loading...

Petualangan Birahi Joni 8 - Nafsu dari Yogya

Senin pagi itu Susi menceritakan pengalaman keduanya ber¬sama Joni kepada Tina dan Tuty. Tentu sa¬ja kedua temanya itu menjadi iri. Mereka sudah mengetahui betapa perkasanya kemampuan Joni. Dan terang2an mereka ter-gila2 sama kon tol Joni.

"Eh gue kasih tahu ya, tempo hari Joni ngen toti aku lagi lho. Gilanya kita main di pantai didalam mobil Joni lagi. Eh tahu gak loe kon tol Joni rasanya makin besar aja" celoteh Susi memberitahu Tina dan Tuty kalau dirinya telah dien tot Joni lagi.

“Kok loe gak ngajak2 kita sih, Sus. Kan gue juga mau. No nok gue jadi gatal pingin dien tot kon tol Joni lagi nih. Ah aku jadi penasaran." kata Tuty.

“Gue sih kapok ah" sela Tina, "No nok gue sampai sakit akibat dien tot kon tol Joni yang gede itu. Akibatnya tiga hari aku jalan ngegang. Hampir saja ketahuan sama mami, dikiranya gue jatuh. Untung aku nggak mau disuruh ke dokter" jelas Tina

"Kamu sih keterlaluan. Ngen tot sambil nungging segala. Tentu saja no nokmu robek. Lagian udah tahu kon tol Joni segede kon tol kuda pakai gaya doggy lagi" ujar Su¬si sambil tertawa kecil.



"Tapi ngomong2 bagaimana ya dengan Sinta" tukas Tuty, "Apakah Sinta juga sama seperti kita?" tanya Tuty

"Mana aku tahu. Eh tuh Sinta" tunjuk Susi, "Sinta! Sin! Kemari sebentar!" panggil Susi.

"Ada apa?" tanya Sinta

"Tadi ada yang cari lho?" kata Susi membohong

“Siapa?" Sinta balas bertanya

"Siapa lagi kalau bukan Joni" kata Susi

"Ah, masa. Mana dia sekarang?" Sinta kembali bertanya.

"Kemana Joni tadi ya Tut?" Susi pura2 bertanya pada Tuty

"Tau tuh. Kamu tahu enggak Tin?" Tuty bertanya kepada Tina

"Aku tahu" kata Tina. "Cowok seperti Joni itunya pasti besar. Betul kan Sin?" tanya Tina sambil berbisik. Tiba2 Tina bicara yang tidak ada kaitannya dengan pertanyaan Tuty.

"Mana aku tahu!" jawab Sinta. Wajahnya membersit merah. Dia merasa tersindir akibat peristiwa malam minggu kemarin ketika Joni berusaha menyetubuhinya.

"Masa iya kamu belum tahu itunya Joni. Kamu kan sudah lama pacaran sama dia Sin" selidik Tuty.

"Memangnya ada keharusan untuk menge¬tahui itunya pacar?" tanya Sinta sengit.

"Harus sih tidak. Tapi setidaknya harus¬ mengecek. Siapa tahu pacarmu nggak punya itu. Kan berabe kalau sudah kawin nanti" kata Susi berdalih.

"Sungguh aku belum tahu!" kata Sinta te¬tap merahasiakan pengalamannya saat malam minggu kemarin, "Maksud ka¬lian apaan sih?!" kata Sinta sedikit kesal.

"Ah cuma tanya saja" kilah Susi, "Soal¬nya begini Sin. Cowok jaman sekarang sulit dipercayai. Banyak cowok menuduh ke¬pada cewek. Mereka bilang kita2 sudah pada blong alias tidak perawan. Makanya kita kaum cewek juga harus waspada kalau2 cowok kita sering memasukkan burungnya ke setiap sarang yang diinginkannya" jelas Susi

"Ah bagi aku sih tak jadi soal. Biarin sa¬ja cowok main sama orang lain. Yang penting tidak bawa penyakit. Lagian baru pacar belum jadi suami. Toh resikonya dia juga yang nanggung sendiri" jelas Sinta tak mau kalah dengan Susi.

"Jangan sok suci Sin. Aku yakin kamu pasti sudah begituan sama Joni kan? Terus terang kami juga sudah pernah mengalami sama cowok2 kami" kata Susi, “Asal loe tahu aja ya Sin, yang jelas kami bertiga sudah pernah merasakan keperkasaan kon tol Joni... Joni sungguh perkasa beruntung kamu jadi pacarnya” bisik Susi

Mendengar bisikan Susi, Sinta jadi tambah panas.

"Asal loe tahu juga ya Sus yang jelas aku memang belum pernah begituan dengan Joni!!!” jawab Sinta tegas, “Yuk ah aku mau kuliah dulu” jawab Sinta berusaha menghindar dari Susi dkknya.

Sambil jalan telinga Sinta masih terngiang perkataan Susi. Sebenarnya kalau saja trauma perkosaan dirinya dapat dia atasi tentu malam minggu kemarin dia juga dapat merasakan keperkasaan kon tol Joni. Membayangkan hal itu tiba2 no noknya menjadi basah. Ada perasaan lain dalam jiwanya.

"Kenapa aku jadi terangsang dengan omongan Susi tentang Joni ya? Ah sudahlah" ujar Sinta dalam hatinya.

Sementara itu sepeninggal Sinta, Susi dkk masih ber-tanya2 tentang pernyataan Sinta barusan yang belum pernah dien tot oleh Joni. Padahal mereka bertiga sudah merasakan keperkasaan kon tol Joni.

"Masak iya sih Sinta belum pernah dien tot oleh Joni?" gumam Susi.

"Mungkin saja Sus. Emangnya kamu, cewek yang doyan kon tol" ujar Tuty.

"Sudah2 enggak usah ribut" lerai Tina, "Yang penting kita udah lebih dulu menikmati kon tol Joni daripada Sinta. Iya toh?" lanjut Tina.

************

Sementara hari itu Joni sendiri tidak ke kampus. Tadi ketika hendak meninggalkan rumah Mirna, Mirna tiba2 datang dari luar kotanya. Rupanya Mirna datang le¬bih awal dari waktu yang direncanakannya.

"Hai Jon... Kebetulan kamu ada disini” sapa Mirna ketika berpapasan dengan Joni di teras rumahnya, “Mau kemana kamu?” tanyanya ketika melihat Joni hendak pergi.

“Ya ke kampus dong Mir. Tadi aku enggak sengaja mampir kesini, enggak tahunya kamu gak ada” kata Joni bohong padahal sudah sejak dari Sabtu malam dia berada di rumah Mirna.

“Tunggu dulu Jon, Mirna mau cerita. Yuk masuk dulu?” pinta Mirna mencegah Joni pergi. Jonipun mengikuti Mirna masuk kedalam rumah Mirna, “Sebentar ya Jon, Mirna mandi dulu biar segar” kata Mirna ketika Joni telah duduk di ruang tengah tempat dimana dia dan Joni biasa ngobrol.

“Mbak Minah tolong bikinin minum buat Joni dan siapkan juga buat saya yah?” perintah Mirna ke Minah lalu Mirna masuk kedalam kamarnya.

“Baik Non” jawab Minah. Begitu melihat majikannya masuk kedalam kamar, Minah mendekati Joni.

“Mas Joni siap2, si Non pasti minta jatah tuh. Emang ini Mas Joni masih kuat?” bisik Minah meledek nakal sambil mencolek bagian selangkangan Joni.

Joni hanya tersenyum menanggapi celoteh Minah.

Beberapa menit kemudian Mirna keluar dengan mengenakan lingerie transparan warna ungu model babydoll yang sangat sexy. Karena lingerie tersebut transparan, maka Joni dapat melihat bahwa Mirna tidak mengenakan BH sehingga susunya montok dengan pentilnya yang berwarna kecoklatan terlihat dengan jelas olehnya. Sementara itu dibagian no nok Mirna hanya tertutup G-String yang sangat mini sehingga sebagian jembutnya berhamburan keluar kesamping kanan, kiri dan atas G-Stringnya. Luar biasa sexynya Mirna, dengan lingerie tersebut semua lekak-lekuk dan bentuk tubuh Mirna yang indah itu dapat terlihat oleh Joni. Dan karena Mirna memang habis mandi, maka saat Mirna duduk disampingnya Joni dapat mencium semerbak harum tubuh Mirna yang berasal dari wangi parfum sabun mandi yang tadi dipakai Mirna. Walaupun Joni sudah sering melihat tubuh telanjang Mirna, namun setiap melihat lekak-lekuk tubuh indah Mirna selalu saja penuh pesona.

“Kok bengong gitu sih Jon, kayak gak pernah lihat tubuh Mirna aja...” ledek Mirna.

“Habis tubuhmu indah banget Mir. Lekak-lekuknya penuh pesona. Siapun yang melihat pasti melotot” puji Joni.

“Ah kamu pandai memuji. Begini Jon...” Mirna memulai ceritanya, “Gara2 waktu di Yogya setelah pesta pernikahan ponakan Mirna, semua orang pada candain pengantinnya, terutama masalah malam pertama, Mirna jadi langsung ingat sama kamu Jon. Bayanganku langsung tertuju pada kon tolmu. Semalaman Mirna gelisah terus menerus membayangkan kon tolmu. Makanya Mirna percepat kepulangan Mirna yang semula rencananya mau pakai penerbangan Sore, Mirna percepat dengan penerbangan yang paling pagi. Mirna sudah kangen banget pingin segera ketemu kamu” jelas Mirna.

“Tapi Mir, aku mau ke kampus dulu” kata Joni.

“Kamu gak ada janji dengan dosen kamu kan? Kamu temani Mirna aja disini, ya? Please jangan biarkan Mirna menderita didera gelora birahi ini?” Mirna terus memohon agar Joni dapat menemaninya sambil melendot manja.

Tangan Mirna mulai meng-elus2 kon tol Joni dari luar celananya. Karena terus menerus dirangsang maka celana Joni makin menonjol dibagian tengah selangkangannya pertanda kon tolnya mulai ngaceng. Melihat hal itu kemudian Mirna mencium bibir Joni dengan penuh nafsu. Joni membalas ciuman tersebut dengan menyedot bibir Mirna, lalu lidahnya menggelitik rongga mulut Mirna. Birahi Mirna yang sedari tadi sudah tinggi makin menggelora.

“Jon, di kamar aja yuk?” ajak Mirna. Joni yang lama tidak menikmati tubuh montok Mirna jadi terbangkit birahinya. Dia bimbing Mirna masuk kedalam kamar.
Begitu bernafsunya Mirna sehingga begitu masuk kamar ia langsung merangsak Joni.

" Ahhh Jon, Mirna udah nggak tahan nih. No nok Mirna gatal sekali pingin digaruk kon tolmu Jon..." rengek Mirna sambil menanggalkan lingerienya. Dengan hanya menarik tali dikedua pundaknya, lingerie tersebut langsung meluncur turun. Kini tinggal G-Stringnya yang tersisa namun dengan cepat G-String tersebut dia buka pula. Kemudian dalam keadaan telanjang bulat Mirna langsung melompat ke atas tem¬pat tidur dengan posisi telentang.

Joni menatap nanar berusaha menikmati lekuk2 tubuh Mirna dengan pandangan ma¬tanya. Mirna memiliki tubuh yang begitu in¬dah. Setiap lekuk tubuh montoknya senantiasa menunjukkan pesona yang mengagumkan.

"Ayo dong buka pakaianmu Jon..." pinta Mirna sambil, menguakkan pahanya, mempertunjukkan bukit no noknya yang montok dan tertutup oleh jembutnya yang hitam lebat, “Sejak di atas pesawat no nok Mirna sudah basah membayangkan kon tolmu Jon” sambung Mirna. Dengan kedua tangannya Mirna membuka celah no noknya lebar2. Terlihat no noknya telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, 1t1lnya yang nongol tampak membesar dan memerah, no noknya nampak membengkak basah akibat cairan no noknya yang terus menerus keluar menandakan birahinya sudah naik.

Melihat pemandangan yang ada di depan matanya itu Joni terperangah. Ia buru2 membuka pakaiannya kemudian melompat naik ke tempat tidur.

"Ouw Jon... sayangku... oooh...” Mirna menyambut Joni dengan pelukan mesra lalu me¬raih kon tolnya yang tegak berdenyut itu.

"Wow kamu makin besar saja sayang......” ujar Mirna se-oleh2 ngajak bicara kon tol Joni. Tangannya terus mem-belai2 kon tol Joni, “Oooooh... no nokkku kangen banget sama kamu" lanjutnya.

"No nok kamu juga indah. Bibirnya tebal dan jembutnya lebat. Bikin nafsu aja kalau lihat" kata Joni sambil meng-usap2 bukit no nok Mirna dan mem-belai2 jembutnya. Mirna memejamkan mata menikmati elusan dan belaian tangan Joni.

"Kamu tahu gak Jon. Kon tol macam inilah yang membuat aku ter-gila2" kata Mirna sambil terus membelai batang kon tol Joni yang semakin tegak dan keras.

"Bibir no nokmu yang tembem dan jepitan no nokmu yang erat juga bikin aku ketagihan” kata Joni, “Dan jembutmu yang rimbun menandakan kamu wanita hangat. Kata temen2 Joni, cewek yang jembutnya rimbun napsunya besar banget, dirangsang sebentar aja udah siap dien tot dan kalau dien tot pinginnya lagi dan lagi tidak cukup hanya sekali”," kata Joni.

"Ah kamu bisa saja" kata Mirna tersenyum malu. Dan kenyataannya memang nafsu sexnya cukup tinggi.

"Kok ini belum di-apa2in sudah basah begini" kata Joni ketika tangannya merasakan basahnya no nok Mirna.

"Aku dah nafsu banget Jon, pingin segera dien tot sama kon tolmu yang gede ini" jelas Mirna.

Mirna merangkul Joni. Wajah mereka begitu berdekatan, Mirna merasakan nafas yang keluar dari hidung Joni menerpa wajahnya, dengan lembut Joni lalu melumat bibir Mirna. Mirna menikmati ciuman dan isepan bibir Joni pada bibirnya, dia merasakan getaran aneh yang mengalir saat bibirnya tersentuh oleh bibir Joni, matanya terpejam mulutnya sedikit terbuka. Lidah Jonipun menari dengan lincah, masuk ke dalam mulut Mirna dan menjelajahi rongga mulutnya.

"Mmmhh... sslleepp... mmmhh... sssshhhhh..." Mirna seolah tak mau kalah dengan Joni. Lidahnya ikut menari mengimbangi lidah Joni.

Joni melanjutkan aksinya dengan melumat seluruh bibir Mirna, lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulut Mirna, kemudian lidahnya menari didalam rongga mulut Mirna, Mirna membalas dengan menyentuhkan lidahnya kelidah Joni, lidah mereka menari bersentuhan didalam rongga mulut Mirna.

Sambil tetap mencumbu mulut Mirna, tangan Joni per-lahan2 mulai me-remas2 kedua susu Mirna, sesekali ia pilin2 dengan lembut kedua pentilnya.

“Hhhmpp... ssshhh... oohh Joooonnn...” desah Mirna merasakan nikmatnya sentuhan dan remasan tangan Joni di kedua susunya.

Aksi Joni semakin menjadi, ia tahu bahwa Mirna sudah dikuasai nafsu birahinya. Ciuman Joni berpindah ke leher Mirna, membuat Mirna semakin menggeliat. Lalu turun kearah dada Mirna, dengan lembut pentil susu kanan Mirna dikecup oleh Joni, dilanjutkan dengan jilatan2 dipentil tersebut dan kadang2 di-isep2nya susu Mirna. Saat Tangan kanan Joni aktif dengan remasan dan pilinan disusu dan pentil sebelah kiri Mirna, tangan kanannya mulai meluncur kearah selangkangan Mirna. Terasa oleh Joni no nok Mirna sudah sangat basah. Jemari Joni meng-gesek2 1t1l Mirna dengan lembut, kombinasi aksi yang dilakukan Joni membuat Mirna semakin mendesah, rintihan nikmatnya meluncur tanpa henti dari mulut Mirna.

“Ooooohh... enak... terus... kamu makin pintar say... ooooohh... puaskan aku say... ssssshhhh... aaaaahhh...” rintih Mirna.

Per-lahan2 ciuman Joni mulai merambat turun, saat bibirnya sampai diselangkangan Mirna, dengan lembut ditariknya pantat Mirna menuju tepi ranjang dan setelah itu ia turun dari ranjang dan jongkok dengan wajahnya tepat menghadap no nok Mirna. Diregangkan kedua kaki Mirna lebar2 lalu Jonipun mulai mejilati 1t1l Mirna. Sesekali 1t1l tersebut di-isep2 dengan lembut. Dua jari tangan kanan Joni dimasukkannya kedalam rongga no nok Mirna dengan perlahan, Mirna melenguh akibat aksi yang dilakukan oleh mulut dan tangan Joni pada 1t1l dan no noknya.

“Ssssshhhh... oooohhh... say, nikmat sekali... terus sayang isep 1t1lku... yah begitu... sssshhhh... ooohhh...” lenguh Mirna, merasakan nikmat yang luar biasa, “Yach... terus say... ooooh enak say... terus say...” kembali Mirna melenguh saat Joni mulai mengocok no noknya dengan kedua jari tangannya dan meng-isep2 1t1lnya.

Gerakan tangan Joni yang keluar masuk di no nok Mirna semakin menjadi, kadang2 ia putar2 jari tangannya dan kadang2 ia pijat2 dinding no nok Mirna dengan jari tangannya, sementara tangannya beraksi mulut Joni tidak henti2nya menjilati dan meng-isep2 1t1l Mirna.

“Ssssssshhhhh... oooooh saaaaayyyy... aku gak tahan lagi say... aku mau keluar... sssssshhhh... ooooohhh... nikmaat sekalii... aaaaahhhh... saaaayyy... aaku keluaaaaaaar!!!” Mirna mengerang saat ia mencapai orgasmenya.

Ssserrrrr... sseerrrr... ssseeerrrr... tubuh Mirna mengejang dan me-ngejut2 saat no noknya mengeluarkan cairan orgasmenya, sementara tangannya meraih kepala Joni dan menekan kepala Joni kuat2 kearah no noknya, pantatnya me-ngejut2 seirama dengan no noknya yang menyemburkan cairan orgasmenya. Saat menyemburkan cairannya, dinding no nok Mirna ber-kedut2 dan itu dirasakan oleh jari tangan Joni. Jonipun merasakan jari tangannya disiram oleh hangatnya cairan orgasme Mirna, dan cairan itu mulai mengalir keluar lewat jari tangan Joni. Cairan tersebut meleleh keluar no nok Mirna yang kemudian Joni jilati hingga semburan itu berhenti.

"Enak say?" tanya Joni sambil bangkit berdiri.

"Ooooh saaaaayyy enak sekali... Ssssshhhhh... aaaaaahhhh...” erang Mirna.

Joni menarik tubuh Mirna ketengah ranjang, lalu diapun berbaring disamping tubuh Mirna. Mirna kembali mengurut dan mengocok kon tol Joni yang semakin tegang dan keras.

"Ooooohhh... Joooonnn... sekarang Joooon... masukin kon tolmu sayang... puaskan aku dengan kon tolmu sayang" Mirna merengek minta agar Joni segera merojok no noknya dengan kon tolnya yang gede itu. Sejak tadi no noknya sudah sangat gatal pingin digaruk pakai kon tol Joni. Namun Joni malah mengerjai no noknya dengan tangan dan mulutnya.

Joni mengangkangi tubuh Mirna. Kon tolnya mengacung di atas perut Mirna.

"Ayo say... masukkan kon tolmu say... masukkan...!!!" pinta Mirna.

Tangannya menarik kon tol Joni yang mengacung di atas perutnya. Dibimbingnya kon tol Joni menuju bukit no noknya dan diletakkannya kepala kon tol Joni tersebut dicelah no noknya. Tanpa disuruh lagi Joni langsung menekan kuat2 pantatnya hingga kon tolnya yang hangat itu am¬blas di liang no nok Mirna disertai jeritan Mirna yang keenakan.

"Ooooooohhhh... sayaaaang... nikmat sekali say..." erang Mirna. Pantatnya terangkat naik. Secara refleks langsung bergoyang ke kiri dan ke kanan. Ketika Joni menekan kon tolnya lebih dalam lagi, kon tol Joni dirasakan mentok di dasar no noknya menyentuh ¬dinding rahimnya.

No nok Mirna ber-denyut2 membuat batang kon tol Joni laksana di-urut2.

“Ouuughhhhh... saaaayyy... empotan no nok kamu kenceng banget... nikmat banget kon tolku diempot sama no nok kamu... Oughh... enaaaakkkkk sssekkaaaaallliiii ssssshhhhh... oooohhhh...” Jonipun mengerang merasakan nikmatnya empotan no nok Mirna pada kon tolnya. Kini Joni memejamkan matanya menikmati kedutan2 dinding liang no nok Mirna. Lalu kemudian Joni mulai mengenjot kon tolnya kembali di dalam liang no nok Mirna.

"Ooooohhh... ssssshhhhh... say enak sekali... tekan lebih keras lagi say... Iyyaa... terus... yaahh gituu... aduuhh saaaaayy... sssssshhhh...” Mirna mengerang, menjerit, mengerang merasakan enjotan kon tol Joni didalam liang no noknya.

Joni me¬nekan kon tolnya lebih dalam lagi diliang no nok Mirna kemudian me-mutar2 kon tolnya didalam no nok Mirna sehingga membuat sen-tuhan nikmat pada dinding liang no nok Mirna. Joni menaik turunkan pantatnya sehingga kon tolnya keluar masuk liang no nok Mirna. Ketika itulah terdengar bunyi cplek... cplek... cplek... akibat tumbukan kon tol Joni diliang no nok Mirna yang sudah banjir dengan cairan birahinya.

"Ooooohhhhh... ssssshhhh... eeeeenaaaaak saaaaayyy...” rintih Mirna.

Joni terus memacu birahinya bersama Mirna. Enjotan kon tolnya makin lama makin cepat dan iramanya semakin tidak teratur.

“Ssssshhhhh.. saaaayy... aku mau... ssssshhhhh... keluuuaaaaar sayang... terus enjot yang kuat!!! Saaaaay...!!!“ teriak Mirna dengan semakin cepat dan liar me-mutar2 dan meng-goyang2kan pantanya, Joni mengimbangi dengan mengenjotkan kon tolnya kuat2 dan mempercepat keluar masuk kon tolnya dalam liang no nok Mirna.

“Keluarkan saja... say...“ kata Joni sambil terus mengenjot kon tolnya. Tubuh Mirna menengang sangat kaku, diangkatnya pantatnya tinggi2 sehingga tubuhnya melengkung seperti busur panah

“Ssshhh... aaahhh... say aku.... sssshhh... oooooh... keluuuaaaaarrr... aaaaahhhhh...!!!!“ teriak Mirna dengan membusungkan dadanya dan segera Joni remas kedua susu Mirna untuk memaksimalkan orgasmenya yang kedua. Tubuh Mirna mengejan ber-kali2. Tubuhnya menegang dengan kakunya lalu kemudian lemas dalam pelukan Joni.

Serrrr... seeerrr... seerrr... no nok Mirna menyemburkan cairan orgasmenya dan no noknya terasa ber-kedut2 kencang menambah kenikmatan pada kon tol Joni.

Melihat Mirna telah mendapatkan orgasmenya, Joni semakin memacu enjotannya didalam liang no nok Mirna. Enjotannya semakin liar. Joni mulai merasakan bahwa pejunya telah terkumpul di ujung kon tolnya. Dia merasakan sebentar lagi akan mencapai puncak kenikmatannya.

“Ooohhh... ssssshhhhh... aku keluaaaar jugaaa sayang... ssssshhhhh... aaaahhhh... enaaak sayang... ssssshhhhh... aaaaahhhhh...!!!” Joni mengerang dan menekan dalam2 kon tolnya kedalam liang no nok Mirna

Cccrroooott... crooottt... ccrooott... ccrooooott... kon tol Joni menyemburkan pejunya didalam liang no nok Mirna. Tubuh Joni me-ngejut2 di tas tubuh Mirna seirama dengan muntahnya pejunya, nafas Joni terdengar memburu. Tak lama setelah tetes terakhir peju Joni menetes dari kon tolnya, Joni menjatuhkan tubuhnya disamping Mirna.

Setelah badai nafsu mereka mereda, Mirna beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan no noknya dari sisa2 peju Joni dan cairan orgasmenya sendiri. Selesai membersihkan diri, Mirna menuju ke dapur menyiapkan minuman dan makanan khusus buat menjaga stamina Joni. Karena Mirna masih menginginkan persetubuhan dengan Joni lagi. Namun karena dia baru saja melakukan perjalanan dari luar kota, setelah dua kali mendapatkan orgasmenya, Mirna minta istirhat barang sejenak.

Sesampainya di dapur, Mirna terkejut karena ternyata Minah telah menyiapkan segelas susu hangat dan 2 butir telur rebus setengah matang. Mirna memandang kearah Minah yang senyum2 penuh arti.

“Makasih Min, sebenarnya aku mau buatkan susu dan telur setengah matang buat Joni. Ternyata keduluan sama kamu...” kata Mirna kemudian kembali menghampiri Joni dengan membawa 2 butir telur setengah matang dan segelas susu hangat yang telah disiapkan Minah.

“Ini untuk ganti staminamu Jon. Biar tetap fit. Aku masih pingin dien tot lagi sama kon tol kamu” kata Mirna, “Tapi kasih Mirna istirahat sebentar ya sayang...” pinta Mirna. Joni memakan telur setengah matang yang diberikan oleh Mirna. Kemudian diminumnya segelas susu hangat. Sementara Joni melakukan itu semua, Mirna tidur2an disamping Joni. Setelah merasakan staminanya pulih kembali, Mirna mulai mengocok kon tol Joni.

"Say, dah bangun lagi nih. Tambah keras" kata Mirna.

Joni telah selesai makan telur dan minum susu dari Mirna, setelah menyimpan bekas tempat telur dan susu. Joni kembali menghampiri Mirna yang sedang tiduran dengan posisi telentang. Kemudian dia ikut merebahkan tubuhnya disamping Mirna. Mirna mendekatkan mulutnya pada kon tol Joni. Mirna menciumi kon tol Joni dan mengisep daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya.

"Aah saaaay... sungguh niiiikkmaat emutanmu... ssssshhhhh... ooohhh... saying..." erang Joni. Kon tolnya Mirna jilati seluruhnya kemudian dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan di-isep2. Kepala Mirna meng-angguk2 mengeluar masukkan kon tol Joni di mulutnya. Mirna makin terangsang saat mengemut kon tol besar Joni.

“Oooooh kon tolku... sungguh nikmat kamu ini... sluuurp... sluurp...” bisik Mirna sambil terus menciumi kon tol Joni tersebut. Lalu dijilati dan dikulum bagai menggelomoh permen lolypop.

Mata Joni ter-pejam2. Ha¬ngatnya mulut Mirna terasa di kon tolnya dan itu merupakan kenikmatan baginya. Dibiarkan Mirna meng¬gelomoh kon tolnya dengan penuh birahi. Detik demi detik tak ada yang dilewat¬kan. Setiap detik bagi mereka diisi dengan pa¬cuan birahi.

Sambil menikmati kon tolnya dikulum mulut Mirna, Joni menarik pantat Mirna. Mirnapun paham bahwa Joni juga ingin merasakan no noknya, maka segera Mirna mengubah posisi. Mirna naik keatas tubuh Joni dan no noknya pas dihadapan mulut Joni agar Joni mudah mempermainkan no noknya dengan lidah dan mulutnya.

Joni mulai menjilati no nok Mirna. Mula2 dijilatinya jembut Mirna yang sudah basah oleh lender yang keluar dari no noknya, kemudian disibaknya jembut yang menutupi bibir no nok Mirna tersebut sehingga lidah Joni dapat menjilati bibir dalam no nok Mirna. Mirnapun menekan pantatnya sehingga muka Joni menempel ketat di permukaan no nok Mirna.

“Jembutmu lebat sekali sayangi... aku suka jembut yang lebat gini... hhhhmmmm...” kata Joni sambil terus memainkan lidahnya di no nok Mirna. Memang Joni termasuk tipe cowok yang sangat menyukai jembut cewek yang lebat.

“ssllruppp... hhhmmmhhh... aaaagghhhh... sssshhsss... sssllrrpppp... ooohhh Sayang... kamu... ssllruppp... pinter banget... ssllruppp... hhhmmmhhh... ngerangsang aku...!!! ssllruppp... ssllruppp...” Mirna mengerang sambil me-ngulum2 kon tol Joni tatkala jari Joni mulai menggelitik 1t1lnya. Sementara lidah Joni terus menjilati no noknya, sesekali jari Joni dimasukkan kedalam liang no noknya yang sudah sangat basah.

Jonipun semakin bernafsu menjilati no nok Mirna. Disedotnya liang no nok Mirna kuat2.

Sruuuuttt...... sruuuuttt...... Joni menyedot lendir yang keluar dari no nok Mirna masuk kedalam mulutnya dan dia gelitik terus no nok Mirna sehingga cairan no nok Mirna semakin banyak keluar dan disedotnya terus cairan itu masuk kemulutnya.

Joni semakin lebar merenggangkan paha Mirna dan disibakannya jembut Mirna yang lebat itu sehingga dia dapat dengan leluasa menjilati 1t1l Mirna. 1t1l Mirna, Joni gigit2 dan tarik2 dengan bibirnya. Mirna sangat terangsang sekali dengan permainan mulut Joni di daerah no noknya, apalagi pahanya sekarang dibuka lebar2 dan selangkangan Mirna antara anus dan no noknya digosok terus dengan jari2 Joni dan kadang2 Joni jilati. Begitu 1t1l Mirna digetarkan dengan ujung lidah Joni yang bergerak begitu cepat sebetar kemudian Mirna berontak, pantatnya semakin kuat sehingga no noknya menempel erat sekali dimulut Joni sambil menggesek2kan no noknya ke mulut Joni dengan liar.

”Aauuuuhhh... Sayang...!!! Buruan masukin kon tolmu di no nok Mirna..... Aku sudah nggak tahan...” pinta Mirna sambil melepas kon tol Joni dari mulutnya dan menarik pantatnya dari muka Joni. Mirna mengangkat pantatnya sehingga posisinya jadi nungging. Rupanya Mirna ingin dien tot lewat belakang. Joni segera memposisikan tubuhnya dibelakang Mirna. Joni mengatur posisi pantat Mirna agar posisi no noknya sejajar dengan kon tolnya. Setelah posisinya pas, Joni tidak langsung menyodokkan kon tolnya tapi justru dipeluknya tubuh Mirna dari belakang. Tangan kanannya me-remas2 susu Mirna dan me-milin2 pentilnya sedangkan tangan kirinya meng-gosok2 1t1l Mirna. Kon tol Joni yang sudah sangat tegang dan keras itu menempel diantara paha Mirna.

“Aoukh... Sayang! Ayo masukin lagi kon tolmu Say... Aku pingin kon tolmu!” pinta Mirna sambil tangannya menggenggam batang kon tol Joni dan mengarahkannya ke liang no noknya. Sebentar kemudian kepala kon tol Joni mulai membelah bibir no noknya...
Tiba2 pesawat telepon diatas meja berdering. Joni menghentikan sodokannya,

“Ayo sayang sodokkan kon tolmu, jangan hiraukan dering telepon itu. Toh diluar ada Minah...” jelas Mirna meminta Joni menyodokkan kon tolnya. Joni menuruti keinginan Mirna dan dengan hentakkan yang kuat dari Joni dan dorongan pantat Mirna kebelakang maka semua batang kon tol Joni amblas ditelan no nok Mirna.

Sementara itu diluar Minah mengangkat pesawat telepon tersebut.

"Hallo. Dengan rumah Tante Mirna?" tanya suara wanita dari ujung sana.

"Betul. Dengan siapa ya?" tanya Minah

"Dengan Sinta, Bi” jawab wanita diujung sana.

“Ooo Non Sinta...” kata Minah

"Tante Mirnanya ada, Bi?" tanya Sinta lagi

"Ada Non, tapi sedang eng... sedang istirahat" ujar Minah berbohong, "Ada pesan?" tanyanya.

"Bi, bilang sama Tante Mirna aku mau pinjam mobil. Mobilku tadi pagi tiba2 mogok” kata Sinta, “Saya lagi di kampus sebentar lagi aku akan kesana mau ambil mobil Tante” lanjut Sinta sam¬bil menutup hubungan teleponnya.

Minah menuju kamar majikannya untuk memberitahu pesan dari keponakannya. Begitu tiba di depan pintu kamar majikannya, Minah kaget melihat pintu kamar majikannya ternyata tidak tertutup rapat sehingga dari tempat dia berdiri dia dapat melihat dengan jelas majikannya sedang dien tot oleh Joni. Minah melihat majikannya nungging dan Joni ngen toti majikannya tersebut dari belakang. Minah jadi terpaku melihat pemandangan tersebut. Jantungnya berdegub kencang melihat adegan persetubuhan majikannya dengan Joni.

Minah kebingungan. Kalau dia memberi tahu majikannya, dia takut mengganggu majikannya yang sedang menikmati en totan Joni. Namun disisi lain sebentar lagi Keponakan majikannya akan datang. Ditengah kebingungannya tiba2 bel pintu berbunyi. Minah kaget, karena itu tandanya keponakan majikannya sudah ada di depan pintu rumah majikannya. Minah bergegas meninggalkan kamar majikannya berlari menuju pintu depan.

“Eh Non Sinta, silakan masuk Non” Minah mengajak Sinta masuk kedalam rumah.

“Bi, kok mobil temen Sinta ada disini ya?” tanya Sinta penuh selidik. Dia merasa heran kenapa mobil Joni ada di rumah Tantenya. Memang kemarin setelah Hardi selesai memakai mobilnya Joni minta Hardi mengantarkan mobilnya ke rumah Mirna karena saat itu ia sedang asyik ngen toti Minah.

“Eng... anu Non... anu... eng...” Minah kebingungan menjawab pertanyaan Sinta.

Belum terjawab pertanyaannya tentang mobil Joni, Sinta kembali bertanya,

“Lalu mobil Tante dimana?” tanya Sinta.

“Ada Non masih di garasi. Kuncinya ditempat biasa, Non” jawab Mirna.

Sinta berjalan hendak mengambil kunci mobil sebelum ke garasi, namun begitu melewati kamar Tantenya, Sinta mendengar suara erangan Tantenya. Terdengar olehnya Tantenya sedang me-rintih2 dan mengerang. Penasaran dengan bunyi suara tersebut, iapun mendekati kamar Tantenya.

“Hah Tante!!!!!” jerit Sinta lirih kaget melihat Tantenya dalam keadaan nungging sedang dien tot oleh seorang pemuda. Dan betapa kagetnya dia saat dia lebih mendekat ke kamar tersebut. Ternyata pemuda yang sedang mengen toti Tantenya adalah Joni pacarnya.

Hati Sinta panas terbakar rasa emosi menyaksikan pacarnya sedang menyetubuhi Tantenya. Namun dia juga tidak dapat memungkiri kenyataan kalau dirinya juga terangsang melihat aksi kedua manusia di dalam kamar tersebut yang sedang berpacu dalam birahi, gelora birahinya mulai naik, yang tadinya dia ingin cepat meninggalkan tempat itu, sekarang dia malah berusaha menikmati pemandangan yang ada didalam kamar tersebut.

Karena seringnya Joni ngen tot dengan beberapa cewek akhir2 ini, membuat dia semakin berpengalaman dalam hal sex. Gerakannya kini cukup bervariasi. Terkadang kon tolnya maju mundur dengan lembut didalam no nok Mirna. Terkadang kon tolnya dengan penuh tenaga menghujam liang no nok Mirna. Sesekali Joni memeluk Mirna dengan erat. Tangan kanannya meremas susu Mirna dan me-milin2 pentilnya sedangkan tangan kirinya meng-gosok2 1til Mirna.

Mirna mengimbanginya dengan me-mutar2 pinggulnya. Dan gerakan2 yang sedemikian rupa sehingga liang no noknya yang sempit mampu meng-urut2 batang kon tol Joni.

“Aoukh...... say... enak sayang......sssshhhh... aaaaahhhh... kepala kon tolku seperti di-sedot2 dalam no nokmu... sssshhhh... aaaaahhhh......” Joni men-desah2. Mirna tahu Joni tengah merasakan nikmat yang luar biasa. Mirna senang bisa memberikan kepuasan kepada Joni.

Cairan pelumas no nok Mirna terus keluar seiring semakin tingginya gelora nafsu birahinya membuat liang no noknya makin becek. Hal itu membuat gerakan batang kon tol Joni jadi semakin lancar memompa liang no nok Mirna yang sudah terasa becek itu, sehingga terdengar bunyi crek... crak... crek... crak... dari gesekan antara kon tol Joni dengan liang no nok Mirna. Bunyi tersebut semakin membuat Joni bersemangat memompa kon tolnya didalam liang no nok Mirna. Joni semakin cepat mengeluar-masukkan kon tolnya dalam no nok Mirna. Mirna mengimbanginya dengan menyodokan pantatnya kebelakang menyambut sodokan kon tol Joni. Joni mendiamkan kon tolnya didalam liang no nok Mirna kemudian dia putar2 kon tolnya.

"Sssshhhh...... ooooohh...... Kon tolmu uenak say... besar dan ujungnya terasa ber-denyut2 seperti hidup. Bagian dalam no nokku jadi terasa gatal. Pingin digaruk kon tolmu... sssshhhh... ooooohhhhh...” erang Mirna,

Sementara itu perasaan Sinta semakin tidak karuan melihat adegan didalam kamar yang semakin hot. Ditambah lagi dengan erangan dan rintihan Tante dan Joni pacarnnya dan juga bunyi decak yang dihasilkan dari pertemuan antara kon tol Joni dengan no nok Tantenya yang becek membuat dia semakain terangsang. Sinta teringat akan kejadian malam Minggu kemarin.

“Aaaaaahhhh... seandainya malam Minggu kemarin aku dapat menghapus ingatanku tentang peristiwa buruk yang lalu, pasti aku juga sudah menikmati kon tol Joni yang besar tersebut. Aaaaaaaahhhhh......” batin Sinta. Jantungnya berdegub kencang dan tanpa sadar dia mulai meng-elus2 susunya dan tangan satunya meng-gosok2 no noknya. Ketika dia mencoba meraba CDnya, CD tersebut sudah sangat basah dan lengket oleh cairan birahinya,

“Ah kenapa aku jadi terangsang begini...” umpat Sinta dalam hati.

Didalam kamar, Joni masih terus mengen toti no nok Mirna dengan kon tol yang gede itu.

"Enak say......!?" tanya Joni sambil terus menggoyang pantatnya maju mundur sambil memegang susu Mirna.

"Sssshhhhh... oooohhhh... Enak banget say... ooooohhhhh... Kamu bener2 hebat dan pandai sekali membuat aku keenakan. Aku sampai kuwalahan banget say......sssshhhh... ooooohhhh..." sahut Mirna sambil ter-engah2 kenikmatan.

"Mau terus begini say...? sepanjang hari kuat...?" goda Joni sambil memutarkan goyangan pantatnya.

"Oooooh say... Mau sekali say... ssssshhhhh... aaaaahhhhh..." jawab Mirna sambil menengok kearah Joni. Dan saat Joni menengok akan melumat bibir Mirna, Joni dapat melihat Sinta yang berdiri didepan pintu kamar memandang kearah mereka berdua. Tangan kiri Sinta tampak me-remas2 susunya dan tangan kanannya meng-gosok2 no noknya. Reflek Joni memnyebut nama Sinta,

“Sinta...???!!!” teriak Joni. Mirna pun mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar. Dia tak kalah kagetnya melihat keponakannya berada didepan pintu kamarnya menyaksikan dia sedang dien tot.

Begitu kepergok oleh Tantenya dan Joni pacarnya kalau dia sedang melihat dan menikmati persetubuhan mereka, Sinta bergegas meninggalkan tempat tersebut. Sementara itu Joni hendak mencabut kon tolnya dan mengejar Sinta, namun Mirna mencegahnya,

“Sssstt... aaaaahhh say... Jangan dicabut dulu terus say... goyang lagi kon tolmu say... tusuk no nokku dengan kon tolmu say...... sssshhhhh.... Aku... aku... hampir keluaaaaaar... ssssshh... aaaaahhhhh..." Mirna me-rintih2 dan menahan pantat Joni agar kon tol Joni tetap ngen toti no noknya.

Jonipun merasa tanggung untuk menyudahi persetubuhan tersebut akhirnya dia batal mencabut kon tolnya dan semakin meningkatkan tempo enjotan kon tolnya pada no nok Mirna.

“Aku juga...... teruussh say... sssshhhh... oooohhh... kau pintar sekali... putar terus... sssshhhhh... aaaaaahh... sayang!!! A... ak... kuuuu keluuuaaaarrr sayang!!! Sssssshhhhhh... aaaaaahhhh...!!!” teriak Joni. Joni menghentakkan pantatnya kuat2. Tanpa ampun lagi seluruh kon tol Joni yang besar itu pun amblas se-dalam2nya di liang no nok Mirna.

Crot...... croott...... crooottt...... peju Joni menyemprot didalam no nok Mirna.

Hujaman kon tol dan semburan peju Joni didalam no nok Mirna mendatangkan kenikmatan yang luar biasa bagi Mirna. Seketika dia menjerit.

"Aaaaaaahhhhhh... sayaaaaaaaang!!! Sssssshhhhhh... aaaaaahhhhh... Aku juga keluuuuaaaaaar!!! Sssssshhhhhh... aaaaaaaahhhh...!!!" Mirna menjerit dan mengerang. Tubuhnya kejang dan merenggang. Tangannya mencengkeran seprai kuat2 dan,

Serr...... seerr...... seeerrr...... cairan mani Mirna pun ber-gumpal2 keluar, bercampur dengan peju Joni yang menyemprot di dalam liang no noknya. Begitu banyaknya cairan tersebut sampai menetes keluar dari no nok Mirna.

Mirna tak bisa menguasai diri lagi. Joni mendorong tubuh Mirna hingga posisi Mirna jadi menelungkup di atas ranjang membelakanginya. Dengan kon tol yang masih menancap di no nok Mirna, Joni memeluk Mirna dengan mesra. Sementara tubuh Mirna menggelepar dengan mata ter-pejam2 menikmati puncak orgasmenya.

Tiba2 Joni dan Mirna teringat akan Sinta,

“Sinta......???!!!” kata Joni dan Mirna hampir bersamaan.

Bergegas mereka memakai kembali pakaian masing2 lalu mencari Sinta.

“Non Sinta sudah pulang, Non...” kata Minah pada majikannya yang lagi kebingungan mencari Sinta.

Dengan pandangan kecewa Mirna dan Joni akhirnya kembali keruang tengah. Mereka duduk dan saling diam. Tak lama kemudian Minah membawa dua gelas teh manis hangat dan sepiring wingko oleh2 yang tadi dibawa oleh Mirna.

“Maafkan Minah Non. Tadi Minah bingung. Mau ngasih tahu ke Non kalau Non Sinta akan datang mau pinjam mobil Non katanya. Tapi Minah takut ganggu Non” kata Minah.

“Gak apa2 Mbak. Semuanya sudah terjadi... Lagian bukan salah Mbak kok” balas Mirna.

Pandangan Mirna beralih ke Joni,

“Jon, kamu kenal Sinta? Atau jangan2 Sinta yang pernah kamu ceritakan dulu itu Sinta keponakanku yang melihat kejadian kita dikamar tadi?” tanya Mirna ke Joni.

“Sori Mir, kamu benar. Ya Sinta keponakanmu itu pacar saya yang pernah aku ceritakan ke kamu...” jawab Joni, “Aku mencintai Sinta bukan karena Sinta anak orang kaya. Tapi aku mencintai Sinta karena selama ini jauh sebelum keadaan aku seperti ini, Sintalah satu2nya orang yang selalu mengasih aku semangat hingga akhirnya aku menjadi percaya diri menghadapi semua cibiran temen2 di kampus” jelas Joni.

Mirna memandang kearah Joni, “Kamu masih mencintai dia?” tanya Mirna.

“Sampai saat ini aku masih sangat mencintai dia. Walaupun aku pernah kecewa karena dia tidak mau diajak bercumbu seperti kebanyakan cewek2 yang lain” jawab Joni.

“Walaupun kamu tahu apa yang telah terjadi pada Sinta?” lanjut Mirna.

“Apapun keadaan Sinta, aku tetap mencintai dia. Aku sangat menyayangi dia” tegas Joni, “Memangnya ada apa dengan Sinta?” tanya Joni.

“Aku paham kalau Sinta menolak kamu ajak bercumbu seperti kamu mencumbu diriku. Rupanya dia masih belum dapat menghilangkan trauma akibat peristiwa yang dialaminya” jawab Mirna, “Okelah aku akan ceritakan semuanya tentang Sinta kepadamu, karena kamu memang mencintai dia apa adanya. Namun aku mohon setelah kamu tahu semuanya, kamu tetap mencintai dia dan jangan sakiti dan tinggalkan dia” jawab Mirna, “Janji Jon???” lanjut Mirna.

“Jangan khawatir Mir, Oke aku janji aku tetatp mencintai Sinta apapun yang pernah terjadi dengannya” jawab Joni menyakinkan Mirna. Mirna percaya dengan ucapan Joni, maka iapun mulai menceritakan masa lalu Sinta kepada Joni.

“4 tahun yang lalu Sinta pernah mengalami perkosaan. Akibat dari peristiwa itu selama hampir 1 tahun Sinta mengalami ketakutan setiap bertemu laki2. Setelah menjalani terapi secara rutin akhirnya dia dapat mengatasi semua itu. Namun rupanya dia masih belum 100% dapat menghilangkan trauma akibat peristiwa yang dialaminya. Aku baru tahu dari cerita kamu kalau ternyata Sinta masih trauma saat dia sedang dicumbu oleh cowok walaupun itu pacarnya sendiri” jelas Mirna.

“Pantesan saat malam Minggu kemarin dia sangat ketakutan sekali. Saat sedang enak2nya bercumbu tiba2 Sinta mendorongku dan menolakku dengan keras” kata Joni

“Pantesan kamu jadi ganas gitu...” goda Mirna, “Rupanya malam minggu kemarin hasratmu tidak tersalurkan rupanya” sambung Mirna.

Joni hanya tersenyum menanggapi ledekan Mirna.

“Siapa bilang tidak tersalurkan, kamu belum tahu aja kalau dari malam Minggu sampai Senin pagi tadi aku habis2an menyetubuhi Minah” batin Joni.

“Gimana Jon, apakah kamu masih mau mencitai Sinta setelah tahu bahwa Sinta pernah diperkosa?” jawab Mirna membuyarkan lamunannya.

“Tidak ada manusia yang sempurna, Mir” jawab Joni, lalu lanjutnya, “Pantaskah aku menuntut Sinta harus perawan sementara akupun juga sudah tidak perjaka lagi? Rasanya sungguh tidak adil bagi Sinta. Toh dia mengalami semua itu bukan karena kemauannya sendiri. Rasanya aku jadi semakin cinta dan semakin ingin lebih menyayangi dia”

Mirna tahu bahwa jawaban Joni tidak berbohong yang hanya menyenangkan dirinya sebagai Tantenya. Dia jadi merasa bersalah terhadap keponakannya tersebut. Dia telah merebut Joni pacar keponakannya. Walaupun tidak sepenuhnya dia merebut Joni. Hubungannya dengan Joni hanya sebatas pemenuhan kebutuhan seksual saja walaupun akhirnya dalam dirinya berkembang benih2 rasa sayang kepada Joni. Dia harus dapat mencegah rasa itu sekarang.

“Okelah Jon. Aku minta kamu jangan ketemu dengan Sinta dulu sebelum aku menjelaskan semua yang barusan terjadinya antara aku dan kamu pada Sinta. Ntar setelah semuanya beres aku akan kabari kamu. Oke sayang?” pinta Mirna.

“Makasih juga Mir... Aku berharap semuanya cepat selesai” kata Joni.

Akhirnya mereka berdua menikmati teh manis dan wingko yang dihidangkan oleh Minah. Setelah itu Jonipun pamit kepada Mirna untuk kembali ketempat kosnya.

End Bagian 8.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Petualangan Birahi Joni 8 - Nafsu dari Yogya"

Posting Komentar