibunya sedang tidur. Dengan agak kasar ia memiringkan ibunya sehingga bagian belakang daster dapat tertarik ke atas. Setelah beberapa menit yang melelahkan, kini daster ibunya sudah menggerombol di atas dada, sehingga bagian payudara ke bawah terbuka. Tubuh putih dan seksi ibunya itu kini tampak jelas diterangi lampu kamar. Selangkangan ibunya ditutupi oleh celana dalam putih. Bibir memeknya terlihat. Harun menarik CD itu cepat-cepat hingga sampai pergelangan kaki. Lalu kaki kanan ibunya ia angkat sehingga celana dalam ibunya tergantung hanya di pergelangan kaki yang kiri.
Harun mendorong kedua paha ibunya lebar-lebar sehingga ibunya ngangkang. Kaki kiri ibunya menindih kaki kanan ayahnya yang sedang asyik tertidur. Kini Harun dapat melihat Jembut ibunya tampak rapi dalam bentuk segitiga kecil yang tak terlihat bila pakai celana dalam, karena dipotong sehingga bulu kemaluan itu tidak akan menyembul di pinggiran celana dalam. Harun lalu terjun ke selangkangan ibunya untuk mulai menciumi daerah intim ibunya itu.
Vagina ibunya begitu harum. Tampaknya ibunya meraw at bagian intim itu. Entah ibunya pakai parfum untuk memek ataukah rajin minum jamu khusus wanita. Dengan nikmatnya Harun mulai menjilati kemaluan ibu kandungnya itu. Lidahnya membelah bibir luar memek ibunya sehingga menyelip ke dalam merasakan hangatnya memek perempuan. Harun mengorek-ngorek bagian dalam vagina ibunya dengan lidahnya. Dirasakannya vagina ibunya lembab dan hangat. Lidah Harun menemukan klitoris ibunya. Disapukannya lidahnya ke itil ibunya itu berkali-kali. Lama kelamaan liang surgawi ibunya mulai lembab dan semakin hangat.
Suatu saat Harun merasakan memek ibunya itu kini sudah basah oleh cairan yang bening dan membawa bau yang berbeda. Harun sudah berpengalaman, ia tahu bahwa bau badan perempuan akan tercium lebih jelas dari memek yang basah oleh cairan intim. Tahulah Harun kini bau badan ibunya yang sesungguhnya. Selama ini, ibunya selalu memakai parfum mahal sehingga tak pernah ia tahu bau tubuh ibunya itu. Apalagi ibunya hanya berolahraga ketika latihan aerobic, yang mana dilakukan di dalam kamar sendiri, sehingga Harun tak pernah tahu.
Bau tubuh ibunya berbeda dari bau tubuh Atik atau Jannah. Atik dan Jannah sendiri memilik bau badan yang berbeda. Hanya saja, ada sedikit kesamaan dalam aroma mereka yang tak dapat Harun beberkan dengan kata-kata. Nah, bau itulah yang tidak ada dalam bau tubuh ibunya. Bila ingin digambarkan, bau tubuh ibunya itu lembut namun keras, tidak menyerang tiba-tiba, namun perlahan tapi setelah itu menguasai tiap relung indera penciumannya. Sungguh bau yang sangat enak dan anggun.
Harun menggeleng-geleng karena kontolnya sudah berdenyut tidak karuan. Ia segera merapatkan selangkangannya ke selangkangan ibunya, ditaruhnya kontolnya di lubang memek ibunya, lalu dengan satu gerakan cepat ia menindih tubuh ibu kandungnya sambil mendorong pantatnya maju ke depan.
sleeeeeb
Sensasi kontolnya yang perlahan memasuki vagina ibunya dan sepanjang jalan menggeseki dinding memek ibunya sungguh tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Lubang itu begitu hangat dan licin karena basah oleh cairan kewanitaan ibu apalagi sempit rasanya, hampir seperti peretnya dinding Jannah waktu pertama kali ia setubuhi. Harun ingat ketika ia melihat ibu dan ayahnya bersenggama, ayahnya memiliki kontol yang berukuran kecil. Mungkin ini sebabnya liang senggama ibunya begitu sempit.
Harun menarik kontolnya lalu menusukkan lagi di dalam memek ibunya. Kembali dirasakannya vagina ibunya mencengkram erat kontolnya. Sebelum setengah kontolnya masuk, Harun mencabut kontolnya. Harun jadi penasaran, Harun mencari senter dan ternyata ada di meja rias. Diambilnya senter itu lalu disorotnya lubang vagina ibunya dengan satu tangan dan tangan lain membuka bibir memek ibunya. Dengan susah payah, harun melihat di pertengahan liang senggama ibunya, liang surgawi ibunya memang tampak kecil, berbeda dengan liang senggama Jannah maupun Atik, yang setelah berkali-kali disetubuhi Harun, menjadi lebar.
Harun pernah dengar bahwa tiap wanita punya memek yang berbeda ukuran maupun bentuknya, ternyata ukuran lubang pun berbeda, terutama karena benda apakah yang pernah melewati lubang itu. Dilihatnya perut ibunya dan ada luka memanjang disana yang sudah lama sembuh. Rupanya ibunya dioperasi Caesar ketika melahirkan Harun. Masuk akallah bila ibunya masih memiliki liang yang sempit.
Harun menjadi bersemangat. Aku harus merasakan liang surgawi ini! Namun apakah sekarang, ataukah nanti ketika Harun berhasil membuat ibunya takluk? Bila ia menyetubuhi ibunya ketika ibunya sedang disirep, maka lama kelamaan lubang itupun akan longgar, Harun merasa bahwa bila ingin menaklukkan ibunya, seperti si Arjuna menaklukan ibunya, salah satu point penting adalah menunjukkan kelebihan dirinya dibanding ayahnya. Ya, saat pertama kali menghujam memek ibunya, harus pada saat ibunya sadar, agar ibunya dapat merasakan besarnya kontol Harun.
Akhirnya Harun memutuskan untuk nanti saja. Maka kini ia mencolokkan lagi kontolnya di dalam lubang kencing ibunya yang masih basah, namun kontolnya ditaruhnya melintang di belahan bibir kemaluan ibunya lalu mulai menggeseki bibir memek itu tanpa penetrasi. Walaupun hanya menggesek saja, Harun merasakan nikmat juga. Apalagi fakta bahwa ibunya masih memiliki liang yang begitu sempit menambah nafsu Harun.
Ditindihnya tubuh ibunya yang sedang tertidur lelap itu. Berhubung ia lebih pendek dari ibunya, maka dengan mudah mulutnya menemukan pentil tetek ibunya hanya dengan menekuk kepalanya ke bawah. Sambil menyedoti tetek ibunya itu, Harun mulai menggowesi memek ibunya dengan batang kontolnya. Mulutnya bergantian mencucupi dada kiri dan kanan ibunya. Diselomotinya kedua payudara ibunya yang mancung itu dengan lahap. Dengan hati-hati, Harun menahan diri untuk tidak mencupangi kedua buah dada yang indah itu melainkan hanya menjilat, mencium saja, sementara sedotan khusus ia lakukan dipucuk puting ibunya saja.
Perlahan ibunya mulai mendesah dalam tidurnya. Kemaluan ibunya kini sudah basah karena lendir pelumas dari dalam memeknya sendiri dan membasahi batang kontol Harun yang keras dan penuh vitalitas lelaki muda. Walaupun ibunya tertidur lelap akibat sirep, namun bukan berarti ibunya tidak bereaksi terhadap serangan Harun, ibu Harun memeluk kepala anaknya itu dengan kedua tangannya sementara kedua kakinya melingkari kedua kaki anaknya dari luar sementara dalam desahannya, perempuan itu menggumamkan sesuatu yang tak jelas terdengar, namun dari nada yang dikeluarkan, harun berpikiran bahwa tentu ibunya sedang mimpi basah.
Libido Harun sudah semakin meninggi, pantatnya bergoyang cepat sekali dan tekanannya menjadi lebih kuat, membuat kontolnya menggeseki memek ibunya dengan keras. Tubuh ibunya dan tubuhnya berkeringat karena aktivitas ini. Pelukan ibunya pun makin erat, sementara dapat Harun rasakan pinggul dan pantat ibunya kini bergerak-gerak seirama dengan pinggul dan pantat Harun. Harun kini mabuk birahi sehingga mulutnya kini terpaku dalam menyedoti puting ibunya yang sebelah kanan saja.
Akhirnya Harun sudah sampai puncaknya. Ia segera berdiri mencabut kontolnya lalu memuntahkan sperma di atas perut ibunya.
Setelah itu, Harun mengusapi perut ibunya dengan tissue yang diambil dari meja rias sehingga perut itu bersih. Dengan perasaan sumringah, Harun meninggalkan kamar itu.
loading...
0 Response to "Anak Lurah - 4"
Posting Komentar