5 Tips Buat Kamu yang Bingung “Apakah Ini Saatnya Mengajak Pasangan Menikah?”
Siapa di antara kamu yang saat ini tengah menjalin hubungan asmara dengan seseorang? Pertanyaan selanjutnya, sudah berapa lama hubungan yang kamu jalani tersebut? Pasti kamu lantas bertanya tanya, apa sebenarnya maksud dari pertanyaan yang terakhir?
Sebelum menjawab pertanyaan kamu itu, ada hal yang harus kamu ketahui terlebih dahulu. Hal yang dimaksud adalah tentang pacaran itu sendiri. Meski sekarang banyak yang katanya menjalani “pacaran”, namun benarkah kamu tahu arti dari pacaran itu sebenarnya.
Pacaran sesungguhnya dapat diartikan sebagai suatu proses perkenalan dua insan manusia, laki-laki dan perempuan. Tujuannya tentu untuk saling mengenal diri masing-masing. Proses perkenalan dan penyesuaian diri dalam berpacaran ini nantinya dapat dikatakan akan sedikit banyak mempengaruhi keputusan pasangan, apakah akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius atau tidak.
Will you marry me via wwwcolourbox.com
Setiap pasangan, dua insan manusia yang merelakan dirinya menjalani proses pacaran tentunya memiliki cita-cita yang indah untuk masa depan. Impian untuk bisa melangsungkan pernikahan dengan pasangan tentunya selalu ada. Namun, terkadang yang jadi masalah adalah kapan saatnya menanyakan kesiapan pasangan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
Ya, diakui atau tidak permasalahan mengenai kesiapan pasangan untuk menikah seringkali menjadi masalah, baik pada laki-laki maupun perempuan. Terkadang pihak laki-laki merasa pihak perempuan kurang menanggapi serius hubungan yang dijalani sehingga pertanyaan tentang kesiapan itu tak kunjung terucap. Tetapi, tidak jarang pula pihak perempuan merasa pihak laki-laki tidak kunjung menyatakan keiginannyauntuk lanjut ke jenjang pernikahan sehingga pihak perempuan merasa pihak laki-laki tidak serius mencintainya.
Permasalahannya jadi sungguh kompleks bukan? Ya, memang yang namanya pacaran itu tidaklah pernah mudah dijalani. Apalagi menangkap sinyal kesiapan itu, tentu butuh kepekaan yang juga tinggi. Untuk itu di bawah ini adalah beberapa tips khusus buat kamu mengetahui apakah pasanganmu sudah siap ditanya mengenai kesiapannya untuk berlanjut ke jenjang yang lebih serius.
Gambar via http://feelgrafix.com/
Hayo, ingatkah kamu dengan ulang tahun pasangan kamu? Jika kamu pasangan yang baik, sangat mencintai dan menyayangi pasangan kamu, pasti kamu ingat tanggal lahirnya. Bahkan mungkin beberapa pasangan sampai tahu sejarah kelahiran pasangannya, bukan hanya tanggal tetapi juga tempat lahir, jam lahir, sampai siapa saja yang menunggu kelahiran pasangan.
Nah, kalau kamu tahu tanggal lahirnya pasti kamu juga tahu kan berapa usia pasangan kamu. Usia ini sebenarnya adalah tanda paling sensitif untuk menayakan kesiapan menikah dari pasangan kamu. Apalagi kalau kamu tinggal di negara seperti Indonesia.
Perempuan di negeri zamrud khatulistiwa yaitu Indonesia, umumnya menikah di usia 25 tahun. Bahkan beberapa orang tua mengatakan menikah di usia 25 tahun itu sudah terlalu tua. Seringkali ditemui perempuan di Indonesia menikah di usia yang cukup mudah, antara 23 tahun hingga 24 tahun. Tidak jarang pula ditemukan ada yang menikah di usia kurang dari 23 tahun.
Oleh sebab itulah pada umumnya perempuan yang sudah mencapai usia 25 tahun sudah mulai memikirkan tentang pernikahan. Mereka sudah memikirkan tentang rumah tangga yang akan dibangun nanti bersama pasanganya. Untuk itu jika usia pasanganmu sudah mendekati 25 tahun, coba saja tanyakan mengenai kesiapannya menikah.
Gambar via http://www.portalgue.com
Permasalahan pasangan biasanya tidak jauh dari masalah emosi. Seringkali pasangan bertengkar hebat karena tidak mampu mengendalikan emosi masing-masing. Setiap masalah yang dihadapi jutsru tidak mengajarkan pada bagaimana mencari jalan keluar, tetapi justru lebih mengedepankan emosi saat masalah terjadi.
Eits, tapi tunggu dulu. Seringkali emosi dari perempuan lebih menggebu-gebu dan cenderung sulit dikontrol dibandingkan dengan laki-laki. Ya, seperti kata kebanyakan orang bahwa laki-laki lebih mengutamakan logika, sehingga ia cenderung lebih mampu mengendalikan emosinya.
Nah, sekarang coba lihat pasangan kamu (terlebih untuk yang pasangannya perempuan). Apakah pasangan kamu sudah mampu mengendalikan emosinya alias memiliki kestabilan emosi? Karena jika pasangan kamu mampu mengendalikan emosinya itu adalah salah satu tanda bahwa pasangan kamu itu bisa dan siap diajak menuju jenjang pernikahan.
Gambar via http://www.taranatureepa.co.id/
Kehidupan apa yang menanti setelah ijab kabul diucapkan di hadapan penghulu? Yap, jawabannya pasti kehidupan pernikahan. Tapi di dalam jawaban itu tentu tersirat pula tentang hadirnya anak-anak, buah cinta pasangan yang telah pernikahan.
Sekarang coba kamu perhatikan pasangan kamu. Apakah pasangan kamu itu suka dan sayang pada anak-anak? Jika dari hari ke hari ia semakin menyukai dan menyenangi anak-anak maka kamu harus lebih peka.
Perhatikan lebih lanjut, apakah pasangan kamu merasa terganggu dengan rengekan dan rewelnya anak-anak? Jika tidak, itu tandanya dia sudah memikirkan untuk melanjutkan hubungan ke arah pernikahan. Karena saat itu pasti dia berpikir tentang memiliki buah hati, yang mana bisa didapatkannya jika ia sudah menikah.
Gambar via http://tulisanwanita.com/
Pacaran memang sebuah proses, di dalam proses tersebut kamu akan dapat melihat perubahan yang terjadi pada diri pasangan kamu. Berawal dari pasangan yang masih lebih suka hang out dengan teman-temanya sampai kemudian ia lebih suka menghabiskan waktu di rumah. Jika kamu bisa melihatnya, perubahan itu adalah salah satu tanda psangan kamu siap menuju pelaminan.
Jika pasangan kamu berusia 20an, pasti mengalami perubahan. Ia tidak lagi suka bermain dan keluyuran kemana-mana. Pasagan kamu bahkan lebih memilih belajar masak atau membersihkan rumah. Walaupun masih bermain dengan teman-temannya, tetapi ia tahu porsi untuk melakukan hal itu.
Selanjutnya, pasangan kamu tidak lagi cemburuan dan main tuduh sembarangan. Pasangan kamu percaya sepenuhnya padamu dan bersikap lebih pantas dan dewasa dalam menghadapi suatu permasalahan. Nah, jika pasanganmu sudah mampu bersikap dewasa, maka jangan ragu untuk mengajaknya ke pelaminan.
Gambar via http://syaifulginanjar.files.wordpress.com
Tidak ada satu manusia pun yang akan memungkiri bahwa keputusan menikah juga berarti keputusan untuk menyatukan dua keluarga besar. Walaupun yang dinikahkan di hadapan penghulu adalah sepasang insan manusia, namun dua keuarga juga menikah dengan ikatan yang baru saja disahkan di hadapan Tuhan YME. Itulah sebabnya keluarga menjadi barometer kesiapan kamu dan pasangan untuk menikah.
Tahu sendiri yang namanya keluarga besar itu banyak banget isinya, mulai dari bapak, ibu, adik, sepupu, keponakan, kakek, nenek, bude, pakde, dan masih banyak lagi. Jika kamu ingin menikah dan menjalani hidup dengan pasangan, maka kamu juga harus bisa menerima dan diterima oleh keluarganya. Tidak enak pasti rasanya menjalani pernikahan dengan pasangan, namun keluarganya tidak menerima kamu.
Nah, jika kamu melihat bahwa pasangan kamu sudah bisa akrab dengan keluarga kamu, maka itu menjadi tanda ia sudah siap dan pantas untuk kamu jadikan satu-satunya dalam hidupmu. Pasangan kamu yang sudah bisa bergabung dan membaur, diterima dengan tangan terbuka oleh keluarga kamu, itulah dia yang mudah-mudahan terbaik buatmu. Apalagi kalau keluargamu bahkan selalu menanyakan keberadaan dan kondisi pasangan kamu, jangan ragu lagi mengajak pasangan ke jenjang pernikahan.
Jadi sekarang kamu sudah tahu dong apa sih tandanya pasangan kamu siap atau belum diajak ke pelaminan. Kalau ada tanda-tanda di atas pada diri pasangan kamu, jangan ragu tancap gas saja. Ajak pasanganmu segera menuju jenjang pelaminan.
Sebelum menjawab pertanyaan kamu itu, ada hal yang harus kamu ketahui terlebih dahulu. Hal yang dimaksud adalah tentang pacaran itu sendiri. Meski sekarang banyak yang katanya menjalani “pacaran”, namun benarkah kamu tahu arti dari pacaran itu sebenarnya.
Pacaran sesungguhnya dapat diartikan sebagai suatu proses perkenalan dua insan manusia, laki-laki dan perempuan. Tujuannya tentu untuk saling mengenal diri masing-masing. Proses perkenalan dan penyesuaian diri dalam berpacaran ini nantinya dapat dikatakan akan sedikit banyak mempengaruhi keputusan pasangan, apakah akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius atau tidak.
Setiap pasangan, dua insan manusia yang merelakan dirinya menjalani proses pacaran tentunya memiliki cita-cita yang indah untuk masa depan. Impian untuk bisa melangsungkan pernikahan dengan pasangan tentunya selalu ada. Namun, terkadang yang jadi masalah adalah kapan saatnya menanyakan kesiapan pasangan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
Ya, diakui atau tidak permasalahan mengenai kesiapan pasangan untuk menikah seringkali menjadi masalah, baik pada laki-laki maupun perempuan. Terkadang pihak laki-laki merasa pihak perempuan kurang menanggapi serius hubungan yang dijalani sehingga pertanyaan tentang kesiapan itu tak kunjung terucap. Tetapi, tidak jarang pula pihak perempuan merasa pihak laki-laki tidak kunjung menyatakan keiginannyauntuk lanjut ke jenjang pernikahan sehingga pihak perempuan merasa pihak laki-laki tidak serius mencintainya.
Permasalahannya jadi sungguh kompleks bukan? Ya, memang yang namanya pacaran itu tidaklah pernah mudah dijalani. Apalagi menangkap sinyal kesiapan itu, tentu butuh kepekaan yang juga tinggi. Untuk itu di bawah ini adalah beberapa tips khusus buat kamu mengetahui apakah pasanganmu sudah siap ditanya mengenai kesiapannya untuk berlanjut ke jenjang yang lebih serius.
1. Perhatikan usia pasanganmu. Sudahkah mencapai usia yang matang untuk menjalani kehidupan pernikahan?
Hayo, ingatkah kamu dengan ulang tahun pasangan kamu? Jika kamu pasangan yang baik, sangat mencintai dan menyayangi pasangan kamu, pasti kamu ingat tanggal lahirnya. Bahkan mungkin beberapa pasangan sampai tahu sejarah kelahiran pasangannya, bukan hanya tanggal tetapi juga tempat lahir, jam lahir, sampai siapa saja yang menunggu kelahiran pasangan.
Nah, kalau kamu tahu tanggal lahirnya pasti kamu juga tahu kan berapa usia pasangan kamu. Usia ini sebenarnya adalah tanda paling sensitif untuk menayakan kesiapan menikah dari pasangan kamu. Apalagi kalau kamu tinggal di negara seperti Indonesia.
Perempuan di negeri zamrud khatulistiwa yaitu Indonesia, umumnya menikah di usia 25 tahun. Bahkan beberapa orang tua mengatakan menikah di usia 25 tahun itu sudah terlalu tua. Seringkali ditemui perempuan di Indonesia menikah di usia yang cukup mudah, antara 23 tahun hingga 24 tahun. Tidak jarang pula ditemukan ada yang menikah di usia kurang dari 23 tahun.
Oleh sebab itulah pada umumnya perempuan yang sudah mencapai usia 25 tahun sudah mulai memikirkan tentang pernikahan. Mereka sudah memikirkan tentang rumah tangga yang akan dibangun nanti bersama pasanganya. Untuk itu jika usia pasanganmu sudah mendekati 25 tahun, coba saja tanyakan mengenai kesiapannya menikah.
2. Lihat Emosi Pasanganmu. Labil Ataukah Stabil?
Permasalahan pasangan biasanya tidak jauh dari masalah emosi. Seringkali pasangan bertengkar hebat karena tidak mampu mengendalikan emosi masing-masing. Setiap masalah yang dihadapi jutsru tidak mengajarkan pada bagaimana mencari jalan keluar, tetapi justru lebih mengedepankan emosi saat masalah terjadi.
Eits, tapi tunggu dulu. Seringkali emosi dari perempuan lebih menggebu-gebu dan cenderung sulit dikontrol dibandingkan dengan laki-laki. Ya, seperti kata kebanyakan orang bahwa laki-laki lebih mengutamakan logika, sehingga ia cenderung lebih mampu mengendalikan emosinya.
Nah, sekarang coba lihat pasangan kamu (terlebih untuk yang pasangannya perempuan). Apakah pasangan kamu sudah mampu mengendalikan emosinya alias memiliki kestabilan emosi? Karena jika pasangan kamu mampu mengendalikan emosinya itu adalah salah satu tanda bahwa pasangan kamu itu bisa dan siap diajak menuju jenjang pernikahan.
3. Tertarik dengan anak-anak? Hati-hati itu tanda pasangan kamu siap menikah.
Kehidupan apa yang menanti setelah ijab kabul diucapkan di hadapan penghulu? Yap, jawabannya pasti kehidupan pernikahan. Tapi di dalam jawaban itu tentu tersirat pula tentang hadirnya anak-anak, buah cinta pasangan yang telah pernikahan.
Sekarang coba kamu perhatikan pasangan kamu. Apakah pasangan kamu itu suka dan sayang pada anak-anak? Jika dari hari ke hari ia semakin menyukai dan menyenangi anak-anak maka kamu harus lebih peka.
Perhatikan lebih lanjut, apakah pasangan kamu merasa terganggu dengan rengekan dan rewelnya anak-anak? Jika tidak, itu tandanya dia sudah memikirkan untuk melanjutkan hubungan ke arah pernikahan. Karena saat itu pasti dia berpikir tentang memiliki buah hati, yang mana bisa didapatkannya jika ia sudah menikah.
4. Seberapa dewasa pasangan kamu? Karena semakin dewasa itu tandanya pasangan kamu siap menuju pelaminan.
Pacaran memang sebuah proses, di dalam proses tersebut kamu akan dapat melihat perubahan yang terjadi pada diri pasangan kamu. Berawal dari pasangan yang masih lebih suka hang out dengan teman-temanya sampai kemudian ia lebih suka menghabiskan waktu di rumah. Jika kamu bisa melihatnya, perubahan itu adalah salah satu tanda psangan kamu siap menuju pelaminan.
Jika pasangan kamu berusia 20an, pasti mengalami perubahan. Ia tidak lagi suka bermain dan keluyuran kemana-mana. Pasagan kamu bahkan lebih memilih belajar masak atau membersihkan rumah. Walaupun masih bermain dengan teman-temannya, tetapi ia tahu porsi untuk melakukan hal itu.
Selanjutnya, pasangan kamu tidak lagi cemburuan dan main tuduh sembarangan. Pasangan kamu percaya sepenuhnya padamu dan bersikap lebih pantas dan dewasa dalam menghadapi suatu permasalahan. Nah, jika pasanganmu sudah mampu bersikap dewasa, maka jangan ragu untuk mengajaknya ke pelaminan.
5. Pasangan kamu bisa membaur dan akrab dengan keluarga.
Tidak ada satu manusia pun yang akan memungkiri bahwa keputusan menikah juga berarti keputusan untuk menyatukan dua keluarga besar. Walaupun yang dinikahkan di hadapan penghulu adalah sepasang insan manusia, namun dua keuarga juga menikah dengan ikatan yang baru saja disahkan di hadapan Tuhan YME. Itulah sebabnya keluarga menjadi barometer kesiapan kamu dan pasangan untuk menikah.
Tahu sendiri yang namanya keluarga besar itu banyak banget isinya, mulai dari bapak, ibu, adik, sepupu, keponakan, kakek, nenek, bude, pakde, dan masih banyak lagi. Jika kamu ingin menikah dan menjalani hidup dengan pasangan, maka kamu juga harus bisa menerima dan diterima oleh keluarganya. Tidak enak pasti rasanya menjalani pernikahan dengan pasangan, namun keluarganya tidak menerima kamu.
Nah, jika kamu melihat bahwa pasangan kamu sudah bisa akrab dengan keluarga kamu, maka itu menjadi tanda ia sudah siap dan pantas untuk kamu jadikan satu-satunya dalam hidupmu. Pasangan kamu yang sudah bisa bergabung dan membaur, diterima dengan tangan terbuka oleh keluarga kamu, itulah dia yang mudah-mudahan terbaik buatmu. Apalagi kalau keluargamu bahkan selalu menanyakan keberadaan dan kondisi pasangan kamu, jangan ragu lagi mengajak pasangan ke jenjang pernikahan.
Jadi sekarang kamu sudah tahu dong apa sih tandanya pasangan kamu siap atau belum diajak ke pelaminan. Kalau ada tanda-tanda di atas pada diri pasangan kamu, jangan ragu tancap gas saja. Ajak pasanganmu segera menuju jenjang pelaminan.
loading...
0 Response to "5 Tips Buat Kamu yang Bingung “Apakah Ini Saatnya Mengajak Pasangan Menikah?”"
Posting Komentar