5 Ilmuwan yang Namanya Diabadikan Menjadi Nama Penyakit
Halo Serupedians
Sebutan atau penamaan pada penyakit atau bakteri dalam dunia sains ternyata tak datang secara tiba-tiba. Banyak sekali penyakit ataupun bakteri yang namanya diambil dari nama sang penemu.
Sebutan atau penamaan pada penyakit atau bakteri dalam dunia sains ternyata tak datang secara tiba-tiba. Banyak sekali penyakit ataupun bakteri yang namanya diambil dari nama sang penemu.
Berikut serupedia akan mengulas tentang 5 Ilmuwan yang Namanya Diabadikan Menjadi Nama Penyakit. Check this out.
1. Listeriosis
Listeriosis adalah penyakit yang diambil dari nama penemunya, Sir Joseph Lister. Sir Joseph Lister (1827-1912) dikenang sebagai pendukung operasi antiseptik dan untuk infeksi bakteri yang dinamai dengan namanya, listeriosis. Nah, salah satu produk yang dinamai menggunakan namanya adalah obat kumur Listerine.
Listeria monocytogenes merupakan bakteri gram positif yang tidak berspora dan dikenal sebagai penyebab penyakit listeriosis (Cossart & Bierne 2001, diacu dalam Kane V 2001). Listeriosis merupakan penyakit yang dapat menyerang hampir setiap organ tubuh. Yang paling ren an terhadap penyakit ini adalah bayi baru lahir, usia lanjut (diatas 70 tahun) dan orang yang memiliki gangguan system kekebalan. Infeksi paling banyak terjadi pada bulan Juli-Agustus (Rahmi 2002).
Gejala-gejala listeriosis pada orang dewasa adalah meningitis yaitu infeksi pada selaput pembungkus otak dan medulla spinalis (meningens). Meningitis menyebabkan demam dan kaku kuduk, jika tidak diobati bisa menyebabkan penurunan kesadaran, koma, dan kematian. Listeria monocytogenes juga dapat menginfeksi mata menjadi merah dan nyeri. Apabila infeksi sampai ke katup jantung maka dapat menyebabkan gagal jntung. Pada ibu hamil listeriosis dapat menginfeksi membran yang melindungi janin sehingga menyebabkan keguguran (Rahmi 2002).
Listeriosis biasanya terjadi karena manusia mengkonsumsi hasil olahan susu atau sayuran mentah yang terkontaminasi. Kontaminasi Listeria monocytogenes dapat berasal dari proses pengolahan makanan yang kurang bersih. Bahan makanan yang didinginkan sangat mudah diserang bakteri ini karena bakteri Listeria monocytogenes dapat hidup di setiap lingkungan (Cossart & Berne 2001, diacu dalam Kane V 2001). Bakteri ini dapat tumbuh di dalam usus burung, laba-laba, binatang air berkulit keras (krustasea) serta mamalia selain manusia. Listeriosis dapat diatasi dengan pengobatan oleh antibiotik
2. Parkinson
Penyakit parkinson atau sebuah gejala kelumpuhan yang dapat dilihat tandanya seperti tangan atau kaki yang bergetar terus menerus diambil dari nama James Parkinson (1755-1824). Ia adalah seorang apoteker ahli bedah, ahli geologi, dan aktivis politik. Penyakit ini awalnya dijelaskan sebagai kelmpuhan agitans dan kemudian berganti nama menjadi penyakit Parkinson.
Penyakit Parkinson memengaruhi bagian kecil dari otak tengah yang bernama susbstantia nigra. Fungsi dari substantia nigra adalah mengirim pesan ke saraf-saraf di saraf tulang belakang yang mengendalikan otot-otot pada tubuh. Pesan dikirimkan dari sel otak, ke saraf dan otot dengan memanfaatkan senyawa kimia yang disebut neurotransmiter. Salah satu neurotransmiter utama yang dihasilkan oleh sel otak di substantia nigra adalah dopamine.
Pengaturan gerakan dari tubuh sangat dipengaruhi oleh dopamine. Saat jumlah dopamine menurun akan menyebabkan aktivitas otak akan terganggu. Inilah yang menyebabkan munculnya tanda-tanda dan gejala penyakit Parkinson.
Penyebab menurunnya dopamine ini masih belum diketahui. Tapi terdapat beberapa faktor yang bisa memicu hal ini, seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan.
3. Bell's Palsy
Bell's palsy adalah nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga menyebabkan kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Terjadi disfungsi syaraf VII (syaraf fascialis). Berbeda dengan stroke, kelumpuhan pada sisi wajah ditandai dengan kesulitan menggerakkan sebagian otot wajah, seperti mata tidak bisa menutup, tidak bisa meniup, dan sejenisnya. Beberapa ahli menyatakan penyebab Bell's Palsy berupa virus herpes yang membuat syaraf menjadi bengkak akibat infeksi. Metode pengobatan berupa obat-obatan jenis steroid dapat mengurangi pembengkakan.
Kata Bell's Palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19, Sir Charles Bell, orang pertama yang menjelaskan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada saraf wajah.
4. Alzheimer
Seorang psikiater Jerman Aloysius 'Alois' Alzheimer (1864 - 1915) menerbitkan kasus pertamanya yaitu demensia presenile. Nah, penyakit inilah yang sekarang disebut sebagai penyakit alzheimer.
Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan,[1] sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.
Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahwa penyakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah. Sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat sedikitnya 5 juta penderita Alzheimer pada tahun 2015.[2]
5. Huntington
George Huntington (1850-1916) adalah seorang dokter Amerika yang menggambarkan kelainan genetik neurodegenerative yang menyebabkan penurunan kognitif dan menyebabkan masalah kejiwaan. Penyakit ini sekarang dikenal sebagai penyakit huntington.Gen penyakit ini bersifat dominan sehingga anak-anak dari orang tua yang menderita penyakit ini berpeluang besar menderita penyakit “Huntington” yakni 50%[2]. Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini namun hanya berupa mengurangi gejala dan mengendalikan perilaku penderita.
Gejala penyakit ini mucul pada setiap usia, namun rata-rata pada usia 35-44. Pada stadium awal penderita akan mengalami memori miskin, melakukan gerkan abnormal yang secara bertahap akan semakin jelas sehingga memengaruhi kegiatan normal seperti makan, berpakaian dan dudukterdiam.
Referensi :
[1]. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14482/Pramudhita,
[2]. http://www.alodokter.com/penyakit-parkinson
[3]. id.wikipedia.org
[1]. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14482/Pramudhita,
[2]. http://www.alodokter.com/penyakit-parkinson
[3]. id.wikipedia.org
loading...
0 Response to "5 Ilmuwan yang Namanya Diabadikan Menjadi Nama Penyakit"
Posting Komentar