SIAPA SURUH SERING NINGGALIN AKU 4
Hari hari berlalu, hari ini adalah hari kepulangan suamiku dari perjalanan bisnisnya. Selama aku ditinggalkan olehnya, Tono,Marten dan kardi selalu memenuhi kebutuhan sexualku. Mereka tak puas puasnya menjejalkan kontol-kontol mereka ke setiap lubang yang ada ditubuhku yang indah ini.
Saat ini aku tengah bersama Tono menjemput suamiku yang kini sudah berada dibandara menanti kedatangan kami. Aku memakai rok span mini berwarna hitam dan baju kemeja berwarna putih dengan dalaman hitam menutupi bagian dalam tubuhku. Beberapa kali kulirik tono yang sedang menyetir mobil mencuri curi pandang ke arah pahaku yang putih mulus ini, ia sesekali meneguk ludah akibat melihat dandananku.
"Kenapa sih mang", kataku saat memergokinya melirik pahaku.
"Nggak non, hehe non siska sexy banget". Kata tono sambil terkekeh, kulihat bagian tengah celananya sudah menggembung menandakan kontolnya ereksi.
"Haha kayak nggak pernah liat aja mang", kataku menertawakannya.
"Hehe non siska mah nggak bakal bosenin diliatnya hehe, udah mah cantik, sexy lagi".
"Alah mang tono pasti ada maunya kan", kataku sambil meremas kontolnya dari luar celananya.
"Aduhh, nggak non". Katanya dengan sedikit meringis. Kubuka reselting celananya dan mengeluarkan kontolnya membuatnya kaget.
"Eh non jangan non bentar lagi sampe nih", larang tono.
"Haha yakin?", tanyaku sambil mengocok pelan kontolnya yang makin lama makin mengeras di genggamanku.
"Uhh pelan pelan non tangan non siska halus bener", lenguh tono saat aku mempercepat kocokanku. Selama perjalanan tanganku tak henti mempermainkan kontolnya. Sementara ia berkonsentrasi menyetir mobil yang kami kendarai.
Begitu memasuki bandara, handphoneku berbunyi. Aku kemudian mengangkat telfonku dengan tangan kiriku sementara tangan kananku masih mengocok kontol tono membuat ia kesulitan memarkirkan mobil.
"Halo sayang kamu udah nyampe", kata doni padaku.
"Iya nih sayang kamu dimana?, aku malas kesana ah kamu aja yang kesini cuacanya panas banget soalnya". Kataku sambil masih asik memainkan kontol Tono.
"Ya udah aku kesana kamu markirnya dibagian mana?".
"Di bagian belakang sayang", kataku dan menutup telfonku.
"Ih lama amat sih keluarnya pegel nih mang", kataku mengeluh. Aku lalu kemudian menundukkan kepalaku mencoba menghisap kemaluannya membuat tono terkaget dan berusaha menahanku.
"Eh non biarin aja non nanti pak Doni datang". Kata tono gelagapan melihat aksiku. Tak kupedulikan tegurannya dan mulai menghisap kontolnya, kumainkan lidahku menyentil kepala penisnya, membuat tubuh tono bergetar.
"Sllurrpp sluurrpp hngggg", suara deru nafasku dan juga kulumanku pada penisnya mulai terdengar riuh karena aku makin mempercepat kulumanku. Kepalaku naik turun diatas selangkangan pria tua ini.
"Ohhh sepongan non siska eh.. pak doni non pak doni datang", kata Tono panik.
Tak kupedulikan seruaannya, entah kenapa mendengar nama suamiku aku malah semakin bergairah, entah apa jadinya jika ia melihatku mengulum kontol pria ini.
Kurasakan kemaluan pak tono mulai berkedut kedut ingin memuntahkan lahar panasnya yang selama beberapa hari yang lalu rutin masuk atau membasahi tubuhku, menandakan ejakulasinya sebentar lagi.
"Agghhh maaff pak doni", erang Tono dan kemudian kontolnya memuncratkan pejuhnya masuk kedalam mulutku. Rasanya amis, dan sangat asin. Begitu ia selesai memuncratkan pejuhnya, aku lalu menarik kepalaku, aku sekilas melihat suamiku yang kini tinggal beberapa langkah lagi mendekati mobil. Aku lalu menelan pejuh itu, setelah itu kuperbaiki rambutku yang sedikit acak acakan.
"Ahhh susah banget nyari kamunya sayang", kata Suamiku yang telah masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang.
"Hihihi kaciaaann", kataku yang duduk di kursi depan dan menjulurkan tanganku mencoba mengelus paha suamiku.
"Sini dong sayang", kata Doni menepuk nepuk bagian jok yang ada disampingnya. Aku.lalu turun dari mobil dan berpindah kebelakang, setelah duduk ia lalu mencium bibirku yang baru saja menelan sperma tono.
"Kok asin yah sayang", kata suamiku keheranan.
"Hihi itu ngg abis makan burger tadi itu sisa mayonesnya haha", bohongku padanya.
"Hooh ah kamu mah jorok ih, jadi asinkan", gerutu suamiku.
Perjalananku kembali kerumah diisi dengan salinh bermesraan bersama suamiku diatas mobil. Beberapa kali Doni menciumku membuat Tono yang menyetir mobil sesekali melirik kami lewat kaca spion tengah mobil. Aku tau ia pasti juga ingin menciumku.
"Udahan ah risih tau, nggak malu tuh ada mang tono". Kataku pada suamiku.
"Hahaha, iya deh, maaf yah mang tono". Kata doni
"Hehe nggak apa mas, namanya juga pasangan muda". Kata mang tono. Perjalanan kerumah diisi dengan obrolan kami bertiga, aku juga membahas bagaimana urusan pekerjaan suamiku diluar kota.
Tak terasa kamipun telah sampai dirumah, setelah menyimpan barang barang bawaan suamiku dikamar, mang tono kemudian pamit turun dan meninggalkan aku dan suamiku berdua dikamar.
"Mamah selama papah tinggal ngapain aja mah biasanya?". Tanya suamiku.
"Hmm ya nggak ngapa ngapain pah, paling keluar ketemu temen temen lama mamah, atau arisan gitu", bohongku padanya. Ia tak tau selama beberapa hari belakangan ini aku selalu mereguk kenikmatan bersama para lelaki dirumahku.
"Emang mamah nggak kangen ama kontol papah", kata suamiku sambil tersenyum nakal.
"Ih kepedean, kan mamah punya maenan weekk", kataku sambil memeletkan lidahku.
"Mah sini dong papah kangen nih pengen peluk tubuh mamah", kata suamiku sambil menepuk nepuk ranjang yang ia duduki.
"Ih ogah papah mah bau asem".
"Ya udah yuk mandi bareng". Rengek doni seperti anak kecil
"Mandi aja sendiri", kataku dengan nada jutek padanya bermaksud untuk menggodanya.
"Yah mamah ayo dong mah", rengek doni semakin menjadi.
"Ya udah deh, lagian papah kalo mandi nggak bersih. Duluan aja sana masuk ke kamar mandi".
"Asiiikkkkk", teriak suamiku kegirangan seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan permen.
Ia dengan terburu buru melepaskan pakaian yang melekat ditubuhnya, kini ia telanjang bulat dengan kontolnya yang mulai menegang. Ia lalu mengambil handuknya di koper, menghampiriku dan mencium pipiku sambil tangannya jahil meremas payudaraku.
"Papah tunggu yah hahahha", gelak suamiku dan segera masuk ke kamar mandi.
Aku kemudian melepaskan seluruh pakaian yang menutupi tubuhku, sedikit berkaca mematut tubuh telanjangku di depan cermin tubuhku masih tetap sexy, aku juga memeriksa apakah ada bekas cupangan dari sisa pergelutanku dengan ketiga orang pria di rumah ini, untunglah bekas bekas yang ada di sekitar dadaku sudah menghilang.
Aku lalu masuk ke kamar mandi. Kudapati suamiku sedang mengguyur tubuhnya dibawah pancuran shower. Harus kuakui tubuh suamiku adalah idaman para wanita, fisiknya yang kekar dan ditambah perut yang rata dan berotot menambah kesan macho pada dirinya.
Doni menatapku dengan bernafsu saat aku perlahan mendekatinya dan ikut berdiri dihadapannya untuk membasahi tubuhku.
Sejenak kami hanya saling bertatapan dan kemudian berpelukan melepaskan rasa rindu, walau tubuhku telah dinikmati lelaki lain tapi rasa cinta dan sayangku masih cukup besar untuk suamiku ini. Setelah melepaskan pelukan, kami lalu berciuman, hanya kecupan kecupan ringan, tangan doni mengelus elus punggungku, terkadang meremas pantatku.
Doni lalu menciumi leherku dengan lembut. Lengannya yang kekar memeluk tubuhku yang cukup mungil. Tangannya lalu mulai naik meremas remas payudaraku. Dan memainkan putingku dengan jarinya.
"Ihh geli ihh pah"
"Gemes aku mah dengan toketmu ini sllurrp", kata doni yang kemudian mengulum putingku membuatku nikmat sekaligus kegelian akibat ulah lidahnya.
Tanganku pun tak tinggal diam mencari batang kontolnya yang telah mengeras aku lalu mengocoknya perlahan sambil merasakan nikmat pada kedua payudaraku yang secara bergantian diisap oleh doni.
"Sabunin dong pah dingin nih", kataku dengan manja. Ia lalu mulai mengambil spons dan sabun cair lalu menyabuni dadaku dan selangkanganku. Tangan nakalnya mengusap usap memekku yang mulai basah akibat rangsangan darinya.
Seluruh tubuhku kini basah oleh sabun, doni kemudian menyerahkan spons itu dan memintaku menyabuninya. Aku lalu mengusap seluruh tubuh kekarnya dengan spon itu setelah itu aku menjatuhkan spon itu kelantai lalu mengusap bagian tubuh depan suamiku dengan menggesekkan dadaku di tubuhnya.
"Hihihi mamah nakal",ia terkekeh melihat ulahku. Kontolnya yang tegang menyundul nyundul perutku.
"Mah masukin dong papah nggak tahan nih" kata suamiku memelas
"Ya udah tiduran gih" perintahku padanya.
Doni yang berlumuran busa sabun kemudian merebahkan diri dilantai kamar mandi. Aku lalu mengangkangi pangkal pahanya. Kugesek gesekkan kepala kontolnya di memekku yang masih penuh dengan busa sabun. Akibat liciin kontol suamiku pun dengan mudah memasukki liang vaginaku.
"Oughhhh", desahku saat kontol itu secara sempurna mengisi memekku.
Dengan perlahan aku kemudian menaikturunkan pinggulku mengocok kontolnya yang bersarang dalam tubuhku. Tanganku bertumpu pada dadanya yang bidang. Tangan doni meremas remas payudaraku.
"Ahhh ahhh uhh memek mamah memang yang paling enak ohhh "
"Sshh ahh uhhh", aku hanya mendesah tak meladeni ucapannya.
Kugoyang goyangkan pinggulku terkadang cepat terkadang lambat,meresapi kenikmatan yang kurasakan saat ini. Terkadang aku menaik turunkan pinggulku, terkadang aku memajumundurkannya. Klitorisku begitu nikmat kurasa saat menggesek pangkal kontolnya yang berbulu tipis menambah rasa geli dan nikmat.
"Ahhh ahhh trus mah oughh enak banget"
"Ahh sayang oughh sayang", ceracauku saat aku menghujamkan memekku dari atas, agar kontol suamiku semakin dalam menusuk nusuk bagian terdalam memekku.
Terkadang aku membungkukkan badan mencari bibir suamiku dan berciuman dengan begitu liar. Liur kami saling bercampur, lidah kami saling bertautan sementara selangkangan kami saling berasyik masuk dengan cepat.
"Muach muach hmmm slluprrpp", suara ciuman kami mengalahkan suara riak air dikamar mandi. Begitu kurasakan orgasmeku akan datang aku lalu melepaskan ciumanku dan menggigit bibirku sambil menghentak hentakkan pinggulku.
"Ahhh ahh pah, mamah mau keluarr oughhh"
"Keluariinn maahh ahhh"
"Ohhh pahh maamahhh keluaarrr uhhhh", teriakku. Tubuhku kejang kejang diatas tubuh suamiku. Aku lalu ambruk akibat rasa lemas tubuhku diatas badan suamiku. Tulang tulangku serasa dilolosi karena orgasmeku ini.
Tak lama kemudian dengan lemas aku berdiri diikuti oleh suamiku. Kami sama sama membilas tubuh kami dibawah guyuran shower.
Setelah bersih suamiku lalu berjalan kebelakang tubuhku. Ia lalu menciumi tengkukku aku lalu mengangkat tangan kananku meraih kepalanya dari depan dan kemudian mengajaknya berciuman.
Sejenak ia menggesek gesekkan kontolnya dibelahan pantatku. Ia lalu menyuruhku untuk menungging dengan tanganku bersandar pada dinding kamar mandi. Doni kemudian segera menuntun kontolnya memasuki memekku. Lalu ia menggenjot tubuhku. Awalnya perlahan namun lama kelamaan makin cepat dan cepat.
"Aghhh aghh uhh ohh pantat mamah empuk banget uhh ", pujinya pada pantatku yang memang berisi dan padat.
"Plok plok.plol", suara hantaman selangkangan doni pada pantatku begitu keras mengisi ruang kamar mandi. Terkadang aku menoleh untuk berciuman dengannya, terkadang doni menciumi punggungku
"Oughh trus sayang ahh jangan kasih ampun ahh", kataku sambil memegangi tangan kanan suamiku yang kini mengelus elus itilku.
"Ahhh geli pahh uhh pahh sshh"
"Uhhh mahh papah nggak tahan, papah keluarin yahh".
"Oughh aku juga pah barengan".
"Ahhhh mahhhh ", erangnya dan langsung menekan kontolnya begitu dalam pada memekku, selang tak lama aku pun juga mendapatkan klimaksku.
"Uhhhgg kelluaarr sayanggg", tubuh mungilku yang dipeluk dari belakang oleh suamiku berkelojotan merasakan kenikmatan saat orgasmeku kuraih.
Setelah mengatur nafas kami kembali melanjutkan mandi lalu mengeringkan tubuh kami dengan handuk lalu berpakaian dan keluar dari kamar bersama suamiku untuk makan.
--mrs quad---
"Ahh ougghh trus pahh", desahku membahana dikamarku malam ini dengan posisi misionary, Doni menggenjot tubuhku. selama seminggu kegiatan kami diisi dengan bercinta sambil sesekali keluar untuk jalan jalan juga berbelanja saja.
"Ahh memek mamah emang yang terbaik", erang suamiku sambil menggenjot tubuhku dengan cepat.
Celana dalam merah yang kupakai tersingkap kesamping sementara bagian dada dari babydoll berwarna merah yang transparan di bagian dada menampakan puting susuku yang berwarna kecoklatan kini telah basah akibat Doni yang sesekali ia jilat dan kulum selagi menggenjot tubuhku.
"Ahh ahh uhhh enak banget pahh oughhh". Kataku sambil menggigit bibirku
"Ahh pah mamah mau keluarr nih ahh".
"Keluarrinn ahh keluarin sayang akuu juga udah hmpir nyampe".
Doni makin menindih tubuhku, ia mencium bibirku dan kusambut dengan begitu bernafsu. Dapat kurasakan kontolnya makin mengeras dan berkedut kedut akan memuntahkan laharnya, tubuhku pun kurasakan makin menegang tanpa sadar pinggulku makin mengangkat menyambut tiap hujaman konti suamiku.
"Ouuuh kelluarr pah", teriakku Dapat kurasakan cairan orgasmeku membasahi penisnya.
"Ahh papah mau keluar mah isep cepetan", erang doni. Ia lalu mencabut penisnya dari vaginaku. Aku lalu mengocok dan mengulum kontolnya. Tak lama kemudian spermanya muncrat begitu banyak dalam mulutku membuatku tersedak sehingga spermanya membasahi bagian paha doni. Aku lalu membersihkan sperma itu dengan menjilatinya. Sementara Doni yang rebahan mulai memejamkan mata karna kelelahan.
"Pah ih malah tiduran bersih bersih dulu trus tidur", kataku dengan suara parau akibat lemas yang kurasakan.
"Kan udah dijilatin mah pasti udah bersih hehehe", kata suamiku dengan memejamkan mata. Aku lalu menyelmuti dia yang langsung tertidur dan menuju ke kamar mandi membersihkan vaginaku. Aku kemudian naik keranjang dan ikut merebahkan diri disamping suamiku.
Entah pukul 11 atau 12 malam aku terbangun, karena merasakan ingin buang air kecil. Setelah mengeluarkan cairan dari tubuhku itu. Aku lalu kembali ke ranjang, belum sempat aku memejamkan mata aku mendengar suara dering bbm dari suamiku. Aku penasaran siapa yang mengirimkan pesan pada suamiku tengah malam begini. Kuraih handphone yang ada diatas meja dan membuka lock handphone suamiku. Aku kemudian melihat siapa yang memberi pesan. Ternyata dari asisten suamiku.
Isi pesannya membuatku begitu tercengang karena ia mengirimkan foto vaginanya yang tengah tertancap dildo yang seukuran dengan penis suamiku. Tak lama kemudian ia kembali mengirim pesan.
Aku lalu menelfon Tina yang merupakan sekertaris pribadi suamiku ini, begitu telfon tersambung ia pun memulai pembicaraan.
"Hallooo pak hihi", katanya dengan suara manja
"Halo pak ih kok diem aja sih", ia merajuk.
"Jangan ditutup telfonnya, ini saya siska", kataku dengan suara tegas.
"Ehh i iibu". Katanya dengan nada tergagap.
"Kenapa kaget yah kamu, emang suamiku udah ngapain aja hah?", kataku dengan nada pelan namun tegas.
"Itu bu anu anu hngg"
"Anu anu apa.. memek?", kataku yang mulai emosi sementara dapat kudengar suara isakan tangis disana.
"Gini aja besok kita ketemu, awas kalo kamu bilang ke suamiku, aku kenal ama orang tuamu, aku bisa saja aduin kamu ke mereka". Kataku dengan nada mengancam.
"Hiks jangan bu, iya bu kita ketemu dimana", jawabnya sambil terisak.
"Kita ketemu di kafe deket taman kota aja awas kalo kamu tidak datang".
"Ii iya bu iya". Kata Tina dengan suara yang sudah sangat bergetar karna ketakutan dan isak tangisnya.
Aku lalu mematikan telfon dan lalu naik ke atas ranjang, ingin rasanya aku membangunkan suamiku namun yang kutau pasti ia akan mengelak seribu satu macam alasan aku lalu memejamkan mata dengan emosi yang melingkupi dadaku.
--Q91--
Kini aku sudah berada di kafe bersama Tina. Ia hanya menunduk tak berani menatap wajahku mulai saat ia tiba dikafe ini.
"Sekarang cerita Tina", kataku.
"Hmm jadi begini bu memang aku dan pak doni sudah sering melakukan sex saat kami dalam perjalanan bisnis", kata Tina lirih.
"Sejak kapan itu?".
"Hmmm 2 tahun lalu bu".
"Ooohh pantes si Doni mulai sibuk keluar kota mulu, sering ninggalin aku mulu awas aja dia".
"Bu jangan kasi tau orang tua saya ya bu yah", kata Tina memelas.
"Ya sudah karna kamu udah berani jujur, jangan kasi tau Doni kalo aku ketemu kamu, biar aku yang bilang sendiri.
"Iya bu makasih bu, saya permisi bu". Kata Tina yang kemudian meninggalkanku dikafe sendirian di kafe. Awas aja kamu pah. Kataku dalam hati sambil meninggalkan kafe.
Saat ini aku tengah bersama Tono menjemput suamiku yang kini sudah berada dibandara menanti kedatangan kami. Aku memakai rok span mini berwarna hitam dan baju kemeja berwarna putih dengan dalaman hitam menutupi bagian dalam tubuhku. Beberapa kali kulirik tono yang sedang menyetir mobil mencuri curi pandang ke arah pahaku yang putih mulus ini, ia sesekali meneguk ludah akibat melihat dandananku.
"Kenapa sih mang", kataku saat memergokinya melirik pahaku.
"Nggak non, hehe non siska sexy banget". Kata tono sambil terkekeh, kulihat bagian tengah celananya sudah menggembung menandakan kontolnya ereksi.
"Haha kayak nggak pernah liat aja mang", kataku menertawakannya.
"Hehe non siska mah nggak bakal bosenin diliatnya hehe, udah mah cantik, sexy lagi".
"Alah mang tono pasti ada maunya kan", kataku sambil meremas kontolnya dari luar celananya.
"Aduhh, nggak non". Katanya dengan sedikit meringis. Kubuka reselting celananya dan mengeluarkan kontolnya membuatnya kaget.
"Eh non jangan non bentar lagi sampe nih", larang tono.
"Haha yakin?", tanyaku sambil mengocok pelan kontolnya yang makin lama makin mengeras di genggamanku.
"Uhh pelan pelan non tangan non siska halus bener", lenguh tono saat aku mempercepat kocokanku. Selama perjalanan tanganku tak henti mempermainkan kontolnya. Sementara ia berkonsentrasi menyetir mobil yang kami kendarai.
Begitu memasuki bandara, handphoneku berbunyi. Aku kemudian mengangkat telfonku dengan tangan kiriku sementara tangan kananku masih mengocok kontol tono membuat ia kesulitan memarkirkan mobil.
"Halo sayang kamu udah nyampe", kata doni padaku.
"Iya nih sayang kamu dimana?, aku malas kesana ah kamu aja yang kesini cuacanya panas banget soalnya". Kataku sambil masih asik memainkan kontol Tono.
"Ya udah aku kesana kamu markirnya dibagian mana?".
"Di bagian belakang sayang", kataku dan menutup telfonku.
"Ih lama amat sih keluarnya pegel nih mang", kataku mengeluh. Aku lalu kemudian menundukkan kepalaku mencoba menghisap kemaluannya membuat tono terkaget dan berusaha menahanku.
"Eh non biarin aja non nanti pak Doni datang". Kata tono gelagapan melihat aksiku. Tak kupedulikan tegurannya dan mulai menghisap kontolnya, kumainkan lidahku menyentil kepala penisnya, membuat tubuh tono bergetar.
"Sllurrpp sluurrpp hngggg", suara deru nafasku dan juga kulumanku pada penisnya mulai terdengar riuh karena aku makin mempercepat kulumanku. Kepalaku naik turun diatas selangkangan pria tua ini.
"Ohhh sepongan non siska eh.. pak doni non pak doni datang", kata Tono panik.
Tak kupedulikan seruaannya, entah kenapa mendengar nama suamiku aku malah semakin bergairah, entah apa jadinya jika ia melihatku mengulum kontol pria ini.
Kurasakan kemaluan pak tono mulai berkedut kedut ingin memuntahkan lahar panasnya yang selama beberapa hari yang lalu rutin masuk atau membasahi tubuhku, menandakan ejakulasinya sebentar lagi.
"Agghhh maaff pak doni", erang Tono dan kemudian kontolnya memuncratkan pejuhnya masuk kedalam mulutku. Rasanya amis, dan sangat asin. Begitu ia selesai memuncratkan pejuhnya, aku lalu menarik kepalaku, aku sekilas melihat suamiku yang kini tinggal beberapa langkah lagi mendekati mobil. Aku lalu menelan pejuh itu, setelah itu kuperbaiki rambutku yang sedikit acak acakan.
"Ahhh susah banget nyari kamunya sayang", kata Suamiku yang telah masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang.
"Hihihi kaciaaann", kataku yang duduk di kursi depan dan menjulurkan tanganku mencoba mengelus paha suamiku.
"Sini dong sayang", kata Doni menepuk nepuk bagian jok yang ada disampingnya. Aku.lalu turun dari mobil dan berpindah kebelakang, setelah duduk ia lalu mencium bibirku yang baru saja menelan sperma tono.
"Kok asin yah sayang", kata suamiku keheranan.
"Hihi itu ngg abis makan burger tadi itu sisa mayonesnya haha", bohongku padanya.
"Hooh ah kamu mah jorok ih, jadi asinkan", gerutu suamiku.
Perjalananku kembali kerumah diisi dengan salinh bermesraan bersama suamiku diatas mobil. Beberapa kali Doni menciumku membuat Tono yang menyetir mobil sesekali melirik kami lewat kaca spion tengah mobil. Aku tau ia pasti juga ingin menciumku.
"Udahan ah risih tau, nggak malu tuh ada mang tono". Kataku pada suamiku.
"Hahaha, iya deh, maaf yah mang tono". Kata doni
"Hehe nggak apa mas, namanya juga pasangan muda". Kata mang tono. Perjalanan kerumah diisi dengan obrolan kami bertiga, aku juga membahas bagaimana urusan pekerjaan suamiku diluar kota.
Tak terasa kamipun telah sampai dirumah, setelah menyimpan barang barang bawaan suamiku dikamar, mang tono kemudian pamit turun dan meninggalkan aku dan suamiku berdua dikamar.
"Mamah selama papah tinggal ngapain aja mah biasanya?". Tanya suamiku.
"Hmm ya nggak ngapa ngapain pah, paling keluar ketemu temen temen lama mamah, atau arisan gitu", bohongku padanya. Ia tak tau selama beberapa hari belakangan ini aku selalu mereguk kenikmatan bersama para lelaki dirumahku.
"Emang mamah nggak kangen ama kontol papah", kata suamiku sambil tersenyum nakal.
"Ih kepedean, kan mamah punya maenan weekk", kataku sambil memeletkan lidahku.
"Mah sini dong papah kangen nih pengen peluk tubuh mamah", kata suamiku sambil menepuk nepuk ranjang yang ia duduki.
"Ih ogah papah mah bau asem".
"Ya udah yuk mandi bareng". Rengek doni seperti anak kecil
"Mandi aja sendiri", kataku dengan nada jutek padanya bermaksud untuk menggodanya.
"Yah mamah ayo dong mah", rengek doni semakin menjadi.
"Ya udah deh, lagian papah kalo mandi nggak bersih. Duluan aja sana masuk ke kamar mandi".
"Asiiikkkkk", teriak suamiku kegirangan seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan permen.
Ia dengan terburu buru melepaskan pakaian yang melekat ditubuhnya, kini ia telanjang bulat dengan kontolnya yang mulai menegang. Ia lalu mengambil handuknya di koper, menghampiriku dan mencium pipiku sambil tangannya jahil meremas payudaraku.
"Papah tunggu yah hahahha", gelak suamiku dan segera masuk ke kamar mandi.
Aku kemudian melepaskan seluruh pakaian yang menutupi tubuhku, sedikit berkaca mematut tubuh telanjangku di depan cermin tubuhku masih tetap sexy, aku juga memeriksa apakah ada bekas cupangan dari sisa pergelutanku dengan ketiga orang pria di rumah ini, untunglah bekas bekas yang ada di sekitar dadaku sudah menghilang.
Aku lalu masuk ke kamar mandi. Kudapati suamiku sedang mengguyur tubuhnya dibawah pancuran shower. Harus kuakui tubuh suamiku adalah idaman para wanita, fisiknya yang kekar dan ditambah perut yang rata dan berotot menambah kesan macho pada dirinya.
Doni menatapku dengan bernafsu saat aku perlahan mendekatinya dan ikut berdiri dihadapannya untuk membasahi tubuhku.
Sejenak kami hanya saling bertatapan dan kemudian berpelukan melepaskan rasa rindu, walau tubuhku telah dinikmati lelaki lain tapi rasa cinta dan sayangku masih cukup besar untuk suamiku ini. Setelah melepaskan pelukan, kami lalu berciuman, hanya kecupan kecupan ringan, tangan doni mengelus elus punggungku, terkadang meremas pantatku.
Doni lalu menciumi leherku dengan lembut. Lengannya yang kekar memeluk tubuhku yang cukup mungil. Tangannya lalu mulai naik meremas remas payudaraku. Dan memainkan putingku dengan jarinya.
"Ihh geli ihh pah"
"Gemes aku mah dengan toketmu ini sllurrp", kata doni yang kemudian mengulum putingku membuatku nikmat sekaligus kegelian akibat ulah lidahnya.
Tanganku pun tak tinggal diam mencari batang kontolnya yang telah mengeras aku lalu mengocoknya perlahan sambil merasakan nikmat pada kedua payudaraku yang secara bergantian diisap oleh doni.
"Sabunin dong pah dingin nih", kataku dengan manja. Ia lalu mulai mengambil spons dan sabun cair lalu menyabuni dadaku dan selangkanganku. Tangan nakalnya mengusap usap memekku yang mulai basah akibat rangsangan darinya.
Seluruh tubuhku kini basah oleh sabun, doni kemudian menyerahkan spons itu dan memintaku menyabuninya. Aku lalu mengusap seluruh tubuh kekarnya dengan spon itu setelah itu aku menjatuhkan spon itu kelantai lalu mengusap bagian tubuh depan suamiku dengan menggesekkan dadaku di tubuhnya.
"Hihihi mamah nakal",ia terkekeh melihat ulahku. Kontolnya yang tegang menyundul nyundul perutku.
"Mah masukin dong papah nggak tahan nih" kata suamiku memelas
"Ya udah tiduran gih" perintahku padanya.
Doni yang berlumuran busa sabun kemudian merebahkan diri dilantai kamar mandi. Aku lalu mengangkangi pangkal pahanya. Kugesek gesekkan kepala kontolnya di memekku yang masih penuh dengan busa sabun. Akibat liciin kontol suamiku pun dengan mudah memasukki liang vaginaku.
"Oughhhh", desahku saat kontol itu secara sempurna mengisi memekku.
Dengan perlahan aku kemudian menaikturunkan pinggulku mengocok kontolnya yang bersarang dalam tubuhku. Tanganku bertumpu pada dadanya yang bidang. Tangan doni meremas remas payudaraku.
"Ahhh ahhh uhh memek mamah memang yang paling enak ohhh "
"Sshh ahh uhhh", aku hanya mendesah tak meladeni ucapannya.
Kugoyang goyangkan pinggulku terkadang cepat terkadang lambat,meresapi kenikmatan yang kurasakan saat ini. Terkadang aku menaik turunkan pinggulku, terkadang aku memajumundurkannya. Klitorisku begitu nikmat kurasa saat menggesek pangkal kontolnya yang berbulu tipis menambah rasa geli dan nikmat.
"Ahhh ahhh trus mah oughh enak banget"
"Ahh sayang oughh sayang", ceracauku saat aku menghujamkan memekku dari atas, agar kontol suamiku semakin dalam menusuk nusuk bagian terdalam memekku.
Terkadang aku membungkukkan badan mencari bibir suamiku dan berciuman dengan begitu liar. Liur kami saling bercampur, lidah kami saling bertautan sementara selangkangan kami saling berasyik masuk dengan cepat.
"Muach muach hmmm slluprrpp", suara ciuman kami mengalahkan suara riak air dikamar mandi. Begitu kurasakan orgasmeku akan datang aku lalu melepaskan ciumanku dan menggigit bibirku sambil menghentak hentakkan pinggulku.
"Ahhh ahh pah, mamah mau keluarr oughhh"
"Keluariinn maahh ahhh"
"Ohhh pahh maamahhh keluaarrr uhhhh", teriakku. Tubuhku kejang kejang diatas tubuh suamiku. Aku lalu ambruk akibat rasa lemas tubuhku diatas badan suamiku. Tulang tulangku serasa dilolosi karena orgasmeku ini.
Tak lama kemudian dengan lemas aku berdiri diikuti oleh suamiku. Kami sama sama membilas tubuh kami dibawah guyuran shower.
Setelah bersih suamiku lalu berjalan kebelakang tubuhku. Ia lalu menciumi tengkukku aku lalu mengangkat tangan kananku meraih kepalanya dari depan dan kemudian mengajaknya berciuman.
Sejenak ia menggesek gesekkan kontolnya dibelahan pantatku. Ia lalu menyuruhku untuk menungging dengan tanganku bersandar pada dinding kamar mandi. Doni kemudian segera menuntun kontolnya memasuki memekku. Lalu ia menggenjot tubuhku. Awalnya perlahan namun lama kelamaan makin cepat dan cepat.
"Aghhh aghh uhh ohh pantat mamah empuk banget uhh ", pujinya pada pantatku yang memang berisi dan padat.
"Plok plok.plol", suara hantaman selangkangan doni pada pantatku begitu keras mengisi ruang kamar mandi. Terkadang aku menoleh untuk berciuman dengannya, terkadang doni menciumi punggungku
"Oughh trus sayang ahh jangan kasih ampun ahh", kataku sambil memegangi tangan kanan suamiku yang kini mengelus elus itilku.
"Ahhh geli pahh uhh pahh sshh"
"Uhhh mahh papah nggak tahan, papah keluarin yahh".
"Oughh aku juga pah barengan".
"Ahhhh mahhhh ", erangnya dan langsung menekan kontolnya begitu dalam pada memekku, selang tak lama aku pun juga mendapatkan klimaksku.
"Uhhhgg kelluaarr sayanggg", tubuh mungilku yang dipeluk dari belakang oleh suamiku berkelojotan merasakan kenikmatan saat orgasmeku kuraih.
Setelah mengatur nafas kami kembali melanjutkan mandi lalu mengeringkan tubuh kami dengan handuk lalu berpakaian dan keluar dari kamar bersama suamiku untuk makan.
--mrs quad---
"Ahh ougghh trus pahh", desahku membahana dikamarku malam ini dengan posisi misionary, Doni menggenjot tubuhku. selama seminggu kegiatan kami diisi dengan bercinta sambil sesekali keluar untuk jalan jalan juga berbelanja saja.
"Ahh memek mamah emang yang terbaik", erang suamiku sambil menggenjot tubuhku dengan cepat.
Celana dalam merah yang kupakai tersingkap kesamping sementara bagian dada dari babydoll berwarna merah yang transparan di bagian dada menampakan puting susuku yang berwarna kecoklatan kini telah basah akibat Doni yang sesekali ia jilat dan kulum selagi menggenjot tubuhku.
"Ahh ahh uhhh enak banget pahh oughhh". Kataku sambil menggigit bibirku
"Ahh pah mamah mau keluarr nih ahh".
"Keluarrinn ahh keluarin sayang akuu juga udah hmpir nyampe".
Doni makin menindih tubuhku, ia mencium bibirku dan kusambut dengan begitu bernafsu. Dapat kurasakan kontolnya makin mengeras dan berkedut kedut akan memuntahkan laharnya, tubuhku pun kurasakan makin menegang tanpa sadar pinggulku makin mengangkat menyambut tiap hujaman konti suamiku.
"Ouuuh kelluarr pah", teriakku Dapat kurasakan cairan orgasmeku membasahi penisnya.
"Ahh papah mau keluar mah isep cepetan", erang doni. Ia lalu mencabut penisnya dari vaginaku. Aku lalu mengocok dan mengulum kontolnya. Tak lama kemudian spermanya muncrat begitu banyak dalam mulutku membuatku tersedak sehingga spermanya membasahi bagian paha doni. Aku lalu membersihkan sperma itu dengan menjilatinya. Sementara Doni yang rebahan mulai memejamkan mata karna kelelahan.
"Pah ih malah tiduran bersih bersih dulu trus tidur", kataku dengan suara parau akibat lemas yang kurasakan.
"Kan udah dijilatin mah pasti udah bersih hehehe", kata suamiku dengan memejamkan mata. Aku lalu menyelmuti dia yang langsung tertidur dan menuju ke kamar mandi membersihkan vaginaku. Aku kemudian naik keranjang dan ikut merebahkan diri disamping suamiku.
Entah pukul 11 atau 12 malam aku terbangun, karena merasakan ingin buang air kecil. Setelah mengeluarkan cairan dari tubuhku itu. Aku lalu kembali ke ranjang, belum sempat aku memejamkan mata aku mendengar suara dering bbm dari suamiku. Aku penasaran siapa yang mengirimkan pesan pada suamiku tengah malam begini. Kuraih handphone yang ada diatas meja dan membuka lock handphone suamiku. Aku kemudian melihat siapa yang memberi pesan. Ternyata dari asisten suamiku.
Isi pesannya membuatku begitu tercengang karena ia mengirimkan foto vaginanya yang tengah tertancap dildo yang seukuran dengan penis suamiku. Tak lama kemudian ia kembali mengirim pesan.
by TinaAku tak menyangka suamiku berbuat seperti ini. Aku lalu membalas pesan itu berpura pura menjadi suamiku.
pak, istrinya udah tidur kan?, katanya mau ngechat aku jam 11
by Doni
iya dia udah tidur, maaf tadi abis maen haha
by Tina
Hihi cie emang bapak nggak puas maen ama aku dan temen temen aku di kota s
by Doni
Emang maen apa sih
by Tina
Hihihi bapak pura pura lupa ah ya maen kuda kudaan lah pak hahah, ampe aku dan temen temenku ketagihan ama permainan bapak.
by Tina
Ini buktinya aku lagi ngobel memek aku pake dildo yang seukuran kontol bapak, yang bapak beliin pas diluar kota.
by Tina
Pak telfon aku dong plisss
by Doni
Iya deh aku telfon
Aku lalu menelfon Tina yang merupakan sekertaris pribadi suamiku ini, begitu telfon tersambung ia pun memulai pembicaraan.
"Hallooo pak hihi", katanya dengan suara manja
"Halo pak ih kok diem aja sih", ia merajuk.
"Jangan ditutup telfonnya, ini saya siska", kataku dengan suara tegas.
"Ehh i iibu". Katanya dengan nada tergagap.
"Kenapa kaget yah kamu, emang suamiku udah ngapain aja hah?", kataku dengan nada pelan namun tegas.
"Itu bu anu anu hngg"
"Anu anu apa.. memek?", kataku yang mulai emosi sementara dapat kudengar suara isakan tangis disana.
"Gini aja besok kita ketemu, awas kalo kamu bilang ke suamiku, aku kenal ama orang tuamu, aku bisa saja aduin kamu ke mereka". Kataku dengan nada mengancam.
"Hiks jangan bu, iya bu kita ketemu dimana", jawabnya sambil terisak.
"Kita ketemu di kafe deket taman kota aja awas kalo kamu tidak datang".
"Ii iya bu iya". Kata Tina dengan suara yang sudah sangat bergetar karna ketakutan dan isak tangisnya.
Aku lalu mematikan telfon dan lalu naik ke atas ranjang, ingin rasanya aku membangunkan suamiku namun yang kutau pasti ia akan mengelak seribu satu macam alasan aku lalu memejamkan mata dengan emosi yang melingkupi dadaku.
--Q91--
Kini aku sudah berada di kafe bersama Tina. Ia hanya menunduk tak berani menatap wajahku mulai saat ia tiba dikafe ini.
"Sekarang cerita Tina", kataku.
"Hmm jadi begini bu memang aku dan pak doni sudah sering melakukan sex saat kami dalam perjalanan bisnis", kata Tina lirih.
"Sejak kapan itu?".
"Hmmm 2 tahun lalu bu".
"Ooohh pantes si Doni mulai sibuk keluar kota mulu, sering ninggalin aku mulu awas aja dia".
"Bu jangan kasi tau orang tua saya ya bu yah", kata Tina memelas.
"Ya sudah karna kamu udah berani jujur, jangan kasi tau Doni kalo aku ketemu kamu, biar aku yang bilang sendiri.
"Iya bu makasih bu, saya permisi bu". Kata Tina yang kemudian meninggalkanku dikafe sendirian di kafe. Awas aja kamu pah. Kataku dalam hati sambil meninggalkan kafe.
loading...
0 Response to "SIAPA SURUH SERING NINGGALIN AKU 4"
Posting Komentar