Ternyata Suamiku Nakal - 9
Pov: Papa (Lagi)
Preview Last Episode.
Aku pun segera menuju ke depan dan ku longok melalui jendela. Seorang gadis dengan pakain seksi, tubuhnya terbalut dres hitam tanpa lengan dengan belahan dada yang rendah, mengetuk-ngetuk pintu. Nampaknya wanita itu mabuk.
Ku dengar dia berkata,”Pa...bukain pintunya cepet!”
--
Namaku Wijaya Saputra, seorang lelaki muda yang sudah matang dan memiliki seorang Istri Bernama Revita Sari Puspitasari. Belakangan ini kenakalanku semakin menjadi apalagi setelah kedatangan Marni yang notabene adalah cucu Mbok Imah pembantu setia kami. Istriku Revita sepertinya menyadari gelagat nakalku hingga suatu hari ku lihat bagaimana Marni dan Istriku bercinta. Kali ini diperparah dengan datangnya Susan sepupuku. Masa lalu yang seharusnya menjadi rahasia akhirnya terkuak juga bahkan kini aku sudah bermain dengan mereka sekaligus di satu ranjang.
Malam belumlah berakhir ketika aku masih begitu ingin bermain cinta dengan mereka bertiga. Namun siapa sangka bila malam ini aku akan mendapatkan bonus. Wanita yang sedang mengetuk pintu rumahku jelas sedang mabuk dan aku begitu terpukau dengan potongan tubuhnya yang seksi dan juga mini dress yang dia pakai sungguh membuat penisku yang tadi setengah tegang mencuat keras di dalam celanaku. Penis 19 Cm dan diameter 5 cm yang tidak pernah mengecewakan selama ini.
Entah apa yang ada dalam pikiranku saat ini. Tanpa pikir panjang ku buka saja pintu rumahku. Eh...dia masuk begitu saja ke dalam dan segera masuk ke kamar Marni. Seribu tanda tanya menyesaki kepalaku. Ah...sudahlah. Eh tapi kok dia bisa masuk bukannya biasanya jam segini gerbang depan sudah dikunci, jangan-jangan dia hantu. Ah...tidak mungkin. Mana mungkin hantu secantik dan seseksi itu. Ku pikir aku perlu memeriksa pintu depan dan benar saja, ternyata gerbang depan belum terkunci. Mungkin Mbok Imah lupa, maklumlah sudah tua. Jadi, sudah jelas wanita yang masuk ke kamar Marni pasti manusia.
Pikiran mesum memasuki kepalaku. Segera aku beranjak masuk ke dalam apalagi di luar cukup dingin dan sepi sekali. Setelah memastikan semua aman, ku masuki kamar Marni dan surprise. Wanita itu sudah terlelap hanya mengenakan celana dalam dan BH saja. Sungguh rejeki nomplok. Mana ada kucing yang nolak dikasih ikan.
Ku amati tubuh wanita yang kini terlelap itu, nafasnya naik turun teratur. Dari ujung kaki hingga ujung kepala ku amati dengan seksama. Pusaka kebanggaanku yang telah menaklukan tiga lembah basah rupanya sudah tidak sabar lagi. Ku lepas saja celana kolor yang menjadi penghalang terakhir penisku.
Wanita ini cantik dan seksi. Kalau aku nilai secara fisik 8,5 ku berikan. Cukuplah karena buatku sekarang sudah ada tiga wanita yang secara fisik 9. Orang asing tidak akan aku nilai lebih. Ku dekati dengan hati-hati tubuh wanita berwajah cantik dan seksi ini. Ukuran payudaranya pas sangat proporsional dengan tubuhnya yang tidak lebih tinggi dari istriku, Revita. Bukan perkara sulit melepas penutup terakhir kewanitaannya. Wanita mabuk cenderung terhanyut dalam fantasi ketika mereka mabuk, bahkan saat mereka diajak main seks 80% tidak akan menolak sekalipun orang asing.
Tubuh itu kini sudah telanjang bulat, polos seperti bayi, bulu kemaluannya cukup lebat juga. Nafsunya pasti besar, begitu kata orang. Tanpa menunggu lama, langsung ku lahap payudara wanita itu. Puting susunya yang coklat kemerahan ku plintir-plintir hingga mengeras dan menegang. Wanita itu mendesah.
“Pa.....jangan siksa Nancy....”
Ternyata nama wanita yang kini sedang aku geluti ini Nancy. Mungkin dia pikir aku suaminya. Tangannya mendekap kepalaku dengan mesra. Bibirnya terus menggumam tidak jelas.
Suaminya? Aku terkejut sejenak. Hei...dia istri orang. Malaikat dalam hatiku mencegahku lebih jauh. Tapi penguasa nafsu lebih kuat. Apalagi pengaruh minuman itu masih terasa. Aku yakin dengan keadaan sekarang 5 wanita lagi aku masih sanggup. Ku hisap kuat puting susu itu, terkadang ku berikan cupangan-cupangan bergantian kiri dan kanan. Tangan kiriku tidak kalah sambil menindih tubuh Nancy ku gosok klitoris Nancy dengan jari-jari tanganku.
“Ah....SSssss.....”Nancy melenguh dan mendesah tak karuan.
Aku benar-benar sudah tidak tahan saja, ingin segera ku masuki tubuh Nancy. Tapi, aku tidak mau terburu-buru. Nafsuku serasa meleda-ledak. Rasanya ada yang lain denganku. Ku hentikan semua aktivitasku dan segera ku arahkan penisku ke arah gua lembab Nancy, dalam hitungan detik, kepala penisku sudah ditelan vagina Nancy.
“Ah...”Nikmatnya desahku.
“Angh....”Suara Nancy tertahan.
Entah mengapa aku ingin segera merasakan vaginanya, bukan karena dia cantik atau seksi. Akan tetapi, sepertinya aku keluar kendali. Dengan pasti ku hentakkan penisku. Bless...Penisku amblas seluruhnya.
“Papa...Penis papa kok gede banget sih Pa....enak....”Nancy menggumam. Untung saja dia masih memejamkan matanya.
Dalam posisi ini, aku dapat melihat dengan jelas wajah Nancy. Sepertinya tidak asing, sangat familiar malah. Aku tidak mau berpikir lama. Bagiku sekarang kenikmatanlah yang aku cari.
Ku pompa terus vagina Nancy. Vaginanya begitu sempit menjepit nikmat penisku.
“Argh...”Dia mengerang saat ku hujamkan penisku.
Sungguh nikmat rasanya, apalagi sensasi dari orang asing yang tidak ku kenal. Tubuh Nancy tiba-tiba menegang, ku rasakan cairan panas menyemprot mengenai
seluruh batang penisku yang sedang menjajah vaginanya. Sungguh sensasi yang luar biasa.
“Pa....Nancy uda dapet sekali..”bisik Nancy.
“Papa kok tumben lama...”imbuh Nancy.
Tubuh Nancy melemah setelah mendapat orgasme pertamanya. Aku tidak ambil pusing selama dia tidak menyadari bahwa aku bukan suaminya. Malah semakin membuat aku deg-degan saja. Bagaimana jika, bagaimana jika dia adalah istri tetanggaku. Ah..Fantasi macam apa. Terkadang sering ku baca cerita panas di salah satu forum, cerita tentang perselingkuhan yang terjadi karena kebetulan. Mungkin saja. Mungkin aku salah satu orang yang mengalaminya. Toh...bukan salahku juga. Ada kesempatan indah yang membuatku melakukannya.
Tubuh Nancy masih menyatu dengan tubuhku. Matanya setengah terpejam. Pelan-pelan ku lepaskan penisku dari vaginanya., kemudian aku berbaring miring disamping tubuhnya. Ku angkat sebelah kakinya. Bless...Penisku kembali mencocol vaginanya dari samping. Nancy mendesah.
“Ah...Papa....”
Kemudian tanpa perintah dan tanpa komando bagai seorang atlit olimpiade segera ku pacu penisku dalam vagina Nancy.
Astaga, vaginanya mencengkeram kuat, kontraksi di dalam vaginanya sungguh sesuatu yang sangat nikmat. Ku pacu terus vagina tembem Nancy, hingga ku rasakan seakan-akan ada yang menggempur dari dalam sana dibawah sana. Ku rasakan sebentar lagi aku akan mencapai klimaksku.
Ku percepat goyanganku dan ku rasakan sebentar lagi. Sungguh siapa sangka dan siapa kira ketika hampir ku raih klimaksku.
“Papa!”
Preview Last Episode.
Aku pun segera menuju ke depan dan ku longok melalui jendela. Seorang gadis dengan pakain seksi, tubuhnya terbalut dres hitam tanpa lengan dengan belahan dada yang rendah, mengetuk-ngetuk pintu. Nampaknya wanita itu mabuk.
Ku dengar dia berkata,”Pa...bukain pintunya cepet!”
--
Namaku Wijaya Saputra, seorang lelaki muda yang sudah matang dan memiliki seorang Istri Bernama Revita Sari Puspitasari. Belakangan ini kenakalanku semakin menjadi apalagi setelah kedatangan Marni yang notabene adalah cucu Mbok Imah pembantu setia kami. Istriku Revita sepertinya menyadari gelagat nakalku hingga suatu hari ku lihat bagaimana Marni dan Istriku bercinta. Kali ini diperparah dengan datangnya Susan sepupuku. Masa lalu yang seharusnya menjadi rahasia akhirnya terkuak juga bahkan kini aku sudah bermain dengan mereka sekaligus di satu ranjang.
Malam belumlah berakhir ketika aku masih begitu ingin bermain cinta dengan mereka bertiga. Namun siapa sangka bila malam ini aku akan mendapatkan bonus. Wanita yang sedang mengetuk pintu rumahku jelas sedang mabuk dan aku begitu terpukau dengan potongan tubuhnya yang seksi dan juga mini dress yang dia pakai sungguh membuat penisku yang tadi setengah tegang mencuat keras di dalam celanaku. Penis 19 Cm dan diameter 5 cm yang tidak pernah mengecewakan selama ini.
Entah apa yang ada dalam pikiranku saat ini. Tanpa pikir panjang ku buka saja pintu rumahku. Eh...dia masuk begitu saja ke dalam dan segera masuk ke kamar Marni. Seribu tanda tanya menyesaki kepalaku. Ah...sudahlah. Eh tapi kok dia bisa masuk bukannya biasanya jam segini gerbang depan sudah dikunci, jangan-jangan dia hantu. Ah...tidak mungkin. Mana mungkin hantu secantik dan seseksi itu. Ku pikir aku perlu memeriksa pintu depan dan benar saja, ternyata gerbang depan belum terkunci. Mungkin Mbok Imah lupa, maklumlah sudah tua. Jadi, sudah jelas wanita yang masuk ke kamar Marni pasti manusia.
Pikiran mesum memasuki kepalaku. Segera aku beranjak masuk ke dalam apalagi di luar cukup dingin dan sepi sekali. Setelah memastikan semua aman, ku masuki kamar Marni dan surprise. Wanita itu sudah terlelap hanya mengenakan celana dalam dan BH saja. Sungguh rejeki nomplok. Mana ada kucing yang nolak dikasih ikan.
Ku amati tubuh wanita yang kini terlelap itu, nafasnya naik turun teratur. Dari ujung kaki hingga ujung kepala ku amati dengan seksama. Pusaka kebanggaanku yang telah menaklukan tiga lembah basah rupanya sudah tidak sabar lagi. Ku lepas saja celana kolor yang menjadi penghalang terakhir penisku.
Wanita ini cantik dan seksi. Kalau aku nilai secara fisik 8,5 ku berikan. Cukuplah karena buatku sekarang sudah ada tiga wanita yang secara fisik 9. Orang asing tidak akan aku nilai lebih. Ku dekati dengan hati-hati tubuh wanita berwajah cantik dan seksi ini. Ukuran payudaranya pas sangat proporsional dengan tubuhnya yang tidak lebih tinggi dari istriku, Revita. Bukan perkara sulit melepas penutup terakhir kewanitaannya. Wanita mabuk cenderung terhanyut dalam fantasi ketika mereka mabuk, bahkan saat mereka diajak main seks 80% tidak akan menolak sekalipun orang asing.
Tubuh itu kini sudah telanjang bulat, polos seperti bayi, bulu kemaluannya cukup lebat juga. Nafsunya pasti besar, begitu kata orang. Tanpa menunggu lama, langsung ku lahap payudara wanita itu. Puting susunya yang coklat kemerahan ku plintir-plintir hingga mengeras dan menegang. Wanita itu mendesah.
“Pa.....jangan siksa Nancy....”
Ternyata nama wanita yang kini sedang aku geluti ini Nancy. Mungkin dia pikir aku suaminya. Tangannya mendekap kepalaku dengan mesra. Bibirnya terus menggumam tidak jelas.
Suaminya? Aku terkejut sejenak. Hei...dia istri orang. Malaikat dalam hatiku mencegahku lebih jauh. Tapi penguasa nafsu lebih kuat. Apalagi pengaruh minuman itu masih terasa. Aku yakin dengan keadaan sekarang 5 wanita lagi aku masih sanggup. Ku hisap kuat puting susu itu, terkadang ku berikan cupangan-cupangan bergantian kiri dan kanan. Tangan kiriku tidak kalah sambil menindih tubuh Nancy ku gosok klitoris Nancy dengan jari-jari tanganku.
“Ah....SSssss.....”Nancy melenguh dan mendesah tak karuan.
Aku benar-benar sudah tidak tahan saja, ingin segera ku masuki tubuh Nancy. Tapi, aku tidak mau terburu-buru. Nafsuku serasa meleda-ledak. Rasanya ada yang lain denganku. Ku hentikan semua aktivitasku dan segera ku arahkan penisku ke arah gua lembab Nancy, dalam hitungan detik, kepala penisku sudah ditelan vagina Nancy.
“Ah...”Nikmatnya desahku.
“Angh....”Suara Nancy tertahan.
Entah mengapa aku ingin segera merasakan vaginanya, bukan karena dia cantik atau seksi. Akan tetapi, sepertinya aku keluar kendali. Dengan pasti ku hentakkan penisku. Bless...Penisku amblas seluruhnya.
“Papa...Penis papa kok gede banget sih Pa....enak....”Nancy menggumam. Untung saja dia masih memejamkan matanya.
Dalam posisi ini, aku dapat melihat dengan jelas wajah Nancy. Sepertinya tidak asing, sangat familiar malah. Aku tidak mau berpikir lama. Bagiku sekarang kenikmatanlah yang aku cari.
Ku pompa terus vagina Nancy. Vaginanya begitu sempit menjepit nikmat penisku.
“Argh...”Dia mengerang saat ku hujamkan penisku.
Sungguh nikmat rasanya, apalagi sensasi dari orang asing yang tidak ku kenal. Tubuh Nancy tiba-tiba menegang, ku rasakan cairan panas menyemprot mengenai
seluruh batang penisku yang sedang menjajah vaginanya. Sungguh sensasi yang luar biasa.
“Pa....Nancy uda dapet sekali..”bisik Nancy.
“Papa kok tumben lama...”imbuh Nancy.
Tubuh Nancy melemah setelah mendapat orgasme pertamanya. Aku tidak ambil pusing selama dia tidak menyadari bahwa aku bukan suaminya. Malah semakin membuat aku deg-degan saja. Bagaimana jika, bagaimana jika dia adalah istri tetanggaku. Ah..Fantasi macam apa. Terkadang sering ku baca cerita panas di salah satu forum, cerita tentang perselingkuhan yang terjadi karena kebetulan. Mungkin saja. Mungkin aku salah satu orang yang mengalaminya. Toh...bukan salahku juga. Ada kesempatan indah yang membuatku melakukannya.
Tubuh Nancy masih menyatu dengan tubuhku. Matanya setengah terpejam. Pelan-pelan ku lepaskan penisku dari vaginanya., kemudian aku berbaring miring disamping tubuhnya. Ku angkat sebelah kakinya. Bless...Penisku kembali mencocol vaginanya dari samping. Nancy mendesah.
“Ah...Papa....”
Kemudian tanpa perintah dan tanpa komando bagai seorang atlit olimpiade segera ku pacu penisku dalam vagina Nancy.
Astaga, vaginanya mencengkeram kuat, kontraksi di dalam vaginanya sungguh sesuatu yang sangat nikmat. Ku pacu terus vagina tembem Nancy, hingga ku rasakan seakan-akan ada yang menggempur dari dalam sana dibawah sana. Ku rasakan sebentar lagi aku akan mencapai klimaksku.
Ku percepat goyanganku dan ku rasakan sebentar lagi. Sungguh siapa sangka dan siapa kira ketika hampir ku raih klimaksku.
“Papa!”
loading...
0 Response to "Ternyata Suamiku Nakal - 9"
Posting Komentar