loading...

Zaskia, Gadis SMP Ustadzah TPA

Hallo… Masih bersamaku, Wawan, seorang hunter handal pemburu mangsa kaum hawa berjilbab yang mempunyai memek legit dan kesat.

Nah… setelah aku observasi dan teliti, ternyata didekat tempat kostku yang baru (aku harus berpindah kost agar tidak bertemu dengan Linda, sasaranku yang pertama. Baca “Linda, wanita pegawai swasta”) ada banyak sekali tempat yang biasa jadi “sarang” cewek-cewek berjilbab. Didekatku ada dua buah universitas yang kebanyakan mahasiswinya berjilbab, dan cantik-cantik pula. Bahkan ada juga universitas yang lain yang karena dia membawa label islam, mewajibkan semua mahasiswinya untuk berjilbab. Yah, ada yang iklas dan berjilbab dengan tidak menunjukkan lekuk-lekuk tubuhnya, namun tidak sedikit yang hanya sekedar mematuhi peraturan dengan berjilbab, namun amsih memakai baju yang… waduh!! Memperlihatkan kemontokan tubuh mereka. Semuanya cantik…semuanya cantik.

Tapi targetku selanjutnya bukan itu. Targetku selanjutnya adalah sebuah masjid yang sepi, yang jika setiap hari senin, rabu dan jumat disampingnya diadakan TPA di gedung TPA. Tentu saja aku tidak menyasar santri TPAnya, gila apa… aku menyasar seorang gadis belia cantik dan berjilbab bernama Zaskia , satu-satunya ustadzah ditempat itu, yang cantik lagi seksi. Usianya yang baru 12 (kelas 1 smp) tertutupi oleh tubuhnya yang montok. Buah dadanya yang sedang tumbuh terlihat padat, ditambah dengan segemarannya memakai baju ketat dimana saja, termasuk ketika mengajar TPA.

Pada suatu hari, Aku datang ke gedung TPA itu memperkenalkan diri sebagai mahasiswa S2 (karena aku sudah gak pantas debagai S1 heheheheh…) yang sedang ada penelitian (mau kusebut epnelitian seks tapi ntar kedokku ketahuan heheheheh). Aku juga menawarkan diri untuk menjadi ustad pembantu (aku ada sedikit bekal tentang agama karena sekolahku dulu di sekolah islam) namun hanya sementara dan tidak rutin. Tentu saja aku sudah mengecek bahwa ternyata, hari seninlah hari yang biasanya sepi dari santri. Santri yang biasanya datang juga sedikit, jikalau hari senin tambah sedikit, dan tak jarang juga Zaskia sang ustadzah belia datang dan menunggu sendirian sampai akhir. Saat itulah aku akan datang, dan jika ada kesempatan, akan kugunakan kesempatan dimana gedung TPA itu sepi untuk mendekati dan jika bisa menikmati tubuh molek sang ustadzah belia itu.



Beberapa kali aku datang ke TPA, semakin dekatlah diriku dengan Zaskia. Aku yang supel dan punya wajah yang lumayan tampan dan (dibenak Zaskia) mau membantu anak-anak belajar mengaji, pastinya membuat Zaskia semakin nyaman bergaul denganku. Kamipuns emakin dekat.

Pada suatu hari, tibalah waktu yang kutunggu-tunggu. Hari itu, ketika aku dan Zaskia sudah datang, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Seringkali TPA sepi tanpa ada santri yang datang jika hujan turun, walau hujannya tidak deras. Apalagi jika hujannya deras sekali seperti saat itu. Aku yang saat itu sudah berada di gedung TPA menggunakan waktu untuk bercakap-cakap dengan Zaskia. Sore itu Zaskia terlihat semakin cantk dengan jilbab pink yang dililitkan ke leher dipadu dengan kemeja lengan panjang ketat pink serta celana panjang jeans yang juga sama ketatnya. Baju Zaskia yang ketat itu semakin memperlihatkan kesemokan tubuh belianya, juga buah dada ustadzah SMP berjilbab seksi itu yang sekal dan pantatnya yang bulat montok. Karena hujan semakin deras, kami berdua masuk ke bagian dalam mesjid yang sepi itu, agar tidak terkena angin yang kencang.

Didalam gedung TPA, Zaskia duduk selonjor menyandarkan punggungnya ditembok gedung TPA. Aku segera duduk disebelah gadis belia cantik seksi berjilbab itu. Kembali aku dan ustadzah beliah yang montok berjilbab itu terlibat dalam percakapan seru namun ringan. Beberapa kali aku goda Zaskia, ustadzah belia itu hingga membuat dia tersipu. Beberapa kali aku mencuri pandang ke buah dadanya yang ranum tertutup kemeja ketatnya.

Aku benar-benar ingin menciumnya, aku sudah tak tahan ingin merasakan bibir gadis alim berjilbab mertubuh montok itu yang tipis itu. Mata kami tiba-tiba saling bertatapan.

“kamu cantik.” Kataku kembali merayu. Zaskia kembali memalingkan wajahnya. Aku tahu gadis belia cantik seksi berjilbab itu tersipu malu. “gombal.” Katanya singkat. Mendengar suaranya yang tidak ada kemarahan, aku tahu kalau pancingku sudah mengena. Aku sedikit mendekatkan diriku ke tubuhnya.

“Dik Zaskia… sudah punya pacar?” tanyaku memberi pancingan. Dia hanya menggeleng pelan.
“gak punya pacar… berarti belum pernah ciuman donk..” kataku.
“ih, buat apa ciuman… dosa, tu..” kata Zaskia pelan.
“lhoo.. dosa kan kalo zina, kalo ciuman doank kan nggak…” kataku lagi membela diri. Dia hanya menjulurkan lidahnya mencibir. Aku tertawa geli.
“eh, nih, ku liati film orang yang ciuman, mereka keenakan lho..” kataku sambil mengeluarkan Hpku.
“ih, emoh! Dosa…” kata Zaskia sambil kembali memalingkan wajahnya.
“eh, liat dulu…” kataku sambil langsung menyodorkan Hpku kedepan ustadzah SMP berjilbab seksi itu. Tubuhku sudah menempel ke tubuhnya.

Awal-awalnya gadis montok berjilbab seksi itu berkata tidak mau sambil memalingkan wajahnya, tapi setelah beberapa saat dia melirk hpku dan kemudian terus melihatnya sambil ber-iih iih…beberapa lama dia melihat film di hpku, film di hpku berubaha degan ke adegan ranjang. Awalnya kembali gadis belia cantik seksi berjilbab itu ber-iih iih, namun beberapa saat kemudian dia mulai diam. Nafasnya mulai memburu, sambil menggigiti bibir bawahnya. Pahanya mulai digesek-gesekkan. Aku tahu gadis belia berjilbab bertubuh semok ini mulai terangsang dengan adegan yang dia lihat di hpku.

Aku pelan-pelan mendekatkan mulutku ke telinganya yang tertutup jilbab, dan berbisik pelan. “Aku suka mata kamu, bibir kamu..” kuraih dagu gadis lugu bertubuh ranum berjilbab itu dan memalingkan wajah cantiknya kearahku, sambil mataku memandang dalam-dalam ke arah matanya. Mata gadis alim berjilbab berpantat semok itu juga memandangku. Tatapan bingung harus bagaimana, takut, namun juga tatapan pasrah dan hanyut dalam angan-angannya tentang film tadi.

Zaskia hanya terdiam sambil masih menggigiti bibir bawahnya mendengar rayuanku itu. Pelan-pelan aku mulai mendekatkan wajahku kewajah Zaskia. Ustadzah belia yang cantik dan montok itu hanya diam dan menundukkan kepalanya malu.  Pelan-pelan tanganku mengangkat dagunya dan mencium bibir gadis belia cantik seksi berjilbab itu yang tipis. Zaskia diam saja, tidak menolak dan juga tidak membalas ciumanku, bibirnya masih terkatup rapat. Aku jadi penasaran dan semakin nekat, kukecup lagi bibir ustadzah SMP berjilbab seksi itu dengan sekali-kali mengulumnya.

Akhirnya Zaskia bereaksi juga, bibirnya terkuak sedikit dan gadis montok berjilbab seksi itu membalas ciumanku, lama sekali kami berciuman sampai kemudian Zaskia menghentikannya sambil mendesahkan namaku.

“mas wawaan… Zaskia takut…” kata gadis lugu bertubuh ranum berjilbab itu berbisik.
“gak usah takut… percaya aja sama mas…” kataku seenaknya dan kembali mengulum bibir gadis belia berjilbab itu.Kami kembali berciuman, saling menikmati dan merasakan. Mulanya ciuman kami sedrhana tapi lama-lama terasa ada nafsu dalam ciuman kami. Aku mulai menggigit bibirnya yang mungil dan lidah kami beradu, lidahku mulai menari dalam bibir tipis gadis belia cantik seksi berjilbab itu, lalu aku mulai merasa lidahku seakan tertarik masuk ke dalam mulutnya, terasa Zaskia gadis belia ini mulai tak bisa mengendalikan diri, desah nafas gadis alim berjilbab mertubuh montok itu makin membara, matanya terpejam dan wajahnya yang cantik itu mulai merona merah, kedua tangannya yang kupegangi meremas tanganku erat seakan menahan nafsu yang ingin meledak.

Sambil berciuman kami mulai berganti posisi, Zaskia kusandarkan ke  tembok, lalu kakinya kutekuk dan agak kuangkat agar bisa berada diatas kakiku yang bersila didepannya, merapat ke tubuh montokny ayang hangat. Gadis lugu yang alim itu diam saja karena mulai terhanyut birahi.

“mmhhh…hhhh…maassshhh…” Deru nafas gadis alim ustadzah TPA itu terasa hangat di wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya. Matanya terpejam menahan birahi sambil menggigit bibir bawahnya ketika tanganku mulai nakal meraba dan meremas-remas buah dadanya yang montok dari luar kemeja jetat pink yang dipakai gadis cantik montok lugu berjilbab itu. Kurasakan kedua pahanya menjepit erat pinggangku saat bibirku mengulum bibir tipisnya, memciumi pipi dan dagunya. Tubuh ustadzah SMP berjilbab seksi itu terasa bergetar dan desahan birahi terdengar jelas saat lidahku menjilati dan menghisap daun telinganya dari luar jilbab pinknya. Kaki gadis lugu bertubuh ranum berjilbab itu yang menyilang dibelakang pinggangku terasa bergerak-gerak karena birahi. Gadis belia alim ini sedang kuajari menikmati seks pertamanya. Sementara itu tanganku mulai turun meremas remas pantatnya yang semok dan empuk.

“mmhhh…maaasssshhh…” Desahan gadis montok berjilbab seksi itu terdengar makin keras, satu tangannya pelan-pelan kutuntun memegang kontolku yang mengeras diluar celanaku. Bosan menciumi pipi dan telinganya, tanganku pelan-pelan membuka satu persatu kancing baju gadis alim berjilbab berpantat semok itu lalu menyibakkannya ke samping dan menarik BH-nya keatas, memperlihatkan keindahan sepasang buah dada yang putih ranum milik gadis belia alim berjilbab yang sedang terengah-engah didepanku, lalu kuhisap buah dadanya dan kusedot masuk kedalam mulutku, sementara itu lidahku kuputar-kuputar di puting susu gadis SMP ranum berjilbab montok ini yang merah muda mungil menggemaskan.

“Uhhh..maaasss… uadaahhh… mmmhh… ntar ada yang liaaatt…hhh…” Zaskia yang cantik itu sedikit berontak, namun tak berdaya dengan serangan bertubi-tubi mulutku di buah dadanya. Ia memejamkan matanya dan memalingkan mukanya, malu dan takut, namun juga terangsang. Aku merasa situasi aman, karena hujan turun deras sehingga tidak mungkin ada yang datang ke gedung TPA yang sepi di pinggir kampung itu.

Setelah yakin bahwa gadis alim belia berjilbab itu sudah ada ditanganku, pelan-pelan kuturunkan satu tanganku untuk membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku dari dalam celanaku, lalu akupun juga membuka kancing dan retsleting celana jeans gadis belia cantik seksi berjilbab itu dan dengan mudah kupelorotkan celana dan CD-nya. Mungkin karena sudah sangat terhanyut oleh rangsanganku, bahkan Zaskia membantuku dengan sedikit menaikkan pinggullnya. Lalu tangan kiriku meremas-remas pantatnya dan tangan kananku meraba-raba vaginanya, terasa memek ustadzah SMP berjilbab seksi itu masih tipis karena masih SMP. jemariku terasa basah terkena lendir dari vaginanya, jari telunjukku mulai kumasukkan ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dan kutarik maju mundur perlahan, sementara itu mulutku terus merangsang puting susunya yang kecil. Kemeja ketat yang dipakainya serta BH segera menyusul celana jeansnya, terlepas dan kulemparkan ke sudut gedung TPA. Akhirnya gadis belia manis montok berjilbab ini telanjang bulat didepanku, hanya tinggal memakai jilbab pink yang membuatnya semakin cantik. Tubuhnya yang montok segera kuserbu dengan rabaan dan jilatan tangan dan mulutku

“Ahh.. Shh” desah gadis lugu bertubuh ranum berjilbab itu tak tertahankan, nafasnya tersengal-sengal menderu menghadapi rangsangan tangan dan mulutku. Memeknya semakin basah oleh cairan memeknya. Masih kusandarkan Zaskia yang sudah lemas karena birahi di tembok gedung TPA sambil duduk, sambil terus kurangsang gadis alim SMP berjilbab bertubuh montok itu. Aku menyentuh buah dadanya dan meremas-remas pelan kedua tonjolan putingnya yang mulai mengeras itu, dan Zaskia pun mendesah-desah penuh rasa nikmat yang luar biasa.

“Sshh.. shh.. enak Mas..”
Bibirku mengulum-ngulum lembut bibirnya, dan Zaskia pun membalasnya dengan penuh nafsu. Tanganku menarik dengan lembut putingnya yang panjang merah kecoklatan dan telah mengeras, dan Zaskia memekik pelan karenanya. Lidahku menjilat-jilat dada gadis alim berjilbab mertubuh montok itu  lalu turun kearah putingnya yang kiri.. aku kulum-kulum.. lalu yang kanan. Mulutku terus mengulumi puting payudaranya yang semakin mengeras, Zaskia mendesah nikmat.

“Ochh.. Zaskia enakk.. Mass..”, Zaskia mendesah lembut.
Sesekali aku menggigit putingnya dengan lembut dan Zaskia mendesis-desis menahan rasa geli yang semakin menjadi-jadi.
“Ochh.. ochh..”. Kemudian bibirku turun ke arah lubang pusarnya dan aku mencium serta menjilati perut ustadzah SMP berjilbab seksi itu yang putih itu. Zaskia menggeliat pelan sembari meremas-remas rambut kepalaku, saat aku mulai mengocok dan  melumati bibir memeknya. Bibir memek gadis lugu bertubuh ranum berjilbab itu yang merah terlihat jelas olehku dan lidahku menelusurinya berusaha mencari-cari tonjolan klitorisnya. Ketika aku menemukan ujung klitorisnya aku menjilatinya penuh rasa nikmat sembari menusuk-nusukkan jemari tengahku ke dalam lubang nikmatnya.

“Ochh.. Mass..”, Zaskia berteriak pelan sambil menggigit bibir bawahnya.
Zaskia pun semakin menggeliat ketika aku rasakan lelehan cairan nikmatnya deras mengalir keluar dan tiba-tiba badan gadis belia cantik seksi berjilbab itu meregang sambil berteriak pelan, “Teruss.. Mas.. please.. teruskan Mas..”.

Aku terus menusukan jemariku mengiringi datangnya rasa puncaknya yang pertama ..
Ketika lubang memek gadis alim berjilbab berpantat semok itu telah semakin membasah, aku lalu menyamankan posisi dudukku menghadapnya dan pelan-pelan menusukkan kontolku dari arah depan, sembari bibir kami beradu rapat. Bless.. aku mendorongkan tubuhku ke arahnya dan kontolku semakin terbenam rapat di dalam memeknya diiringi dengan rasa geli bercampur nikmat yang luar biasa, juga dengan pekikan kesakitan Zaskia.

“aaakkhhh..!! sakiiit maaass…” pekik Zaskia. Terlihat air mata mengalir di pipi gadis alim montok itu. Aku berhenti sebentar membiarkan memek gadis berjilbab bertubuh montok itu terbiasa sambil mengecup pipinya kiri kanan bergantian untuk menenangkannya. Bibir luar memeknya yang menggelambir itu mengatup erat pada kontolku, sementara dinding dalam memeknya terasa enak memijit-mijit lembut ujung kepala kontolku.
“akh..akh..akh..akh..” Zaskia kembali memekik-mekik pelan ketika mulai kugerakkan kontolku maju mundur didalam memeknya yang sempit dan legit.

“mmhh..enaak maass… pelaan maas…” kata ustadzah SMP berjilbab seksi itu di telingaku. Ternyata ustadzah bertubuh montok ini sudah mulai menikmati tusukan kontolku didalam memeknya. plokk.. plokk.. plokk.. aku semakin mempercepat irama tusukanku, sembari memutar-mutarkan pinggulku seolah-olah ingin menancapkan kontolku lebih dalam lagi. Zaskia pelan-pelan ikut menggerakkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontolku. Tangan gadis lugu bertubuh ranum berjilbab itu memeluk rapat leherku sambil terus memekik-mekik sakit campur nikmat, dan irama kita berdua semakin cepat dan semakin rapat, membuat aku semakin tidak kuasa menahan rasa nikmat pijatan-pijitan dinding memeknya disepanjang kontolku.
Tembok yang menahan tubuh Zaskia yang terguncang-guncang kusetubuhi membuat tanganku dapat dengan leluasa meremasi ujung putingnya dengan lembut dan sesekali berpindah kearah belakang lehernya sembari aku kulumi bibir gadis alim berjilbab mertubuh montok itu yang kecil itu. Lima menit berselang lalu tiba-tiba, “..Mass.., Zaskia enakk..”, Zaskia berteriak pelan sembari meregangkan tubuhnya menikmati puncak rasa keduanya. Aku mempercepat tusukanku dan semakin cepat.. semakin cepat.. sembari bibirku mengigit-gigit bibir gadis belia cantik seksi berjilbab itu dengan lembut.

“Ochh.. Mass.., Zaskia .. enakk.. Zaskiaaahhh… pipiiisshh…” Zaskia melenguh panjang sembari memagut kembali leherku dengan keras. Ternyata kembali gadis alim lugu berjilbab ini meraih puncaknya yang kedua.
Suhu udara di dalam gedung TPA itu semakin panas kami rasakan walaupun diluar hujan terus mengguyur. Aku tetap memeluk erat tubuh ustadzah SMP berjilbab seksi itu, sembari menciumi peluh yang menetes deras di dahi dan pipinya. Lalu ketika Zaskia masih mengejat-ngejat menikmati orgasmenya, segera aku menarik keluar kontolku diiringi bunyi plop pelan dan rintihan nikmatnya. Dengan segera aku menarik gadis lugu bertubuh ranum berjilbab itu berdiri dan membalikkan tubuhnya, dan mengaturnya untuk menungging, bertumpu di tembok dimana ada kaca sehingga wajahnya yang sedang kusetubuhi terlihat. Alagkah seksinya kurasakan, menyetubuhi seorang gadis lugu ustadzah TPA berjilbab yang sudah telanjang hanya memakai jilab cekaknya didalam sebuah gedung TPA. Dengan cepat aku menusukkan kontolku kedalam lubang nikmat gadis alim berjilbab berpantat semok itu dari arah belakang. Aku menggesek-gesekan dengan cepat kontolku di dalam lubang memeknya.

“Achh.. Zaskia i.., Mas juga enak sekalii..”, aku mengerang-erang.
Tanganku memeluknya dari arah belakang, dan bibirku menciumi peluh yang meleleh di pundak dan sekujur punggung ustadzah SMP berjilbab seksi itu sembari jemariku tetap memilin-milin putingnya yang merah kecoklatan itu. Lenguhan dan rintihan gadis lugu belia berjilbab itu semakin menambah semangatku.
“Ayo Mass.. Zaskia… enakk lagiii.., ayo Maaasss.. lebih cepat lagii..”, Zaskia merintih-rintih sembari bibir bawahnya ia gigit rapat.

“Ochh.. Zaskia i.., Mas mau keluarr..”, aku berteriak sambil menggigit lembut telinganya dari luar jilbab pinknya yang sudah basah karena keringat kami berdua.

“Ayo.. Mas.. kita sama-sama..”, Zaskia menjawab dengan terengah-engah. Lalu tiba-tiba plashh.. plashh.. plashh.. (8x) cairan hangatku terhambur keluar dan masuk kedalam lubang kenikmatan gadis lugu bertubuh ranum berjilbab itu.

“Ochh.. Zaskia i.., Mas.. enakk..”, aku menjerit menikmati saat-sat puncakku sambil terus menancap-nancapkan kontolku. Dan lima detik kemudian, tubuhnya meregang dan Zaskia pun berteriak nikmat, “Mas.. Zaskia enakk.. sekalii..”, dan akupun merasakan cairan nikmatnya meleleh deras dari memeknya.
Kami berdua terkulai lemas, dan sambil berbaring dilantai gedung TPA yangs epi beralaskan karpet itu aku peluk erat dirinya dan aku cium kening gadis belia cantik seksi berjilbab itu sambil berujar, “Terima kasih yaa.. Zaskia , mas janji akan bertanggung jawab jika ada apa apa yang terjadi..”

Aku berusaha membantu memakaikan pakaiannya. Zaskia hanya terdiam sambil sesekali menghapus sisa air mata yang masih tergenang di matanya. Kulirik karpet dimana tadi aku menyetubuhi Zaskia. Terlihat noda darah keperawanannya. Aku tersenyum puas, bisa mendapatkan keperawanan gadis belia ini. Kucium keningnya lagi sambil berbisik ketika dia sudah berpakaian lengkap kembali bersandar di tembok. “jangan bilang siapa-siapa yah…”

Beberapa saat kemudian hujan sudah mulai reda dan kulihat jam di dinding gedung TPA sudah menunjukkan pukul 17.15. aku dan Zaskia pun pulang kerumah. kUlirik dirinya berjalan pelan, mungkin masih agak kesakitan karena tadi kuperawani. Akupun bertekad untuk merasakan tubuh montok ustadzah belia itu lagi..
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Zaskia, Gadis SMP Ustadzah TPA"

Posting Komentar