loading...

Petualangan Birahi Joni 9 - Hadiah Ultah Yang Istimewa

Malam harinya Mirna meminta keponakannya untuk menemuinya disebuah cafe setelah. Mirna ingin segera menyelesaikan masalah yang terjadi tadi siang. Ia tidak ingin masalah tersebut ber-larut2. Ia kasihan dengan Joni dan Sinta keponakanya. Dua orang yang sama2 dia cintai. Kini sudah saatnya dia berkorban demi kebahagian keponakannya itu. Dia harus merelakan Joni yang ternyata mencintai keponakannya walau sebenarnya dia juga mulai sayang pada Joni. Dia harus menghentikan rasa sayangnya terhadap Joni demi kebahagiaan keponakannya.

Sudah hampir 1 jam Mirna menunggu di cafe tersebut. Dia mulai was2 jangan2 Sinta masih marah dengannya. Namun tidak lama kemudian Sinta datang.

“Malam Tan” sapa Sinta sambil memeluk Mirna.

“Malam juga Sin” sambut Mirna, “Tante kira kamu tidak akan datang, Tante sudah 1 jam menungggu kamu disini” lanjutnya.

“Sori Tan. Sinta baru pulang dari Bekasi, nengok ibu temen Sinta yang lagi sakit parah. Terus pas mau kesini cari taxinya susah banget. Pada penuh. Makanya Sinta terlambat datang” jelas Sinta.



“Kok pakai taxi? Mobil kamu kemana?” tanya Mirna

“Mobil Sinta masih dibengkel. Makanya tadi siang aku kerumah Tante mau pinjam mobil Tante” jawab Sinta.

Mirna jadi tidak enak hati mendengar penjelasan Sinta. Tapi Mirna tidak melihat ada kekesalan di wajah keponakkannya itu. Apalagi setelah apa yang dia saksikan tadi siang. Pacarnya sedang asyik menyetubuhi dirinya di depan matanya.

“Aneh... kok Sinta gak marah atau kesal ke aku ya?” batin Mirna penuh keheranan, “Oh ya Sin, mau pesan apa nih? Tante sih sudah pesan dari tadi sambil menunggu kamu” kata Mirna sambil memanggil Pramusaji.

“Mbak saya pesan Tenderloin Steak dan Juice Sirsak jangan pakai es” kata Sinta ke Pramusaji cafe. “Sori Tan, Sinta lapar nih soalnya belum makan dari siang tadi” jelas Sinta ke Tantenya.

Setelah Sinta selesai makan, dengan hati2 Mirna mulai bicara ke keponakannya itu tentang masalah kejadian tadi siang.

“Sin, Tante mau minta maaf ke kamu tentang...” kata Mirna. Belum selesai Mirna bicara Sinta langsung memotongnya.

“Tentang yang tadi siang? Nyantai aja kali Tan. Sinta gak marah kok. Tidak ada alasan bagi Sinta untuk melarang apa yang Tante lakukan” potong Sinta.

“Tapi Joni?” tanya Mirna.

Pandangan Sinta jadi menerawang ketika Tantenya menyebut nama Joni. Mirna meraih tangan Sinta lalu menggemgamnya.

“Kamu mencintai dia?” tanya Mirna lagi.

Tiba2 mata Sinta ber-kaca2. Butiran bening jatuh dari pelupuk matanya. Mengetahui hal itu, Mirna pindah duduknya menjadi disamping Sinta. Lalu didekapnya keponakannya itu.

“Joni telah cerita semuanya ke Tante dan Tantepun juga sudah cerita semua masa lalu kamu ke dia” kata Mirna. Mendengar masa lalunya diceritakan ke Joni, Sinta memandang tajam kearah Tantenya, “Maaf Sin. Tapi Joni memang tulus mencintai kamu. Bahkan dia sama sekali tidak mempermasalahkan masa lalu kamu. Dia akan tetap mencintai kamu apa adanya dirimu” jelas Mirna

“Lalu Tante sendiri?” tanya Sinta

“Jangan khawatir selama ini hubungan Tante dengan Joni hanya sebatas kebutuhan kepuasan seksual saja. Kamu tahu kan sejak calon suami Tante meninggal, otomatis Tante tidak dapat menyalurkan hasrat seksual Tante yang selama ini terpenuhi oleh calon suami Tante. Memang sih lama2 Tante jatuh hati juga pada Joni. Orangnya sopan dan tulus. Walaupun dia tahu Tante memiliki harta yang berlimpah, namun tidak pernah sekalipun Joni memanfaatkan hubungannya dengan Tante untuk mendapatkan harta dari Tante. Kini Tante rela memendam rasa cinta Tante kepada Joni demi keponakan Tante yang cantik ini” jelas Mirna, “Kamu mencintai Joni kan?” tanya Sinta.

“Sinta sangat mencintai Joni Tan. Emeng betul kata Tante tentang Joni. Walau tahu Sinta anak orang kaya, Joni juga tidak pernah memanfaatkan hubungannya dengan Sinta untuk morotin Sinta. Itu yang membuat Sinta sangat sayang sama Joni” jawab Sinta, “Namun Sinta sadar kekurangan Sinta selama ini. Memang dalam hal sex, boleh dibilang Sinta sangat kuper. Sejak peristiwa perkosaan itu rasanya Sinta trauma terhadap semua hal yang berbau sex. Itu juga mungkin yang menyebabkan Joni memenuhi kebutuhan seksualnya dari cewek atau perempuan lain. Maaf ya Tan, mungkin itu juga yang menyebabkan Joni menyalurkan kebutuhan seksualnya kepada Tante seperti kejadian siang tadi. Tenang aja Tan, Sinta gak marah kok. Karena Sinta sadar belum dapat memenuhi kebutuhan yang satu itu ke Joni. Tapi Sinta janji, mulai sekarang Sinta akan berusaha menghilangkan trauma akibat peristiwa brengsek itu. Tolong bantu Sinta ya Tan?” Sinta panjang lebar menjelaskan keadaan dirinya kepada Tantenya.

Mirna senang dengan penjelasan keponakannya tersebut. Berarti sudah tidak ada masalah lagi antara dirinya dengan keponakannya itu. Mirna tersenyum.

“Terima kasih ya sayang kamu telah memaafkan Tante” kata Mirna sambil mencium keponakannya tersebut, “Dan dengan senang hati Tante pasti akan membantumu” lanjut mirna.

“Tapi Tan, ngomong2 Tante menikmati sekali tadi siang...” goda Sinta dengan suara lirih agar tidak kedengaran oleh pengunjung cafe yang lain. Kata2 Sinta tersebut membuat wajah Mirna memerah karena malu.

“Bisa aja kamu” kata Mirna sambil mencubit pinggang Sinta, “Tapi kamu menikmati juga live show gratis itu kan?” balas Mirna.

“Enak saja. Siapa bilang” bantah Sinta mendapat balasan dari Tantenya tersebut.

“Alah ngaku aja deh. Buktinya kamu me-remas2 susu kamu dan meng-gosok2 no nok kamu sendiri. Pasti no nok kamu tadi siang juga basah kan?” ledek Mirna berbisik lirih di telinga Sinta. Mirna dapat melihat kedua pipi keponakannya tersebut merona merah pertanda malu, “Ah sudahlah, itu berarti kamu mulai dapat merasakan rangsangan seksual. Selamat ya Sin...” lanjut Mirna dengan masih berbisik lirih sambil mencium lembut pipi keponakannya.

Sinta tidak memungkiri perkataan Tantenya barusan, bahwa dia memang menikmati permainan Tantenya dengan Joni yang dia saksikan tadi siang. Melihat permainan Tantenya dengan Joni membuat dia terangsang dan gelora birahinya timbul membuat no noknya jadi basah akibat cairan yang keluar dari no noknya akibat rangsangan birahi yang ia rasakan.

“Apakah itu pertanda aku mulai dapat mengatasi traumaku selama ini?” tanya Sinta dalam hatinya. Tiba2 Sinta jadi tersenyum sendiri memikirkan semuanya. Dipeluknya erat2 Tantenya.

“Terima kasih ya Tan. Akhirnya Sinta dapat mengatasi trauma Sinta selama ini. Mmmmuuuuaaahhh... Mmmmuuuuaaahhh... Terima kasih Tan...” kata Sinta sambil terus menciumi pipi Tantenya.

“Ya Tante nganggur lagi deh... Tante harus siap2 cari pengganti nih...” Mirna terus meledek Sinta. Walau dalam hatinya ada perasaan galau bakal kehilangan Joni, terutama kehilangan keperkasaan Joni.

“Kayaknya gak perlu deh Tan. Kalau melihat nafsu Joni yang kayak kuda gitu, rasanya Sinta gak akan sanggup melayani nafsu sexnya Joni sendirian. Sinta harus cari parner dan Sinta rela kok berbagi dengan Tante” kata Sinta polos tanpa beban.

Mirna bengong mendengar perkataan Sinta barusan. Namun ada kegembiraan dalam hatinya. Ternyata apa yang dikhawatirkannya tidak akan terjadi. Dia masih dapat menikmati keperkasaan kon tol Joni walau dia sadar tidak mungkin mendapatkan cinta Joni.

“Oh ya Sin, Sabtu besok kan Jonimu ulang tahun. Sebagai hadiah Tante akan ngasih paket liburan ke Pulau Bidadari Kepulauan Seribu. Kamu nikmati liburan itu bersama Joni. Gimana mau gak?” tanya Mirna.

Mendengar kata2 Tantenya Sinta jadi bengong, hampir saja dia lupa ultah kekasihnya itu. Untung aja Tantenya mengingatkannya. Apalagi Tantenya menawarkan hadiah yang menurutnya patut dicoba. Itung2 sambil ngetes apakah dia sudah benar2 dapat mengatasi traumanya atau belum.

“Hai... kok malah bengong. Gimana tawaran Tante diterima gak?” Mirna mengagetkan Sinta yang sedang bengong.

‘Eh... iya... iya... Sinta mau” jawab Sinta.

“Oke. Kalau begitu besok siang kamu ambil tiketnya di kantor Tante ya? Yuk ah Tante antar kamu pulang dah malam nih” ajak Mirna.

Mereka berdua meninggalkan cafe dan sebelum pulang kerumahnya, Mirna mengantarkan keponakkannya terlebih dahulu pulang. Ada perasaan lega dalam hati Mirna maupun Sinta.

Dua hari setelah peristiwa dirumah Mirna itu, sesuai pesan Mirna, Joni tidak berani menemui atau menelepon Sinta. Sebenarnya dia sudah tidak sabar pingin mengetahui hasil pembicaraan antara Mirna dengan Sinta tentang masalah kejadian Senin siang dirumah Mirna tersebut. Setelah kejadian itu entah kenapa tiba2 Joni menjadi sangat kangen pingin bertemu dengan Sinta. Joni sadar akhir2 ini dia jarang memperhatikan Sinta. Jangankan bertemu, telepon aja jarang dia lakukan. Dia sibuk kencan dengan cewek2 yang ingin dia puasin dengan kon tol perkasanya itu dan diapun menikmati kencan2 tersebut karena diapun dapat merasakan nikmatnya no nok2 cewek yang minta dia en toti tersebut. Baginya hal itu adalah pengalaman yang selama ini belum pernah dia alami dan dia dapatkan dari orang yang dia cintai yaitu Sinta.

Disaat Joni sedang melamun memikirkan semuanya itu, tiba2 HPnya berdering. Bagai disambar petir Joni kaget begitu tahu yang telepon adalah Sinta. Joni ragu untuk menerima panggilan telepon tersebut, karena dia sama sekali belum menerima kabar dari Mirna. Telepon itupun berhenti berdering. Namun gak lama kemudian HPnya berdering kembali. Akhirnya dengan rasa was2 Joni menerima panggilan telepon dari Sinta.

“Hallo... say” sapa Joni dengan suara agak bergetar karena jantungnya yang berdegub dengan kencang pertanda dia sedang tegang.

“Hai say, kamu baik2 saja kan?” balas Sinta sambil menanyakan keadaan Joni.

“Aku baik2 saja, kamu juga kan. Ada apa nih?” tanya Joni.

“Eh say, Sabtu besok kan kamu ultah, aku pingin ngerayain ultah kamu tersebut berdua” kata Sinta.

Seakan diingatkan, Joni baru sadar kalau ternyata Sabtu besuk dirinya ulang tahun. Kalau saja Sinta tidak memberitahu, Joni lupa kalau Sabtu besuk dia ulang tahun. Ditelepon Joni merasakan bahwa dari nada bicaranya Sinta sama sekali gak marah padanya setelah kejadian Senin kemarin dirumah Tantenya. Bahkan nada bicaranya menandakan kalau Sinta lagi senang.

“Emangnya kita mau ngerayainnya dimana say?” tanya Joni kembali.

“Gini say, kemarin Tante Mirna ngasih hadiah paket liburan ke ke Pulau Bidadari di Kepulauan Seribu buat kita berdua. Dia mau kita ngerayain ultah kamu disana” jelas Sinta, “Gimana say, mau gak?” tanyanya kemudian.

“Kamu serius” kata Joni coba menyakinkan ajakan kekasihnya itu. Lagian Joni juga kaget dan sekaligus senang Mirna ngasih hadiah istimewa di hari ultahnya menikmati liburan bedua dengan Sinta kekasihnya dan sekaligus keponakan Mirna tersebut.

“Ya serius lah say. Lagian kan udah lama juga kita gak pergi berduaan. Sinta dah kangen dengan suasana seperti dulu saat kita sering pergi berduaan. Mau ya say? Ntar aku kasih hadiah istimewa buat kamu” jelas Sinta.

Mendengar kata2 hadiah istimewa, Joni jadi memikirkan hadiah apa yang bakal Sinta berikan untuknya. Dia sama sekali tidak menyangka dengan semua yang dikatakan oleh Sinta setelah peristiwa yang terjadi di rumah Mirna kemarin lusa. Joni semakin merasa bersalah kepada Sinta. Tiba2 telinganya dikejutkan dengan suara dari Sinta,

“Halllllooooo...??? Say...!!!” teriak Sinta yang mengagetkan dirinya.

“Eh ya, say...” kata Joni.

“Gimana mau kan?” tanya Sinta.

“Iya... iya... aku mau say” jawab Joni menerima ajakan kekasihnya.

“Terima kasih ya say...” kata Sinta.

“Sama2, aku juga terima kasih kamu sudah perhatian sama aku” balas Joni

“Oke kalau gitu Sabtu pagi jemput Sinta di rumah ya? Oke say... udah dulu ya... Sinta tunggu... bey sayang...” kata Sinta.

“Oke sayang sampai ketemu besok Sabtu” balas Joni lalu menutup teleponnya.

Joni sangat gembira dengan apa yang barusan dia dengar dari Sinta kekasihnya. Dia sekarang yakin kalau masalah kejadian di rumah Mirna berarti telah selesai. Berarti Mirna telah berhasil menjelaskan semua yang terjadi. Rasanya dia jadi tidak sabar menunggu hingga hari Sabtu tiba

Begitu hari Sabtu tiba. Pagi2 sekali Joni sudah ber-kemas2 menyiapkan segala keperluan untuk berlibur bersama kekasihnya. Setelah semuanya beres, Joni bergegas menuju rumah kekasihnya untuk menjemputnya. Sesampainya di rumah kekasihnya Joni terlebih dahulu menemui orang tua kekasihnya.

“Pagi Om Tante...” sapa Joni ke orang tua Sinta sambil menjabat tangan keduanya. Papa dan Mama Sinta tampaknya habis berolah raga pagi. Tampaknya kedua orang tua Sinta rajin berolahraga maka tidak mengherankan jika kondisi tubuh keduanya masih bugar diusianya yang sudah kepala 5.

“Pagi nak Joni... Sinta sudah nunggu dari tadi tuh...” balas Mama Sinta.

“Kalau gitu permisi dulu Om, Tante, saya mau menemui Sinta dulu...” kata Joni.

“Eh say... sini sekalian kita sarapan dulu...” sambut Sinta begitu melihat Joni lalu dipeluknya kekasihnya itu sambil mencium pipi kiri dan kanannya. Joni sangat terpana melihat dandanan kekasihnya itu. Saat itu Sinta memakai celana blue jean ketat sehingga bongkahan pantatnya yang besar itu tampak membulat indah sementara bagian atasnya Sinta memakai tank top yang ketat pula. Begitu ketatnya sampai kedua susunya yang montok itu tampak membusung sehingga sebagian belahan susunya terlihat. Dalam balutan busana casual seperti itu Sinta terlihat cantik dan seksi. Dan bagi Joni walau sudah berpacaran lama dengan Sinta, baru kali inilah dia melihat kekasihnya itu menggunakan pakaian yang ketat dan seksi seperti itu.

“Kamu cantik sekali say...” puji Joni.

“Ah sudahlah jangan ngegombal pagi2” kata Sinta malu2 mendapat pujian dari kekasihnya, “Yuk buruan kita sarapan terus berangkat takut macet” sambung Sinta.

Begitu selesai dan semuanya siap, Joni dan Sinta berpamitan ke orang tua Sinta.

“Pa, Ma, Sinta sama Joni pergi dulu ya” kata Sinta sambil bersalaman dan mencium Papa dan Mamanya.

“Permisi Om, Tante, kami pergi dulu” kata Joni.

Lalu berdua mereka masuk kedalam mobil.

“Bey Pa, Ma...” kata Sinta sambil melambaikan tangan kearah Papa dan Mamanya begitu mobil mulai berjalan meninggalkan halaman rumahnya. Sementara Joni hanya membunyikan klakson mobilnya sambil tersenyum kearah Papa Mama Sinta.

Sesampainya di Pulau Bidadari dan setelah ceck in dengan diantar oleh room boy, Joni dan Sinta diantar ke cottage. Mirna sengaja memesan cottage tipe suite untuk Joni dan Sinta. Mirna ingin agar keponakannya benar2 menikmati liburannya bersama Joni. Dihari ultah Joni hari ini, Mirna ingin memberikan hadiah buat Joni. Orang yang dia dan keponakannya cintai. Untuk itu dia ingin memberikan tempat yang leluasa bagi Joni dan Sinta untuk menikmati liburannya dan terutama bagi Sinta untuk dapat membuktikan bahwa dirinya dapat mengatasi traumanya selama ini.

Usai makan siang, Joni dan Sinta mengganti pakaian masing2. Joni memakai celana pendek dan kaos singlet. Sementara Sinta telah mengganti celana panjang yang dikenakannya tadi dengan celana pendek. Begitu pendeknya celana itu, hingga bongkahan pantatnya terlihat. Lalu mereka berdua berkeliling menikmati fasilitas dan keindahan Pulau Bidadari. Menjelang sore baru mereka berdua kembali ke cottage.

Setibanya di cottage, Sinta ber-siap2 mau mandi. Dengan tanpa malu2 kini Sinta mulai berani membuka pakaiannya didepan Joni. Satu persatu pakaian Sinta lepas dari tubuhnya hingga ia telanjang bulat lalu masuk ke kamar mandi.

Joni hanya terdiam melihat semua itu. Selama berpacaran dengan Sinta baru dua kali ini dia melihat tubuh kekasihnya tanpa busana. Pertama saat malam minggu kemarin dan kedua saat di cottage ini.
Ternyata tubuh kekasihnya itu memang benar2 indah. Lekak-lekuk tubuhnya terlihat sempurna. Dibagian atas tubuh kekasihnya itu, sepasang susu yang montok dan kencang menggantung indah. Sementara tubuh bagian bawahnya, bukit no noknya menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarnya sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahanya, sementara di bagian tengah gundukan bukit no noknya terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang no noknya. Di sekitar bukit no noknya tersebut tumbuh bulu2 jembut yang cukup lebat. Pemandangan itu membuat jakun Joni bergerak naik turun pertanda gelora birahinya mulai naik.

Keluar dari kamar mandi Sinta hanya menutupi tubuhnya dengan handuk.

“Giliran kamu, mandi sana geh biar segar...” perintah Sinta agar Joni mandi.

Joni bergegas menuju kamar mandi, dia kemudian mandi sesuai permintaan kekasih tersebut. Begitu keluar dari kamar mandi, Joni terpana melihat Sinta yang memakai lingerie yang sangat tipis duduk bersandar di ujung tempat tidur. Dari balik lingerie tersebut Joni dapat melihat kalau Sinta tidak mengenakan BH dan celana dalam. Pemandangan tersebut membuat batang kon tolnya yang berada di dalam celana boxernya menegang.

Kemudian dengan hanya bercelana boxer, Joni duduk di sebelah Sinta. Joni memeluk erat tubuh kekasihnya itu, sementara itu Sinta bersender di dada Joni. Mereka berdua duduk2 di atas tempat tidur sambil menonton TV.

“Say kamu pasti telah tahu semuanya tentang aku dari Tante Mirna... Itulah sebabnya kenapa malam minggu kemarin Sinta menolak dengan kasar saat kamu ingin bersetubuh dengan Sinta. Dari Tante Mirna aku juga tahu hubungan kamu dengannya selama ini. Aku gak nyalahin kamu karena selama ini aku belum pernah memberikan kepuasan seksual padamu... Oleh karena itu kamu berusaha mencari kepuasan tersebut dari orang lain dan orang yang beruntung itu adalah Tante Mirna...” kata Sinta memecah keheningan diantara mereka berdua.

Jonipun kaget saat Sinta mulai dengan terang2an menyebut kata “bersetubuh” didepan dirinya. Sungguh perubahan yang amat drastis terjadi pada kekasihnya tersebut. Pertama kekasihnya itu mulai berani berbusana seksi dihadapannya. Kini kekasihnya itu tanpa rasa risih menyebut kata bersetubuh didepanya. Apakah semua itu pertanda kekasihnya itu mulai dapat mengatasi trauma yang selama ini dialaminya.

“Maafkan aku say... Sebenarnya aku juga tidak bermaksud seperti itu... Namun terus terang sebagai laki2 normal pasti mengingankan hal itu... dan pertama kalinya aku dapatkan semua itu saat aku mengenal Tante Mirna yang ternyata adalah Tante kamu... Tante Mirna yang telah kehilangan calon suaminya itu, gairah birahinya timbul kembali saat bertemu denganku dan aku yang belum pernah merasakan kenikmatan hubungan seksual dengan lawan jenis, nafsu birahikupun berkobar saat mendapatkan kesempatan merasakan nikmatnya berhubungan sex itu dari Tante Mirna. Jadi gayung bersambut... Tapi say aku sangat sayang sama kamu semua yang aku alami tidak sedikitpun mengurangi rasa sayangku padamu...” kata Joni

“sssssttttttt...” kata Sinta sambil menekan jari telunjuknya ke bibir Joni sehingga Joni tidak dapat melanjutkan bicaranya.

“Sudahlah say... Sinta ngerti kok. Dan kejadian dirumah Tante Mirna kemarin menyadarkanku. Terus terang sejak kejadian dirumah Tante Mirna itu, Sinta gak dapat tidur membayangkan kalau yang sedang kamu setubuhi itu Sinta bukan Tante Mirna. Sungguh hal yang selama ini gak pernah aku bayangkan. Saat aku melihat kejadian siang itu dirumah Tante Mirna, aku benar2 terangsang menyaksikan persetubuhan kamu dengan Tante Mirna... Apalagi melihat Tante Mirna begitu menikmati enjotan kon tolmu hingga tak henti2nya merintih dan mengerang keenakan... saat itu no nokku jadi sangat basah. Peristiwa yang belum pernah aku alami selama ini...” jelas Sinta.

Tiba2 Sinta merubah posisi duduknya sedemikian rupa sehingga kini ia menghadap Joni dengan menduduki paha Joni. Dengan posisi tersebut dan karena Sinta memakai lingerie yang sangat tipis sekali, maka Joni dapat melihat secara jelas lekak-lekuk tubuh Sinta yang menggiurkan itu.

“Sayang dihari ultah kamu ini, sebagai hadiah istimewa dariku, aku akan menyerahkan tubuhku padamu” kata Sinta, “Sejak kajadian Senin kemarin, gairahku jadi tinggi. Aku ingin menikmati semuanya hari ini" lanjut Sinta sambil menatap wajah Joni.

Seketika saja mereka sudah saling berpelukan dan berciuman saling merangsang. Lalu Sinta melepaskan ciumannya kemudian membuka lingerie yang dipakaiannya dan seketika itu tubuhnya sudah telanjang bulat. Begitu pula Joni, dengan hanya membuka celana boxernya, maka diapun sudah dalam dalam keadaan bugil. Tampak batang kon tolnya yang besar dan panjang itu sudah tegang berdiri.

Lalu Sinta menelentangkan tubuhnya di atas tempat tidur, kemudian Sinta merenggangkan kedua pahanya membuat celah no noknya sedikit merekah dengan wama ke-merah2an. Bukit no noknya yang cembung dan menonjol itu dikelilingi bulu2 jembut yang hitam dan lebat. Membuat nafsu Joni semakin tinggi. Joni bengong dan kagum melihat keindahan tubuh telanjang kekasihnya yang putih mulus tersebut.

“Say... Sinta sudah siap, Sinta sayang sama kamu, hari ini Sinta akan serahkan semuanya yang kamu inginkan sayang...” kata Sinta mesra, “Sekarang lakukan apa yang telah kamu lakukan pada Tante Mirna...” sambung Sinta. Suaranya semakin parau pertanda nafsunya sedang menggelora.

Deru nafas Sintapun terdengar memburu sedang mukanya sudah mulai memerah. Melihat itu Joni mulai beraksi. Joni mulai mengisap dan menciumi susu Sinta yang besar dan kencang dengan pentilnya yang sudah mengeras itu.

“Ooooohhh... sssssshhh... Sayaaaaaang..." erang Sinta keenakan sambil tangannya mengocok lembut batang kon tol Joni.

"Oh... sayang kon tolmu besar dan panjang. Ooohhh... sayang, kon tolmu keras banget. Pantas saja Tante Mirna ketagihan. Tante benar2 beruntung. Malam ini giliran no nokku merasakan kon tolmu... sayang!!!" tak henti2nya Sinta memuji kon tol Joni. Sinta menyebut kata2 kon tol dan no nok dengan tanpa malu2 memebuat Joni semakin terangsang sehingga batang kon tolnya semakin tegang, besar dan keras, berdiri tegak seperti rudal.

Sambil terus mengisap kedua susu Sinta secara bergantian, tangan Joni mengelusi jembut Sinta. Kemudian perlahan jari2nya menyentuh belahan bibir no nok Sinta dan digesek-gesekkan dari bawah ke atas. Lalu gesekan itu berakhir di 1t1l Sinta sehingga Sinta merasakan kenikmatan yang luar biasa. No nok Sinta semakin basah oleh lendir yang terus keluar dari liang no noknya.

“Ayo say... No nokku sudah basah dan gatal nih... pingin segera disodok sama kon tol kamu ya besar ini...” kata Sinta sambil tangannya terus meremas-remas kon tol Joni.

Namun Joni tidak menghiraukan permintaan Sinta, Joni mengangkangkan kedua kaki Sinta sehingga tampak jelas bulu2 jembut Sinta yang lebat. Joni kembali meraba dan mengelus no nok Sinta. Joni menyelipkan jarinya ke belahan no nok Sinta yang sudah basah hingga menyentuh dinding dalam no nok Sinta sambil mengisap kedua pentil susu Sinta bergantian.

"Saaayaaang...! Aduuuh...! Aku sudah nggak tahan. Ooooouuuhhhh... saaaayaaang... buruan masukin kon tolmu ke no nokku. Ooooouuhhhh... Akuuuu... tidak tahan lagi... cepaaaaat... Saaaayaaaang... Akuuuu... ingin merasakan kon tolmuuu... yang besar ituuuuu...” Sinta mengerang dan menyuruh Joni untuk segera memasukkan kon tolnya kedalam no noknya. Joni masih belum memenuhi permintaan Sinta. Kini jarinya malah beralih menggosok-gosok 1t1l Sinta.

"Aduuuh...! Saaaaayyyy... enak Saaaayyyy...!" seru Sinta. Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kon tol Joni yang sudah keras sekali itu. Susu Sinta yang sudah keras sekali itu terus saja Joni isap2 dan pentilnya Joni jilati.

"Ayo dong Say masukin kon tolmu, aku sudah benar2 enggak kuuuat...!" rengek Sinta lagi.

Setelah merasakan no nok Sinta sudah sangat basah dan lembek, dengan nafsu yang membara Joni langsung menaiki tubuh Sinta. Joni mengangkangkan kedua kaki Sinta lebar2 dan mengarahkan kon tolnya ke liang no nok Sinta. Kemudian dengan perlahan-lahan pantat Joni bergerak menekan sehingga kon tolnya menusuk dan membelah celah no nok Sinta.

“Eeeghhhh... saakiiittt... saaaay... pelaaaannn-pelaaann saaaaay...” Sinta merintih merasakan sakit ketika kepala kon tol Joni yang besar tersebut membelah celah no noknya dan mulai memasuki liang no noknya.

Joni menghentikan enjotan kon tolnya mendengar rintihan Sinta. Joni mendiamkan sejenak kepala kon tolnya yang sudah masuk kedalam liang no nok kekasihnya, untuk memberi waktu agar liang no nok kekasihnya itu menjadi terbiasa dengan kon tolnya yang besar. Dia sadar kalau no nok kekasihnya terlalu sempit untuk ukuran kon tolnya yang besar itu.

“Sayang... aku masukkan lagi yaah... kalau sakit bilang ya sayang... no nok kamu kan sudah lama tidak kemasukkan kon tol jadi masih sempit sekali...” kata Joni penuh perhatian. Joni mengecup bibir Sinta sebentar lalu berkonsentrasi kemballi untuk segera membenamkan kon tolnya seluruhnya ke dalam liang no nok Sinta dan......

Sleeeeeeppp...... Bleeeessss......

Joni mulai menekan kon tolnya kedalam liang no nok Sinta dan mili demi mili kon tol Joni terus melesak ke dalam liang no nok Sinta. Ketika kon tol Joni sudah masuk 1/4-nya tiba2 kepala kon tolnya seperti terhalang oleh selaput lunak. Ditekannya kon tolnya sehingga terasa kepala kon tolnya menembus selaput lunak tersebut.

“Aawwww...!!! sakiit...!!!” teriak Sinta memelas, tubuhnya menggeliat kesakitan. Ternyata selaput perawan Sinta robek oleh besarnya kon tol Joni. Joni berusaha menentramkan Sinta sambil mengecup mesra bibirnya dan dilumat dengan perlahan sambil dipeluk dengan penuh kasih sayang. Sinta memeluk tubuh Joni dengan erat menahan sakit.

“Tahan ya sayang...... aku tekan lagi yaaah......” jawab Joni. Dia enjotkan lagi kon tolnya.

Sinta terbeliak meringis menahan sakit ketika kon tol Joni yang besar dan panjang itu menggesek dan membentur bagian dalam no noknya.

"Aaaaaahhhh...... sakit...... Pelan2 sayang...... oooooohhhh..." lenguh Sinta. Cairan pelumas dari no noknya yang terus menerus keluar membuat no noknya semakin licin membuat rasa sakit yang dialaminya berubah menjadi nikmat.

Perlahan Joni mulai menggerakan kon tolnya keluar masuk liang no nok Sinta yang sudah sangat basah dan licin itu.

Sreeettt...... bleeesss...... sreeetttt...... bleeesss...... gesekan dan benturan kon tol Joni yang besar dan panjang itu membuat Sinta meringis dan men-desah2.

"Sssssssshhh... aaahhh... Enak sekali sayang...... ooooohhhh...... enjot lagi say... nikmat sekali..... ssssshhhhhh... oooohhhh......" erang Sinta.

Mendengar erangan nikmat dari kekasihnya tersebut, Joni semakin bersemangat. Susu kekasihnya yang bulat padat itu diisep dengan mulutnya sedangkan ujung lidahnya menggelitik pentil susunya dengan lincahnya. Sinta benar2 dibuat tak berdaya merasakan nikmatnya gesekan kon tol Joni didalam liang no noknya. Kon tol Joni itu terasa sekali menggelitik di dalam no nok Sinta. Tubuh Sinta menggelinjang. Kenikmatan yang dirasakan Sinta semakin memuncak. Sinta tidak mampu lagi mencegah puncak kenikmatannya. Sinta merintih dengan hebatnya.

"Aaauuuhh...... aaahhh...... ssshhh...... Uuuufff... Aaaahhh... sayang... akuuuuu..... keluuuuaaaar...!!! sssssshhhhh... aaaaaaahhhhh...!!!" jerit Sinta dengan suara bergetar. Bersamaan dengan itu cairan orgasmenya yang kental dan hangat itu menyembur secara ber-tubi2.

Sssseeeerrr... ssseeeeetrrr... ssseeeeetrrr... ssseeeeerrr... semburan cairan orgasme Sinta sangat banyak sehingga membasahi kon tol Joni.
Tak lama kemudian tubuh Sinta lemas tak berdaya sedangkan sukmanya melayang penuh kenimatan merasakan nikmatnya pertama kalinya dia mendapatkan orgasmenya.

Akibat siraman cairan orgasmenya, liang no nok Sinta yang tadinya sempit menjadi melonggar dan licin. Dan akibat puncak kenikmatan yang dialami oleh Sinta, membuat dinding2 liang no nok Sinta berkontraksi dengan kuat membuat kon tol Joni yang besar dan panjang itu terasa di-sedot2 didalam liang no noknya. Joni juga merasakan betapa liang no nok Sinta yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kon tolnya membuat Joni men-desah2 dan me-rintih2.

"Ooooooohhhh sayang... Enaaaakkk...... sssssshhhhhh...... no nokmu sangat sempit.... jepitannya kuat sekali say...... sssshhhhh... ooooooohhhhh... empotannya ennaaaak banget sayang...... aaaaaaaaaaahhhhhh... akuuu... juga keluaaaaarrrrr...!!!” teriak Joni. Joni sudah tak dapat menahan lagi semprotan pejunya dari kon tolnya. Tubuhnya bergetar dan menegang kaku di atas tubuh Sinta.
Croootttt... crrroooottt... crrrooooottt... crrrrroooootttt... kon tol Joni menyemburkan pejunya secara ber-tubi2 sehingga menambah banjir liang no nok Sinta yang kecil mungil itu.

Keduanya sama2 merasakan kenikmatan surga dunia. Tak lama kemudian tubuh Joni bergulir ke samping tubuh Sinta sehingga kon tolnya terlepas dari liang no nok Sinta. Joni tampak kaget ketika ada noda darah melekat di kon tolnya padahal dia tahu bahwa Sinta pernah diperkosa sebelumnya.

“Sayang... kamu... masih perawan... bukankah kamu...” kata Joni heran. Sinta tersenyum.

“Iya sayang... memang dulu aku pernah diperkosa... tapi kata dokter selaput perawanku tidak robek seluruhnya saat itu. Nah Sayang... sekarang aku sudah benar2 nggak perawan lagi. Namun aku puas karena yang mengambil perawanku adalah orang yang aku sayangi” jelas Sinta, “Terima kasih sayang, sakit tapi nikmat banget...” sambung Sinta. Jonipun terharu kemudian diciumnya dengan lembut kening kekasihnya itu.

“Terima kasih juga say... nikmat banget ngen tot dengan kamu... no nok kamu sempit banget... aku masih pingin ngerasain sempitnya no nok kamu lagi say. Kamu mau kan kita ngen tot lagi...” kata Joni sambil tangannya meng-gosok2 bukit no nok Sinta.

“Boleh aja sayang, aku juga masih pingin ngerasain lagi nikmatnya ejotan kon tolmu seperti tadi” jawab Sinta sambil tangannya menggemgam kon tol Joni yang langsung ngaceng, “Tapi beri aku kesempatan istirahat beberapa menit lagi ya sayang?” sambung Sinta lalu mencium pipi Joni dengan mesra. Sinta turun dari tempat tidur menuju ke kamar mandi untuk membersihkan no noknya dari sisa2 pejuh Joni dan cairan orgasmenya. Jonipun segera menyusul kekasihnya ke kamar mandi. Dengan telaten Sinta membersihkan batang kon tol kekasihnya itu dari sisa2 campuran antara cairan orgasmenya dan pejuh kekasihnya tersebut. Setelah bersih keduanya kembali ke tempat tidur dalam keadaan telanjang.

Joni dan Sinta berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga. Joni dengan penuh kasih sayang memeluk Sinta sedangkan Sinta menyandarkan kepalanya di dada bidang Joni.

Setelah satu jam beristirahat, tangan Joni mulai meng-usap2 susu Sinta, kekasihnya, yang montok, kenyal dan padat dengan pentilnya yang mencuat ke atas itu. Joni me-remas2 kedua susu hangat yang menyembul kencang di dada kekasihnya itu. Susu kekasihnya itu menjadi bulan2an tangan Joni. Pijitan2 pada pentil susu tersebut membuat kekasihnya bergelinjangan. Terlebih lagi saat Joni mulai dengan rakus silih berganti menjilati susu kekasihnya itu dan me-ngeyot2 pentilnya dengan lembut.

"Sayang...... oooooohhhhh... ssssssshhhhh... aaaaaaahhh... enaaaaakkk say..." Sinta menggeliat keenakan.

Kemotan Joni pada pentil susu Sinta semakin gencar, kadang pangkal susu Sinta yang montok diremas dan pentilnya di-sedot2. Sinta sendiri sudah kelonjotan menahan gejolak birahinya. Ciuman Joni perlahan turun menuju ke perut Sinta. Joni menjilati pusar Sinta hingga dia menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat.

“Terus sayang... sssshhhh... oooohhh... enak sekali say...” rintih Sinta.

Kemudian jilatan Joni semakin kebawah dan dengan cepat lidah dan bibir Joni telah berada di atas gundukan bukit no nok Sinta.

“Buka pahanya sayang...” perintah Joni tak sabar saat melihat posisi paha Sinta yang kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu no nok Sinta itu. Sintapun membuka kedua pahanya lebar2.

“Oooh... saaaaayyy...” Sinta merintih lirih tatkala merasakan jilatan lidah Joni di no noknya.

Joni membetulkan posisinya di atas selangkangan Sinta. Sinta membuka ke dua belah pahanya lebar2, Sinta sudah sangat terangsang sekali. Kedua tangan Sinta memegangi kain sprei.

Joni memandangi no nok Sinta yang ditumbuhi bulu2 jembut yang lebat itu. Bibir no nok Sinta kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada di antara kedua bibir no noknya itu tertutup rapat.

“Sayang... ngapain sih kok bengong, bau ya say?” tanya Sinta sambil tersenyum. Wajahnya sedikit kusut dan berkeringat.

“No nokmu lucu say, baunya wangi pandan...” jawab Joni.

Dengan gemas dan nafsu, Sinta menekan kepala Joni ke bawah. Sontak muka Joni terutama hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan no nok Sinta, hidung Joni menyelip di antara kedua bibir no nok Sinta. Bibir Joni mengecup bagian bawah bibir no nok Sinta dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik paha Sinta dan meremas bokongnya yang bundar dengan gemas.

Joni mulai mencumbui bibir no nok Sinta yang tebal itu secara bergantian seperti kalau Joni mencium bibir Sinta. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, Joni berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir no nok Sinta bagian bawah. Karena ulah Joni tersebut Sinta sampai men-jerit2 karena nikmatnya, tubuhnya menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua paha Sinta sampai menjepit kepala Joni yang lagi asyik mencumbui bibir no nok Sinta.

“Ooohhhh... Say... enaaak... say...... Aaaahhhh... sssssshhhhhh... ooohhh... terus say...” Sinta me-rintih2 keenakan.

Joni memegangi kedua belah bokong Sinta yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir no nok kekasihnya itu. Sinta meng-erang2 dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tangan Sinta meremasi rambut Joni sampai kacau, sambil meng-goyang2kan pinggulnya. Kadang pantat Sinta dinaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang digoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidah Joni pada seluruh permukaan no noknya.

Sinta berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakan Joni pada no noknya. Tubuh Sinta menggeliat hebat, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Joni semakin bersemangat melihat tingkah Sinta, mulut Joni semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir no nok Sinta dengan jemari tangan kanannya, terlihat celah berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendir dari no nok Sinta, agak sebelah bawah terlihat liang no nok Sinta yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula.

Joni mengusap dengan lembut bibir no nok Sinta, sebentar kemudian lalu disibakkan pelan2 bibir no nok Sinta, celah merahnya terlihat, agak ke atas dari liang no nok Sinta yang sempit itu terlihat 1t1lnya yang sebesar biji kacang itu menonjol berwarna kemerahan. Lalu secepat kilat dengan rakus lidah Joni dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai me-nyentil2 1t1l Sinta.

Sinta memekik sangat keras sambil me-nyentak2kan kedua kakinya ke bawah. Sinta mengejang hebat, pinggulnya bergerak liar dan kaku, sehingga jilatan Joni pada 1t1l Sinta jadi luput. Dengan gemas Joni memegang kuat2 kedua belah paha Sinta lalu kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir no nok Sinta, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir no nok Sinta dan kembali menyentil nikmat 1t1lnya dan Sinta no nokik tertahan dan tubuhnya kembali mengejan sambil meng-hentak2kan kedua kakinya, pantatnya diangkat ke atas sehingga lidah Joni memasuki celah bibir no nok Sinta lebih dalam dan me-nyentil2 1t1l Sinta.

“Oooghhhh say...... eenaak say...... nikmat... terus isep2 1t1lku... yach... terusss... enaak... terusss sayaaaaang...” Sinta me-ngerang2 kenikmatan.

Mendengar rintihan kekasihnya itu, Joni semakin bernafsu menjilati 1t1l Sinta. Sesekali dicucukkan lidahnya kedalam liang no nok Sinta. Tak lama kemudian Sinta menjerit...

“Aaaaahhhh... aku keluuuuuaaaar sayang...!!! Aku keluuuuaaaaar...!!! Enaaak sayang... enak... aaaahhhh...!!!” Sinta menjerit se-jadi2nya merasakan letupan2 puncak birahinya.

Seeerrrrrr...... Seeeerrrrrrr...... seeeerrrrrrr...... seerrrrrrr......

Dari dalam liang no nok Sinta menyemburkan cairan hangat dan kental banyak sekali. Joni masih menjilati dan me-ngenyot2 1t1l Sinta beberapa saat sampai tubuh Sinta terkulai lemah dan akhirnya pantat Sinta pun jatuh kembali ke kasur. Sinta melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru dirasakannya, sementara Joni masih menyedot sisa2 lendir yang keluar ketika Sinta meraih orgasmenya. Seluruh selangkangan Sinta tampak basah penuh air liur Joni bercampur lendir kental dari no nok Sinta. Joni menjilati seluruh permukaan no nok Sinta sampai agak kering.

Selang beberapa lama setelah gelombang orgasme Sinta reda, Joni ber-siap2 untuk menancapkan kon tolnya kembali di no nok Sinta. Joni mengambil bantal untuk mengganjal pantat Sinta lalu kedua kaki Sinta ditaruhnya diatas pundaknya. Joni meng-gesek2kan kepala kon tolnya di belahan no nok Sinta yang sudah basah.

Mata Sinta terpejam pasrah menunggu sodokan kon tol Joni. Tak bosan2nya Joni menatap keindahan no nok Sinta yang menggunduk di antara selangkangannya itu, yang ditutupi oleh bulu2 jembut yang hitam dan lebat. Sungguh pemandangan yang indah bukan main. Kedua betis dan paha Sinta yang putih mulus ramping, pantatnya yang membulat membuat kon tol Joni semakin menegang kencang dan dengan gerakan halus menembus belahan no nok Sinta.

Bleeeeeeessss...... Batang kon tol Joni menyodok keras liang no nok Sinta.

“Aaaaaahhhhhh...... sssssssshhhhhhh...... oooohhhh...... Sayang..." rintih Sinta ketika sodokan kon tol Joni sampai ke dasar liang no noknya membuat Sinta me-ronta2 dan men-desah2.

Joni menghujamkan kon tolnya keluar masuk no nok Sinta tanpa henti. Sinta mengimbanginya dengan terus menggoyang dan memutar pinggulnya sehingga otot2 dinding no noknya berkontraksi akibatnya kon tol Joni bagai di-remas2 dan di-pijit2 didalam liang no nok Sinta.

"Uuuhhh... sssshhhh... Bukan main enaknya no nok kamu sayang, sempit banget dan empotannya terasa banget" kata Joni dengan suara ter-putus2. Sedangkan kon tolnya yang besar tiada henti2nya keluar masuk mengocok liang no nok Sinta itu dengan gencar.

Waktu terus berjalan, persetubuhan antara Joni dan Sinta masih berlangsung sengit, keduanya sama2 menikmati persetubuhan itu. Kon tol Joni yang besar dan panjang itu mengocok liang no nok Sinta yang sudah basah dan licin itu. Sinta berusaha melawan setiap tusukan kon tol Joni ke dalam no noknya dengan goyangan2 pinggul dan pantat. Sudah tentu membuat Joni mendesah dan meringis dengan nafas ter-sengal2.

Ternyata Sinta tidak mampu lagi bertahan lama, seketika tubuhnya menjadi kejang dan kaku, sedangkan tangannya mencengkeram pantat Joni, matanya terbeliak menatap langit2 kamar dan nafasnya ter-sendat2.

"Oooohhhhhh... Sssssssshhhhhhh... Aaaaaaahhhhhhhh... terus tusuk no nokku dengan kon tolmu... yaaaaaa... yaaaaaaa... sodok yang kencang say, Ooooohhhh say... aku keluaaaaar... aaaahhhhhh...!!!" suara Sinta terdengar ter-putus2, "enaaakk say... nikmaaaaaaat sayang...” Sinta mendesah lirih.

Seeerrrrrr...... Seeeerrrrrrr...... seeeerrrrrrr...... seerrrrrrr...... no nok Sinta menyemprotkan cairan orgasmenya dengan ber-tubi2 sehingga kon tol Joni menjadi basah oleh cairan tersebut. Sinta merasakan sejuta kenikmatan dan setelah itu tubuh Sinta menjadi lemas bagaikan tak bertenaga.

Merasa dirinya mau mencapai puncak kenikmatannya, Joni terus mengocok kon tolnya didalam no nok Sinta. Kocokannya semakin cepat dan iramanya semakin tidak beraturan.
Dan kemudian kocokan kon tol Joni terhenti dengan satu hentakan yang kuat sekali sehingga kon tolnya terbenam seluruhnya di dalam liang no nok Sinta yang sudah basah kuyup itu.

“Ooohhh...... enaak say... aakuuuuuu keluuuuuarrr... aaaaaahhh...!!!” Tubuh Joni mengejang kaku disertai rangkulan kedua tangannya ke punggung Sinta. Birahi Joni sampai pada puncaknya, ia menjerit lirih.

Croootttt... crrroooottt... crrrooooottt... crrrrroooootttt... kepala kon tol Joni menyemprotkan pejunya yang kental dan hangat di dalam liang no nok Sinta. Sukmanya terbang melambung terbuai dalam sejuta kenikmatan, lalu tubuhnya terkulai lamas tak bertenaga jatuh menelungkup di atas tubuh Sinta. Sinta tersenyum kepada Joni yang masih terkulai di atas tubuhnya.

Akhirnya Joni dan Sinta tertidur berpelukkan dan menjelang malam mereka terbangun.

"Sayang, Sinta laper..." kata Sinta manja.

"Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem" ajak Joni.

Dikamar mandi, mereka saling menyabuni. Kon tol Joni yang masih lemas Sinta kocok2 pelan2 sehingga lama kelamaan kon tol Joni mulai mengeras.

"Sayang kon tolmu luar biasa besarnya" kata Sinta, “Pantesan tadi no nokku rasanya penuh banget terisi sama kon tolmu dan rasanya no nokku robek saat disodok pertama kali sama kon tol besarmu say...” sambung Sinta. Joni tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu.

Selesai mandi, Sinta memakai kaos model tanktop dan celana pendek gombrang. Sementara Joni memakai kaos oblong ketat dengan celana 3/4 motif loreng. Kemudian mereka pergi ke restoran yang ada di Pulau Bidadari itu untuk cari makan malam.

Selesai makan malam, mereka kembali ke cottage lagi. Mereka duduk santai di sofa ruang tamu. Sinta melendot manja di dada Joni. Joni memeluk mesra tubuh kekasihnya itu. Terkadang dengan lembut dikecupnya kening kekasihnya. Lama kelamaan ciuman Joni berpindah ke bibir Sinta. Dia kulum bibir Sinta dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke susu Sinta yang tanpa BH itu. Sinta menggelinjang saat Joni mulai agresif memainkan pentil Sinta.

"Oooohhh sayang... gesek lagi say...!!!" pinta Sinta bernafsu. Sinta mencium dan menjilati jari2 Joni. Kemudian Joni melepaskan tangannya dari ciuman Sinta dan kembali meremas susu Sinta dari balik kaosnya.

Dipilinnya pentil susu Sinta secara bergantian. Sinta makin menggeliat karena napsunya semakin memuncak. Sinta menarik tangan Joni menjauh dari susunya dan membawa tangan Joni ke arah perutnya. Segera Joni me-ngilik2 puser Sinta sampai Sinta menggeliat kegelian.

"Sayang geli..." kata Sinta manja.

Tangan Joni segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrong Sinta. Tangan Joni merayap terus ke bawah menyelip kedalam CD Sinta sampai menyentuh rerimbunan bulu2 jembut Sinta dan jari2nya menyentuh belahan no nok Sinta. No nok Sinta mulai basah, sehingga jari tengah Joni dapat menyusup ke dalam no nok Sinta dan menemukan 1t1lnya yang sudah mengeras.

Joni lalu memainkan jari tengahnya. Pinggul Sinta mengikuti irama sentuhan jari tengah Joni. Sinta menggelinjang.

"Sayang, buka aja semuanya, ayo kita nikmati malam yang indah ini. Puasin aku dengan kon tolmu..." desah Sinta.

Joni membuka kaos Sinta. Lalu celana gombrang Sinta sehingga kini yang melekat tinggal CD G-String Sinta. Joni bergetar melihat Sinta dalam keadaan setengah bugil. Joni merasakan aliran darahnya semakin kencang.

"Buka semuanya dong sayang. Masak CDnya disisain, ntar yang didalam ngambek lho?" goda Sinta.

Sambil tersenyum Joni membuka G-String mini yang menutupi liang no nok Sinta. Mata Joni tak puas2nya melihat sekujur tubuh kekasihnya yang begitu putih mulus, susunya bulat dan padat dengan pentil susunya sedikit mencuat ke atas. Dan yang lebih menjadi perhatian Joni adalah bukit yang membelah ke bawah dan letaknya di antara paha mulus kekasihnya, bukit itu nonjol dan disekitarnya penuh ditumbuhi oleh bulu2 jembut yang cukup lebat. Begitu melihat tubuh telanjang kekasihnya itu, nafsu birahi Joni jadi terangsang dan seketika kon tolnya menjadi mengencang dan tegang di dalam celananya.

Sinta tersenyum kepada Joni yang sedang dilanda nafsu birahi. Sinta yang nafsu birahinya juga sudah naik dengan bernafsu dia langsung melucuti pakaian dan celana Joni sehingga Jonipun dalam keadaan telanjang.

“Ooohhhhh sayang, kon tolmu betul2 besar sekali” gumam Sinta, “Malam ini aku akan puas menikmati dien tot oleh kon tolmu ini” lanjutnya

Sinta kemudian menyuruh Joni untuk duduk kembali, kemudian ia sendiri berjongkok dihadapan selangkangan Joni, Sinta mendekatkan bibirnya dan mulai menciumi kon tol Joni, menjilati kepala kon tolnya, dan me-ngulum2 kon tol kekasihnya itu.

Sinta tidak mau mengecewakan Joni, bibirnya dengan lembut melingkari batang kon tol Joni, kemudian Sinta mulai memaju mundurkan mulutnya sehingga kon tol Joni keluar masuk dalam mulutnya, Sinta mengocok kon tol Joni dengan penuh nafsu dan no noknya pun semakin basah karena gairah birahinya.

Joni gemetar penuh nafsu merasakan semua ini, saat merasakan kon tolnya dijilati dan di-kulum2 oleh Sinta, sementara Sinta semakin gencar mengeluar-masukkan kon tol Joni dimulutnya, kepalanya naik turun dengan cepat, Sinta sangat bergairah sekali merasakan kon tol Joni ber-denyut2 didalam rongga mulutnya.

Sesaat Joni melenguh perlahan dan me-remas2 rambut Sinta, Sinta merasakan denyutan kon tol Joni semakin cepat, Sintapun semakin mempercepat memompa kon tol Joni dengan mulutnya, saat Sinta mendengar Joni melenguh panjang dan kon tolnya mulai berkedut, tangannya ikut beraksi dengan mulai meng-elus2 kedua biji peler Joni.

“Ooohhhh... ssssshhhhh... ayo sayang masukkan kon tolku ke no nokmu... biar tambah nikmat... sssssshhhhh...” pinta Joni agar Sinta memasukkan kon tolnya ke liang no noknya.

Kemudian Joni menyuruh Sinta menduduki kon tolnya dengan posisi membelakangi dia.
Sintapun mulai meng-gesek2kan belahan no noknya di batang kon tol Joni, sehingga membuat kon tol Joni itu semakin keras, dengan tidak sabar Sinta mulai meraih kon tol kekasihnya itu dan diarahkannya ke liang no noknya,

Slleeeeppppp...... kon tol Joni terjepit oleh bibir no nok Sinta dan

Bleesssss...... kon tol Joni mulai menyeruak diliang no nok Sinta saat dia mulai mendorong pantatnya, lalu

Bleeessss...... kon tol Joni semakin masuk kedalam liang no nok Sinta seiring dengan dorongan pantat Sinta, dan

Bleeessss...... kon tol Joni akhirnya terbenam seluruhnya di liang no nok Sinta, setelah dengan sekali hentakan kuat Sinta mendorong pantatnya lebih kebelakang,

“Aaaghhhh...... sayang, kon tolmu masuk semua dino nokku...... ssshhhh... aaaahhh... besarnya kon tolmu sayang...... ssssshhhh... oooogghhhh...” Sinta melenguh merasakan kon tol Joni yang terbenam diliang no noknya.

“Sayang...... sssssshhhhhh... aaaaghhh... no nokmu sempit banget... sssshhhh.... aaaahhhh... enak jepitannya sayang... sssshhhh... aaaahhh... enaaaakkk sayang...” Jonipun mengerang keenakan merasakan sempitnya liang no nok dan ketatnya jepitan no nok kekasihnya itu.

Sinta mulai bergerak pelan memaju-mundurkan pantatnya sehingga kon tol Joni keluar masuk no noknya. Tangan Joni dari belakang mulai beraksi me-remas2 susu Sinta. Sinta menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak henti2nya mendesah kenikmatan. Gerakan dan hentakan pantat Sinta makin cepat dan keras sampai suatu saat Sinta menarik pantatnya agak kedepan dan kon tol Joni lepas dari jepitan bibir no nok Sinta. Kon tol Joni yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir no nok Sinta yang basah itu dan

Bleeessss...... kepala dan separuh kon tol Joni yang tegang keras itu amblas kembali kedalam no nok Sinta.

"Aaaaahhhh... sayang!!!" seru Sinta

"Kenapa say, sakit?" tanya Joni. Sinta hanya menggelengkan kepala, dia bukannya sakit tapi nikmat banget, “Sssssshhhhh... ooooohhhh... sesak rasanya no nokku kemasukan kon tol kamu yang besar banget ini say... ssssshhhhh... aaaaaahhhh...” desah Sinta.

Tak lama kemudian gerakan tubuh Sinta semakin tidak beraturan, tubuhnya mulai me-ngejut2, nampaknya puncak kenikmatannya akan segera ia rengkuh, tiba2 Sinta menekan pantatnya kebelakang se-olah2 ia ingin kon tol Joni masuk dengan biji pelernya di liang no noknya dan tubuhnya bergetar dengan keras.

“Ssssshhhhh... aaaaaahhhhhh.., aaakkk... aaakkkuuuu.... keluaaaaaarrrr... aaaahhhh!!!” jerit Sinta.

Sseerr... ssseeerrr... sssseeeerrrr... ssssseeeeerrrr... no nok Sinta memuntahkan cairan orgasmenya kembali membasahi kon tol Joni yang sedang berada dalam jepitan no noknya. No nok Sinta ber-denyut2 mencengkeram kon tol Joni, sehingga Joni yang mendesis,

"Say, nikmat banget no nokmu, bisa ngemut kon tolku... ssssshhhhh... aaaaahhhhh...." erang Joni.

Tiba2 Joni mendorong tubuh kekasihnya itu sehingga kon tolnya terlepas dari jepitan liang no nok Sinta. Joni mendorong tubuh Sinta dan meminta agar Sinta berbaring di atas karpet. Sinta langsung merebahkan tubuhnya dengan posisi terlentang, kedua kakinya diangkat ke atas dan pahanya dibentangkan sehingga liang no noknya terbelah merekah. Joni merangkak sambil mengggenggam batang kon tolnya dan menempelkan kepala kon tolnya itu persis di bibir no nok Sinta, kemudian pantat Joni menekan ke bawah sehingga kon tolnya yang besar dan panjang itu menusuk masuk ke dalam liang no nok Sinta yang basah dan licin.itu.

Bleeeeeeesssss...... sleeeeeeeebb......

Sinta melenguh dan merintih manakla kepala kon tol Joni yang besar dan panjang itu membentur bagian dalam no noknya. Kemudian Sinta mengasungkan susunya ke mulut Joni. Joni meng-isep2 susu Sinta sambil menggelitik pentil susunya sedangkan kon tolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk mengocok liang no nok Sinta yang terasa sangat ketat jepitannya.

"Eegghhh! Ooooohh... Tekan yang kuat say... en toti aku sayang... sssshhhh... ooohhh...” lenguh Sinta.

Joni mengocok pelan liang no nok Sinta. Kian lama kian dalam kon tol Joni memasuki liang no nok Sinta. Pelan tapi pasti dan akhirnya Sinta merasakan seluruh no noknya penuh terisi kon tol Joni. No nok Sinta yang sudah basah itu masih terasa sempit buat Joni.

"Sayang, sudah basah gini masih sempit aja no nokmu, nikmat banget sayang, terasa banget empotannya. Terus diempot sayang" kata Joni. Dihunjamkannya lagi kon tol Joni kedalam liang no nok Sinta. Walau Sinta merasa no noknya sangat sesak tapi nikmat.

"Ooohhh... sssshhhh..." Sinta mulai menggeliat, kakinya diangkat, melingkar kepaha Joni
sementara kepalanya terangkat, mendongak kebelakang dengan matanya membelalak.

Tangan Joni bereaksi cepat, susu Sinta diremas pelan sembari pentilnya dikenyot, membuat Sinta makin menggila, berdesah panjang kenikmatan.

"Ssssssshhh... ooohhhhh... peluk Sinta sayang..." pinta Sinta. Joni merapatkan badannya kebadan Sinta dan Sinta merangkul ketat punggung Joni sambil memutar dan menggoyangkan pantatnya membuat empotan liang no noknya semakin terasa oleh Joni .

“Ssssshhhh... aaaaghhh... ssshhhh... ooougghh... sssshhh... enaaakk sayang... ssssshhhhh... eenaaakkk...” Jonipun mengerang kenikmatan, merasakan jepitan no nok Sinta di kon tolnya.

Goyangan pantat Joni turun naik makin cepat sehingga bersuara plook... plook... plook... plook... karena begitu banyak cairan yang mengalir dari no nok Sinta.

“Ooohh... sayang... aku tak tahan lagi..!!!” Sinta melenguh, “Aku keluaaaar lagi sayang... aaaahhhh...!!!” erang Sinta kembali menikmati puncak kenikmatannya yang berhasil ia rengkuh.

Sseerrr...... ssseeerrr...... sssseeeerrrr... no nok Sinta kembali menyemburkan cairan orgasmenya, cairan hangat itu menyiram kon tol Joni. Joni merasakan kon tolnya menjadi hangat oleh siraman cairan orgasme Sinta, Joni juga merasakan dinding no nok Sinta kembali ber-kedut2 me-remas2 kon tolnya.

Tubuh Sinta mengejang, gerakannya terhenti, tangannya memeluk punggung Joni dengan kuat, nafasnya masih ter-sengal2, saat no noknya menyemburkankan tetes terakhir cairan orgasmenya. Dengan nafas yang masih memburu, pelukan Sintapun mengendor.

Beberapa saat kemudian Joni meminta Sinta mengganti posisi.

"Sayang sekarang aku pingin masukin kon tolku dari belakang" kata Joni. Lalu Sinta menungging dan sedikit melebarkan pahanya. Joni memandang kagum melihat pemandangan yang berada di selangkangan Sinta, lalu Joni merangkak sambil membimbing kon tolnya ke arah liang no nok Sinta. Setelah Joni memasukkan kon tolnya yang besar dan panjang itu ke dalam no nok Sinta yang licin dan basah itu, Joni merangkul tubuh Sinta dari belakang. Kon tol Joni keluar masuk mengocok liang no nok Sinta.

Sleb...... bleeeeesssssss...... Sleb...... bleeeeesssssss...... Kon tol yang besar dan panjang itu menghajar no nok Sinta yang menungging sehingga pantat Sinta menjadi menjengkit ke atas.

"Aaaaahhhhh... Sayang" erang Sinta ketika kon tol Joni terus mengocok liang no noknya, "Aaauuhhh..." mata Sinta terbelalak saking nikmatnya. Liang no noknya terisi penuh oleh kon tol Joni.

Joni terus mengocok kon tolnya keluar masuk no nok Sinta. Sinta kembali mengelinjang, menahan enjotan pantat Joni. Terasa kon tol Joni makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di dinding no nok Sinta.

"Ssssshhhh... Ooohhh... sssssshhhhh... aaaaahhhhhh..." gumam Sinta, karena Joni mempercepat enjotannya. Tiba2 Joni menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kon tolnya yang masih terbenam di liang no nok Sinta, lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantat Sinta hingga semua kon tol Joni tertanam dalam no nok Sinta. Kemudian Joni membuat gerakan memutar sehingga otomatis kepala kon tol Joni berputar bagai bor menggesek ketat dinding no nokSinta.

"Sssssshhhhh... Uuaahhh... terus sayang... enaaakkk!" desah Sinta. Tidak puas hanya menikmati putaran kon tol Joni, Sinta ikut mengenjot keras pantatnya ke belakang dan...

"Uuhhh... uuuhhh..." Joni dan Sinta sama2 mengerang nikmat.

Selang lebih dari 20 menit Joni dan Sinta berpacu dengan posisi tersebut, membuat Sinta semakin blingsatan dan me-ngerang2 tak keruan.

Tiba2 dengan cepat Sinta mencopot kon tol Joni dari liang no noknya dan selanjutnya menelentangkan tubuhnya kemudian membentangkan kedua pahanya sehingga Joni dapat melihat jelas disaat Sinta merenggangkan kedua pahanya betapa merekahnya no nok Sinta itu dan di-tengah2nya terselip 1t1l Sinta yang sebesar biji kacang tanah itu berwama ke-merah2an . Joni semakin bersemangat, birahinya berkecamuk di dalam tubuhnya.

"Cepat sayang, aku ingin merasakan tusukanmu kon tolmu dari atas lagi..." kata Sinta dengan tak sabar lagi.

Joni merangkak ke selangkangan Sinta lalu mengarahkan kepala kon tolnya ke bibir no nok Sinta yang sudah siap untuk ditusuk itu, kemudian tubuhnya menindih tubuh Sinta disertai tekanan pantatnya sehingga kon tolnya yang besar dan panjang itu menusuk liang no nok Sinta yang semakin basah dan licin itu sampai terbenam ke pangkalnya. Terasa sekali oleh Sinta ketika kon tol Joni menggesek dan membentur bagian dalam no noknya. Sinta melenguh dan me-ringis2 merasakan suatu kenikmatan yang amat sangat. Apalagi saat Joni mengocok liang no nok Sinta dengan kon tolnya besar dan panjang itu, membuat mata Sinta ter-pejam2 dan men-desah2 bahkan me-rintih2 dengan hebatnya. Sementara Joni merasakan betapa sempitnya liang no nok Sinta dan masih terasa peret lagi.

"Uuuhhh sayang... sssshhhh... Bukan main enaknya no nok kamu sayang..." kata Joni dengan suara ter-putus2. Sedangkan kon tolnya yang besar tiada henti2nya keluar masuk mengocok liang no nok Sinta dengan gencar.

Waktu terus berjalan, malampun kian larut. Persenggamaan antara Joni dan Sinta masih berlangsung sengit. Kon tol Joni yang besar dan panjang itu me-ngocok2 liang no nok Sinta yang sudah basah dan licin. Sementara Sinta melawan setiap tusukan kon tol Joni ke dalam no noknya dengan goyangan2 pinggul dan pantat disertai hentakan ke atas. Sudah tentu hal itu membuat Joni mendesah dan meringis dengan nafas ter-sengal2.

Namun akhirnya Sinta tidak mampu lagi bertahan lama, tubuhnya mengejang kaku, sedangkan tangannya mencengkeram pantat Joni, matanya terbelalak menatap langit2 kamar dan nafasnya ter-sendat2.

"Ohhhhhh... sayang... ssssssshhhhhhh... aaaaaahhhhhhhh... terus enjot kon tolmu sayang... yyyyyaaaaaa... yyyyyyaaaaaaa... enjot yang kencang sayang... sssshhhhh... ahhhhhh... ak... kkuu keluaaaaaaaar!!!!!" erang Sinta.

Sseerrr...... ssseeerrr...... sssseeeerrrr... no nok Sinta untuk yang kesekian kalinya menyemprotkan cairan orgasmenya dengan ber-tubi2 sehingga kepala dan batang kon tol Joni menjadi basah. Sesaat Sinta merasakan sejuta kenikmatan dan setelah itu tubuh Sinta menjadi lemas bagaikan tak bertenaga.

Dan tak lama kemudian kocokan kon tol Joni terhenti dengan satu hentakan yang kuat sekali sehingga kon tolnya terbenam seluruhnya di dalam liang no nok Sinta yang sudah basah kuyup itu. Tubuh Joni mengejang kaku disertai rangkulan kedua tangannya ke punggung Sinta. Birahi Joni sampai pada puncaknya.

"Aaaahhhhhhh..!!!!" Joni menjerit panjang.

Croootttt... crrroooottt... crrrooooottt... crrrrroooootttt... dari kepala kon tol Joni menyemburkan peju hangat yang kental di dalam liang no nok Sinta. Joni merasakan sukmanya terbang melambung terbuai dalam sejuta kenikmatan, lalu tubuhnya terkulai lamas tak bertenaga di atas tubuh Sinta.

“Makasih sayang... kamu hebat sayang... kon tolmu betul2 enak, aku betul2 puas dien tot sama kamu... kamu sungguh hebat sekali sayang!” bisik Sinta lirih didekat telinga Joni yang posisinya masih menelungkup di atas tubuh Sinta.

“Sama2 sayang... Kamu juga hebat, no nok kamu sempit dan jepitannya betul2 ketat. Empotan no nok kamu juga sangat terasa. Kamu adalah yang paling hebat dari semua perempuan yang pernah aku en tot” balas Joni.

Akhirnya setelah badai puncak kenikmatan Joni dan Sinta mereda, keduanya lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihakn tubuh masing2 dari keringat tak lupa juga keduanya untuk membersihakan kemaluan masing2 dari sisa2 cairan orgasme mereka. Lalu mereka berdua beranjak ke peraduan. Setelah stamina keduanya terkuras habis2an, mereka tertidur pulas sambil berpelukan.

*** *** ***

Sekitar pukul 2 Joni terbangun karena merasakan hangat di bagian kon tolnya, matanya yang masih ngantuk tersebut seketika terbelalak tatkala melihat seorang perempuan tengah asyik mengocok batang kon tolnya. Perempuan tersebut tak lain adalah Mirna, tantenya Sinta. Spontan Joni duduk terbangun sambil menatap heran kea rah perempuan tersebut.

“Mirna…???!!!” Cuma itu yang bisa Joni katakana karena Mirna langgsung mengarahkan telunjuknya ke mulut Joni supaya Joni jangan ribut. Mirna duduk di tempat tidur persis disamping Joni. Belum hilang rasa kaget Joni, tiba-tiba Mirna menyodorkan mukanya ke arah kon tol Joni yang mulai ngaceng tersebut. Menyadari aksi nekat Mirna tersebut, Joni menarik kepala Mirna sehingga kon tolnya keluar dari mulut Mirna. Kemudian dengan hati2 Joni beranjak dari tempat tidur dan menarik tangan Mirna ke ruang tamu.

“Mir, gimana caranya kamu bisa masuk ke sini...?” tanya Joni dengan suara lirih takut kedengaran Sinta, kekasihnya, yang masih tertidur pulas.

“Sebenarnya saat tadi siang kamu berangkat ke sini, sorenya aku menyusul kesini. Karena cottage ini pesannya atas namaku, maka aku bisa minta kunci cadangan cottage ini” jawab Mirna, “Tadinya aku hanya ingin memastikan bahwa Sinta memang telah dapat mengatasi traumanya. Tapi saat aku mengintip kalian yang sedang asyik ML, aku jadi kepingin juga. Lagian sudah lama juga no nokku gak kemasukan kon tol gedemu...” jelas Mirna.

Begitu selesai bicara, Mirna langsung memagut bibir Joni. Setelah beberapa lamanya mereka saling berpagutan, lalu mereka mulai bergerak merubah posisi. Perlahan-lahan Mirna mendorong tubuh Joni hingga tubuh Joni terlentang di lantai yang beralaskan karpet tebal, lalu Mirna bergerak merangkak mendekatkan mukanya ke arah kon tol Joni. Seakan tahu yang diperbuat oleh Mirna, Joni membuka lebar2 kedua belah pahanya. Mirna semakin mendekatkan bibirnya pada bagian kepala kon tol Joni. Dengan posisi Joni yang merentangkan kedua pahanya itu, kon tol Joni jadi semakin bebas, tegak mengacung. Hal itu membuat Mirna semakin bernafsu. Kemudian pelan2 Mirna menjulurkan ujung lidahnya mulai mengulas-ulas bagian kepala kon tol Joni.

"Oooouuhhh Miiiiiiirrrr...." desah Joni ketika merasakan bagian kepala kon tolnya tersentuh ujung lidah Mirna yang lembut. Mata Joni terpejam-pejam akibat menahan nikmat. Mirna terus menjilati batang kon tol Joni yang besar dan panjang itu. Mirna menjilat dan mengulum kon tol Joni, kemudian jilatannya turun ke kantong peler Joni, naik lagi sampai ke kepala kon tol Joni yang sudah sangat keras. Mirna menjilati lubang kencing Joni dan kepala kon tol Joni dikulum sedikit oleh Mirna. Mulut Mirna langsung penuh ketika seluruh kepala kon tol Joni dimasukkan kemulutnya untuk dikulum2. Tidak lama mengulum kon tol Joni, jilatan Mirna turun lagi kepangkal kon tol Joni lalu ke kantong peler Joni dan Mirna pun menjilati daerah yang berada diantara kantong peler dan anus Joni.

"Oooooohhh... Miiiiiiirrrrr... nikmat banget..... Siniin no nokmu Mir. Aku juga pengen ngerasain no nokmu Mir....." Joni tak henti-hentinya mengerang keenakan.

Sambil terus menjilati batang kon tol Joni, Mirna merubah posisinya sehingga sekarang belahan no noknya tepat di atas mulut Joni. Dia pun ingin merasakan juga sensasi jilatan lidah Joni pada no noknya yang sudah lama tidak dia rasakan.

“Ooouuhhh..... ayo Jon, jilat no nokku..... isep 1t1lnya Joooon...” kata Mirna seraya mendekatkan permukaan no noknya ke mulut Joni.

Tampak oleh Joni, betapa no nok Mirna sudah sangat basah akibat lendir birahinya yang mengalir deras hingga membasahi bulu2 jembutnya. Joni semakin bernafsu melihat no nok tersebut. Disibakkannya bulu2 jembut Mirna yang sudah basah kuyup tersebut dan akhirnya no nok yang dipenuhi bulu2 jembut yang lebat itu Joni jilati. Mirna menggelinjang setiap kali bibir no noknya dihisap oleh Joni.

“Mmmmmmmhhhhh....” Dengan mulut yang masih tersumpal kon tol Joni, Mirna bergumam.

Joni membuka belahan no nok Mirna pelan2 dan dijulurkannya lidahnya untuk menjilati dan mengisap-isap seluruh bagian dalam no nok Mirna tersebut.

"Jon, ooooohhh... nikmat sayang..." Mirna melepaskan batang kon tol Joni dari mulutnya sambil mengerang. Mirna menggerak-gerakkan pantatnya naik turun sehingga mulut dan hidung Joni masuk semuanya kedalam no noknya.

"Jooooon... terus Jooooon..." erang Mirna.
"Joooon, teeruuss..... ya.... isep 1iiit1iillllku.... Jon..... ooooh 1iitttt1lku Joooon..." erang Mirna semakin keras ketika 1t1lnya diisap oleh Joni.

Joni terus mengisap-isap 1t1l Mirna dan sesekali lidahnya dijulurkan masuk kedalam no nok Mirna. Bibir Joni terus mencium dan melumat habis bibir no nok Mirna dan Mirna pun dapat merasakan hisapan mulut Joni yang kuat menghisap no noknya. Lidah Joni menjulur masuk ke dalam no nok Mirna dan sempat menyentuh dinding bagian dalam no nok Mirna. Saking dalamnya mulut Joni menekan no nok Mirna, hidung Joni yang mancung menempel dan menekan 1t1l nya.

Mirna sungguh merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa, saat wajah Joni dengan sengaja digeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungnya tetap menempel di 1t1l Mirna dan bibir Joni tetap mengulum bibir no nok Mirna sambil lidah Joni terus mengorek-ngorek liang no nok Mirna. Mirna mengimbanginya dengan menggerakan pantatnya. Makin lama gerakan pantat Mirna semakin menggila, cepat dan semakin cepat.

“Ooooohhhhh... Jooonnn... aku keluuuuuuaaar Jooooon...aaaahhhh!!!" jerit Mirna sambil menekan pantatnya kuat sekali ke wajah Joni.
Ser... serrr... ser... seeer.... no nok Mirna menyemburkan cairan orgasme pertamanya. Sementara itu belum ada tanda2 bagi kon tol Joni untuk menyemprotkan pejuhnya. Kon tol Joni masih tetap keras mengacung.

Setelah beristirahat beberapa saat, Mirna melanjutkan lagi kegiatannya, mengisap dan mengulum kon tol Joni yang makin keras tegak mengacung. Sementara itu, Joni membersihkan setiap lendir yang keluar dari no nok Mirna dengan lidahnya. Tak habis-habisnya lendir yang keluar dari no nok Mirna tersebut langsung dijilat dan ditelan oleh Joni hingga no nok Mirna benar2 bersih dari lendir orgasmenya.

Karena sudah lama Mirna tidak merasakan no noknya disodok kon tol laki2, membuat libidonya mudah sekali terangsang naik. Baru saja Mirna mendapatkan orgasmenya, dengan cepat nafsunya bangkit kembali. Kini ia ingin cepat-cepat merasakan enjotan kon tol Joni yang gede tersebut di no noknya. Ia ingin segera merasakan liang no noknya dipenuhi oleh kon tol Joni yang gede dan panjang tersebut.

Segera saja Mirna menyudahi jilatan2 pada batang kon tol Joni. Kemudian ia bergeser dan membaringkan tubuhnya disamping Joni dengan posisi mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar. Dengan posisi tersebut tampak belahan no nok Mirna merekah diantara lebatnya bulu2 jembut yang mengelilinginya. No nok itu merekah merah dengan 1t1l yang besar tampak nonjol disudut atas bibir no nok tersebut.

Joni mengerti maksud Mirna, bahwa dia sudah pingin merasakan no noknya dienjot oleh kon tolnya. Namun Joni tidak segera memasukkan kon tolnya kedalam no nok Mirna yang telah merekah menanti sodokkan kon tolnya itu, tapi Joni justru mendekatkan bibirnya kearah susu Mirna dan dengan cepat Joni mengenyot pentil susu Mirna.

”Oooooohhhh.... Jooooon... isep yang kuat pentilnya... ssshhhh... oooohhh... Joooon...” desah Mirna.

Kini mulut dan tangan Joni bergantian mengerjai kedua susu Mirna. Ketika mulut Joni mengisap pentil susu kiri Mirna, maka tangan Joni meremas dan memelintir pentil susu kanan Mirna. Begitu terus bergantian, dan terkadang tangan Joni berpindah menggosok-gosok bibir no nok Mirna dan sesekali jari tengah Joni dimasukkan kedalam liang no nok Mirna.

”Joooon..... terus Jooooon..... isep pentilku yang kuat..... Yah Joooon 1t1lku gosok yang kenceng Jooooon..... Aaaaahhhhh.... Oooohhhhh.....” Desahan Mirna pun semakin menjadi tatkala Joni mengkobel-kobel 1t1lnya.

Melalui tangannya, Joni dapat merasakan no nok Mirna sudah sangat becek sekali, sehingga ketika jari tangan Joni bermain di no noknya menimbulkan bunyi.
Puas memainkan dan mengisap kedua susu Mirna, kini Joni menggeser pantatnya sehingga posisi kon tolnya tepat didepan liang no nok Mirna. Joni bersiap-siap hendak memasukkan kon tolnya yang sudah sangat ngaceng tersebut kedalam no nok Mirna yang sejak tadi sudah menunggu untuk dienjot.
Joni langsung menggenggam batang kon tolnya kemudian mengarahkan kepala kon tolnya tersebut pada permukaan liang no nok Mirna dengan merentangkan kedua paha Mirna lebar-lebar.

Desahan nafas Mirna semakin terasa memburu tatkala menantikan sodokan kon tol Joni kedalam no noknya. Joni menghimpit Mirna, Joni mengambil ancang2 untuk mengenjotkan kon tolnya kedalam no nok Mirna sambil tangan kanannya meremas susu Mirna. Perlahan kepala kon tol Joni membelah bibir no nok Mirna dan ketika kon tol besar Joni mulai masuk kedalam no nok Mirna, Mirna langsung memekik pelan.

"Uuukkhh..... eeesssssttt.... Aagggggghhhhh....." pekik Mirna yang sungguh membangkitkan birahi bagi siapa saja yang mendengar ketika itu.

Joni tidak memperdulikan suara rintihan kenikmatan itu. Perlahan-lahan dia menggenjotkan kon tolnya masuk lebih dalam lagi kedalam no nok Mirna hingga akhirnya seluruh batang kon tolnya amblas masuk kedalam no nok Mirna. Mirna menahan pantat Joni, sehingga kon tol Joni amblas seluruhnya kedalam no nok Mirna. Namun Joni merasakan no nok Mirna seperti mengeyot-ngeyot kon tolnya.

“Ssssstt... Mir, enak banget, kon tolku seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan no nok kamu” erang Joni merasakan empotan no nok Mirna, “Empotan no nok kamu rasanya sama nikmatnya dengan no nok Sinta” jelas Joni kemudian.

Joni kemudian mengenjot kon tolnya keluar masuk no nok Mirna sambil tangannya tak henti-hentinya meremasi kedua susu montok Mirba.
Sleb... slop... slap... jrebjret... slet ... jrot.... bunyi suara kon tol Joni yang keluar masuk di liang no nok Mirna.

“Ehmm... Sstt... Joooon... Enaaaak... Ooooohh.... Kon tol kamu gede banget Jon, no nokku sampe sesek rasanya Jon, gesekan kon tol kamu terasa banget di no nokku. Kalau enak begini mau deh aku dien tot kamu tiap malam Jon. Sayangnya sekarang kamu jadi milik Sinta. Beruntunglah Sinta...” Mirna melenguh keenakkan.

Mirna tidur telentang dengan posisi kedua kakinya terkangkang ke atas, kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan seirama dengan naik turunnya pantat Joni saat mengenjotkan kon tolnya, sehingga tak ayal rambut Mirna menjadi acak-acakan tak karuan, peluhnya tampak bercucuran membasahi permukaan kulit wajahnya, mulutnya mendesis-desis seperti orang kepedasan sehabis makan cabai.

Mirna betul2 merasakan kenikmatan yang beberapa hari ini tidak dia rasakan. Kini Mirna kembali merasakan nikmatnya kon tol Joni yang besar dan panjang nancap di no noknya. Sungguh membuatnya menjadi blingsatan tak karuan. Tubuh Mirna menggeliat-geliat mengikuti enjotan pantat Joni yang turun naik memompa kon tolnya di liang no noknya.
Joni terus menekan dan mengangkat pantatnya naik turun. Nafasnya mendengus, enjotan pantatnya yang tiada henti-hentinya itu tak ayal membuat sekujur tubuhnya dibasahi kucuran air keringat.

"Uukhhh..... eeeesss.... aaaakh..... ouw..... eessssst ........” suara Mirna merintih membangkitkan birahi. Matanya redup terpejam-pejam dan kepalanya yang terguling ke kiri dan ke kanan.

"Uuuukkkhhh... Ooooooookkkkhhhh... akh... eeesssttt... eekkhh...." Jonipun merintih nikmat.

Mirna bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kon tol Joni menjejal penuh seluruh rongga no noknya, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kon tol Joni sangat terasa di seluruh dinding no noknya. Mirna merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. Kini dia mengakui dan merasakan sendiri keperkasaan dan kelihaian Joni di atas ranjang seperti yang beberapa hari ini tidak dia rasakan. Yang pasti saat ini Mirna merasakan kepuasan tak terhingga saat dien tot oleh Joni.

Joni bergerak semakin cepat, kon tolnya bertubi-tubi menusuk liang no nok Mirna. Mirna meregang tak kuasa menahan nafsunya, sementara Joni dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, dan menggerakkan kon tolnya ke kiri dan ke kanan mengocek liang no nok Mirna. Erangan Mirna semakin keras, melihat reaksi tersebut Joni mempercepat gerakan kon tolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dalam liang no nok Mirna. Tubuh mereka berdua sudah basah bermandikan keringat.

Mirna meraih tubuh Joni dan didekapnya. Direngkuhnya seluruh tubuh Joni sehingga menindih tubuhnya dengan erat. Dibenamkannya wajahnya di samping bahu Joni dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi sementara kedua tangannya menggapai pantat Joni dan menekannya kuat-kuat. Dirasakan oleh Joni semburan demi semburan memancar kencang dari dalam no nok Mirna. Tubuh Mirna meregang, mengejang2, no noknya ber-kedut2.

“Jooooooon... Aaaaaahhhh...!!!” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Mirna begitu dahsyatnya kenikmatan yang dialami bersama Joni.
Ser... serrr... ser... seeer.... semburan hangat cairan orgasmenya membuat basah semua rongga yang ada di liang no noknya.

Joni tak menghentikan gerakannya untuk menaik turunkan pantatnya.
Crob... creb... crob... cret... crob... cret... terdengar bunyi akibat gesekan kon tol Joni dan no nok Mirna yang sudah sangat becek akibat dipenuhi lendir orgasmenya saat dia memompa no nok Joni.

Bunyi tersebut membuat Joni semakin bernafsu mengenjotkan kon tolnya didalam no nok Mirna. Demikina juga dengan Mirna, ternyata akibat enjotan terus menerus dari kon tol Joni yang luar biasa besar dan panjang tersebut didalam no noknya, nafsunya bangkit kembali.

Dengan kon tol yang masih menancap di no noknya, Mirna berusaha membalikkan tubuh Joni sehingga kini tubuhnya berada di atas tubuh Joni.

“Aaaakkkhhh...!!!” pekik Joni tertahan ketika kon tolnya tertelan seluruhnya oleh no nok Mirna dan kemudian Mirna berusaha mengejan sehingga empotan no noknya menyebabkan kon tol Joni terasa dipijit-pijit oleh no nok Mirna. Selanjutnya Mirna bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhnya melonjak-lonjak. Dia terus berpacu. Pinggulnya bergerak turun naik.

“Ouugghh... Miiiirrrr... luar biasa...!!!” jerit Joni merasakan hebatnya permainan Mirna. Rupanya setelah hamper 1 Minggu Mirna tidak dien tot oleh Joni, membuat dirinya menjadi liar dan agresif. Pinggul Mirna mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan Joni mencengkeram kedua susu Mirna, diremas dan dipilin-pilin pentilnya.

Joni lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke belahan susu Mirna. Diciumi pentilnya. Dihisap kuat-kuat sambil terus meremas kedua susu Mirna yang montok itu. Joni menggoyangkan pantatnya. Tusukan kon tolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggul Mirna yang tak kalah cepatnya. Permainan mereka berdua semakin meningkat dahsyat. Pergulatan mereka bertambah liar dan tak terkendali. Mirna merasakan Joni mulai memperlihatkan tanda-tanda mau ngecret. Mirna semakin bersemangat memacu pinggulnya untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, Mirna pun merasakan desakan yang sama. Mirna tak ingin terkalahkan kali ini, dia ingin keluar bersama-sama dengan Joni. Mirna terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Dia merasakan tubuh Joni mulai mengejang, Joni mengerang panjang dan kon tolnya menyodok liang no nok Mirna dengan kuat. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Dia memeluk Mirna erat2.

“Miiiirrrrr... aku keluuuaaaaarrrr...!!!” erang Joni. Crot.... crot.... crot.... crot.... Semprotan pejuh hangat dan kental dari kon tol Joni begitu kuat dan banyak sampai membanjiri liang no nok Mirna.

Mirna pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam dirinya. Sambil mendesakan pinggulnya kuat-kuat

“Aaaaakkkkhhh... Joooooonnn... aku keluuuuaaaarrr...!!!” Mirna berteriak panjang. Ser... serrr... ser... seeer.... kembali cairan orgasmenya keluar menambah banjir liang no noknya. Kali ini dia mencapai puncak kenikmatan yang kedua kalinya berbarengan dengan Joni. Sementara itu dari liang no noknya, cairan putih kental keluar membasahi bibir no noknya. Cairan yang berasal dari cairan orgasmenya dan pejuh Joni. Karena begitu banyaknya cairan tersebut sehingga tidak tertampung didalam liang no noknya.

Kini tubuh keduanya tergolek di atas karpet sambil berpelukan erat.

“Jon, nikmaat... banget...” bisik Mirna. Tulang-tulangnya serasa lolos dari persendiannya. Tubuhnya lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam.

“Mir, kamu nafsu banget malam ini... tapi nikmat banget... empotan no nok kamu...” Joni tersenyum puas. Joni memeluk Mirna sambil menikmati sisa-sisa kepuasan. Tubuhnya sangat lelah. Setelah ngen tot dengan Sinta sore dan malam tadi, pagi dini hari dia ngen toti Mirna yang begitu bernafsu akibat lama gak dien tot. Akhirnya karena kelelahan, Joni tertidur sambil memeluk Mirna.

Menjelang pagi, Sinta yang sudah bangun dari tidurnya mendapati Joni kekasihnya tidur berpelukan dengan Tantenya. Dengan lembut diusapnya kening Joni. Joni yang merasakan keningnya diusap-usap terbangun dari tidurnya.

“Si... Sin... ta...!!!” pekik Joni. Alangkah kagetnya dia saat melihat Sinta yang masih dalam keadaan telanjang berada disampingnya sementara dia dan Mirna dalam keadaan telanjang. Melihat wajah Joni yang seperti orang ketakutan tersebut, Sinta tersenyum.

“Ssssssttttt...” Sinta meletakkan telunjuknya di bibir Joni,”Capek ya Jon... Emang kamu ngen tot dengan Tante berapa ronde? Sampai Tante Mirna pulas begitu tidurnya...” lanjut Sinta.

Melihat sikap Sinta tersebut, Joni masih bingung.

“Kok bengong gitu sih...” ledek Sinta, “Nggak usah bingung Joniku saying... Aku dan Tante Mirna sudah saling sepakat kok untuk berbagi dirimu” lanjutnya.

“Maksud kamu?” tanya Joni masih belum mengerti maksud kekasihnya itu.

“Aku dan Tante Mirna sepakat bahwa aku mengijinkan Tante Mirna untuk ngen tot dengan kamu. Habisnya nafsumu kayak kuda. Mana sanggup kalau aku sendirian menghadapi kamu. Lagian aku juga kasihan sama Tante Mirna. Aku tahu kalau sebenarnya Tante Mirna juga sayang sama kamu. Namun demi kebahagianku, dia rela mengalah dan mengembalikan kamu padaku” jelas Sinta. Mendengar penjelasan kekasihnya itu, Joni merasa terharu. Dipeluknya erat tubuh Sinta. Beberapa saat kemudian, Sinta berusaha melepaskan diri dari pelukan Joni.

“Ok Jon, kamu istirahat dulu... Aku mau bikin susu hangat buat kita” kata Sinta. Lalu dia meninggalkan Joni dan Mirna yang masih tergolek di lantai. Sebentar kemudian Sinta datang dengan membawa 3 gelas susu hangat, beberapa potong roti dan buah2an segar.

”Minum dulu say... dan makan nih roti, biar kamu bertenaga lagi...” kata Sinta.

”Sok perhatian kamu Sin. Padahal itu semua karena kamu masih pingin merasakan dien tot kon tol Joni khan...???” Mirna menimpali sambil masih dalam posisi berbaring. Ternyata Mirna sudah bangun dari tidurnya.

”Sekali no nokmu merasakan enjotan kon tol Joni, pasti ketagihan pingin lagi... lagi... dan lagi... Rasanya pingin kon tol itu terus berada di no nokmu...” sambung Mirna kembali sambil meminum susu yang dibikin Sinta.

”Ah Tante tahu aja... Iya sih aku masih pingin dien tot lagi sama kon tol gedenya Joni. Habis enak sih...” jawab Sinta.

Setelah kurang lebih beristirahat selama setengah jam sambil minum susu, makan beberapa potong roti dan buah2an segar tubuh Joni terasa fit kembali. Melihat wajah Joni sudah kelihatan segar, tiba2 Sinta berdiri dan menarik tangan Joni.

”Yuk kita lanjutin di kamar aja... No nokku udah gatal nih pingin dirojok kon tol kamu lagi, say...” ajak Sinta. Lalu bertiga mereka menuju ke dalam kamar.

Begitu tiba di dalam kamar, Sinta langsung mendorong tubuh Joni hingga terlentang di atas ranjang yang empuk. Kemudian Sinta dan Mirna berebut saling mengisap dan menjilat kon tol Joni. Ketika Sinta menjilati dan mengisap kon tol Joni, Mirna menjilati biji peler Joni. Demkian bergantian.

"Uuuhhh..... Eeessst...." desah Joni acapkali merasakan jilatan dan isapan kedua wanita tersebut menyentuh bagian peka kon tolnya. Kondisi tersebut lama kelamaan membuat birahi Joni mulai menanjak.

Dengan gemas Joni menarik pantat Sinta agar dia bisa menjilati no nok Sinta. Setelah posisi no nok Sinta tepat di atas mulutnya, Joni lalu menyibakkan bulu2 jembut Sinta yang rimbun dan dibentangkannya bibir no nok Sinta dengan kedua tangannya sehingga bulu2 jembut yang rimbun itu tampak membelah dan memperlihatkan bagian dalam no nok Sinta yang membuat Joni jadi semakin gemas. Ketika bibir no nok Sinta itu terkuak, Joni langsung mendekatkan mulutnya, dan kemudian ujung lidahnya mulai bergerak menjilati bibir no nok Sinta.

"Oooooowwww.... sssshhhh... Joooonnn..." Sinta kaget sambil mengerang ketika Joni mulai menjilati dan mengisap itilnya. Sinta pun semakin menempelkan no noknya pada mulut Joni ketika merasakan betapa nikmatnya sentuhan lembut ujung lidah Joni menjilati no noknya dan menggelitik itilnya. Joni merasakan tubuh Sinta bergetar menahan kenikmatan akibat rangsangan pada no nok dan itilnya. Joni terus melumat dan mengisap no nok dan itil Sinta yang tampak sudah basah oleh lendir birahinya akibat luapan nafsunya. Pemandangan tersebut semakin membuat Joni gemas dan dengan bernafsu pula Joni lumat setiap bagian di no nok Sinta tanpa ada yang terlewatkan.

"Uuuhhh.... Eeessst.... Jooooonnn... Aaaaahhh.... Eessst..." desis Sinta. Tubuhnya menggeliat-geliat. No noknya seketika menjadi basah kuyub akibat rangsangan yang diberikan oleh Joni tersebut, ”Buruan Jon... masukin kon tolmu...” pinta Sinta.

Tanpa berlama-lama lagi, kali ini Joni langsung memenuhi permintaan Sinta kekasihnya tersebut. Joni menggeser pantat Sinta, kemudian Joni bangun dan memposisikan dirinya dibelakang pantat Sinta. Joni pingin ngen tot no nok Sinta dari belakang.

No nok Sinta terlihat merah merekah dari belakang, pelan2 Joni mencolok lubang no nok Sinta dengan jari tengahnya dan dikocok-kocok jarinya tersebut didalam liang no nok Sinta yang sudah sangat basah. Lalu itil Sinta dikobel-kobel. Kemudian Joni mengarahkan kon tolnya tepat di bibir no nok Sinta dan perlahan-lahan Joni mendorong pantatnya dan menarik pantat Sinta sehingga kon tolnya membelah bibir no nok Sinta.

Bleeessss.... kon tol Joni masuk kedalam liang no nok Sinta.

Sementara itu Mirna terlentang di depan Sinta dengan posisi kedua kakinya dikangkangkan lebar-lebar.

”Sin... jilati no nokku Sin... biar gue juga ngerasain enak...” pinta Mirna sambil menggosok gosokkan tangannya di belahan no noknya. Tampak bulu2 jembut yang tumbuh lebat pada no nok Mirna telah basah kuyup akibat lendir birahinya yang membanjiri no noknya tersebut.

Awalnya Sinta ragu2, namun dirinya juga nggak mau menolak permintaan Tantenya, maka Sinta segera mendekatkan mulutnya ke no nok Tantenya yang juga sudah basah kuyub dan merekah tersebut.

Sluuuuuuuurrppp... sluuuuuurrrrpppp... terdengar jelas suara mulut Sinta yang dengan penuh nafsu menjilati no nok Tantenya yang sudah sangat basah tersebut.

Sementara itu, kon tol Joni mulai menembus dinding2 no nok Sinta dan kini liang no nok Sinta telah terisi penuh oleh batang kon tol Joni. Karena lendir no nok Sinta yang terus mengalir membuat kon tol Joni dapat bergerak licin dan lembut, membuat sekujur tubuh Sinta merasakan kenikmatan yang teramat dahsyat.

"Uhhhh.... Sluuuuuuuurrppp... enaak... Joooonnn... Sluuuuuuuurrppp..." desah Sinta disela-sela jilatannya pada no nok Tantenya. Keringat yang menguncur tak henti2 membasahi tubuh bugil Sinta yang mulus. Dengan kecepatan konstan Joni memaju-mundurkan pantatnya sehingga kon tolnya keluar masuk liang no nok Sinta. Demikian dilakukan terus menerus oleh Joni. Kon tolnya menghujam liang no nok Sinta dari belakang makin lama makin cepat dan kencang. Karena liang no nok Sinta yang sudah sangat becek, akibat enjotan kon tol Joni di liang no nok Sinta tersebut menimbulkan bunyi decakan. Croob... Creeeb... Crooob... Bunyi yang terdengar tersebut sangat menggairahkan birahi.

Sentakan2 yang Joni lakukan dari dari belakang pantat Sinta diimbangi Sinta dengan goyangan-goyangan pantatnya sehingga menimbulkan sensasi nikmat pada kon tol Joni.

"Uuuhh... Eeeh... Aaah... Eeeeh.... Uuuuhhh... Saaayyaaang..." desah suara Joni akibat kenikmatan yang terasa pada kon tolnya. Sentakan dan gerakan maju mundur pantat Joni semakin cepat. Dan goyangan pantat Sintapun semakin cepat pula. Bunyi decakan akibat pergesekan batang kon tol dengan dinding2 liang no nok Sinta semakin terdengar kencang.

Beberapa saat kemudian tiba-tiba Sinta menjerit, "Oooouwww... Aaaaahhh... Saaaaayyyaaang... Ak... kuuu... ke... luaaaaar...!!!"
Seerrr... Sseerrr... Ssseeerrr ... terasa oleh Joni no nok Sinta berdenyut-denyut dan menyemburkan cairan hangat membasahi kon tolnya dan menambah banjir liang no nok Sinta. Sinta telah menemukan puncak klimaksnya di pagi itu.

Akibat denyutan tersebut no nok Sinta seperti mengeyot batang kon tol Joni. Sejenak Joni menghentikan enjotan kon tolnya sambil merasakan denyutan dan empotan no nok Sinta dan begitu denyutan tersebut berhenti, Joni mencabut kon tolnya dari liang no nok Sinta dan memindahkan sasarannya ke no nok Mirna yang sedari tadi sudah pingin merasakan enjotan kon tolnya.

Joni segera menaiki tubuh Mirna. Tangan Mirna segera menggemgam kon tol Joni yang masih basah oleh cairan orgasme Sinta dan diarahkan ke permukaan no noknya yang merekah dan basah oleh air liur Sinta dan lendir no noknya sendiri. Ketika kepala kon tol Joni tepat berada di permukaan no nok Mirna, lalu Joni menekan pinggulnya ke bawah.
Bleeeeeessssss..... perlahan-lahan kepala kon tol Joni itu menerobos masuk membelah no nok Mirna.

"Uuuooww... Eessstttsss.... terus... tekan yang kuat Jooooonnn... masukin kon tolmu semua didalam no nokku..." desah Mirna dengan mata terpejam-pejam ketika merasakan gesekan kon tol Joni yang beranjak masuk secara perlahan-lahan itu.

"Uuuhhhhkhh... Aaakh.... no nokmu memang luar biasanya enaknya... Miiiiiirrr..." suara Joni seraya menekan habis kon tolnya sampai amblas semuanya terbenam didalam liang no nok Mirna. Perlahan Joni mulai menggerkan pantatnya ke atas dan ke bawah.
Croob... Creeeb... Crooob.. . Terdengar suara akibat gesekan kon tol Joni dengan dinding2 didalam liang no nok Mirna yang sudah sangat becek. Suara tersebut membuat gelora birahi mereka semakin berkobar.

Sementara Sinta yang telah pulih tenaganya, langsung mendekatkan lidahnya pada pentil susu Mirna. Seketika Mirna merasakan kenimatan pada dua bagian sekaligus. Dino noknya dia merasakan nikmat akibat enjotan kon tol Joni. Sedangkan pada susunya dia merasakan nikmat akibat lumatan mulut dan jilatan lidah Sinta di kedua pentil susunya. Mendapat dua kenimatan sekaligus tersebut membuat Mirna semakin blingsatan, goyangan pinggulnya yang mengikuti hentakan2 pantat Joni yang turun naik semakin dipercepat.

"Ooww... Eesstss. Aaww... Eesst..." erang Mirna.

Akibat goyangan pinggul Mirna yang semakin liar, kon tol Joni terasa bagai diremas-remas didalam liang no nok Mirna.

"Ooooohhhh.... sssssstttt... Aaaaaaaaaahhhhhh... empotan no nokmu nikmat banget Say..." erangan Joni merasakan nikmatnya empotan no nok Mirna.

Menghadapi serangan kon tol Joni pada no noknya dan mulut Sinta pada susunya membuat Mirna tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Ketika Joni terus menggenjot kon tolnya keluar masuk liang no noknya, saat itu pula terasa cairan hangat menyembur keluar dari liang no noknya.

"Uuuooowww.... Eesssttss.. Aaakkuuu... ke...luuuaaarrrr..." pekik Mirna.
Seerrr... Sseerrr... Ssseeerrr..... cairan orgasme Mirna menyembur dan no noknya terasa berdenyut-denyut, dan Joni merasakan di liang no nok Mirna yang masih diganjal oleh kon tolnya itu penuh oleh cairan. Mirna sudah mencapai puncak orgasmenya membuat sekujur tubuhnya menjadi lemas.

Akibat empotan no nok Mirna yang begitu nikmat itu, Joni pun merasakan sebentar lagi pejuhku akan muncrat. Joni pun makin mempercepat enjotan keluar masuk kon tolnya pada liang no nok Mirna. Sementara Mirna hanya pasrah menerima hujaman kon tol Joni yang bertubi-tubi pada liang no noknya.

” Eeeeeeesssssssttttt.... Aaaaaaaaaahhhhhh...!!!!” teriak Joni tak lama kemudian sambil menekan kuat2 kon tolnya di dalam liang no nok Mirna.
Crooott... Crooott... Crooott... pejuh hangat dan kental muncrat dari kon tol Joni. Sambil memeluk erat tubuh montok Mirna, Joni menikmati saat-saat ejakulasinya. Dan setelah beberapa kali ngecret, semburan pejuhnya pun berhenti. Dengan kon tol yang masih terbenam didalam liang no nok Mirna, Joni dan Mirna saling berciuman. Sementara itu Sinta telah merebahkan tubuhnya disebelah tubuh Mirna yang masih dihimpit oleh tubuh Joni. Sinta memeluk tubuh Joni dan Mirna, dan katika Joni mengalihkan ciumannya pada bibir Sinta, dia pun menyambutnya.

"Kamu memang laki-laki hebat Jon... kali ini aku benar2 mendapatkan kepuasan yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya... Terima kasih Sayang..." kata Sinta setelah Joni menghentikan ciumannya lalu mengecup lembut kening Joni.

”Sama-sama Sayang... akupun juga mendapat sensasi baru bersama kalian” jawab Joni.

"Kamu memang laki-laki tangguh Jon... kali ini kami berdua telah membuktikan ketangguhanmu... Luar biasa kamu dapat memuaskan kami berdua..." ujar Mirna dengan tubuh yang masih terhimpit tubuh Joni, sambil mengusap lembut kepala Joni.

"Ya, aku setuju dengan Tante” sambung Sinta.

”Aku ingin kenikmatan seperti ini terulang lagi. Kapan-kapan kalau Tante lagi pingin dien tot, aku pinjam Joni ya Sin?" pinta Mirna.

"Tentu saja boleh Tan. Atur saja, aku pun merasa kewalahan melayani nafsu Joni sendirian...” jawab Sinta.

Joni tersenyum. Dalam hatinya berkata, “Asyik kapan saja aku mau, aku bisa ngen tot dengan salah satu dari dua wanita cantik tersebut. Dan yang lebih asyik lagi aku bisa ngen tot dengan kedua wanita tersebut bersama-sama”

Kemudian Joni mencabut kon tolnya dari liang no nok Mirna serta membaringkan tubuhnya diantara Mirna dan Sinta. Sungguh hadiah Ultah yang luar biasa dari dua wanita istimewa dalam hidupnya tersebut. Dipeluknya dua bidadari cantik yang montok tersebut yang telah memberinya berjuta kenikmatan.

Ending

Sebulan setelah kejadian di pulau bidadari tersebut. Joni menyelesaikan kuliah S1 dan berhasil lulus dengan predikat “Dengan Pujian”. Dan begitu dia lulus, dia diminta bekerja di perusahaan milik ayah Sinta. Enam bulan sesudahnya, akhirnya Joni dan Sinta menikah.

Berkat ketekunan dan kerja kerasnya serta kepandaiannya, dalam waktu singkat Joni dipercaya memimpin departemen Sales and Marketing. Dibawah kepemimpinannya perusahaan meraih keuntungan yang luar biasa. Sehingga kemudian dia diangkat sebagai Direktur menggantikan Papa Sinta.

Hidup Joni yang dulu susah kini berubah serba berkecukupan. Bahkan dia bisa membangun rumah mewah untuk orang tuanya di kampung. Dan dia bisa membiayai kuliah adik2nya. Namun demikian dia dan istrinya hidup sederhana.

3 tahun sudah usia perkawinan Joni dan Sinta. Saat ini Sinta sedang mengandung anak kedua mereka. Sinta lagi hamil 3 bulan. Walaupun Joni sudah resmi menikah dengan Sinta, namun hubungannya dengan Mirna masih terus terjalin dengan sepengetahuan Sinta. Joni bagaikan memiliki dua istri yang senantiasa menuntut kepuasan seksual darinya dan dirinya harus siap memberikan kepuasan seksual bagi keduanya. Kapanpun kedua wanita itu menginginkannya, dia harus siap melayani. Begitu pula dengan kedua wanita tersebut. Kapanpun Joni menginginkannya maka mereka siap melayaninya. Baik sendiri2 atau bersama-sama. Itulah akhir petualangan birahi Joni yang telah membawa dirinya ke jenjang kesuksesan yang dialaminya.

The End.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Petualangan Birahi Joni 9 - Hadiah Ultah Yang Istimewa"

Posting Komentar