loading...

Petualangan Birahi Joni 1 - Kenikmatan Pertama

Prolog

“Ohhhhhh... ohhhh... ohhhh... enak sekali sayang... ohhh... ohhh... enjot yang kuat saying... sssshhhh... ooooohhhh...” erang Mirna saat merasakan nikmatnya enjotan kon tol Joni pada no noknya.

Saat itu Mirna dalam posisi berdiri membungkuk sambil berpegangan pada meja kerja Joni. Pakaian atasnya masih lengkap terpakai, rok mininya telah tersingkap hingga sebatas pinggulnya sedang celana dalamnya sudah melorot sampai ke mata kaki. Joni sendiri menyetubuhi Mirna dari arah belakang dengan hanya mengeluarkan kon tolnya melalui resleting celananya saja.

CREK... CREK... CREK... CREK... CREK... terdengar bunyi suara becek dari no nok Mirna yang sudah sangat basah

“Uuuuhhh... uhhh... aku sudah mau keluaaar sayaaaang... ohhhhhh” Mirna mulai merintih nikmat saat orgasmenya terasa akan datang.

Mirna mempercepat gerakan pinggulnya supaya Joni juga bisa mendapat ejakulasi bersamaan dengan orgasmenya.

“AAAAAHHHHHH...” Joni berteriak tertahan dengan tubuh bergetar, kon tolnya ditancapkan dalam-dalam pada liang no nok Mirna.

“Miiiiiiiirrrrrr... sssaaayaaa... keluaaaaaar...!!!” jerit Joni.
CROOOTT... CROT... CROT... crot... crot ... semprotan air mani Joni yang hangat terasa memancar ke dalam rahim Mirna.

“Aaaahhhh... Hhhmmmm... akuuuuu.... juuu... gaaa... keluuuaaaarrr...!!!” teriak Mirna. Mukanya berubah menjadi merah padam saat dirinya dilanda orgasmenya.
Sseerrr...... ssseeerrr...... sssseeeerrrr... no nok Mirna menyemprotkan cairan orgasmenya dengan ber-tubi2 sehingga kepala dan batang kon tol Joni menjadi basah.

Setelah menenangkan diri sampai nafas mereka tidak memburu lagi, Joni kemudian mengambil tissue untuk membersihkan no nok Mirna dan kon tolnya untuk kemudian membantu memakaikan kembali CD Mirna. Setelah merapikan rok dan bajunya, Mirna bersiap keluar dari ruang kerja Joni.

“Makasih ya sayang... atas kenikmatannya... salam buat Sinta” kata Mirna lalu mengecup pipi Joni. Tak lama kemudian Mirnapun keluar dari ruang kerja Joni.

Apabila nafsu sexnya sudah tidak bias dia tahan lagi, Mirna selalu meminta Joni melakukan Quickly Sex di kantor. Entah itu di ruang kerjanya atau di ruang kerja Joni. Biasanya mereka butuh waktu 15 menitan saja untuk mencapai orgasme dan ejakulasi. Mereka bebas mengekspresikan kenikmatan mereka dalam bersetubuh, karena baik ruang kerja Mirna maupun ruang kerja Joni didesign kedap suara dan kaca jendelanya tidak tembus pandang dari luar. Seperti halnya kejadian siang itu, Mirna melakukan quickly sex di ruang kerja Joni.

Mirna, Komisaris Utama perusahaan tempat Joni bekerja adalah Tante dari istrinya, Sinta. Mirna dan Sinta adalah orang2 yang spesial bagi kehidupan Joni. Mereka berdualah yang telah membuat hidup Joni seperti sekarang. Tiba2 pikiran Joni menerawang ke masa lalunya...


Bagian 1: Kenikmatan Pertama

Rintik hujan mulai turun ketika Joni keluar dari Kampusnya. Dengan setengah bongkok untuk melindungi buku2 yang dibawanya, ia berlari menuju halte bus yang tidak jauh dari kampusnya.

Seandainya saja kalau tadi pagi dia menuruti saran teman kosnya untuk membawa payung ke kampus, sudah tentu ia tidak akan kehujanan seperti sekarang. Namun dia menolaknya karena pagi tadi cuaca memang cerah. Namun ternyata cuaca cepat berubah, dan terbukti siang ini hujan mulai turun.

Pagi tadi sebenarnya Sinta, pacarnya, juga menawarkan untuk bareng ke kampus naik mobil bersamanya. Namun Joni pun menolak. Tak enak setiap hari nebeng mobil pacar. Rupanya ia punya gengsi juga.

Saat Joni sedang berlari menuju halte bus. Dari arah berlawanan sebuah mobil melaju melintasi kubangan sehingga percikan air kubangan tersebut mengenai celana dan bajunya. Reflek, Joni melompat menghindar agar percikan air kubangan tersebut tidak mengenai seluruh pakaiannya.

“Hai!!!! Hati2 dong...!!!!” teriak Joni

Tiba2 mobil tersebut berhenti dan menepi. Bergegas Joni menghampiri mobil tersebut dan mengetuk kaca mobil tersebut dengan kesal. Kaca pintu mobil tersebut terbuka, seorang wanita tersenyum dan dengan ramah menyapanya,

“Maaf ya dik...” kata wanita tersebut, “Jadi kotor pakaiannya. Mau kemana?” tanyanya



Joni yang tadinya dongkol, jadi tertegun begitu melihat betapa cantiknya wanita tersebut. Menurut taksiran Joni, usia wanita tersebut tidak terpaut jauh dengannya, paling 5 tahun diatas dia. Lamunan Joni buyar setelah wanita tersebut membuka pintu mobilnya dan menyuruhnya masuk kedalam mobil tersebut dan duduk disampingnya.

"Ayo masuk. Biar aku antarkan...!!!" katanya

Dengan agak ragu Jonipun masuk ke mobil dan duduk disamping wanita itu. Dalam hati Joni berucap, “Ini baru rejeki...”

"Maaf jadi basah kuyup," kata wanita itu. "Pulang kuliah ya?"
"Ya, Mbak. Serius nih mau mengantarkan saya ke tempat kos?" Joni balas bertanya.
"Karena saya telah membuat pakaian kamu kotor, saya akan antarkan kamu. Kan gak mungkin kamu naik angkot dengan pakaian kotor seperti itu. Emang tempat kos kamu dimana?" kembali wanita itu bertanya.
"Tempat kos Joni agak jauh dari sini Mbak. Saya sengaja cari tempat kos di daerah pinggiran yang ongkos sewanya murah. Habisnya kalau kos yang dekat2 sini sewanya mahal. Gak kejangkau oleh orang seperti saya ini" Jawab Joni.
“Ooo, namanya Joni to...???” Kata wanita itu sambil kembali menjalankan mobilnya.
“Iya Mbak, saya Joni”
“Aku Mirna...” balas wanita tersebut.

Baru beberapa lama mobil berjalan,
"Jon sebelum ketempat kos kamu, kita mampir dulu ketempatku ya? Aku mau ganti baju dulu biar nyantai." ajak Mirna.

Joni hanya menganggukkan kepala saja sebagai tanda setuju.
Rumah Mirna ternyata tidak jauh dari tempat kejadian, yang berarti dekat juga dengan kampus Joni. Sebuah rumah mewah dipinggir jalan besar.
Seorang wanita lain muncul ketika mobil berhenti di teras. Dari cara bicaranya wanita yang muncul dari dalam rumah itu adalah pembantu Mirna.

"Mbak Minah, ini Mas Joni teman Mirna. Ambil handuk buat Mas Joni, Mbak...!!!” perintah Mirna kepada pembantunya sambil menunjuk ke arah Joni.

“Gak usah Mbak. Toh tidak lama khan?” ujar Joni

“Jangan gitu Jon, aku gak mau melihat kamu masuk angin. Pakaianmu basah kuyup gitu. Bila perlu mandi dulu. Mbak... Mbak Minah...!!!” panggil Mirna ke pembantunya

“Ya Non..." jawab Minah sambil mendekat ke Mirna.

“Antarkan Mas Joni ke kamar mandi. Selesai mandi antarkan Mas Joni ke kamar tidur depan. Sekalian kamu siapkan pakaian punya Den Angga yang ada dilemari kamar depan agar dapat dipakai sama Mas Joni” perintah Mirna ke Minah. Angga adalah adik Mirna yang dulu kuliah di kampus yang sama dengan Joni. Kini Angga sedang menyelesaikan kuliah S2nya di Jerman.

“Mbak...” belum juga Joni selesai bicara, Mirna sudah memotongnya,

"Jangan menolak Jon. Di rumah ini cuma ada aku sama Mbak Minah jadi kamu jangan grogi dan malu2 gitu. Nyantai aja. Sana gih buruan mandi biar gak masuk angin. Setelah itu kita makan...” jelas Mirna.

Joni gak bisa menolak dan menuruti perintah Mirna.
Dari kamar mandi Joni mendengar Mirna menyuruh pembantunya untuk menyiapkan makan.
"Mbak Minah siapkan makan. Setelah itu kamu boleh istirahat di belakang. Jangan masuk ruang utama kalau tidak aku panggil...!!!" perintah Mirna.

Sementara Joni mandi, Mirna mengganti pakaiannya. Setelah selesai berganti pakaian, Mirna duduk di meja makan menanti Joni selesai mandi.
Tidak lama kemudian Joni muncul dengan berbalut handuk sambil membawa pakaian basahnya dengan ditemani Minah. Ketika berpapasan dengan Mirna diruang makan, baik Joni maupun Mirna sama2 saling pandang dan terdiam.

Joni kaget dengan baju yang dikenakan Mirna. Mirna telah mengganti bajunya dengan kaos longgar yang tipis sehingga kedua susunya yang besar itu tercetak dengan jelas dan karena kedua susu tersebut tidak dibungkus dengan BH maka kedua pentil susunya terlihat jelas dari balik kaos Mirna. Karena belahan leher kaos Mirna yang rendah dan longgar, maka pangkal susu Mirna dapat terlihat dengan jelas oleh Joni. Rok yang dikenakan oleh Mirnapun telah diganti dengan celana pendek model hot pant yang super pendek dan super ketat. Jantung Joni berdegup semakin kencang ketika pandangannya tertuju pada sepasang paha Mirna yang mulus dan selangkangan Mirna yang tampak menonjol.

Sementara Mirnapun kagum dengan bentuk tubuh Joni yang sangat bagus. Dadanya yang bidang dihiasi bulu2 dada yang menawan. Otot2 perut Joni tampak kencang. Begitu pula dengan kedua otot lengan Joni yang kekar. Dengan bentuk tubuh seperti itu Mirna dapat memastikan bahwa Joni rajin berolahraga dan fitness.

Dengan sedikit gugup Mirnapun berkata,
"Berikan aja pakaian basahmu sama Mbak Minah, biar dicuci. Toh besok kamu bisa mampir untuk mengambilnya!" ujarnya

"Jadi ngrepoti nih MBak." Kata Joni

"Gak apa2 Jon. Aku gak merasa direpoti kok.”

Kemudian Joni menyerahkan pakaian basahnya ke Minah sambil berjalan menuju ke kamar tidur yang ditunjukkan oleh Minah untuk berganti pakaian.
Setelah berpakaian, segera Joni keluar dari kamar dan menuju keruang makan dimana Mirna telah menungggunya.

“Ayo Jon kita makan dulu. Semoga aja kamu suka dengan maknanannya" ajak Mirna begitu melihat Joni telah ada diruang makan.

Kembali Joni tertegun sejenak, melihat bongkahan susu Mirna yang mengintip dari balik kaosnya.

"Nyantai aja kali. Gak usah tegang gitu lagian aku sendiri kok disini." jelasnya.

"Makasih Mbak. Mbak baik banget," puji Joni.

“Biasa aja kali...... " ujar Mirna sambil berjongkok mengambil serbet yang jatuh. Mirna se-akan2 sengaja mempertunjukan sesuatu dibalik kaosnya, sebab ketika Mirna berjongkok Joni dapat melihat dengan lebih jelas dua bongkah susu putih yang besar tanpa BH milik Mirna.

Wajah Mirna memang cantik. Kulitnya putih. Meskipun agak gemuk namun hal itu menambah kesintalan tubuhnya sehingga bentuk tubuhnya makin mempesona.
Entah mengapa Joni merasa betah berada dirumah Mirna. Jantung Joni berdetak semakin kencang. Dia semakin penasaran ingin melihat lebih detail lagi setiap lekuk tubuh Mirna. Dia membayangkan alangkah nikmatnya jika dia dapat menggumuli tubuh montok wanita didepannya tersebut. Rasanya dia ingin membuka celana pendek Mirna untuk dapat melihat secara langsung bagian selangkangan itu dan juga kaos Mirna sehingga dapat melihat kedua susu montok Mirna tanpa penghalang.

Joni jadi terbayang tubuh montok Sinta pacarannya. Bentuk tubuh Sinta tidak jauh beda dengan tubuh Mirna. Sehingga saat melihat keindahan tubuh Mirna dengan pakaian seperti itu, ingatan Joni melayang membayangkan tubuh Sinta. Karena selama berpacaran dengan Sinta, Joni baru sekali melihat keindahan tubuh Sinta. Saat itu tanpa sengaja Joni melihat keindahan tubuh Sinta yang terbalut baju renang karena saat itu secara kebetulan memang Sinta habis berenang di kolam renang yang ada di rumahnya. Begitu melihat kehadiran Joni, dengan serta merta Sinta langsung meraih handuk dan membungkus tubuhnya dan bergegas pergi menuju ruang ganti. Setelah mengganti baju renang dengan baju panjang dan longgar yang tidak menampakkan lekuk2 keindahan tubuhnya, Sinta baru menemui Joni.

Selama pacaran dengan Sinta, Joni memang belum pernah melakukan ML. Paling hanya berciuman dan paling jauh sebatas raba meraba. Terkadang Joni pingin lebih dari itu, apalagi jika mendengar cerita teman2nya saat mereka berpacaran. Hampir semua teman dekatnya telah merasakan nikmatnya menyetubuhi pacar masing2.
Namun begitu karena kebaikan Sinta yang selama ini dia berikan padanya, sampai saat ini Joni masih sangat mencitai Sinta, walau dia tahu bahwa dia belum dapat menikmati apa yang selama ini dinikmati teman2nya. Suatu saat nanti pasti dirinya akan merasakannya juga.
Karena alasan itu pulalah, sambil menikamati makanannya, sesekali mata Joni memandang tubuh indah Mirna. Joni tidak ingin me-nyia2kan pemandangan indah dihadapannya tersebut.

Selesai makan, Mirna dan Joni berpindah ke ruang tengah.
Mirna mencoba mencairkan suasana dengan bertanya pada Joni,

"Kuliah di xxxxxx, ambil jurusan apa? Tingkat berapa sekarang?" tanya Mirna.

"Teknik Mesin, sekarang tinggal nyusun skripsi, Mbak." Jawab Joni.

“Wah hebat juga kamu Jon.” puji Mirna.

“Suka rokok? Ayo ambil saja," kata Mir¬na sambil menyodorkan sebungkus rokok. Saat itu Joni dapat melihat kembali dengan jelas betapa indahnya susu Mirna.

"Hei, hei, kenapa melihatnya kemari,” goda Mirna sambil menunjuk ke dadanya, “Rokoknya disini, ambil aja!" lanjutnya.

"Oh! Maaf ......... Makasih Mbak saya tidak merokok.” Jawab Joni sedikit gugup ketika ketahuan oleh Mirna kalau dia sedang memperhatikan susunya.

"Apa yang kamu lihat, Jon?" Tanya Mirna dengan nada menggoda.

"Ah engggak, Mbak" jawab Joni

"Kamu punya pacar, Jon?" kembali Mirna bertanya.

Joni tidak menjawab. Kemudian sambil menyalakan rokok Mirna menggeser duduknya sehingga tepat didepan Joni. Posisi duduk Mirna yang mengangkangkan kakinya membuat Joni sekarang dapat melihat dengan jelas belahan yang ada diselangkangan Mirna. Dan karena hot pant yang dipakai Mirna dari bahan yang agak tipis, maka bayangan hitam di selangkangan Mirna tampak jelas membayang dari balik hot pant yang dipakainya. Joni yakin bahwa saat ini Mirna tidak mengenakan CD.

“Pasti jembut Mbak Mirna sangat lebat, dari luar aja sudah terlihat hitam legam begitu dan dibalik itu tentu ada sesuatu yang lebih indah. Dan paha itu, Ohhh beta¬pa indahnya paha itu. Putih, mulus lagi.” Kata Joni dalam hatinya mengagumi keindahan bagian bawah tubuh Mirna.

Sedang asyik2nya menikmati pemandangan didepan matanya, tiba2 terdengar suara Mirna,
"Ngobrol dong." kata Mirna dengan nada menggoda. Mirna tahu bahwa Joni sedang menikmati keindahan tubuhnya.

Joni seakan gagu,
"Kenapa? Sakit ya?" tanya Mirna lagi, “Jangan2 kamu masuk angin. Mau minum obat?"

Belum sempat Joni menjawab Mirna sudah menghilang meninggalkannya dan sebentar kemudian dia kembali dengan mambawa sebutir pil dan segelas air putih. Kemudian diberikan ke Joni.

“Nih obatnya. Ayo minum...!!!” perintah Mirna. Pil tersebut sebenarnya bukan obat masuk angin atau flu tapi obat perangsang. Pil tersebut sengaja diberikan ke Joni karena Mirna tahu bahwa sebenarnya Joni lagi terangsang melihat dirinya sehingga Mirna memberi obat perangsang tersebut agar Joni semakin tinggi nafsu birahinya.

Joni seperti orang terkena hipnotis akibat keindahan tubuh Mirna, sehingga dia hanya menurut saat Mirna memberinya obat untuk diminum, maka dia yang sebenarnya tidak sakit apa2 meminum obat tersebut.
Beberapa menit kemudian, tampak oleh Mirna Joni semakin gelisah. Dahinya berkeringat.

Obat yang diberikan Mirna mulai bereaksi dalam tubuh Joni. Mengetahui hal itu sambil tersenyum, Mirna bangkit dari tempat duduknya semula dan kini Mirna telah duduk disamping Joni.

"Bagaimana Jon, agak baik?" tanya Mirna sambil me-mijit2 kepala Joni.

"Sebenarnya Joni tidak sakit, Mbak." Jawab Joni dengan suara agak parau menahan gejolak nafsunya yang semakin menggelegak.

"Lalu kenapa?" Tanya Mirna pura2 tidak tahu. Padahal dalam hati Mirna bersorak kegirangan karena sebentar lagi dia bakal merasakan kenikmatan yang telah lama hilang darinya sejak tunangannya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang.

Gejolak birahi sudah tidak dapat dikendalikan lagi apalagi setelah minum obat yang yang diberikan Mirna. Joni semakin nekat, lalu dengan sekejap Joni telah berhasil me¬muluk erat tubuh montok Mirna lalu bibirnya menyergap bibir indah Mirna.

Mendapat perlakukan seperti itu Mirna bukannya berontak menolak tetapi Dia bahkan membalas lumatan bibir Joni yang liar tersebut. Dari cara Joni mencium bibirnya, Mirna tahu bahwa ternyata Joni belum berpengalaman dalam bercinta, tapi justru itu membuatnya semakin senang. Berarti sebentar lagi dirinya akan mendapatkan perjakanya Joni. Hal itu membuat dirinya semakin bernafsu untuk dapat melampiaskan hasrat birahinya yang lama terpendam.

"Ah Jon, Kamu nakal!!!! teriak Mirna dengan suara manja sambil melepaskan pagutan bibir Joni.

"Habis Mbak sih bikin Joni gak kuat nahan nafsu." balas Joni.

"Itu namanya kamu lelaki normal." Jelas Mirna

"Mbak, Joni pingin... " Kata Joni ragu2.

"Pingin apa Jon, ngomong aja. Kamu terangsang lihat tubuh Mbak, terus kamu pingin ngen toti Mbak???” kata Mirna to the point.

"Bener Mbak? Tapi terus terang aku belum pernah melakukannya." kata Joni lagi.

"Sekarang lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Dengan senang hati Mbak akan melayanimu. Sebenarnya dari tadi Mbak juga sudah kepingin..." jelas Mirna.

Mendengar jawaban dari Mirna tersebut membuat Joni semakin bernafsu. Dipeluknya tubuh Mirna lebih erat lagi. Pe¬lukannya kali ini tidak ragu2 lagi. Ciumannyapun mulai lembut dan makin terarah. Merasakan hal itu, Mirna mencoba sejenak melepaskan pagutan bibir Joni.

"Jon, kamu bohong sama Mbak ya??? Kamu sudah sering meniduri pacar kamu, ya kan???" tuduh Mirna

"Sungguh Mbak, Joni belum pernah ML!!!" jawab Joni bersemangat, “Boro2 ML, ciuman seperti sekarang aja kadang2, Mbak.....”

“Kacihan deh loe...” ledek Mirna, “Nah sekarang bersiaplah. Sebentar lagi kamu akan merasakan kenikmatan surga dunia. Mbak akan memberikan kenikmatan itu” lanjut Mirna sambil tangannya me-ngelus2 bagian selangkangan Joni yang semakin menggembung.

Merasakan besarnya tonjolan diselangkangan Joni, Mirna jadi semakin bernafsu. Dengan cekatan dia mulai membuka satu persatu pakaian yang dikenakan Joni. Dan dalam waktu singkat kini Joni hanya tinggal memakai celana boxer yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Dan karena Joni tidak mengenakan CD maka begitu tangan Mirna masuk kedalam celana boxer Joni, dia dapat langsung menyentuh kon tol Joni yang sudah ngaceng.

"Gila...!!! Kon tol kamu gede banget...!!!” teriak Mirna ketika tangannya menyentuh kon tol Joni. Penasaran Mirna menarik celana boxer Joni tersebut hingga melorot ke ujung kaki Joni, kon tol Joni yang gede dan panjang itu langsung mengacung bagai pentungan hansip.

“Wow, Jon. Ternyata dugaanku tidak salah. Saat melihat kekekaran tubuhmu waktu sehabis mandi tadi, Mbak sudah membayangkan bahwa kamu pasti memiliki kon tol yang super... dan ternyata memang benar2 kon tol yang super. Udah gede panjang lagi..." jelas Mirna.

Tiba2 Joni merasakan kenikmatan pada kon tolnya ketika dengan lahapnya Mirna mengulum kon tolnya. Bibir Mirna yang merah dan seksi itu ber-putar2 dan meng-isap2 kon tolnya. Joni merasa bagai di-tarik2 tenaga gaib. Ia meng¬geliat menahan nikmat yang luar biasa.

"Uuuuhhh... nikmat Mbak... Ouuhhh...... ssshhhhh..... aaahhhhh.... eenaakk sekali sshhhh... aaahhhh... " Karena Joni belum pernah dioral seperti itu maka Joni terus mengerang merasakan kenikmatan yang baru pertamakali ini dia rasakan. Sementara Mirna terus mengisap dan melumat kon tol Joni dengan lahapnya. Kon tol Joni makin mengeras dan ber-denyut2. Mirna tahu bahwa sebentar lagi Joni akan menyemprotkan pejunya. Maka Mirnapun semakin lahap melumat, mengisap dan mejilat seluruh batang kon tol Joni hingga beberapa detik kemudian Joni tak mampu lagi menahan kenikmatan yang dirasakannya.
Crot... croott... crooottt... dengan denyutan cepat disertai rasa nikmat yang luar biasa, Joni memuncratkan cairan pejunya.

Tanpa melepaskan kon tol Joni dari mulutnya, Mirna melahap cairan peju yang baru saja keluar dari kon tol Joni. Setelah peju itu tidak keluar lagi dari kon tol Joni, Mirna baru melepaskan kulumannya pada kon tol tersebut.

“Hmmmm... Sekarang Mbak baru percaya bahwa kamu emang jarang dan mungkin belum pernah ngen tot dengan perempuan,” kata Mirna yang dengan tidak malu2 lagi sekarang dia mulai berkata dengan vulgar.

"Peju kamu gurih dan wangi baunya...." lanjut Mirna sambil terus menjilati batang kon tol Joni. Sesekali biji peler Joni tidak luput dari jilatan dan isapan lidah dan mulut Mirna. Karena Mirna terus menjilatinya maka batang kon tol Joni mulai ngaceng lagi.

"Nah mulai bangun lagi tuh,” kata Mirna sambil melepaskan jilatannya pada kon tol Joni dan bangkit berdiri. Sebenarnya Mirna berdiri untuk mengajak Joni ke kamarnya untuk menuntaskan birahinya yang semakin memuncak, namun ternyata begitu dia bangkit, dengan penuh nafsu Joni langsung memagut bibirnya dan berusaha membuka seluruh pakaian yang ia kenakan sehingga tubuhnya kini sudah dalam keadaan telanjang bulat. Sejenak Mirna melepaskan ciuman Joni,

“Kita pindah ke kamarku aja yuk biar lebih leluasa...???” ajak Mirna lalu menarik tangan Joni menuju kekamarnya dan begitu sampai di kamar, Mirna langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tanpa disuruh, secara insting Joni naik ke atas tubuh Mirna yang dalam posisi mengangkang.
Wajah Joni ditenggelamkannya diantara kedua susu Mirna yang bulat, besar dan montok itu. Mulut Joni mulai mengenyot dan menjilati kedua susu Mirna secara bergantian sehingga lama2 pentilnya makin tegak dan mengeras.

“Ohhh... Jon... terus Jon... sedot yang kuat susu Mbak, Jon...” rintih Mirna sambil menggigit bibir bawahnya dan meminta Joni untuk terus mengisap kedua susunya. Matanya merem melek menikmati jilatan dan isapan lidah Joni di susunya.

Sementara tangan kanan Joni memegang susu Mirna dan sambil terus menjilat dan menyedot2 pentil susu Mirna, tangan kiri Joni menempel pada bagian bawah selangkangan Mirna tepat di atas bukit no noknya. Joni menemukan bagian yang lembut dan lembab yang ditutupi dengan rimbunnya bulu2 jembut yang tebal dan hitam. Ada cairan halus tersentuh oleh ujung jari Joni saat Joni mulai membelah bibir no nok Mirna dan memasukkan ujung jarinya kedalam celah hangat tersebut. Joni mencium cairan itu. Tercium olehnya bau yang belum pernah dia rasakan. Bau kas no nok perempuan. Bau tersebut semakin menambah nafsu birahi Joni.

Joni semakin bernafsu menjilati kedua susu Mirna. Pentilnya dikulum halus dengan bibirnya dan dijilatinya dengan lidahnya.
Lagi2 Mirna memejamkan matanya meresapi kenikmatan yang diperolehnya. Sementara jari2 Joni kembali mengobel dan merojok no nok Mirna. Joni dapat merasakan no nok Mirna yang semakin lama semakin basah akibat cairan birahinya yang terus keluar.

Perlahan, jilatan lidah Joni merambat turun dari dada Mirna. Kini jilatan lidah Joni mulai menjilati daerah sekitar puser Mirna, kemudian jilatannya semakin turun sehingga kini mulutnya tepat di depan no nok Mirna.

Perlahan Joni membuka kedua paha Mirna semakin melebar, karena no nok Mirna sekarang hanya berjarak sekitar 10 cm di depan wajahnya, maka bentuk no nok Mirna semakin jelas terlihat. Joni memperhatikan dengan seksama bentuk no nok tersebut, "Ooo, ini toh yang namanya no nok itu, begini toh bentuknya...!" kata Joni dalam hati.

Tampak jelas sekarang bentuk dari bibir luar no nok Mirna. Bibir no nok itu terlihat sedikit terbuka sehingga memperlihatkan bibir bagian dalam dan liang no nok tersebut. Sementara di bagian pucuk atas bibir no nok tersebut bertengger dengan indahnya secuil daging berwarna merah muda menonjol keluar. Joni menduga ini pasti yang namanya 1t1l.

Beberapa lama Joni terpana memperhatikan semua pemandangan dahsyat yang baru kali ini Joni lihat dalam hidupnya secara nyata. Tiba2,

"Aduuhh..!" Joni menjerit kecil kaget ketika tangan Mirna mencubit pipinya.

"Kamu ngeliatin apa sih... Jon...?" tanya Mirna manja. Mirna bertanya pura-pura tidak tahu apa yang dilihat Joni, padahal dia tahu kalau Joni lagi mengagumi keindahan no noknya yang dihiasi bulu2 jembut yang hitam lebat itu.
Mirna merasakan hembusan nafas Joni yang terasa panas menandakan nafsu birahi Joni yang semakin tinggi.

"Cuma mau dilihatin aja...?" kembali Mirna bertanya, membuat Joni sedikit kikuk.

"Eehh... ohh... nggak, habis baru pertama kalinya Joni melihat no nok perempuan secara nyata, Mbak. No noknya bagus... Mbak!" jawab Joni sekenanya, karena tidak tahu apa yang harus dia katakan.

"Ah masa sih...?" sahut Mirna, lalu seperti memancing gairah kelelakian Joni, Mirna meng-usap2 sendiri 1t1lnya dengan jari2nya, 1t1lnya dipelintir sedemikian rupa hingga 1t1l dino noknya tersebut tambah mencuat keluar.
Nampak oleh Joni no nok Mirna semakin banjir oleh cairan birahinya.

"Masa sih no nok Mbak bagus...? Bagus apanya...? Kalau bagus kok cuma diliatin aja... Sih?" Mirna menyambung perkataannya sambil jari2 tangannya masih mengerjai 1t1lnya, terdengar oleh Joni suara Mirna sangat seksi.

Kemudian perlahan Mirna memegang kepala Joni dan menggerakkannya agar wajahnya semakin dekan dengan no noknya. Sambil meng-goyang2kan pantatnya Mirna se-akan2 menyodorkan no noknya untuk dipersembahkan kepada mulut dan bibir Joni. Sekarang jarak liang no nok Mirna dengan wajah Joni hanya tinggal sekitar 5 cm sehingga aroma khas bau no noknya merebak menusuk hidung Joni. Sebuah aroma dan bau yang baru kali ini Joni rasakan. Sesaat Joni memejamkan mata menikmati aroma yang tercium menembus hidungnya.

"Iiihhh..., nih orang...! Ngapain sih...? Tadi cuma ngeliatin aja, sekarang cuma mencium baunya aja...!" suara Mirna sontak membuyarkan lamunan Joni. Joni melihat wajah Mirna terlihat cemberut. Joni tersenyum melihat hal tersebut.

"Iya Mbak! Mosok nggak boleh sih Joni menikmati dulu harumnya no nok Mbak...? Baru pertamakali Joni mencium bau yang seperti ini. Beneran lho Mbak. No nok Mbak haruummm... banget...!" Joni mencoba merayu Mirna.

Akibat cairan birahi Mirna yang terus keluar dari dalam no noknya, tampak oleh Joni bibir no nok Mirna semakin mengkilat dan bulu2 jembutnyapun terlihat mulai basah. Cairan birahi itu semakin banyak keluar sejalan dengan semakin memuncaknya nafsu birahi Mirna. Saat Joni hendak melanjutkan aksinya untuk menjilati no nok Mirna, tiba2 Mirna menarik kepala Joni agar naik kembali ke atas dan begitu wajah Joni telah sejajar dengan wajahnya, Mirna langsung melahap bibir Joni dan sebentar kemudian melepaskannya kembali...,

“Oughhh.... Joooonnn.... Mainin no noknya ntar aja masih banyak waktu. Sssshh... aagchhhh... mmaasuukkiin....... Kon tolmu... Jooonnn... ooughhh... Mbaaakkk... tidak taahan lagi... ceepaat... Jooonnn... Mbaaakk... ingin merasakan kon tolmuuu...yang besaaarr itu...’” Mirna mengerang menyuruh Joni untuk segera memasukkan kon tolnya kedalam no noknya.

“Ayo sayang masukkin kon tolmu dalam no nok Mbak. No nok Mbak dah gatel pingin digaruk kon tol besarmu...!!! rengek Mirna. Mirna sudah tidak sabar untuk segera merasakan no noknya disodok oleh kon tol lelaki.

Semenjak tunangannya meninggal, sudah satu tahun lebih Mirna tidak merasakan no noknya dimasuki oleh kon tol lelaki. Dulu hampir setiap ada kesempatan Mirna dan tunangannya selalu memuaskan nafsu birahinya. Dimana saja kapan saja asal ada kesempatan mereka selalu berpacu dalam birahi. Kini entah mengapa nafsu itu kembali berkobar saat dia bertemu dengan Joni. Kini Mirna telah benar2 menginginkannya. Mirna pingin merasakan no noknya kembali disodok oleh kon tol lelaki. Dan kini kon tol Joni telah siap memasuki no noknya. Tangan Mirna kemudian meraih batang kon tol Joni yang panjang dan besar itu kemudian mengarahkannya hingga posisinya tepat berada di atas belahan no noknya.

Dada Joni semakin berdebar menanti saat2 dimana dia akan merasakan pertama kali dalam hidupnya bagaimana nikmatnya bersenggama dengan seorang wanita.
Seperti tahu akan perasaan Joni, Mirna mencoba membuatnya rileks,

"Jon.., kok kamu tegang sih..? Santai saja, Mbak maklum kalau kamu tegang begitu, Mbak dulu juga seperti kamu, gelisah dan tegang, nikmati saja ya...?" kata Mirna. Dengan telaten tangan Mirna membimbing batang kon tol Joni untuk mendapatkan posisi yang tepat agar batang kon tol Joni bisa pas menembus liang no noknya. Begitupun dengan pinggul Mirna sedikit digoyangkan, agar posisi ujung kepala kon tol Joni tepat dalam jepitan bibir no noknya.

“Sekarang kamu turunkan pantatmu pelan2” perintah Mirna.

Pelan2, Joni kemudian menekan pantatnya ke bawah.

Sleeep............

Ujung kon tol Joni mulai membelah celah yang lembab dan hangat.
Joni memejamkan mata merasakan geli bercampur ngilu. karena menikmati gesekan kulit kepala kon tolnya dengan bibir kemaluan Mirna.

“Tekan lagi Jon...” Mirna member komando pada Joni.

Bless... sleep... bleess... sleppp... bleess.... sleeeppp.....

Joni menurunkan pinggulnya, terasa batang kon tolnya perlahan menerobos masuk ke dalam liang no nok Mirna. Sedikit demi sedikit batang kon tol Joni masuk lebih dalam lagi kedalam liang no nok Mirna seiring denga dorongan pantatnya.

"Oouhhh... Mbaakk...!" hanya itu rintihan yang keluar dari mulut Joni merasakan berjuta kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya hingga diusianya yang ke 25 tahun. Terasa begitu lembut dan hangatnya bibir dan dinding no nok Mirna ini menjepit dengan erat seluruh batang kon tolnya.

"Oouuuhhhh... gimana sayaaangg... Enaakhh kan... Aahhh... ssttt... aduuhhh.. gilaa...! Kon tol kamu... sssstttt... Oouugghh... Kon tol kamu gede banget... sayang. Liang no nokku terasa penuh terisi batang kon tolmu, Edaann...! Aaaaahhhh... Jooooonnn..." Mirna mulai merintih merasakan nikmat pada no noknya yang sedang terisi oleh kon tol besar Joni.

"Aahh... Mbakkk...! sssssttttt.... Oooohhhh.... benar kata orang ngen tot itu... sssssstttttttt... nikmat sekaliiiiii...!" desah Joni

“Ssshhh.... aaaaghhhh... Joon... kon tolmu besar.... sssshhhh.... Eenaakk Joonn... puaskan aku dengan kon tolmu yag besar itu.... ssshhhh... ooooohhhhh....” desis Mirna.

Mata Mirna merem melek ketika Joni mulai menaik-turunkan pantatnya sehingga kon tol Joni keluar masuk liang no noknya. Mirna begitu menikmati enjotan kon tol Joni yang super besar kalau dibandingkan dengan kon tol tunangannya.
Melihat Mirna mulai menikmati enjotannya Joni mulai berani melumat bibir Mirna, kemudian menjilati leher, telinga dan akhirnya mulut Joni meng-isep2 susu Mirna. Aksi Joni tersebut semakin membuat desahan2 Mirna semakin menjadi.

“Ouuhhh...... ssshhhhh..... aaahhhhh.... Joonniiiii..... kon tooolllmuuuu... eenaakk sekali sshhhh... aaahhhh...” Mirna mendesah keenakan menikmati en totan Joni.

“Hmmhhhh..... slrrppp..... hmmmm.... slrrrppp... no nok Mbak juga eenaaakkk... oohhhh.... sslrrpppp.... seempiitt sekali... ooohhhh.... slllrrpppp.....” Joni melenguh keenakan merasakan no nok Mirna yang sangat ketat menjepit batang kon tolnya sambil mulutnya meng-isep2 susu Mirna.

Setiap Joni menggerakkan kon tolnya, Joni merasakan otot2 yang melingkar pada no nok Mirna bagai meng-mijit2 dan me-remas2 batang kon tolnya. Makin cepat gerakan kon tol Joni, otot2 yang melingkar pada no nok Mirna semakin kuat memijit dan meremas batang kon tolnya. Kon tol Joni terasa di-remas2 dan di-pijit2 didalam no nok Mirna. Dan setiap kon tol Joni masuk lebih dalam kedalam no nok Mirna, ia merasakan tubuhnya dijalari oleh rasa nikmat yang tiada tara.

“Ouughhh... Joonn... teeruusss... ssooddokkk no nokkuuuu... dengaaannn kooon toooolmu... ituuu... aaaggghhhh....” Mirna mengerang kenikmatan menikmati sodokan kon tol Joni di liang senggamanya.

“Hhhhmmmm... aaaaghhh... no nok Mbaaak... benaaarr-benaar... sseeemmpitt enaaakkk... oouughhh ... jepitan no noknya terasa banget di koon tooolllkuuu... sssstttttt... aaaaahhhh...“ Jonipun melenguh keenakan merasakan jepitan dinding no nok Mirna dibatang kon tolnya..

“Teekkaaannn... lebih daaalllaamm... Joooon... yaaahh... begituu... ssshhhhh... oouughhh...” rintih Mirna meminta Joni untuk menekan lebih dalam, yang dituruti oleh Joni, dengan menyodokkan kon tolnya kuat2 sehingga kon tolnya terbenam sampai pangkalnya.

Kedua insan ini sudah tidak ingat apa2 lagi selain menikmati nikmatnya persetubuhan mereka yang semakin menggila. Joni semakin cepat mengeluar masukkan kon tolnya didalam liang no nok Mirna yang semakin basah, sementara Mirna sendiri dengan semangat menggoyangkan pantatnya mengimbangi gerakan Joni. Walaupun kamar tidur Mirna dilengkapi dengan penyejuk udara, namun tubuh mereka berdua telah basah bermandikan keringat akibat membaranya nafsu birahi mereka berdua dan semakin panasnya persetubuhan mereka.

“Aaagghhh... akuuu... sudah tidak tahan laaagiiii... ouugghhhh... Jooonnn...... aku mau keluar Joooonnn... ough enaaaaakkkk sekali kon tollmuuuu..... aaaagghhhhhh..... Jooooon.... akuuu... keluaaarrrrr......... aaaaghhhhhhh!!!!!” Mirna mengerang.

Srrr..... ssssrrrrr.... ssssrrrrr........ akhirnya Mirna mencapai puncak kenikmatannya, tubuhnya mengejang saat ia mencapai puncak kenikmatannya, no noknya ber-denyut2 saat mengeluarkan cairan orgasmenya. Joni merasakan batang kon tolnya tersiram oleh hangatnya lendir kenikmatan Mirna dan ia juga merasakan dinding no nok Mirna ber-kedut2 me-remas2 batang kon tolnya. Joni mendiamkan kon tolnya sejenak didalam no nok Mirna untuk memberi kesempatan bagi Mirna menikmati orgasmenya. Baru beberapa saat kemudian Joni mulai lagi menyodokkan kon tolnya keluar masuk no nok Mirna.

“Oughh... aaaahhhh.... sshhhhh... aaaghhhh... Mbaaakkk.... Akkkhhuuu... juuggaaa... mmaaauuu.... Mbaaaakkk.....” Jonipun melenguh. Merasakan bahwa pejunya sebentar lagi akan muncrat, Joni semakin mempercepat sodokan kon tolnya didalam no nok Mirna.

“Ssssstttttt..... ooouugghhhh... Mbaaaaaaakkkkk.... akuuuu.... keluaaarrrrr......!!!!” teriak Joni sambil menekan kuat2 kon tolnya didalam liang no nok Mirna, lalu terdiam.

Crooootttt..... ccrroooottt .....ccrroooottt.....

Akhirnya kedua kemaluan mereka memuntahkan cairan orgasme yang hampir berbarengan. Mirna merasakan dinding rahimnya disemprot oleh cairan hangat yang keluar dari kon tol Joni dan dinding no noknya merasakan batang kon tol Joni yang ber-denyut2 menyemburkan pejunya.

Mirna memeluk erat2 Joni, sementara kakinya ia kaitkan dengan erat dibelakang bokong Joni menekan pantat Joni, sehingga kon tol Joni semakin terbenam dino noknya, beberapa saat kemudian Mirna melepaskan kaitan kakinya ditubuh Joni, dari wajahnya terpancar kepuasan.

"Baru kali ini aku merasakan nikmat seperti ini Jon..... " gumam Mirna.

Begitu kaitan kaki Mirna lepas, Joni menggerakkan pantatnya ke atas bermaksud hendak mencabut kon tolnya dari no nok Mirna. Mengetahui hal itu Mirna mendekap erat tubuh Joni,

"Jangan dicabut dulu kon tolnya Jon...!!!" pinta Mirna, "Aku masih ingin merasakan kon tol besarmu didalam no nokku."

Bagi Joni hari itu merupakan saat yang tak mungkin bisa dilupakannya. Hari pertama merasakan nikmatnya bersenggama dengan perempuan. Nikmat yang selama ini hanya dapat dibayangkan dari cerita teman2nya sekarang menjadi kenyataan. Dia mengalami dan merasakan sendiri nikmatnya menggumuli tubuh perempuan seperti yang telah diceritakan oleh teman2 selama ini.

Ada perasaan kecewa dihati Joni ketika ia turun dari atas tubuh bugil Mirna. Rasanya sayang kalu harus melepaskan tubuh indah wanita itu. Aneh sekali pikirnya.

"Kenapa diam Jon?" tanya Mirna sambil menelusuri tubuh Joni dengan tangan kirinya. Nafas Joni turun naik. Degup jantungnya masih tak teratur.

"Capek Jon?" tanya Mirna kembali. Joni masih diam. Mirna tersenyurn.

“Kamu hebat, Jon. Mbak betul2 puas, kamu benar2 perkasa. Mbak pingin terus merasakan keperkasaan kon tol besarmu ini...!!!” kata Mirna sambil tangannya terus meremas dan mengocok dengan lembut batang kon tol Joni yang masih lemas setelah dua kali memuncratkan pejunya. Perla¬han namun pasti Mirna merasakan kon tol itu ber-gerak2 dan ketika ia melihat kearah selangkangan Joni, Mirna berseru kegirangan: "Ngaceng lagi???!!!”

“Jon... Mbak Pingin lagi???" rengek Mirna dengan manja dan genit.

Joni tahu Mirna tidak sekedar basa-basi. Wainta itu telah merasakan keperkasaannya. Dan diapun telah menikmati kehangatan tubuh wanita itu,

“Mbak mau dien tot lagi? Sekarang? Sampai pagipun Joni layani. Joni juga masih ingin merasakan nikmatnya liang no nok Mbak,” kata Joni.
Joni meng¬gulingkan tubuhnya hingga berhadapan dengan tu¬buh Mirna. Ujung kon tolnya menyentuh ku¬lit perut Mirna.

"Kamu bena2 perkasa Jon!!" puji Mirna sambil menciumnya.

Birahi Joni naik begitu cepat. Akibat pengaruh obat yang diberikan Mirna padanya membuat kondisinya selalu fit walapun dia telah 2x mencapai puncak kenikmatan bersama Mirna. Nafsunya dengan cepat bangkit. Kembali didekapnya tubuh hangat Mirna yang montok.

Namun tiba2 dengan masih dalam dekapan Joni, Mirna bangun dari posisi tidurnya sehingga sekarang mereka dalam posisi duduk ber-hadap2an. Wajah mereka begitu berdekatan, Mirna merasakan nafas yang keluar dari hidung Joni panas menerpa wajahnya, dengan lembut lalu Joni mengecup perlahan bibir Mirna.

“Ohhhh...,” Mirna mendesah.

Joni melanjutkan aksinya dengan melumat seluruh bibir Mirna, lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulut Mirna, kemudian lidahnya menari didalam rongga mulut Mirna, Mirna membalas dengan menyentuhkan lidahnya kelidah Joni, lidah mereka menari bersentuhan didalam rongga mulut Mirna.

Sambil tetap mencumbu mulut Mirna, tangan Joni mulai beraksi, kedua tangan Joni kini pelan2 mulai turun dari leher Mirna yang jenjang ke arah kedua susu Mirna yang besar, bulat dan montok. Setelah kedua susu Mirna berada dalam genggamannya Joni mulai me-remas2 kedua susu Mirna, yang kadang2 diselingi dengan pilinan2 lembut di kedua pentilnya.

“Hhhmpp... ssshhh... oohh...” desah Mirna merasakan nikmatnya sentuhan dan remasan tangan Joni di kedua susunya.

Aksi Joni semakin menjadi, ciuman Joni berpindah dari bibir ke leher Mirna, membuat Mirna semakin menggeliat, lalu turun kearah dada Mirna. Dengan lembut pentil susu sebelah kanan Mirna dikecup oleh Joni, dilanjutkan dengan jilatan2 dipentil tersebut dan kadang2 di-isep2nya susu Mirna. Sementara tangan kiri Joni masih aktif dengan remasan dan pilinan disusu dan pentil Mirna sebelah kiri, tangan kanannya mulai meluncur kearah selangkangan Mirna, dengan gerakan perlahan tapi pasti tangan kanan Joni telah berada tepat dibelahan no nok Mirna, terasa oleh Joni no nok Mirna sudah basah. Dengan lembut jemari Joni meng-gesek2 1t1l Mirna. Aksi Joni pada susu dan no nok Mirna tersebut menghasilakn efek yang luar biasa bagi Mirna. Kombinasi aksi tersebut membuat Mirna semakin mendesah, rintihan nikmatnya tak henti2nya meluncur dari mulut Mirna.

“Oohh... enak... terus... kamu hebat Joon oohh... kamu makin pintar Joooonn... sssstttt... ooooohhhh... melayang aku jadinya... puaskan aku lagi... oooohhhh...,” rintih Mirna.

Kemudian Joni turun dari tempat tidur dan jongkok dipinggir tempat tidur. Ditariknya pantat Mirna hingga posisi pantat tersebut tepat berada dipinggiran tempat tidur. Kini belahan no nok Mirna tepat berada di depan muka Joni, sekali lagi ditariknya pantat Mirna lebih maju dan diletakkannya kedua kaki Mirna di atas pundaknya. Sehingga kini Joni akan dapat dengan mudah dan leluasa meekplorasi bagian selangkangan Mirna.

Posisi mulut Joni sedemikian dekatnya dengan bibir no nok Mirna. Aroma kas bau no nok Mirna kembali tercium olehnya. Joni sudah tidak sabar ingin segera merasakan dan mencicipi bagaimana rasanya no nok Mirna yang tadi sempat tertunda.

“Ooouuhh Jon..! Sssstttt... aduhh kamu...! Yaahh... gitu... sshhttt..." Mirna mengerang begitu Joni mulai menjulurkan lidahnya dan menjilat bibir luar no noknya.

Liang no nok Mirna yang sudah setengah merekah itu begitu mengundang hasrat Joni untuk menyusupkan lidahnya ke dalam no nok tersebut. Perlahan Joni menyapu bibir no nok Mirna bagian bawah, dan... Ohh ternyata ada sedikit kebasahan disitu, sejenak Joni kecap kebasahan itu yang berupa lendir bening yang dikeluarkan liang no nok Mirna.

"Hhmmm... lezat juga..." kata Joni dalam hati sambil meresapinya.

"Slrrrppp... slrrrp... hhhmmmm... enak juga ya Mbak..." ujar Joni sambil menikmati rasa gurih lendir di no nok Mirna tersebut.

Sambil merintih manja, Mirna menyahut, "Ouuhh Joooon..., itu baru lendir pelumas aja, coba deh ntar... oooooohh... ssssssttttt... kamu ntar akan menikmati lendir lebih banyak lagi yang keluar kalau aku orgasme nanti, makanya kamu harus berusaha membuatku orgasme, ooohhh... Joooon... terus Jooonn... sssttt..... ooouuuggghhh..."

Mirna membuka pahanya semakin lebar agar lidah dan mulut Joni dapat bergerak lebih leluasa di no noknya. Joni menjulurkan lidahnya menyusup diantara belahan bibir no nok Mirna sambil dibantu oleh jari2 Mirna menguakkan belahan no noknya semakin lebar.

"Oouuhhhhhhh... sssttt... yah begitu sayanggg... terus... masukkan lidahmu lebih dalam!!! Yaahhh... teruusss... oouugghhh..." erangan Mirna terdengar lembut dan bergairah menikmati sentuhan lidah Joni.

Saat lidah Joni mulai menyentuh 1t1l Mirna yang sudah semakin keras dan mencuat keluar, rintihan Mirna semakin keras.

"Oouuggghh... Joonnn... yahhh... teruss... yang lembut sayanggg... Oooohhh... ssssttttt... oooohhhhh... edann... Enak banget...! Aduuhhh... sssttttt... kamu ternyata... uuufff... mulai pintar juga... ssssttttt..." Mirna terus mendesah dan merintih menikmati cumbuan Joni.

Sebenarnya Joni melakukan hal tersebut tidak lebih karena dorongan instingnya dan juga mempraktekkan apa yang selama ini didengarnya dari cerita teman2nya tentang bagaimana cara melakukan oral sex pada liang no nok wanita.

Joni merasakan lendir yang keluar dari liang no nok Mirna semakin banyak. “Hhhhmmmm...! Ternyata nikmat juga rasa lendir no nok wanita itu.” Ujar Joni dalam hati. Aroma khas no nok Mirna semakin tajam menusuk hidung Joni seiring semakin banyaknya lendir yang membanjir keluar, membuat Joni semakin bernafsu menjilati setiap bagian di no nok Mirna, terutama 1t1lnya yang berwarna merah muda. Lidah Joni terus menjilati 1t1l Mirna dengan dengan irama yang teratur, baik ke samping maupun ke atas dan ke bawah.

"Adduuuhhh... Jooonnn... sssssttttt... yaaahhhh teruusss... jilati 1t1lnya Joooon... aduuuuuuhh.... nikmat sekali...! Sssssttttt... ooooohhhhh... kayaknya Mirna mau sampai nih...! Terusss... Jooooon, 1t1lnya Jon 1t1lnya..... sssssttt... oooohhhh!!!" Rintihan Mirna terdengar semakin keras, dan sekarang dia men-jerit2 begitu Joni yang dari tadi hanya menjilati 1t1lnya mulai mengulum dan mengemut 1t1lnya layaknya mengemut permen.

Joni mengulum dan mngemut 1t1l Mirna dengan gemas bercampur nafsu. Kontan tubuh Mirna kelojotan, menggelinjang hebat merasakan nikmat yang amat sangat. Ternyata 1t1l merupakan bagian yang paling sensitif bagi Mirna. Pusat kenikmatannya terletak pada 1t1lnya. Bongkahan pantat Mirna sekarang semakin diangkat ke atas menyambut setiap jilatan dan kuluman lidah Joni pada 1t1lnya. Mirna menekan kepala Joni kuat2 sehingga kepala Joni otomatis tenggelam di jepitan kedua pangkal pahanya. Posisi demikian membuat Joni sulit bernafas, apalagi mulutnya masih terus mengulum dengan buasnya 1t1l Mirna yang sepertinya terasa semakin tegang dan keras.

Kedua tangan Mirna telah lepas dari kepala Joni. Dari sela2 bulu jembut Mirna, Joni melihat kini kedua tangan Mirna me-remas2 kedua susunya. Sepertinya Mirna berusaha menambah rangsangan terhadap dirinya. Kepala Mirna mendongak ke atas dan kedua bola matanya men-delik2 serta pupil hitam di matanya sudah tidak terlihat, hanya terlihat warna putihnya saja.

"Aaaaahhhh... Joooonnn... enngg... ooouukkhhh... essstthhh... Ampun eeenaak baaangeeeet...! Adduuuhh... yyaaahhh... sedikit lagi... yahhh... uufff... kkhh... kk...ka... kamu ingin merasakan... sssstttt... ouuhhh... ingin mencicipi lendirku kaann...? Yaahhh... sedikit lagi... dikiiit lagi sayaaanggg...! Uughhh... emut terus...! Uuhhh... lebih keras lagi. Yaahhh... terus isap 1t1lku... teruusss... emut yang kuat saying... yaahhh begitu...!" jerit dan rintihan Mirna terdengar putus-putus. Sementara itu Joni terus mengisep kuat 1t1l Mirna masuk ke dalam mulutnya.

Tiba2 suara desahan dan jeritan Mirna berhenti tidak terdengar lagi, yang ada tubuh Mirna bergetar hebat dan kelojotan. Pantat dan pinggulnya bergoyang kesana kemari namun pagutan dan isepan mulut Joni pada 1t1l Mirna tetap tidak dia lepaskan sehingga kepala Joni ikut bergerak mengikuti gerakan liar bongkahan pantat Mirna, padahal tangan Joni yang tadi me-remas2 bongkahan pantat Mirna sudah berusaha menahan gerakan liar tersebut. Joni tetap mempertahankan posisi mulutnya mengisep dan memagut 1t1l Mirna.

Tak lama kemudian kelojotan tubuh Mirna terhenti. Joni merasakan tubuh Mirna meregang hebat, kedua pahanya kejat2 menghimpit kuat kepala Joni yang membuatnya sangat sulit untuk bernafas. Namun Joni rela menahan nafas hanya untuk menanti apa yang akan terjadi pada saat2 dimana Mirna akan menjemput puncak orgasmenya. Joni merasakan no nok Mirna ber-kedut2 dan Mirna kembali men-jerit2,

"Aahhh... essshttt... ituu...! Yahh... ituu...! Uuuhhh... enakkhh... enak banget...! Aahh... esshhtt... Uuhhh... ini sayangg...! Yaaahh.., ini aku keluarin cairan orgasmenya Mbak ya...? Oouuuhhh... sssstttt... nikmatt sekaliiii.. Aaaaaaaahhh...!"

Ser... seerr... seeerrr... terasa dimulut Joni semburan hangat cairan lendir yang keluar dari liang no nok Mirna mengalir masuk ke dalam mulutnya dan langsung ditelannya. Benar seperti yang dikatakan Mirna, lendir bening yang dikeluarkan liang no noknya benar2 sangat lezat, gurih dan ada sedikit rasa asin. Sungguh suatu sensasi yang baru pertama kali Joni alami dan rasakan dalam hidupnya.

Ada 5 atau 6 kali mulut Joni menangkap semburan cairan lendir yang membanjir keluar dari liang no nok Mirna. Saking derasnya aliran lendir itu menyembur mulutnya membuat Joni sampai tersedak. Semburan cairan itu semakin melemah sampai akhirnya berhenti sama sekali hanya tinggal tetesan2 saja, walau begitu Joni tetap tidak mau melewatkannya begitu saja. Jepitan kedua paha Mirna di kepala Joni mengendor, hingga Joni dapat mengambil nafas panjang. Joni hirup udara dalam2 karena saat kepalanya dalam jepitan kedua paha Mirna terpaksa dirinya menahan nafas sampai dadanya terasa sesak. Namun pengorbanan itu sebanding dengan sensasi dahsyat yang Joni dapatkan melalui isepan dan jilatan mulut serta lidahnya di setiap bagian no nok Mirna, hingga khayalannya selama ini menjadi kenyataan untuk merasakan nimatnya, lezatnya, enaknya cairan lendir yang dikeluarkan liang no nok seorang wanita.

Joni segera berdiri setelah badai nafsu Mirna mereda, dan kejutan2 tubuh Mirna berhenti, tangan kirinya merengkuh tubuh Mirna, tangan kanannya memegangi dagu Mirna lalu diciumi dengan lembut bibir Mirna, kemudian tangan kanannya beranjak ke susu Mirna dan dengan lembut meng-usap2nya. Sesekali dipilinnya pentilnya yang sudah sangat keras tersebut. Mendapat perlakuan tambahan tersebut Mirna merasakan sensasi yang berbeda daripada biasanya, sisa2 puncak kenikmatan yang berhasil ia raih semakin indah ia rasakan.

Kecupan2 lembut Joni dibibi Mirna serta usapan lembut tangan Joni di susu dan pentilnya pelan2 membuat gelora birahi Mirna yang telah mereda mulai bergejolak kembali. Desahannya mulai terdengar kembali dari mulutnya. Tangan kirinya mulai bergerak kearah selangkangan Joni, di elus2nya ko ntol Joni membuat kon tol Joni yang sedari tadi sudah tegang semakin keras membuat Joni melenguh menahan nikmat. Mirna mulai menciumi dada Joni, pentil susu Joni tidak luput dari isepan dan jilatannya, terdengar Joni kembali melenguh akibat serangan Mirna.

Jilatan Mirna mulai turun kebawah, di genggamnya kon tol Joni dengan tangannya, saking besarnya kon tol Joni masih ada sedikit bagian yang tidak tergenggam oleh tangannya, lalu dia mulai menjilati kepala kon tol Joni. Lidahnya kadang2 bermain di lubang kencingnya, sementara tangannya me-remas2 lembut bagian batangnya. Akibatnya tubuh Joni bergetar, lenguhannya kembali terdengar, kepalanya terdongak matanya terpejam menikmati jilatan2 lidah Mirna serta remasan2 tangan Mirna di kon tolnya.

“Oooooohh... Mbaaaakkkk..... ssssttttt.... terus... enak..jilatannya... Enak juga dien tot mulut Mbaaakkk, ssssstttt... ooooohhhh.... Mbaaaaakkkk......” desah Joni yang mulai berani berkata vulgar. Mulut Mirna mulai me-ngulum2 kon tol Joni, mulutnya maju mundur dikon tol Joni sambil tangan kanannya terus me-remas2 batang kon tol Joni dan tangan kirinya mempermainkan biji pelernya.

Joni semakin melenguh mendapatkan perlakuan Mirna tersebut. Kedua tangannya memegang kepala Mirna, reflek dengan perlahan Joni memaju mundurkan kepala Mirna mengimbangi gerakan maju mundur mulut Mirna di kon tolnya.

“Ooooohhhhh... aaargghhh... Mbaaaakkk... enak betul kulumannya, Mbaakkkk... ssssttttt... aaaargggghhhh...” Joni mendesah, “Terus Mbak... terus... kulum kon tol Joni... ssssttttt... ooohhh...” kembali Joni mendesah.

Kepala Joni terdongak, mulutnya setengah terbuka dan matanya terpejam menikmati permainan mulut dan tangan Mirna di kon tol dan biji pelernya, tubuhnya semakin bergetar. Mirna tidak mau Joni mencapai puncak kenikmatannya dengan mulutnya, ia ingin Joni mencapai puncak kenikmatannya dengan no noknya. Maka Mirnapun menghentikan kuluman pada kon tol Joni. Mirna pingin Joni tidak buru2 mencapai klimak dengan keahliannya Mirna mijat kuat2 daerah antara anus dan kemaluan Joni sehingga kon tol Joni yang hampir menyemburkan pejunya mendadak tidak jadi menyemburkan pejunya. Kemudian Mirna berdiri dan turun dari tempat tidur dan berjalan kea rah meja rias yang tidak jauh dari tempat tidur. Sambil berpegangan pada tepian meja rias tersebut, Mirna menunggingkan pantatnya.

“Ayo Jon, puaskan Mbak lagi. En toti Mbak lagi dengan kon tol besarmu itu... bawa Mbak kepuncak kenikmatan lagi, ooohhh... ayo Jon...” Sambil memandang Joni melalui cermin yang ada dihadapannya, Mirna merengek untuk segera dien tot oleh Joni sambil tangannya meng-usap2 belahan no noknya yang sudah sangat basah oleh lendir birahinya itu.

Jonipun bangkit menghampiri Mirna. Matanya menatap nanar pada bongkahan pantat Mirna yang bahenol. Di-sela2 pantat itu liang no nok Mirna tampak mengintip.

“Ayo sayang, berikan aku kepuasan, berikan aku kon tolmu yang panjang dan besar itu. Buruan sayang masukkan kon tolmu yang besar itu...,” Mirna terus me-rengek2 agar Joni segera mengen totinya. Suaranya terdengar manja dan penuh nafsu birahi, menantikan kon tol Joni yang besar itu menyodok liang no noknya.

Joni mulai memposisikan tubuhnya dibelakang Mirna. Diaturnya pantat Mirna sedemikian rupa sehingga posisi liang no nok Mirna sejajar dengan kon tolnya. Mirna membantu dengan meraih batang kon tol Joni dan mengarahkannya tepat di depan liang no noknya.

“Ayo!!! Masukkan Jon, jangan ragu2.” Perintah Mirna.

Joni menekan kon tolnya sesuai posisi yang di arahkan oleh Mirna.

“Ya, tekan Jon!!!” teriak Mirna ketika ujung kon tol Joni terasa menyentuh celah bibir no noknya.

Joni menekan pantatnya sehingga batang kon tolnya mulai membelah bibir no nok Mirna.

Sleeeppppp.......... Kepala kon tolnya terjepit diliang no nok Mirna.

Mirna yang merasakan lesakan kon tol Joni di liang no noknya tersentak, ada yang mengganjal di liang no noknya itu.

Perlahan tapi pasti Joni mulai menusukkan batang kon tolnya menyeruak liang no nok Mirna yang masih sempit itu yang sudah lama tidak pernah dikunjungi oleh batang kon tol lelaki, sedikit demi sedikit kon tol Joni mulai terbenam dalam liang no nok Mirna,

Bleeessss...... bleeeessss.... Bleesssss....

“Pelan2 Jon, jangan terlalu nafsu nyodoknya no nok Mbak sakit...! Kon tolmu kegedean sih. Rasanya no nok Mbak penuh terisi oleh kon tolmu...” kata Mirna ketika Joni mulai menusukkan kon tolnya lebih dalam lagi kedalam no nok Mirna.

Dan Bleesssssssss....

Dengan sekali hentak Joni mendorong masuk semua batang kon tolnya sehingga terbenam seluruhnya didalam liang no nok Mirna.

“Aaaagghhh... no nok Mbak terasa lebih sempit...,” Joni mengerang keenakan merasakan jepitan ketat no nok Mirna.

“Aduh...!!! Oooghhh... Nakal kamu Jon... Aaahhh.... Ssssstttttt... aaaaghhh... Joooon...” Mirna menjerit lalu mengerang antara sakit dan nikmat merasakan kon tol Joni yang memenuhi rongga no noknya.

Joni merasakan nikmatnya cengkeraman liang no nok Mirna yang ketat. Dalam posisi nungging maka liang no nok wanita itu akan terasa lebih sempit. Sehingga jepitannya akan terasa lebih ketat.

Mirna mulai merasakan enak akibat no noknya dipenuhi oleh kon tol Joni. Sementara itu Joni sendiri mulai merasakan no nok Mirna ber-denyut2, seolah me-remas2 batang kon tolnya dengan lembut. Joni mulai mengeluar masukkan kon tolnya di liang no nok Mirna,

Sssrtttt.... Bleeessss.... Srrttttt.... Bleeeesss.... Sssrrttt.... Bleeessss.....

“OOuughh.... eenaaakk... aaaghhh.... ssstttt... Jooonnn... enaaak... kon tolmuuu... enak Jooonnn... aahhh... genjot terus no nok Mbak Jon... sssstttt... aaaaaahhh....,” Mirna mendesah keenakan.

“Sssttttt... uuughhh... no nok Mbak... terasa seempiittt... enaaakk... aaahhhh.....” Jonipun mengerang kenikmatan.

“Ooohhh... Jon... terussss... genjot no nok Mbaaak... genjot yang cepaaatt Jon... yang kuaaat... aaawwww... teeruusss Jooonnn... yaaah beegitttuuu Jooonnn... makiiiinn ceppaatt... aaaghhh Jonnnn... makin kuaaatt Jooonnn.... Mbaaaakkkkk... ssstttt... oooghhhh... mmmau keluuarrrrr Jon... ooooohhhh enaaaakkkk...” Mirna mengerang sejadi-jadinya merasakan nikmatnya dien tot oleh Joni.

Mendengar erangan Mirna, Joni mempercepat keluar masuk kon tolnya di dalam liang no nok Mirna, dan saat Joni merasakan kedutan kuat dinding no nok Mirna pada batang kon tolnya, iapun lalu menekan kon tolnya se-kuat2nya kedalam liang no nok Mirna, dan

Sssssrrrrrrr.... Sssrrrrr....... Sssrrrrrrr..... Sssssrrrrrr...... liang no nok Mirna akhirnya menyemburkan cairan orgasmenya kembali.

“Ooouugghhh... Jooooon.... Eeenaaaakkk..... nikkmaaattt.... hhhmmmm,” Mirna mengerang keenakan saat no noknya mulai menyemburkan cairan orgasmenya.

Joni mendiamkan sejenak kon tolnya dalam liang no nok Mirna, untuk memberi kesempatan kepada Mirna menikmati puncak kenikmatan yang diraihnya, dan Joni merasakan no nok Mirna ber-kedut2 dengan kuat seiring dengan menyemburnya cairan orgasmenya.
Terlihat nafas Mirna masih memburu, matanya terpejam, dimulutnya tersungging senyuman kepuasan, sudah ke-3 kalinya Mirna mencapai puncak orgasmenya dan merasakan kenikmatan bersetubuh.

Setelah nafas Mirna mereda pelan2 Joni mulai kembali memaju mundurkan kon tolnya di liang no nok Mirna. Mirna pun melenguh merasakan gesekan batang kon tol Joni di dinding no noknya, mukanya semakin memerah saat kedua tangan Joni mulai menggerayangi kedua susunya dan me-remas2nya sambil tetap menggenjot kon tolnya keluar masuk liang no noknya dengan perlahan, erangan Mirnapun kembali terdengar, nafsu birahinya perlahan mulai menyala kembali.

Irama genjotan Joni yang pelan tapi teratur, membuat Mirna merem-melek menikmati sensasi gesekan kon tol Joni di dinding no noknya. Lenguhan dan desahannya kerap terdengar dari mulutnya, apalagi remasan tangan Joni dan pilinan jemarinya bermain di kedua susu dan pentilnya yang semakin menegang, Mirna merasakan kenikmatan yang amat sangat.

“Ooohhh... Jon... aaaghh... enak Jon... kon tolmu... enak sekali... terus Jon genjot no nok Mbaakkk... sssssttttt... aaaagghh...” desah Mirna.

“Enak Mbak, oooogghh... no nok Mbak juga enak...” Jonipun mengerang keenakan merasakan jepitan no nok Mirna di kon tolnya. Kon tol Joni semakin gencar keluar masuk di no nok Mirna, gerakannya semakin bertambah cepat.

Mirna yang merasakan kon tol Joni semakin gencar keluar masuk diliang no noknya bertambah melenguh, desahan dan erangannya semakin menjadi, cairan pelicin semakin banyak mengalir dari liang no noknya, akibatnya liang no noknya semakin basah, suara berkecipak aneh terdengar akibat beradunya kemaluan Mirna dan Joni. Bagi Joni dan Mirna suara ini menambah gairah birahi mereka, nafsu birahi mereka semakin membara seiring dengan semakin kerasnya suara berkecipak dari kemaluan mereka.

“Oooogghhh... Jooon. Enaaaak... teruss genjot... teruss....yyaaaahh... sssttt... ooohhh... Jon kon tolmu betul2 enaaakk... terus Jon terus.... Genjot teruss... no nok Mbaakk... ooooohhh... sssttt... aaahhh...” Mirna merintih dan mendesah keenakan.

Jonipun semakin cepat menyodokkan kon tolnya keluar masuk liang no nok Mirna, sambil satu tangannya me-remas2 kedua susu Mirna secara bergantian dan satu tangannya lagi me-milin2 1t1l Mirna. Sementara itu tangan kanan Mirnapun mulai meng-elus2 biji peler Joni. Elusan dan remasan di biji pelernya tersebut membuat Joni makin keenakan dan makin kencang memaju mundurkan kon tolnya.

“Hhmmm... enak Mbaakkk... no nok Mbak enaaaak... seret, rapet dan semppitt... ooogghh... hhmmmm...” Joni berbisik lirih di telinga Mirna.

“Oohhh... Jon... Ooohhh... percepat genjotanmu Jon... aaaghh... Mbaaakkkk mau keeluaarrr laaggiii... iyaaa Joooonnn... aaaaahhhh...” rintih Mirna yang merasakan puncak kenikmatannya akan ia raih kembali untuk ke-4 kalinya.

Joni tersenyum mendengar jeritan Mirna, hatinya membatin jangan2 ini pengaruh obat yang dia minum tadi yang membuat staminanya terus2an prima dapat membuat Mirna untuk ke-4 kalinya mau meraih puncak kenikmatannya,

“Hhhmmm... aaggghhh... keluarin Mbak... keluarin... enaaakk Mbak kon tolku... ini terima kon tolku... aaaghhh” kata Joni sambil mempercepat genjotannya.

“Iyyaaahh... Jon... iyaaaahhh... kon tolmu enaaak sekaliii... ooooughhh Jooon... Mbaakk gak kuat lagi Jon... aaaghhh... Jon.... aaaghh... Mbaaaakkk keluar Joooonnn... aaaaaaahhhhhh!!!!” Mirna menjerit keenakan.

Sssssrrrrrrr..... Ssssrrrrrr.... Sssssrrrrrr... Ssrrrrrrr..... Ssssrrrrrr..... no nok Mirna memuntahkan cairan orgasme untuk ke-4 kalinya, liang no noknya semakin becek oleh cairan orgasmenya.

Nafas Mirna memburu menikmati puncak pendakian yang berhasil ia raih untuk ke-4 kalinya. Joni kembali mendiamkan kon tolnya terbenam di liang no nok Mirna untuk memberikan kesempatan kepada Mirna menikmati sensasi orgasmenya.

Kemudian Mirna berusaha berdiri dari posisi nunggingnya sehingga kon tol Joni terlepas dari jepitan no noknya. Plooop..... bunyi kon tol Joni yang terlepas dari jepitan no nok Mirna. Mirna melihat kon tol Joni bergoyang begitu terlepas dari jepitan no noknya.
Mirna mendorong tubuh Joni sehingga tubuh Joni terlentang di atas tempat tidur. Kemudian Mirnapun merangkak menaiki tubuh Joni perlahan.

Mirna mulai meng-gesek2kan batang kon tol Joni kebelahan no noknya. Dengan tidak sabar Mirna mulai meraih kon tol Joni dan diarahkan keliang no noknya,

Slleeeeppppp..... kon tol Joni terjepit bibir no nok Mirna dan

Mirna mulai mendorong pantatnya, bleeeeeeeesssss...... kon tol Joni mulai menyeruak masuk liang no noknya. Seiring dengan dorongan pantat Mirna yang semakin kebawah, bleeeeeeeesssss...... kon tol Joni semakin masuk kedalam liang no noknya. Dengan sekali hentakan kuat Mirna menekan pantatnya kuat2 kebawah dan bleeeeeeeesssss...... kon tol Joni akhirnya terbenam seluruhnya di liang no noknya.

“Aaaghhhh..... Joon, masuk semua kon tolmu dino nok Mbaaakkk.... aaaahhh... sudah lama Mbak tidak merasakan kon tol yang besar.... oooogghhhh... sssttt...” Mirna melenguh merasakan kon tol Joni yang terbenam diliang no noknya.

“Mbaaaakkkk... aaaaghhh... enak Mbaaak... no nok Mbak enaaak... ooooohhhh...” Jonipun mengerang keenakan merasakan ketatnya jepitan liang no nok Mirna.

Tanpa menunggu lama, Mirna mulai menggerakkan pantatnya naik turun, sehingga kon tol Joni keluar masuk liang no noknya dengan sendirinya sambil menggoyangkan pantatnya.

Mirna yang sudah berpuasa selama satu tahun lebih tidak merasakan kon tol lelaki semakin liar beraksi diatas tubuh Joni, goyangan pantatnya betul2 hebat, kadang2 pantatnya naik turun, kadang2 ia putar2. Ia merasakan kon tol Joni me-nyodok2 liang no noknya dengan keras, kadang2 ia rasakan kon tol Joni seperti sedang mengebor no noknya saat ia me-mutar2 pantatnya.

“Ooohhhh... enak Jon, enaknya kon tolmu.... aaaahhh... hhmmmmhh... aaaghh, enak no nok Mbaakkk... sssttt... aaahhh...” Mirna merintih keenakan.

“Hhhmmm... Mbaakk, nikmmat sekali... no nok Mbak betul2 legit...ooohhh Mbaaak... terus Mbak... goyang terus... ooohhh... putar Mbak, putar...!!! Sssttt... aaaaahhh...” Joni mengerang merasakan kenikmatan saat kon tolnya keluar masuk di liang no nok Mirna dan kadang2 ia merasakan kon tolnya seperti di-putar2 saat Mirna me-mutar2 pantatnya.

Saat Mirna sedang dalam posisi menduduki Joni, sambil menaikturunkan pantatnya dengan penuh semangat, Joni melihat kedua susu Mirna ber-goyang2 seiring dengan naik turun pantatnya. Joni mulai me-remas2 kedua susu tersebut. Bahkan tidak hanya tangannya yang beraksi, mulut Jonipun mulai ikut beraksi menjilat dan mengisep kedua susu Mirna silih berganti. Kedua pentilnya pun tak luput dari jilatan dan isepan Joni, sehingga kedua pentilnya Mirna semakin mengeras.

“Aaaghhh Joooon... isepp... yaaah... oohhh... terus isepp... ooohhh...” Mirna mendesah keenakan menikmati serangan Joni disusunya dan serangan kon tol Joni di no noknya.

Gerakan naik turun pantat Mirna semakin bertambah cepat. Mirnapun semakin gencar menaikturunkan pantatnya, akibatnya kon tol Jonipun semakin gencar me-nyodok2 no nok Mirna. Gerakan Mirna mulai tidak beraturan, tubuhnya kadang2 mengejang, nampaknya Mirna hampir mencapai puncak kenikmatannya yang ke-5 kalinya.

“Aaagghh Jooon... enaaak sekaliiii Jooon, ooogghhh... Mbaaaakkkk mau keluar lagi Jooon... aaagghhh... kon tolmu memang nnniiikkkmaaat...” Mirna mengerang.

“Oooghh... ssssttt... aaahh... hhhmmm... iiyaaa Mbaaaakkk... Aakuu juga mau keluuuaaar Mbaaaakkk..... sssssttttt... aaaaaghhh.....” lenguh Joni.

“Ayo Jon kita barengan... Mbaaaak... jugaa... mau kellluaar... oooghhh... Jooon... aaaaahhhh!!!!!” Mirnapun berteriak kencang.

Kon tol Joni semakin cepat keluar masuk di liang no nok Mirna seiring dengan semaik cepatnya gerakan naik turun pantat Mirna. Tiba2 tangan Joni memegang kedua bongkah pantat Mirna dan menekan pantat Mirna kebawah dengan kuat sambil ia menyodokkan kon tolnya keatas sehingga kon tolnya menekan dalam2 di liang no nok Mirna. Seketika tubuh Joni mengejang dan pada saat yang bersamaan tubuh Mirnapun bergetar dengan hebat no noknyapun ber-kedut2 dengan kuat. Mirna memeluk tubuh Joni dengan erat.

Crroooottt..... ssssrrrrrr..... ccroooottt..... ssssrrrrr..... ccrooottt..... ssssrrrr..... ccroooott..... sssrrrr.....

Kon tol Joni menyemburkan pejunya berbarengan dengan no nok Mirna yang menyemprotkan cairan orgasmenya. Mirna merasakan dinding no noknya hangat akibat siraman peju Joni dan Mirnapun juga merasakan batang kon tol Joni ber-kedut2 dengan kuat didalam liang no noknya. Sementara itu selain merasakan kon tolnya menjadi hangat akibat disirami oleh cairan orgasme Mirna, Joni juga merasakan dinding no nok Mirna me-remas2 kuat batang kon tolnya membuat batang kon tolnya serasa di-pijit2 didalam liang no nok Mirna.

Nafas mereka berdua ter-engah2. Kedua tubuh mereka seolah menyatu. Keringat mereka berdua membanjiri seprai tempat tidur Mirna. Senyum kepuasan menghiasi keduanya. Mereka berdua betul2 merasa puas dengan permainan seks hari ini, keduanya terkapar kelelahan kehabisan tenaga.

Setelah nafas mereka kembali teratur sambil masih berpelukan Mirna berbisk lirih ditelinga Joni,

"Kamu memang luar biasa... hebat..." puji Mirna.

“Mbak juga hebat, selama hidup Joni tidak akan melupakan peristiwa ini.” balas Joni.

“Masa iya sih???” tanya Mirna.

“Sungguh!!!!” jawab Joni yang kemudian dengan lembut dikecupnya kening Mirna.

“Mulai sekarang kamu jangan panggil Mbak ya??? Panggil saja Mirna... Toh usia kita gak terpaut jauh” pinta Mirna. “Usia kamu berapa Jon???” lanjut Mirna bertanya pada Joni.

“25. Emang Mirna berapa usianya???” Joni balik bertanya.

“Gak beda jauh dengan usiamu hanya terpaut 5 tahun di atasmu Jon.” Jawab Mirna.

Mirna meminta agar Joni malam ini tidur dirumahnya.
“Jon, Mirna ingin malam ini kamu temanin Mirna ya? Gimana Jon, kamu mau kan???” tanya Mirna

“Maaf Mir... kalau malam ini aku tidak bisa. Aku harus menyelesaiakan revisi skripsiku. Besok aku sudah janji konsultasi dengan dosen pembimbingku.” Jelas Joni, memberikan alasannya karena tidak dapat memenuhi permintaan Mirna. Tadi siang dia sudah janji dengan dosen pembimbingnya untuk berkonsultasi.

“Kalau besok aku tidak terlanjur janji dengan dosenku dengan senang hati Joni pasti mau menemani Mirna. Siapa sih yang enggak mau tidur ditemani bidadari yang cantik???” goda Joni pada Mirna sambil memijit lembut ujung hidung Mirna.

“Lain waktu pasti aku akan tidur disini atau kalau perlu aku pindah kos kesini, biar setiap saat kita dapat mengulang kenikmatan seperti ini” sambung Joni,

“Huuuuuhhh... Maunya tuh... Enak aja memangnya Mirna enggak kerja apa!!!???” balas Mirna sambil mencubit pinggang Joni.

“Tapi Jon, sori ya Mirna gak dapat ngantar ketempat kos kamu? Mirna capek banget habis dihajar sama kamu” kata Mirna.

“Tapi enak kan dihajar sama Joni...??? Sudah istirahat aja Mir, biar aku pulang naik angkot saja, lagian Joni sudah biasa naik angkot” jawab Joni.

Joni bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dengan meninggalkan tubuh telanjang Mirna yang masih tergolek lemas di atas ranjang. Sebentar kemudian Joni keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaiannya kembali. Setelah berpakaian rapi, Joni berpamitan ke Mirna untuk pulang ke tempat kosnya. Namun begitu Joni hendak melangkah pergi, Mirna mencegahnya.

“Tunggu Jon!!!” tahan Mirna. Dalam keadaan masih telanjang bulat, Mirna berjalan kearah lemari pakaian miliknya dan sebentar kemudian Mirna menghampiri Joni dengan membawa amplop tebal dan menyerahkannya ke Joni.

“Ambil ini Jon” kata Mirna.

“Apaan ini Mir???” tanya Joni sambil tangannya gemetar menerima amplop tersebut.

“Itu uang..., jangan kamu tolak. Ini bukan berarti aku membelimu. Aku hanya mau berterimakasih karena hari ini aku merasakan suatu kenikmatan yang telah lama hilang dari hidupku. Aku benar2 merasa bahagia hari ini. Aku mohon kamu mau merimanya mungkin kamu akan membutuhkannya. Jumlahnya tidak seberapa. Semua itu tidak sebanding dengan kebahagian yang telah kamu berikan padaku. Jika kamu masih membutuhkannya lagi bilang saja padaku jangan malu2” jawab Mirna.

“Terima kasih, Mir.” Balas Joni sambil memeluk tubuh telanjang Mirna sambil mengecup lembut bibir dan lalu kening Mirna.

“Sering2 tengokin Mirna ya Jon??? Kapan saja setiap saat kamu boleh datang kesini.” Kata Mirna.

“Pasti Mir. Aku pasti akan kangen dengan ini. Apalagi yang ini...” jawab Joni sambil tangannya menoel susu dan no nok Mirna.

Dengan tubuh agak lemas Joni berjalan meninggalkan rumah Mirna. Dan karena dia memiliki uang, Joni memanggil taxi untuk mengantarkannya kembali ke tempat kos. Didalam taxi Joni membuka amplop pemberian Mirna yang berisi uang lembaran seratus ribuan dan setelah dihitung jumlahnya ada 30 lembar yang berarti isi amplop itu sebanyak 3jt rupiah. Wajah Joni bersinar melihat uang tersebut seumur hidupnya dia baru kali ini menerima amplop berisi uang jutaan rupiah. Uang itu sungguh sangat jauh di atas uang bulanan yang dikirim orang tuanya.

Sesampainya ditempat kos, walau badan terasa capek, namun karena kenikmatan, kepuasan dan uang yang barusan diperolehnya membuat Joni tetap bersemangat malam itu menyelesaikan tugas2 dari dosen pembimbingnya.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Petualangan Birahi Joni 1 - Kenikmatan Pertama"

Posting Komentar